Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR
1.1 DEFINISI
Masa post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai saat alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama post
partum yaitu 6-8 minggu. (Rustam M, 1998 : 115).

1.2 PATOFISIOLOGI POST PARTUM


Nifas dibagi dalam tiga periode :
1.2.1 Post partum dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri, berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.
1.2.2 Post partum intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
1.2.3 Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, bulanan atau tahunan.

1.3 PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA POST PARTUM


1.3.1 Perubahan fisiologi
a. Tanda-tanda vital
Suhu oral dalam 24 jam pertama meningkat kurang dari 38 0C
sebagai akibat dari adanya dehidrasi, peregangan muskuler dan
perubahan non formal. Jika setelah 24 jam didapatkan
peningkatan suhu tubuh lebih dari 380C, selama 2 hari berturut-
turut dalam 10 hari post partum, maka ada infeksi saluran
kencing, endometritis, miastitis atau infeksi lainnya.
b. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah ibu stabil terjadi penurunan tekanan darah
sistolitik lebih dari 20 mmHg terjadi akibat perubahan dari
posisi tidur ke duduk, disebut hipotensi ortostatik, yang
merupakan kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan
resistensi vaskuler di daerah panggul. Selain ibu mengalami
diaphoresis yaitu pengeluaran keringat yang berlebihan
terutama pada malam hari sehingga ibu sering terbangun ini
merupakan akibat dari pengeluaran sisa cairan dan pembakaran
dalam tubuh. Jumlah kompensasi darah seperti hemoglobin,
hematokrit dan SDM umumnya menurun ini dikarenakan
perdarahan dalam persalinan.
c. Sistem uronaria
Selama proses persalinan kandung kemih mengalami trauma
yang dapat mengakibatkan odema dan menurunnya sensitifitas
terhadap tekanan cairan. Perubahan ini menyebabkan tekanan
yang berlebihan dan pengosongan KK tidak tuntas. Hematuri
pada masa early post partum menandakan adanya trauma pada
kandung kemih pada waktu persalinan. Bila berlanjut
dikhawatirkan ada ISK.
d. Sistem endokrin
Sistem endokrin mulai mengalami perubahan pada hari 4
persalinan, mengikuti lahirnya plasenta terjadi penurunan yang
cepat dari estrogen, progesteron dan prolaktin. Kadar prolaktin
pada ibu tidak menyusui akan berubah dalam batas normal
sampai beberapa hari post partum. Sedangkan pada ibu
menyusui kadar prolaktin akan meningkat sebagai respon
terhadap rangsangan dari isapan bayi. Menstrusi biasanya
terjadi 12 minggu post partum. Produksi ASI mulai sekitar hari
ke-3 PP. Adanya pembesaran payudara terjadi karena
peningkatan sistem vaskuler dan limfatik yang mengelilingi
payudara. Payudara menjadi besar, kenyal dan nyeri jika
disentuh. Produksi ASI mulai dalam sel-sel alveolia atas
pengaruh hormon pfolaktin reflek led down.
e. Sistem gastrointestinal
Pengambilan fungsi defekasi secara normal yang terjadi lambat
dalam minggu pertama PP. Hal ini berhubungan dengan
penurunan motilitas usus, kehilangan cairan dan
ketidaknyamanan perineal. Tindakan klisma pad kala I dan
penurunan otot abdomen juga merupakan predisposisi
konstipasi. Fungsi defekasi kembali normal pada akhir minggu
pertama sebagaimana biasanya.
f. Sistem muskuloskeletal
Otot abdomen terus menerus menegang selama kehamilan,
yang mengakibatkan kurangnya tonus otot yang tampak pada
masa post partum. Ibu mengalami peregangan dan penekanan
otot akibat proses persalinan. Penurunan aktivitas merupakan
predisposisi terjadi tromboplebitis.
g. Organ reproduksi
Involusi uteri terjadi segera setelah lahir dan prosesnya
berlangsung cepat. Kontraksi uterus pada masa imediate kira-
kira sebesar buah anggur. Inovasi uterus dalam 12 jam setelah
melahirkan fundus uteri teraba 1 cm dibawah pusat. Dalam 2-3
minggu post partum kelenjar endometrium sudah melakukan
proliferasi. Setelah melahirkan uterus membersihkan dirinya
sendiri dengan pengeluaran per vagina disebut lochea. Jenis
lochea adalah rubra, pengeluarannya selama 3 hari, berupa
darah dan sedikit bekuan darah, lochea serosa, berwarna lebih
terang seperti pink atau kecoklatan, pengelurannya sampai hari
ke-9, lochea alba, pengeluaran dimulai hari ke-10, warna
kuning keputihan, sel leukosit. Bau lochea seperti darah
menstruasi, bila berbau busuk menunjukkan setelah 2-3 minggu
mungkin disebabkan endodemetritis. Involusi tempat
menempelnya plasenta, perdarahan pada tempat menempelnya
placenta dapat berhenti dengan adanya kompresi pada
pembuluh darah oleh kontraksi saraf otot uterus. Saraf tersebut
akan pulih sekitar 6 minggu PP. Perubahan pad vagina, dinding
vagina tampak odem dan memerah serta sedikit lecet. Rugae
tidak ada, hymen tampak tersisa pada beberapa tempat. Rugae
akan kembali dalam 3 minggu. Labia mayora dan minora
sedikit teregang dan kurang licin.
1.3.2 Perubahan psikologi
Menjadi orang tua adalah masalah krisis dan merupakan
masalah transisi, ikatan kasih dan keterikatan (bonding and
attachment) antara ibu-ayah-bayi dimana pada data IV. Adapun
fase material dalam masa post partum menurut Rubbin adalah :
a. Fase taking in : dimana ibu berperilaku tergantung pada orang
lain. Perhatian ibu berfokus pada diri sendiri. Positif,
bergantung / belum ingin kontak atau merawat bayinya.
Berlangsung sekitar 1-2 hari.
b. Fase taking hold masa antara perilaku bergantung dan mandiri.
Fokus perhatian lebih luas termasuk pada bayinya, dan
berinisiatif dalam perawatan diri. Fase ini merupakan fase yang
paling tepat untuk memberikan pendidikan.
c. Fase letting go, memperoleh peran dan tanggung jawab baru,
kemudian dalam perawatan bayinya semakin meningkat.
Menyadari dirinya terpisah dari bayinya, penyesuaian hubungan
keluarga dalam menerima bayinya.
Terkadang ibu mengalami kekecewaan, mudah tersinggung.
Sedih pada masa PP yang mengakibatkan nafsu makan menurun
dan sulit tidur, manifestasi ini disebut post partum blues yang
biasanya terjadi di RS, diperkirakan hal ini berlawanan dengan
perubahan hormon dan peran selama transisi.
Mendorong terjadinya post partum blues adalah rasa
ketidaknyamanan dan kehabisan tenaga. Hal ini berlanjut bisa
menyebabkan depresi post partum. (Imami Nur, 1997).

1.4 PERAWATAN POST PARTUM


1.4.1 Mobilisasi
Karena habis bersalin ibu harus beristirahat, disesuaikan dengan
kondisi klien. Kemudian mirng kanan dan miring kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2
diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan dan hari ke-4 atau ke-5
sudah diperbolehkan pulang.
1.4.2 Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori lebih dari
3000 kalori, sebaiknya makan makanan yang mengandung protein
banyak sayur-sayuran dan buah-buahan, serta minum kurang dari
3000 cc.
1.4.3 Miksi
Handaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-
kadang wanita mengalami sulit kencing karena spasme oleh iritasi.
Muskulus sointer ini selama persalinan. Bila kandung kemih penuh
dan wanita sulit kencing sebelumnya dilakukan kateterisasi.
1.4.4 Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari persalinan bila masih sulit BAB
dan terjadi obstipasi apa bila keras dapat diberikan obat laksan per
oral atau rektal.
1.4.5 Perawatan payudara
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya
putting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya.
1.4.6 Laktasi
Ibu menghadapi masa laktasi sudah sejak dini ibu harus
mengetahui terjadinya perubahan-perubahan pada kelenjar mamae,
maka pada waktu post partum ibu harus bisa meneteki bayinya.
Disamping ASI merupakan makanan utama bayi juga dapat
menumbuhkan kasih sayang antara ibu dan bayi.
1.4.7 Cuti hamil dan bersalin
Menurut undang-undang, bagi wanita bekerja berhak
mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan sebelum bersalin
ditambah 2 bulan setelah persalinan
1.4.8 Pemeriksaan pasca persalinan
Di Indonesia, ada kebiasaaan atau kepercayaan bahwa wanita
bersalin baru boleh keluar setelah habis nifas. Bagi wanita dengan
persalinan normal hal ini lebih baik dan dilakukan pemeriksaan
mulai dari kepala sampai kaki dan kembali memeriksakan setelah 6
minggu persalinan. Namun bagi wanita dengan persalinan luar
biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian. (Rustam M,
1998 : 116-118).

1.5 DAMPAK MASALAH


1.5.1 Masalah biologis
Pada post partum dengan adanya perubahan organ reproduksi
akan terjadi kontraksi uterus, yang menyebabkan nyeri serta luka
episiotomi yang memperlambat penyembuhan luka perineum.
Perubahan pada sistem gastrointestinal bisa terjadi masalah BAB,
perubahan sistem genitourinaris dapat menimbulkan masalah BAK.
1.5.2 Masalah psikososialis
Pada klien post partum biasanya terjadi perubahan konsep diri
(harga diri) terhadap kelahiran seorang bayi.
1.5.3 Masalah spiritual
Selama post partum ada perubahan pola dalam hal beribadah
terutama pada caranya. Yang biasanya klien bisa menjalankan
sholat selama post partum klien hanya diperbolehkan berdo’a saja.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien post partum meliputi
beberapa tahapan diantaranya :
2.1 PENGKAJIAN
a. Pengumpulan data
1. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa yang
dipakai sehari-hari, status perkawinan, kebangsaan, pekerjaan,
alamat, pendidikan, tanggal atau jam MRS dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Ditemukan nyeri, konstipasi, takut BAK, kurang pengetahuan
perawatan diri dan bayinya.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan lalu
Riwayat yang pernah diderita sebelumnya, seperti hepatitis,
TBC, hipertensi atau pengalaman waktu melahirkan
b. Riwayat kesehatan sekarang
Kesadaran klien compos mentis, terasa nyeri pada daerah
perineum, didapatkan luka episiotomi pada perineum. Keluar
lochea dari vagina. Terjadi penurunan uterus yang bertahap
kembali ke asal semula.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan yang pernag diderita keluarga seperti
hipertensi, bayi kembar, DM dan lain-lain.
d. Riwayat psikososial
Pernah terpisah oleh orang yang terdekatdan kebebasan klien
sebelum apakah klien seorang ibu yang bekerja atau tidak.
Klien merasa harga dirinya rendah karena tidak bisa merawat
bayinya.
4. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Persepsi klien tentang post partum, tata cara perawatan
berapa kali dia mandi/hari, berapa kali sikat gigi serta dengan
siapa klien meminta bantuan kesehatan.
b. Pola nutrisi dan metabolisme.
Klien makan 3x/hari dengan diet TKTP serta harus
mencukupi diet yang dibutuhkan oleh ibu menyusui (3000
kalori) dan minum 3000 cc. Pada ibu post partum tidak boleh
ada diet pantangan kecuali dikontraindikasikan seperti penyakit
hipertensi.
c. Pola aktifitas.
Pasien dapat mengalami gangguan akibat adanya nyeri,
apakah mandi, berjalan dan makan minum masih dibantu oleh
keluarga atau perawat, apakah klien aktif dalam merawat bayi
dan dirinya.
d. Pola eliminasi.
Klien pada PP 1-2 hari belum BAB masih dianggap normal,
dan BAK maksimal 6-8 kali sehari. Pada klien PP perawatan
pada daerah genetalia, apakah sering dibersihkan, tanyakan
konsistensi BAB dan BAK.
e. Pola istirahat dan tidur.
Klien tidur malam 8 jam dan siang 2 jam dengan memakai
alat bantu apabila istirahat seperti bantal dan selimut, pada saat
PP klien sering terbangun karena keluar keringat banyak. Tetapi
tidak mempengaruhi hal kebutuhan tidur.
f. Pola sensori dan kognitif
Klien apakah mengerti tentang perawatan dalam PP atau
bayinya, klien mengalami gangguan dalam pola sensori yaitu
gangguan rasa nyeri. Pada kelima panca indera tidak
mengalami gangguan.
g. Pola persepsi diri.
Klien mengalami masalah dalam harga dirinya, klien
merasa tidak mampu dalam merawat bayi dan dirinya. Klien
merasa bangga telah melahirkan seorang anak.
h. Pola hubungan dan peran.
Klien mengalami perubahan kondisi kesehatan dan sudah
mempunyai seorang anak maka akan mempengaruhi hubungan
dan peran klien terhadap dirinya.
i. Pola reproduksi dan sex.
Klien dalam hal ini mempunyai anak berapa. Berapa kali
klien melakukan hubungan sex dalam seminggu. Pada alat
reproduksi terdapat luka episiotomi, serta selama masa nifas
tidak diperbolehkan melakukan hubungan sex, adakah rencana
klien untuk KB.
j. Pola penanggulangan stress.
Dengan siapa klien memecahkan masalah serta bagaimana
cara mekanisme koping klien dalam menghadapi masalahnya.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan.
Kepercayaan apakah yang dianut oleh klien, ketaatan dalam
menjalankan ibadahnya, adakah perubahan beribadah selama
PP.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Tidak ada benjolan, warna rambut, adakah luka lecet,
terhadap hiperpigmentasi pada muka.
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid atau parathyroid,
adakah luka lecet.
c. Mata
Tidak didapatkan oedema palpebra. Fungsinya normal apa
tidak, bentuk kanan dan kiri apakah simetris, tidak ada anemia.
d. Hidung
Tidak ada pernafasan cuping hidung, penyakit hidung
lainnya. Apakah kebersihan hidung selalu dijaga.
e. Telingga
Tidak ada sekret, apakah fungsi pendengaran normal.
f. Dada
Dada tidak berbentuk lordosis atau barel chest, didapatkan
perubahan payudara kenyal atau lunak. Apaka putting susu
menonjol keluar atau kedalam. Sudak keluarkah kolostrum apa
tidak.
g. Abdomen
Terdapat sterie dan linea gravida, apakah ada luka leecet,
adites, bagaimana perubahan uterusnya. Berapa tinggi fundus
uterus, adakah bekas garukan atau luka operasi. Peristaltik usus
normal, adakah obstipasi, kembung. Kebiasaan eliminasi berapa
kali/hari dan bagaimana konsistensi waktu BAB. Pada otot-otot
abdomen terjadi pereganggan akibat melakirkan dan akan pulih
kembali setelah 6 minggu.
h. Genetalia
Keluar lochea rubra, serosa, alba, warna apa, bau, darah
yang keluar kurang lebih 100 cc – 300 cc. Vagina oedema pada
hari kedua. Bagaimana bau, berapa jumlah urinenya, warna apa,
perineum ada jahitan/tidak, nyeri/tidak dan kebersihannya.
i. Anus
Tidak ada hemoroid, bentuk normal apa tidak, adakah lecet.
j. Punggung
Bentuknya bagaimana, ada nyeri tekan apa tidak, ada luka
garukan.
k. Muskuloskeletal
Pergerakan normal apa tidak, extremitas atas bawah tidak
ada kelumpuhan.
l. Integumen
Warna kulit bagaimana, turgor, tekstur, ada hiperpigmentasi
pada muka. Pada perineum vagina oedema dan ada jahitan
episiotomi.
b. Analisa Data
Data yang dikumpulkan dikelompokkan, diidentifikasi sehingga
memunculkan masalah diagnosa keperawatan berdasarkan keperawatan
urutan prioritas masalah, penemu Abraham Maslow yaitu kebutuhan
fisik, rasa aman dan dicintai, harga diri dan perwujudan diri.

2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Nyeri berhubungan dengan luka jahitan.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka jahitan dan kurang
pengetahuan tentang perawatan luka jahitan.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada luka jahitan.
d. Resiko ketidak efektifan proses menyusui berhubungan dengan kurang
pengetahuan ibu tentang cara mengetahui.
e. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan post partum berhubungan
dengan kurangnya
2.3 PERENCANAAN
Diagnosa Tujuan keperawatan Intervensi keperawatan Rasional
keperawatan
Nyeri akut (SDKI, Setelah dilakukan Observasi a. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang
2016) tindakan keperawatan a. Identifikasi lokasi, berhubungan merupakan suatu hal yang amat
selama 3 kali karakteristik, durasi, penting untuk memilih intervensi yang cocok
pertemuan diharapkan frekuensi, kualitas, dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi
tingkat nyeri menurun intensitas nyeri yang diberikan.
dengan kriteria hasil: b. Identifikasi skala b. Untuk mengetahui kualitas nyeri yang
a. Kemampuan nyeri dirasakan klien
menuntaskan Terapeutik c. Untuk mengalihkan nyeri yang dirasakan
aktivitas membaik a. Berikan teknik klien
nonfarmakologis d. Memberikan penjelasan akan menambah
untuk mengurangi pengetahuan klien
rasa nyeri Edukasi tentang strategi meredakan nyeri
a. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
b. Keluhan nyeri b. Ajarkan teknik e. Memberikan penjelasan akan membuat klien
menurun nonfarmakologis untuk dapat mengalihkan nyeri yang dirasakannya
c. Meringis mengurangi rasa nyeri f. Untuk mengurangi nyeri
menurun Kolaborasi
d. Gelisah a. Kolaborasi
menurun pemberian analgetik,
e. Kesulitan tidur jika perlu
menurun (SIKI, 2016)
f. Frekuensi nadi
membaik
g. Nafsu makan
membaik (SLKI,
2016)

Menyusui tidak Setelah dilakukan Observasi a. Memahami kemampuan pasien dalam


efektif (SDKI, tindakan keperawatan a. Identifikasi menerima informasi.
2016) selama 3 kali kesiapan dan b. Memahami keinginan pasien dalam
pertemuan diharapkan kemampuan menyusui
status menyusui menerima c. Media memudahkan dalam penyampaian materi
membaik dengan informasi pendidikan kesehatan
kriteria hasil: b. Identifikasi tujuan d. Agar jadwal pendidikan kesehatan sesuai
a. Pelekatan bayi pada atau keinginan dengan keinginan pasien
payudara ibu menyusui Terapeutik e. Mengetahui pemahaman pasien tentang materi
meningkat a. Sediakan materi dan yang telah disampaikan
media pendidikan f. Agar pasien percaya diri dalam menyusui
kesehatan
b. Miksi bayi lebih b. Jadwalkan g. Memberikan penjelasan akan menambah
dari 8 kali/ 24 jam pendidikan pengetahuan klien tentang strategi meredakan
meningkat kesehatan sesuai nyeri
c. Berat badan bayi kesepakatan h. Agar ibu mengerti manfaat menyusui bagi ibu
meningkat c. Berikan dan bayi
d. Tetesan/ pancaran kesempatan untuk i. Agar ibu mengerti posisi menyusui dan
ASI meningkat bertanya perlekatan dengan benar
e. Suplai ASI d. Dukung ibu j. Agar ibu mengerti cara perawatan
adekuat meningkatkan payudara postpartum.
meningkat kepercayaan diri
f. Lecet pada puting dalam menyusui
susu menurun
g. Bayi rewel menurun Edukasi
(SLKI, 2016) a. Berikan konseling
menyusui
b. Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu
dan bayi
c. Ajarkan 4 (empat)
posisi menyusui dan
perlekatan dengan
benar
d. Ajarkan perawatan
payudara postpartum
(SIKI, 2016)
2.4 PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan pengelolahan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Dalam operasionalnya perawat
merupakan tetap satu tim yang berkerja sama secara
berkesinambungan dengan berbagai tim. Seluruh
kegiatan keperawatan dalam tahap ini ditulis secara
rinci sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan pada
pelaksaan tindakan keperawatan atau catatan
keperawatan (Nasrul F, 1995).

2.5 EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses
perawatan dan merupakan perbandingan yang
sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah dilakukan dengan cara
melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan (Nasrul
F, 1995).
FORM PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PENGKAJIAN POSTPARTUM

Nama Novi ari suseno Tanggal


19 November 2022

NIM 200611016 Ruangan/RS Puskesmas Taman

DATA UMUM KLIEN


1 Initial Klie Ny.S
2 Intian suami : Tn A

3 Usia 19 tahun Usia 23 tahun


4 Status perkawinan menikah

5 Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pekerjaan suami Wiraswasta

6 Pendidikan : SMP

Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu


Keada
Tipe Jenis BBLa an Masal
N Tahu Persali Penolo Kelami hir waktu bayi
ah
o n nan ng n lahir Keha
milan
1

3
4

5
Pengalaman menyusui: ya/tidak Berapa lama: Klien
pertama kali hamil Riwayat Kehamilan Saat Ini
1. Berapa kali periksa hamil: 4x
2. Masalah kehamilan : tidak ada

Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan: Spontan
(letkep/letsu) / SC a/I Tgl/Jam: 7
18 November 2022
2. Jenis kelamin bayi: L/P, BB/PB 3000 gram/ 50 cm
3. Perdarahan ±150 cc
4. Masalah dalam persalinan : tidak ada masalah

Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi : tidak ada masalah
2. Riwayat KB (jenis, lama pemakaian, efek samping) :
klien belum pernah menggunakan KB

2
DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
Status Obstretik: P 1 A0 Bayi Rawat Gabung: ya/tidak
o Jika tidak alasan..........
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : composmentis
 BB/TB 55kg/150 cm
 Tanda Vital
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Nadi : 80
x/menit, Suhu : 37,5oC, Pernafasan 20 x/menit
Kepala Leher
o Kepala : bentuk simetris, sebaran merata, tidak ada nyeri
kepala
o Mata : simetris, chloasma gravidarum
o Hidung : simetris, tidak ada deformitas,
tidak ada sinusitis, tidak terdapat
perdarahan
o Mulut : mukosa bibir lembar, warna
mukosa pucat, tidak terdapat caries,
tidak terdapat stomatitis
o Telinga : bentuk normal, tidak terdapat
serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
o Leher : tidak terdapat pembesaran vena
jugularis, posisi trakea simetris, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
nyeri telan
o Masalah khusus: tidak ada masalah

Dada
o Jantung : S1 dan S2 normal
o Paru : vesikuler, tidak ada suara tambahan
o Payudara : bentuk simetris, tidak terdapat lesi
o Puting Susu : kedua putting menonjol
o Pengeluaran ASI : tidak ada tanda pengeluaran ASI
o Masalah khusus: tidak ada
masalah Abdomen
o Uterus : terdapat linea nigra, strie gravidarum
o Fundus uterus: 2 jari dibawah pusat, Kontraksi : Keras
o Kandung kemih : kosong
o Fungsi pencernaan : tidak mual, tidak muntah, tidak terdapat
nyeri
o Masalah khusus: tidak ada

3
masalah Perineum dan Genital
o Vagina: Integritas kulit baik Edema – Memar – Hematom -
o Perineum: Utuh/Episotomi/Ruptur
o Tanda REEDA
R: kemerahan:
ya/tidak E:
bengkak:
ya/tidak E:
echimosis:
ya/tidak
D: discharge: serum/pus/darah/tidak ada
A: approximate: baik/tidak
o Kebersihan : kondisi perineum bersih dan kondisi jahitan
perineum bersih
o Lokia
o Jumlah : ±100cc
o Jenis/warna : kubra/merah
o Konsistensi : cair
o Bau : khas
o Hemorrhoid: derajat – lokasi - berapa lama - nyeri:
ya/tidak

4
o Masalah khusus: tidak ada masalah Ekstremitas
o Ekstremitas Atas : edema: ya/tidak, lokasi
o Ekstremitas Bawah : edema : ya/tidak, lokasi
o Varises : ya/tidak, lokasi
o Tanda Homan : +/-
o Masalah khusus : tidak ada masalah

Eliminasi
o BAK : Kebiasaan BAK : 3-4x/hari, spontan, warna kuning
jernih
o BAK saat ini : tidak BAK........................nyeri: ya/tidak
o BAB : Kebiasaan BAB : 1x/hari, tidak, tidak konstipasi
o BAB saat ini : tidak BAB........................konstipasi:
ya/tidak
o Masalah khusus: tidak ada masalah

Istirahat dan Kenyamanan


o Pola tidur: Kebiasaan: tidur malam lama 5-6 jam, frekuensi 1x
....................................................................................................
......................
pola tidur saat ini pasien belum tidur
o Keluhan ketidaknyamanan: ya/tidak, lokasi sifat
……intensitas...................

Mobilisasi dan latihan


o Tingkat mobilisasi : dibantu sebagian
o Latihan/senam : tidak dilakukan
o Masalah khusus: klien masih belum bisa beraktivitas berdiri
dan berjalan
Nutrisi dan Cairan
o Asupan nutrisi: pola makan 3x/hari Nafsu makan: baik/
kurang/tidak ada
o Asupan cairan : ±1000 cc cukup/kurang
o Masalah khusus: tidak ada masalah

Keadaan Mental
o Adaptasi psikologis : klien menerima bayi yang baru
dilahirkan
o Penerimaan terhadap bayi : klien
mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan
5
adalah anugerah dari Tuhan
o Masalah khusus: tidak ada masalah

Kemampuan menyusui : baik


Oban-obatan :
- Amoxicilin 1x1
- Asam mefenamat 3x1
- Vitamin A 1x1
- SF 1x1
Keadaan umum
ibubaik, Tanda vital :
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36
- RR : 20x/menit

6
Jenis persalinan spontan

Proses persalinan :
Kala I 8 jam, Indikasi –
Kala II 10 menit, episiotomi (+), didampingi oleh
suami dan keluarga, pemantauan DJJ setiap 5-10
menit dengan hasil 128x/menit
Kala III 10 menit, IMD (+), pemberian oksitosin 1
Amp IM dalam waktu 1 menit sesudah persalinan,
perdarahan ±150cc
Kala IV : K/U baik, TD : 110/70 mmHg, nadi
80x/menit, RR : 20x/menit Komplikasi persalinan:
Ibu dan janin sehat

KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal: 18 November 2022 Jam :
11.28 Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelahiran: tunggal/gemelli*)
NILAI APGAR
NILAI
TANDA 0 1 2 JUMLA
H
Denyut
Jantung  Tidak  <100  >100
ada
Usaha Mena
Nafas  Tidak  Lambat ngis kuat
ada
Tonus Lumpuh  Extrem Gera
Otot

itas fleksi kan aktif 10
sedikit
Iritabilita Tid  Gera Rea
s refleks ak kan ksi
bereak Sedikit melawa
7
si n
 Tubuh
Warna  Biru/ kemerahan  Kemerah
pucat tangan dan an
kaki biru

Keterangan:  penilaian menit ke-1, 


penilaian menit ke-5 Tindakan resusitasi : -
Plasenta: Berat ±500 gr Tali pusat: Panjang 50cm
Ukuran 20cmx25cmx3cm

Jumlah pembuluh darah : tidak terkaji Hasil

pemeriksaan penunjang : tidak di lakukan


RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN
Masalah:
1. Nyeri akut
2. Gangguan integritas jaringan
3. Resiko infeksi

Perencanaan Pulang
1. Tujuan pulang : jika kondisi klien
telah baik (TD klien dalam batas
normal 110/70 mmHg, dan tidak
terdapat keluhan lainnya)
2. Transportasi pulang : mobil
3. Dukungan keluarga : memberikan
perhatian dan memenuhi kebutuhan ADL
klien
4. Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : JKN

8
5. Antisipasi masalah perawatan diri setelah
pulang : pembatasan aktivitas dan asupan
cairan dan makanan
6. Pengobatan : cek pemeriksaan fisik di poli KIA
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah :
pembatasan aktivitas sehari-hari klien,
konsumsi air minum dan makanan sesuai
anjuran
Keterangan lain : tidak ada
6
ANALISA DATA

N Analisa Data Etiologi Masalah


o Keperawa
tan
1 Data Subjektif : Postnatal setelah Nyeri
kala IV
a. Klien ↓ akut
mengatakan Adaptasi fisiologis
nyeri dibagian ↓
jalan lahir Episiotomi pada
b. Hasil pengkajian
periuneum, involusi
nyeri P : uterus

episiotomi
Terputusnya
Q : seperti
kontinuitas jaringan
tertusuk-tusuk R : ↓
jalan lahir Nyeri akut
S:8
T : terus - menerus
Data Objektif :
a. Wajah tampak
meringis
b. Kontraksi
involusi uterus
(+)
c. TD : 110/70 mmHg
d. Nadi : 80x/menit
e. RR : 20x/menit
f. Klien post partum
g. Terdapat jahitan
episiotomi pada
laserasi
perineum derajat II
2. Data Subjektif : Postnatal setelah Gangguan
kala IV
Data Objektif : ↓ integritas
a. Terdapat Adaptasi fisiologis jaringan
laserasi ↓
7
perineum Episiotomi pada
derajat II R periuneum, involusi
(Redness) : ya uterus
E (Edema) : tidak ↓
E (Echimosis) : Terputusnya
tidak ada D kontinuitas jaringan
(Discharge) : tidak ↓
Gangguan
ada rembesan integritas jaringan
darah, pus atau
serum
A (Approximate) :
baik
Data Subjektif : Postnatal setelah Risiko
kala IV
Data Objektif : ↓ infeksi
a. Terdapat jahitan Adaptasi fisiologis
episiotomi dengan ↓
ukuran panjang 6cm Episiotomi pada
dan lebar 3cm periuneum, involusi
R uterus

(Redness) :
Port de entry bakteri
ya E
(meningkatkan
(Edema) :
resiko kuman
tidak
masuk)
E (Echimosis) : tidak ↓
ada Risiko infeksi
D (Discharge) :
tidak ada rembesan
darah, pus atau
serum
A (Approximate) :
baik
b. TD : 110/70 mmHg

8
c, Nadi : 80x/menit
d. Suhu : 37,5 C
e. RR : 20x/menit
f. Hasil
pemeriksaan
penunjang leukosit 08
Nov 2021 : 25 gr/dL
(N<20 gr/dL)

DAFTAR DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)
No Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dagen pencedera fisik dibuktikan
dengan klien tampak meringis, kontraksi involusi uterus (+),
TD : 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, laserasi perineum derajat
II
Gangguan integritas jaringan berhubungan adaptasi fisiologis
2. setelah melahirkan dibuktikan dengn laserasi perineum derajat
II, kulit kemerahan, tidak ada edema, tidak ada tanda kebiruan,
tidak ada rembesan darah, pus atau serum, penyatuan kulit baik

3. Risiko infeksi dibuktikan dengan tanda kemerahan pada jalan


lahir (+)

9
INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO KEPERAWATAN SLKI SIKI
1. Dx 1 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
asuhan (I.08238)
keperawatan Observasi
selama 1x24 jam 1. Identifikasi
diharapkan lokasi,
tingkat nyeri karakteristik,
menurun dengan durasi,
kriteria hasil : frekuensi,
- Keluhan kualitas,
nyeri intensitas
menuru nyeri
n 2. Identifikasi
- Meringis skala nyeri
menurun Teraupetik
- Gelisah 1. Berikan teknik
menurun nonfarmakologis
- Frekuens berupa tarik
i nadi napas dalam
membaik Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
1
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik berupa
asam mefenamat
3x1
2 Dx 2 Setelah dilakukan Perawatan
asuhan Integritas Kulit
keperawatan (I.11353)
selama 1x24 jam Observasi
diharapkan 1. Identifikasi
integritas kulit penyebab
meningkat gangguan
dengan kriteria integritas kulit
hasil : Teraupetik
1. Kerusakan 1. Ubah posisi tiap
lapisan 2 jam jika tirah
kulit baring
menurun Edukasi
2. Kemer 1. Anjurkan
ahan minum air
menur yang cukup
un 2. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
Perawatan Luka
(I.14564)
Observasi
1. Monitor
karakteristik
luka
2. Monitor tanda-
tanda infeksi
Teraupetik

1
1. Bersihkan
dengan
cairan NaCl
2. Pertahankan
teknik steril
saat melakukan
perawatan luka
Edukasi
1. Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
2. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan
protein
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
antibiotik berupa
amoxicilin 1x1
3 Dx 3 Setelah dilakukan Pencegahan
asuhan
keperawatan infeksi (I.14539)
selama 1x24 jam Observasi
diharapkan tingkat 1. Monitor tanda
infeksi menurun dan gejala
dengan kriteria infeksi lokal dan
hasil : sistemik
- Kebersihan Teraupetik
tangan 1. Cuci tangan
meningkat sebelum dan
- Kemera sesudah kontak
han dengan pasien
menuru dan lingkungan
n pasien
- Nyeri menurun 2. Pertahankan
1
teknik aseptik
pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
2. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
3. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi

1
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Dx 1 1. Mengidentifikasi S:
lokasi, karakteristik, Klien mengatakan masih sakit pada bekas
durasi, jahitan, P : nyeri pada tindakan episiotomi, Q
frekuensi, kualitas, : nyeri seperti tertusuk-tusuk, R
intensitas nyeri : di jalan lahir, S : skala 8, T : terus menerus
R/ nyeri dilakukan O:
tindakan epiosiotomi - Wajah sedikit meringis
di perineum klien, - TD : 110/70 mmHg
nyeri seperti tertusuk- - Nadi : 80x/menit
tusuk, nyeri terus - - Suhu : 37,5 C
menerus - RR : 20x/menit
2. Mengidentifikasi skala - Klien post partum
nyeri R/ Skala nyeri 8 - Laserasi perineum derajat II
(0-10) - Klien mampu melakukan teknik
3. Memberikan teknik relaksasi napas dalam secara mandiri
nonfarmakologis A : Nyeri akut belum teratasi
berupa tarik napas P : Intervensi manajemen nyeri
dalam dilanjutkan
R/ klien kooperatif
dan mengikuti dengan
arahan dengan baik
4. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
R/ klien kooperatif
5. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
R/ klien kooperatif
6. Melakukan
kolaborasi pemberian
analgetik
R/ pemberian obat
asam mefenamat
3x1 1
2 Dx 2 1. Mengidentifikasi S:
penyebab gangguan O:
integritas jaringan - Tidak terdapat perdarahan, hematoma,
R/ terjadi karena jaringan parut dan nekrosis
proses persalinan - Laserasi perineum derajat II
2. Menganjurkan - R (Redness): ya
minum air yang - E (Edema): tidak
cukup - E (Echimosis): tidak ada
R/ klien saat di RS - D(Discharge):tidak ada rembesan darah,
minum pus, atau serum
±1000cc - A(Approximate): baik
3. Menganjurkan A : masalah gangguan integritas jaringan
meningkatkan belum
asupan nutrisi teratasi
R/ klien tampak
kooperatif
4. Memonitor
karakteristik luka
R/ luka jahitan
episiotomi dan
laserasi perinerum
derajat II
5. Memonitor tanda-
tanda infeksi

1
R/ kulit P : Intervensi perawatan luka
kemerahan, tidak dilanjutkan
ada edema, tidak
ada tanda kebiruan,
tidak ada rembesan
darah, pus atau
serum, penyatuan
kulit baik
6. Membersihkan
area luka dengan
cairan NaCl
R/ bekas jahitan
dibersihkan dengan
cairan NaCl
7. Menganjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
R/klien tampak
kooperatif
8. Melakukan
kolaborasi
pemberian
antibiotik
R/ pemberian
obat
amoxicilin
1x1
3 Dx 3 1. Memonitor tanda S:-O:
dan gejala infeksi - Klien membersihkan tangan
lokal dan sistemik dengan handsanitizer
R/ kulit kemerahan, - Suhu : 37,5˚C
tidak ada edema, - Leukosit 25 gr/dL
tidak ada tanda - R (Redness): ya
kebiruan, tidak ada - 1 E (Edema): tidak
rembesan darah, - E (Echimosis): tidak ada
pus atau serum, - D(Discharge):tidak ada
penyatuan kulit rembesan darah, pus, atau
baik, leukosit 25 serum
gr/dL - A(Approximate): baik
2. Mencuci tangan A : Masalah resiko infeksi telah
sebelum dan teratasi
sesudah kontak P : Intervensi dihentikan
dengan pasien dan
lingkungan pasien
R/ perawat telah
melakukan cuci
tangan dengan 6
langkah benar
3. Menjelaskan tanda
dan gejala infeksi
R/ klien tampak
kooperatif
4. Mengajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
R/ klien tampak
kooperatif
5. Menganjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
R/ klien tampak
kooperatif

DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, 2001, Media Aeseulapius,
Jakarta.
Sastrawinata Sulaiman. Bagian Obstetri dan Ginekologi. Obstetri Fisiologi 1983.
Fakultas Kedokteran Iniversitas Padjajaran, Bandung.
Nasrul E, 1995. Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.
Lismidar, Proses Keperawatan, 1999, Jakarta.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan KriteriaHasil,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

1
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Post Partum Normal telah di periksa dan
disetujui sebagai laporan praktek klinik di ruang Bersalin Puskesmas Taman
Sidoarjo, mulai tanggal 12 November 2022 – 3 desember 2023.

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing praktek

(Rodiyah, S,Kep. Ns. M. Kes) (dr. Rahmad Sudarto)

1
LAPORAN PENDAHULUAN
IBU DENGAN POST PARTUM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Profesi Ners
Departemen Keperawatan Maternitas
Dosen pengampu: RODIYAH. S.Kep. Ns. M.Kes

Oleh :
2
NOVI ARI SUSENO
NIM. 200611016

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG KEPERAWATAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
2022

Anda mungkin juga menyukai