Anda di halaman 1dari 38

Keperawatan

Maternitas
“POSTPARTUM”
Oleh: Kelompok 6
Dosen Pengampu : Bina Melvia Girsang S.Kep,
Ns., M.Kep
Anggota Kelompok :

AURA MAWADDAH ICA MULIADI VALENTINE


221101040 HULU
221101062

NABILLA FAZA AZZARA RIPANDY SIREGAR


221101044 221101076
BAB 1 ADAPTASI FISIK DAN
PSIKOLOGIS IBU NIFAS
Pembahasan

A. Pengertian Masa Nifas (Postpartum)


Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas disebut juga masa puerperium, yaitu puer yang artinya bayi dan partus
yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan.
Tahapan masa nifas terbagi tahap nifas dini (acute period) masa setelah plasenta
lahir hingga 24 jam postpartum, nifas awal (early period) setelah 24 jam sampai tujuh
hari postpartum dan nifas akhir (late period) setelah tujuh hari sampai dengan enam
minggu postpartum . Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
B. Adaptasi Fisik Pada Ibu Nifas

1.Perubahan Sistem Reproduksi ➢Kontraksi


1) Uterus Kontraksi ini diduga merupakan
➢Proses Involusi respon terhadap penurunan
volume intrauterine yaitu
(Afterpain ) yang berlangsung 3-4
Skema Involusi Uterus pada Masa Nifas
hari

➢Suplai darah

Pada masa nifas terjadi


peningkatan karena kadar
hormon-hormon steroid seksual.
2) Serviks
3) Lokea
Setelah persalinan serviks teraba
Lokea adalah sekresi dari uterus,
lunak, hingga delapan jam serviks
serviks dan vagina. Lokea awalnya
akan memendek lebih padat dan
berwarna merah terdiri dari darah
keras . Pada hari ke-4 sampai
lapisan desidua, jaringan endometrium,
keenam Mulut serviks akan
dan mukus selama satu sampai empat
menutup secara perlahan
hari (lokea rubra). Kemudian 5 -9 hari
berdiameter sekitar 2 cm
berubah warna coklat kekuningan atau
4) Payudara dan Laktasi pucat terdiri dari darah, lendir, dan
leukosit (lokea serosa) . Akhirnya, lokea
Selama kehamilan hormon estrogen, berwarna putih dan sebagian besar
progesteron dan human chorionic mengandung lendir, bertahan hingga 10
gonadotropin, menstimulasi - 14 hari (lokea alba). Lokea dapat
perkembangan payudara. progesteron bertahan hingga lima minggu pasca
menurun secara drastis setelah kelahiran persalinan.
plasenta. Dan sekresi prolaktin dapat
merangsang sintesis produksi ASI.
Perubahan pada Sistem Pencernaan
perubahan yang dialami adalah menyebabkan
2 menghilangnya nafsu makan selama 1-2 hari.
sering mengalami konstipasi.

Perubahan Perkemihan
perubahan yang dialami pada peerkemihan pada ibu nifas
mengalami edema, kongesti dan hipotonik yang
3 berdampak overdistensi, pengosongan yang tidak
lengkap dan residu urine.

Perubahan Tanda-Tanda Vital pada Masa Nifas


Suhu : Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkatkan menjadi
38°C, sebagai akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan
perubahan hormonal.
Nadi : Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan, sering
4 ditemukan adanya bradikardia 50-70 kali permenit (normalnya 80-100
kali permenit).
Tekanan darah: Selama beberapa jam setelah melahirkan, ibu dapat
mengalami hipotensi orthostik (penurunan 20 mmHg) yang ditandai
dengan adanya pusing .
Pernafasan: pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat sebelum
hamil pada bulan ke enam setelah melahirkan.
Perubahan dalam Sistem
5 Kardiovaskuler 6 Perubahan Sistem 7
Perubahan dalam
Hematologi sistem Endokrin
Denyut jantung, volume jumlah sel darah putih Sistem endrokrin
sekuncup, dan curah dapat mencapai 15.000 mengalami perubahan
jantung meningkat selama persalinan. secara tiba-tiba selama
sepanjang masa hamil. masih bisa naik sampai kala IV persalinan dan
Segera setelah wanita 25.000-30.000 dan mengikuti lahirnya
melahirkan, keadaan ini Jumlah hemoglobin, plasenta.
meningkat bahkan lebih hematocrit dan eritrosit
tinggi selama 30- 60 menit akan sangat bervariasi,
karena darah biasanya masa postpartum terjadi
melintasi sirkulir kehilangan darah
uteroplasenta tiba-tiba sekitar 200-500 ml
kembali ke sirkulasi
umum.

Perubahan Berat Badan


8
Setelah melahirkan penurunan berat badan tersebut berkisar 12 pon
(4,5 kg) kemudian minggu ke-7 sampai ke-8 ibu telah kembali ke berat
badan sebelum hamil, sebagian lagi mungkin membutuhkan waktu yang
lebih lama lagi untuk kembali ke berat badan semula.
C. Adaptasi Ibu dalam Masa Nifas

1 Adaptasi Psikologis
Ibu
Terbagi menjadi 3 fase yaitu:

hari post partum)


1. Fase Taking In ( 1-2
) (
2 . Fase taking hold
hari post partum
2-4 3. Fase letting go

Fase ini mulai berkeinginan


Fase ini berfokus untuk dapat merawat bayinya Fase ini menerima
pada pemulihan sendiri,merasa khawatir akan tanggung jawab sejak
dirinya sendiri ketidakmampuannya dan minggu kelima setelah
melahirkan hingga masa
pasca persalinan mempunyai perasaan yang
nifas berakhir.
sangat sensitive

2. Adaptasi Maternal 3. Adaptasi Paternal


Terdiri dari : Terdiri dari :
Menerima Kehamilan -fase pengumuman
Mengenal peran ibu -fase moratorium
Hubungan ibu dan anak - fase pemusatan
Persiapan melahirkan
D. Postpartum Blues
ini disebabkan oleh perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya, sulit menerima
kehadiran bayinya, perasaan ini respon alami rasa lelah ,perubahan fisik dan
emosional, dan hormon memainkan peranan utama.

E . Depresi Berat
Disebut sindrom depresif non psikotik, Memiliki Gejala-gejala depresi berat dan
Penatalaksanaan depresi berat.

F . Psikosis Postpartum
psikosis post partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran , Memiliki :
Faktor penyebab psikosis post partum
Gejala psikosis post partum
Penyebab yang menonjol
Penatalaksanaan psikosis post partum
Bab 2 EVIDENCE PRACTICE PADA
ADAPTASI FISIK MASA NIFAS
ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU POSTPARTUM (FASE TAKING- IN) DI
RUMAH SAKIT PSYCHOLOGICAL ADAPTATION POSTPARTUM
MOTHER TAKING- IN PHASE AT HOSPITAL.

Tujuan : Penelitian ini bertujaun untuk menggambarkan adaptasi psikologis


ibu postpartum (fase taking-in).
Metode : Subjek pada penelitian ini adalah ibu postpartum fase takin-in,
kriteria inklusi sebanyak 15 responden , Menggunakan Consecutive
Sampling dan menggunakan lembar observasi.
Hasil : Ukuran hasil indikator menghasilkan ( Indikator ibu yang masih pasif
dan tergantung pada orang lain,Indikator tentang perhatian ibu pada
kekhawatiran perubahan bentuk tubuh,Indikator tentang pengalaman ibu
pada bersalin,Indikator yang memerlukan ketenangan dalam tidur untuk
memulihkan keadaan tubuh pada kondisi awal/semula, Indikator tentang
nafsu makan ibu bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi).
.
,
BAB 3 MANAJEMEN LAKTASI

I. Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi merupakan suatu usaha yang dikerjakan oleh ibu,
ayah dan keluarga untuk menopang kesuksesan menyusui. Manajemen laktasi
diawali dari perawatan payudara hingga manajemen ASI perah (ASIP).
Keberhasilan dalam menyusui tidak terlepas dari segi internal dan eksternal.
internal berasal dari ibu dan bayi dan eksternal adalah berasal dari lingkungan
dan keluarga.

2. Periode Manajemen Laktasi


Breastfeeding atau manajemen laktasi adalah segala daya upaya yang
dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya.
Beberapa Periode manajemen laktasi Beserta
contoh
1. Masa kehamilan 2. Masa Persalinan 3. Masa Menyusui
(Antenatal) (Perinatal (Postnatal)
-Ibu wajib menyusui bayi
-Ibu mencari informasi -Melakukan kontak secara eksklusif se lama 4
mengenai kelebihan ASI langsung dengan bayi bulan awal
-Ibu memeriksakan selama 24 jam - ibu mencari in formasi
kesehatan tubuh -Setelah melahirkan mengenai gizi makanan
-Ibu melakukan maka ibu nifas diberi -Ibu wajib untuk menjaga
perawatan payudara. kapsul vit. A kesehatannya dengan istira
- Mencari informasi hat yang cukup
tentang gizi -mengikuti petunjuk
petugas kesehatan
Proses laktasi
Proses laktasi Terdiri dari 3 :
- Laktogenesis 1 : fase pada masa
terakhir kehamilan , pada fase ini kadar
prolaktin meningkat 10-20 kali dari kadar
normal . Refleks pada proses laktasi terdiri dari
- Laktogenesis 2 : fase pada plasenta 2:
keluar ,terjadi penurunan progesteron, -Refleks prolaktin
estrogen, dan Human placental lactogen
-Refleks let-down (LDR)
(HPL) secara tiba-tiba,dan untuk
memproduksi susu.
- Laktogenesis 3 : fase pada tahap
maintenance pengeluaran ASI
3 . Menyusui Dengan Posisi yang Benar

Mengambil posisi yang ergonomis, Menopang payudara dari


bawah dan bagian atas ditahan dengan ibu jari , Rooting reflex
distimulus, perle- katan yang benar antara mulut dan
payudara,Seluruh bagian payudara termasuk areola masuk ke
dalam mulut bayi.Setelah bayi selesai menyusu, ibu akan
merasakan payudara lebih lembek dan kosong

a) Proses Menyusui
Bayi yang sehat akan menyusu selama 5-15 menit,
menyusui bayi minimal 10 kali sehari,Menyusui di
kedua payudara secara bergantian

b) Pasca Menyusu
Cara melepas isapan bayi dengan cara jari
kelingking di masukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah,
Menyendawakan bayi untuk menghindari muntah.
4. Prinsip Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif
-a. Persiapan dalam menyusui
-b. Menyusui yang Benar

5.Kriteria Produksi ASI yang Cukup


-Produksi ASI ditandai dengan memancarnya ASI saat
menekan payudara
-Saat bayi menyusu, ASI juga akan merembes keluar

6. Kecukupan ASI pada Bayi


-Sebagai tanda kecukupan ASI warna kotorannya yang
berwarna kuning
-(BAK) bayi kurang lebih 6 sam pai 8 kali per hari
-Bayi akan tampak puas menyusu
7. Ciri-ciri Bayi Kurang Mendapatkan ASI
-Bayi sering menyus namun tampak tidak puas
-Frekuensi BAK kurang dari 6 kali per hari dengan
warna kuning pekat
-Pada BAB bayi berwarna kehijauan.

8.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI


-Makanan
-Kondisi Psikologis
-Penggunaan Alat Kontrasepsi
-Perawatan Payudara
-Anatomis Payudara
-Pola Istirahat
-Faktor Isapan Bayi dan Frekuensi Menyusui
-Berat Lahir Bayi
-Umur Kehamilan Saat Melahirkan
- Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
BAB IV EVIDENCE BASE PRACTICE
PADA MANAJEMEN LAKTASI
EVIDANCE BASE PRACTICE PADA MANAJEMEN
LAKTASI DAN KESEJAHTERAAN IBU
MENYUSUI
Tujuan : Penelitian adalah untuk mengetahui peran sadar diri (introspeksi dan
observasi) dan determinasi diri (kompetensi dan otonomi) sebagai faktor-faktor
manajemen diri, dengan kesejahteraan1
ibu menyusui (aktualisasi potensi dan
suasana hati positif).
Metode : Data dari kuesioner (skala Likert) dianalisis dengan program Structural
Equation Modelling. Model yang memenuhi syarat kesesuaian menunjukkan
bahwa sadar diri mempunyai direct effect dan indirect effect melalui determinasi
diri terhadap kesejahteraan, dengan total effect sebesar 0,924.

Hasil : Keberhasilan ibu menyusui tergantung kepada manajemen


dirinya
BAB V ASUHAN KEPERAWATAN MASA NIFAS
Contoh kasus
Pengkajian umum
Data Ibu
Data Ayah
Nama Ibu : Ny. S
Nama Ayah : Tn. A
Usia : 23 tahun
Usia : 24 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah
Pekerjaan : Petani
Tangga
Agama : Islam
Agama : Islam
Suku : Sunda
Suku : Sunda
Alamat : -
Alamat : -
B.Pemeriksaan fisik ( Adaptasi Fisiologis)
1.Tanda -Tanda Vital 4. Pemeriksaan Ekstrenitas : Tidak Ada
Pernapasan : 18 X/menit 5. Pemeriksaan Abdomen
Suhu : 36,7 C TFU :Setinggi Pusat Dan Kontraksi
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Uterus Keras
Denyut Nadi :80X/menit 6. Pemeriksaan Genetalia : Tidak Ada
2.Pemeriksaan Kepala 7. Perkiraan Tanggal Persalinan : Tidak Ada
Dada : Simetris Kanan Dan Kiri 8. Pemeriksaan Status Nutrisi : Tidak Ada
3.Pemeriksaan Payudara 9. Pemeriksaan Penunjang : Tidak Ada
Kebersihan : Bersih
Mammae : Payudara Keras
Dan Asi Tidak Lancar
Areola : Coklat Kehitaman
Putting : Putting Menonjol
Dan Payudara Teraba Keras
PERMASALAHAN FISIK PERSALINAN KALA II
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
<<<<<Lanjutan
INTERVENSI KEPERAWATAN
<<<<<Lanjutan
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
<<<<<Lanjutan
INTERVENSI KEPERAWATAN
<<<<<Lanjutan
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
<<<<<Lanjutan
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
<<<<<Lanjutan
BAB VI
EVIDENCE BASE PRACTICE PADA
ASUHAN KEPERAWATAN MASA NIFAS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN


CEPHALOPELVIC DISPROPORTION: SUATU STUDI KASUS

Tujuan : untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan Ny. EM post


sectio caesaria dengan cephalopelvic disproportion.xt

Metode: deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan

Hasil: dapat teratasi namun resiko infeksi tetap dalam pemantauan


KESIMPULAN
Postpartum adalah periode setelah bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal
dengan waktu enam minggu (Lowdermik, Perry,Bobak, 2005). Sedangkan Cunningham (2006) menyebutkan
bahwa pengertian postpartum adalah periode setelah kelahiran, mencakup enam minggu berikutnya saat
terjadi involusi uterus kembali normal.
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah
melahirkan hingga saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Periode nifas terdiri dari 3
periode yaitu immediate postpartum, early postpartum dan late postpartum. Adaptasi psikologis ibu
postpartum (fase taking-in) lebih dari 50% mampu beradaptasi dengan cukup, oleh karena itu petugas
kesehatan (perawat)perlu memberikan penyuluhan terhadap ibu postpartum dan diharapkan ibu mampu
melewati fase taking-in. Tujuan perawatan masa nifas adalah untuk mendeteksi adanya kemungkinan adanya
pendarahan post partum, dan infeksi, penolong persalinan harus waspada, sekurang-kurangnya satu jam
post partum untuk mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat lemah
setelah melahirkan, lebih-lebih bila partus berlangsung lama.
ASI adalah sumber nutrisi yang primer bagi anak sejak dilahirkan sampai la mampumencernakan asupan lain
setelah usia enam bulan. Lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, enzim, dan hormon yang terdapat
dalam ASI tidak dapat digantikan oleh susu buatan industri. ASI mengandung zat-zat kekebalan yang
melindungi anak dari infeksi dan penyakit kronis, sertamengurangi kemungkinan menderita gangguan
kesehatan di kemudian hari seperti obesitas,diabetes, dan asthma (World Health Organization, 2014). Proses
menyusui yang perlu dilakukan dan ditaati ibu pasca melahirkan, paling sedikit selama enam bulan dan
sedapat mungkin secara eksklusif, tidaklah mudah. Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui, mulai dari
ASI di produksi sampai bayi manghisap dan menelan.
Manajemen laktasi merupakan suatu usaha yang ikerjakan oleh ibu, ayah dan keluarga untuk
menopang kesuksesan menyusui. Manajemen laktasi diawali dari perawatan payudara hingga
manajemen ASI perah (ASIP).
Manajem laktasi merupakan upaya yang dikerjakan untuk menolong ibu dalam keberhasilan
menyusul bayinya. Upaya ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai melahirkan (perinatal), dan terhadap masa menyusul
sampai anak berumur 2 tahun (postnatal). Masalah keperawatan menyusui tidak efektif
berhubungan dengan kurangnya terpaparinformasi tentang posisi menyusui
teratasi.Breastfeeding atau manajemen laktasi adalah segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya.Pemberian ASI eksklusif adalah
memberikan hanya ASI pada bayi dan tidak memberi bayimakanan atau minuman lain.
Manajemen Laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu,
ayah dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup pelaksanaan
manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan dan masa menyusui bayi.
Pada usia kehamilan memasuki 7-8 bulan, ibu sudah melakukan persiapan dengan melakukan
perawatan pada payudara sebagai langkah persiapan dalam menyusui. Hal ini cukup penting
sebagai tindakan awal keberhasilan menyusui karena produksi ASI akan lebih lancar pada
payudara yang sudah dipersiapkan dan dirawat, sehingga dapat mencukupi kebutuhan bayi.
Payudara yang tidak terawat dapat menyebabkan payudara mengalami pembengkakan, dan lece
pada area puting saat bayi menyusu. Masalah bendungan ASI juga dapat dicegah dengan
melakukan perawatan pada payudara, diantaranya dengan melakukan pijat payudara, sesering
mungkin memberikan ASI pada bayi, atau dengan memompa dan memerahnya
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai