Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU POST PARTUM

Rina Nuraeni,
S.Kep.,Ners.,M.Kes

1
A. FISIOLOGI MATERNAL PADA PERIODE
PASCA PARTUM
Masa post partum tdd 3 periode:
 Immediate post partum/kala IV
(dlm 1 jam pertama sth partus)
 Early post partum (mgg pertama sth partus)
 Late post partum (mgg ke-2 s.d ke-6 sth partus)

Penting utk dimonitor perawat :


!!!! Potensial bahaya pd periode immediate & early post partum
yaitu resiko terjadinya syok hipovolemik & hemmorage

Sistem tubuh mengalami perubahan


2
1. Tanda Vital
Suhu Per oral pd 24 jam pertama <38°C - 38°C, bila
setelah hari pertama suhu > 38°C selama 2 hr berturut-
turut dlm 10 hr pertama post partum Sepsis
puerpuralis, ISK, endometritis, mastitis/infeksi lainnya
Tekanan darah:
 Tekanan sistolik 20 mmHg saat perubahan posisi dr
telentang ke duduk (hipotensi ortostatik) Ggn
sementara pd kompensasi cardiovascular thdp pe ↓
tekanan vasculer pd panggul
 Ke ↑ tekanan sistolik 30 mmHg/diastolic 15 mmHg +
sakit kepala &perubahan penglihatan: curigai
preeklampsia post partum
3
Nadi: tinggi selama jam pertama sth partus, kemudian
menurun sth 1 jam partus
Pernafasan: berada dlm rentang normal
2. Sistem cardiovasculer
Curah jantung: me↑ bahkan lebih tinggi 30-60 menit sth
partus, sth 8-10 mgg kembali ke keadaan normal
Komponen darah: Hb, Ht & eritrosit mendekati keadaan sblm
melahirkan, limposit ↓, dpt terjadi hemokonsentrasi krn
diuresis, mekanisme pembekuan darah menjadi lebih aktif pd
periode immediate shg dpt me↑ tromboemboli, terjd
leukositosis pd 10-12 hr sth partus.
Volume darah: kehilangan darah selama melahirkan akan me
↓ volume darah, pd mgg ke-3 & 4 Sth partus biasanya me↓
mencapai volume sebelum hamil
4
3. Sistem Perkemihan
Komponen urine: laktosuria + mrp hal yg normal, BUN
meningkat akibat otolisis uterus yg berinvolusio, protein uria
+1 slm 1-2 hr sth melahirkan terjadi akibat pemecahan
kelebihan protein di dlm sel otot uterus, aseton uria dpt terjd
bila tdk mengalami komplikasi persalinan (sth suatu persalinan
lama + dehidrasi)
Diuresis pasca partum: terjd krn pe↓ kadar estrogen, hilangnya
pe ↑ tekanan vena pd tungkai bawah & pe↓ volume darah
Uretra & kandung kemih: dpt terjd trauma akibat proses
melahirkan shg dpt menyebabkan pe↓ keinginan utk
berkemih. Hematuria pd early post partum menandakan
adanya trauma pd kandung kemih saat persalinan shg dpt
menyebabkan infeksi pd saluran perkemihan
5
4. Sistem Pencernaan
Nafsu makan me↑ sth melahirkan
Pe↓ tonus & motilitas otot saluran cerna menetap slm waktu
yg singkat sth bayi lahir shg proses defekasi dpt tertunda +
nyeri yg dirasakan di perineum akibat episiotomi, laserasi &
hemoroid
5. Sistem Endokrin
Estrogen, progesteron me ↓ dgn cepat. Pd wanita yg
menyusui kadar estrogen mulai me↑ pd mgg ke-2 sth partus
Pd ibu menyusui biasanya menstruasi terjd pd mgg ke-36 post
partum sedangkan yg tdk menyusui biasanya terjd pd mgg ke-
12 post partum
Kadar prolaktin pd ibu menyusui akan me ↑ krn rangsangan
dr isapan bayi
6
6. Sistem Neurologi
Rasa baal & kesemutan (tingling) periodik pd jari saat
hamil biasanya hilang sth bayi lahir , dpt terjd nyeri
kepala akibat stress

7. Sistem Muskoloskeletal
Otot2 abdomen teregang slm kehamilan shg
mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot & terlihat pd
masa post partum. Peregangan pd otot2 dinding perut
(muskulus rektus abdominis), dinding perut sering
lembek & kendor, akan kembali dlm 6 mgg post partum

7
8. Sistem Integumen
Kloasma akan menghilang, ttp hiperpigmentasi di areola
& linea nigra tdk menghilang seluruhnya sth bayi lahir
Kulit yg meregang pd payudara, abdomen, paha &
panggul mungkin memudar, ttp tdk hilang seluruhnya
9. Payudara
Payudara teraba nodular , dpt terjd sekresi kolostrum
menetap selama bbrp hr sth melahirkan
Pd hr ke-3/4 pospartum dpt terjd pembengkakan
payudara, teraba keras, nyeri bila ditekan & hangat bila
diraba

8
10. Sistem Reproduksi
a. Involusio Uteri
Involusio Terjd segera sth melahirkan & berlangsung
cepat. Dlm 2 mgg kembali lg ke rongga panggul, dlm 6
mgg sedikit lebih besar dr ukuran nulipara
Dlm 12 jam sth melahirkan fundus uteri teraba 1 cm di
bawah pusat, dlm 5-6 mgg kembali ke dlm ukuran sblm
hamil,
Dlm 2-3 mgg endometrium pulih spt sblm hamil, kecuali
pd t4 menempel plasenta
Laserasi pd serviks sembuh, ostium eksternum kembali
spt sblm hamil, ostium menjd agak lonjong
9
Tingkatan Involusio Uteri
Wkt Sth Posisi Fundus Uteri Berat Lochea
partus Uterus
1-2 jam Pertengahan pusat-symphisis 1000 gr Rubra
12 jam 1 cm di bawah pusat Rubra
3 hari 3 cm di bawah pusat, terus me↓ 1 Serosa
cm/hr
9 hari Tdk teraba dibawah symphisis 500 gr Alba
5-6 mgg Sedikit lebih besar dr nulipara Tidak ada

b. Lochea
Sth melahirkan uterus membersihkan dirinya dr debris dgn
pengeluaran per vaginam yg disebut dgn lochea
!!! Pengeluaran per vaginam yg terus menerus sth 2-3 mgg
mungkin disebabkan oleh endometriosis 10
Karakteristik Lochea

Nama Wkt Sth Pengeluaran Normal Pengeluaran Tdk


Lochea Partus Normal
Rubra Hr 1-3 Darah+bekuan, sedikit > Bekuan darah,
berbau. Pengeluaran agak berbau busuk
me↑ saat menyusui &
exercise
Serosa Hr 4-9 Pink/coklat, konsistensi Berbau busuk & jmh
serosanguinous, sedikit banyak
berbau amis
Alba Hr 10 Kuning keputihan, sedikit Berbau busuk, tetap
berbau amis lochea serosa,
pengeluaran kembali
pink/merah,
pengeluaran > 3 mgg
11
c. Involusio T4 menempelnya Placenta
Diameter area t4 menempelnya plasenta ± 8-9 cm,
perdarahan di t4 tsb dpt berhenti krn tekanan pd jaringan
oleh kontraksi otot2 uterus. Biasanya jaringan
mengalami nekrose & lepas dlm wkt 6 mgg sth partus.
Proses ini tdk mengakibatkan luka parut pd endometrium
shg tdk membatasi utk implantasi selanjutnya.
Kegagalan/keterlambatan dr t4 menempatnya placenta
dpt menyebabkan pengeluaran lochea yg terus menerus,
perdarahan per vaginam ttp tanpa nyeri

12
d. Perubahan Pd Vagina
Kongesti pd dinding vagina terjd s.d bbrp hr, rugae
vagina kembali normal dlm 3 mgg ttp tdk sepnuhnya
kembali spt semula, labia mayora & minora tampak
teregang & licin
e. Perubahan Pada perineum
Edema & tampak agak memar pd early post partum
f. Afterpain
Kontraksi uterus yg intermitten, sering terjd pd
multipara/kelahiran kembar krn uterus sangat
diregangkan shg tonus uterus scr umum kurang baik,
afterfain dpt me↑ saat menyusui
13
B. PSIKOLOGI MATERNAL PADA PERIODE
PASCA PARTUM
Menjadi ortu mrp suatu krisis & masa transisi
Fase Honeymoon & Post Partum Blues
Ikatan kasih (Bonding&
Attachment) @Ibu mudah tersinggung &
terluka shgn nafsu
makan & pola tidur terganggu,
rasa tdk nyaman, kelelahan &
kehabisan tenaga
@Disebabkan krn perubahan
hormonal
Fase sth anak lahir dimana
terjd intimasi & kontak
antara ibu-ayah-anak Depresi Post Partum 14
Perubahan Psikologi Selama Post Partum (Rubin, 1977)
1. Fase Taking In (Periode Tingkah laku Ketergantungan)
Perhatian ibu terutama thdp kebutuhan dirinya & sangat
tergantung pd orla, berlangsung 1-2 hr
Ibu biasanya blm menginginkan kontak dgn bayinya ttp bukan
berarti tdk ada perhatian
Ibu mengenang pengalaman melahirkan yg baru dialaminya
2. Fase Taking Hold (Periode antara Tingkah laku Mandiri &
Ketergantungan)
Fase ini berlangsung ±10 hari
Ibu berusaha mandiri & berinisiatif
Perhatian lebih kepd kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya
(kelancaran BAB & BAK, aktifitas duduk berjalan)
15
Keinginan utk belajar ttg perawatan dirinya & bayinya
Timbul rasa kurang PD shg mudah mengatakan “tdk mau”

3. Fase letting Go (Periode kemandirian dlm Peran Baru)


Ibu merasa bayinya tdk terpisah dr dirinya
Mandiri dlm perawatan dirinya & bayinya
Penyesuaian dlm hub. klg

16
C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE
PASCA PARTUM
1 . Pengkajian
 Penampilan Umum:
 Obsevasi klien dr kepala ke tumit
 Kaji respon klien (Tk. Kesadaran, rasa pusing?)
 TTV:
 Nadi, Pernafasan & Tekanan Darah
Ukur & catat setiap 15 menit utk 1 jam pertama Post partum
sampai stabil & kemudian setiap 4 jam
 Temperatur:
 Diukur peroral/axilla utk mencegah kontaminasi vagina
 Pe ↑ temperatur >38 derajat celcius sth 24 jam pertama adalah
perhatian terjadinya infeksi post partum 17
 Payudara:
 Kaji kondisi payudara thdp penampilan umum, pembengkakan,
laktasi, kebersihan, puting susu lecet? Keluaran dr putting susu?
 Abdomen:
 Diastasis rektus abdominis
 Fundus evaluasi konsistensi, lokasi & tingginya
 Insisi SC: tanda2 infeksi, integritas jaringan
 Ekstremitas: Kaji tromboplebitis (Tanda Homan), edema,
varises
 Lochea: tentukan karakteristik, warna & jumlah
 Perineum & anus: observasi edema, kebiruan/hematoma,
hemoroid?
 Episiotomi: Observasi thdp edema, keluaran, kemerahan,
integritas jaringan
18
 Eliminasi:
 BAK: tentukan BAK yg pertama, frekuensi, tanda & gejala
distensi kandung kemih
 BAB: kaji saat terakhir BAB, auskultasi bising usus, khususnya
pd pasien Post SC
 Observasi adanya nyeri & ketdknyamanan, adanya afterpain
 Hidrasi: kaji hidrasi & status nutrisi (asupan peroral, perinfus,
mual, muntah, rasa lapar)
 Status emosional: evaluasi status psikologis (depresi? Interaksi
dgn bayinya, klg & perawat)

19
2. Diagnosa Keperawatan
 Resiko kekurangan volume cairan
 Gangguan pola eliminasi urine
 Gangguan eliminasi BAB: Konstipasi
 Gangguan rasa nyaman: nyeri
 Gangguan konsep diri
 Resiko gangguan parenting
 Gangguan ADL
 Dsb

20
2. Perencanaan Keperawatan

 Tujuan:
 Mencegah infeksi
 Meningkatkan Penyembuhan jaringan
 Meningkatkan Involusio jaringan & kenyamanan
 Meningkatkan Istirahat, aktivitas & keamanan
 Meningkatkan asupan makanan & cairan
 Pembentukan laktasi/supresi
 Pola eliminasi normal
 Memenuhi kebutuhan belajar ibu
21
 Intervensi (Secara Umum):
 Monitoring & suporrting status fisiologis ibu:
 TTV
 Monitoring involusio uteri; lochea; ekstremitas thdp
tromboplebitis; hemorrhagi post partum; ggn mood post
partum; infeksi post partum

 Meningkatkan adaptasi psikologis ibu & klg:


 Meningkatkan adaptasi thdp gambaran tubuh; konsep diri
 Meningkatkan ikatan kasih antara ortu & bayi serta dgn
saudara kandung (Sibling)

22
 Mencegah Infeksi:
 Lingkungan bersih
 Mengganti linen tiap hari
 Mengganti duk
 Mencegah cross-infeksi pd peralatan RS
 Perawatan perineum pd episiotomi & laserasi perineum
 Staf yg mempunyai penyakit infeksi & menular hrs
mengikuti protokol RS

 Mencegah perdarahan berlebih


 Mempertahan tonus uterus dgn: stimulasi uterus dgn masase,
kolaborasi pemberian obat2an bila perlu
23
 Meningkatkan Kenyamanan:
 Gunakan tekhnik2: relaksasi, distraksi, guide imagery,
sentuhan terapeutik
 Gunakan bantal ketika duduk
 Gunakan ice pack, sitz bath bila dilakukan episiotomi
 Kasus krn pembengkakan payudara: lakukan kompres, breast
care & bra yg menunjang

 Meningkatkan istirahat & ambulasi serta exercise:


 Istirahat: batasi pengunjung, lingkungan tenang, libatkan klg
 Ambulasi & excercise: early ambulasi, dilakukan bertahap,
Kegel exercise, senam post partum

24
 Meningkatkan BAB normal & pola Bladder normal:
 Bowel:
o Asupan makanan berserat yg cukup
o Peningkatan intake cairan
o Peningkatan exercise
o Waspadai efek dr medikasi
o Laksatif bila perlu
 Bladder:
o Membantu pengosongan kandung kemih sesegera mungkin:
stimulasi & kateterisasi bila perlu
 Menyusui bayi:
 Lakukan sesegera mungkin
 Bantu ibu menyusui dgn tekhnik yg benar
 Breast care 25
 Supresi laktasi pd kasus bayi +:
o Gunakan bra yg menekan, minimal 72 jam sth kelahiran
o Cegah melakukan stimulasi
o Kolaborasi pengggunaan obat2an supresi bila perlu : tace, dela
dumone, parlodel
 PenKEs:
 Kebersihan diri,
 Exercise,Senam post partum
 Breast care
 perawatan perineum
 Perawatan bayi
 parenting,
 Kontrasepsi
 Seksualitas
26
 Kontrol

Anda mungkin juga menyukai