Anda di halaman 1dari 19

PENATALAKSANAAN

KEGAWATDARURATAN
DALAM OBSTETRIK
(PRE-EKLAMPSIA,
EKLAMPSIA, SEPSIS)
Prinsip umum dalam merujuk
kasus gawat darurat obstetrik
stabilisasi penderita
pemberian oksigen
pemberian cairan infuse intravena dan
transfusi darah
pemberian obat-obatan (antibiotika,
analgetika dan toksoid tetanus)
Unsur-unsur pokok dalam
persiapan untuk merujuk kasus
gawat darurat
penanganan pernafasan dan
pembebasan jalan nafas
kontrol perdarahan
pemberian cairan infus intra vena
control nyeri (mengurangi dan
menghilangkan rasa nyeri
PREEKLAMPSIA RINGAN

pantau TD, proteinuria, refleks dan kondisi janin


lebih banyak istirahat
diet biasa
tidak perlu diberi obat-obatan
jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumahsakit
jika servik matang, lakukan induksi dgn oksitosin
5IU/500ml RL IV 10tetes/menit
jika serviks belum matang, berikan prostaglandin,
misoprostol atau kateter Foley atau terminasi dengan
seksio cesaria
PREEKLAMPSIA BERAT DAN
EKLAMPSIA
Penanganan kejang
berikan obat antikonvulsan (Sulfat
Magnesicus)
perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan
nafas, sedotan, masker O2, O2)
lindungi pasien dari kemungkinan trauma
aspirasi mulut dan tenggorokan
baringkan pasien pada sisi kiri, posisi
trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
beri O2 4-6 liter/menit
Penanganan umum
berikan antihipertensi agar diastolik di antara 90-
100mmHg.
Pasang infuse RL dengan jarum besar (No 16 atau
lebih)
Balance cairan, jangan sampai overload
Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan
proteinuria
Jika jumlah urin <30ml per jam: Infuse cairan
dipertahankan, pantau kemungkinan edema paru
observasi tanda-tanda vital, refleks dan DJJ setiap jam
Bila ada tanda-tanda edema paru  diuretic:furosemid
nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan
bedside. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit
 koagulopati
Antikonvulsan
Magnesium Sulfat untuk preeklampsia dan eklampsia
Dosis awal
 MgSO4 4 g IV sebagai larutan 20% selama 5 menit
 Lanjut MgSO4 (50%) 5 g IM dengan 1ml lignokain 2% Dosis
pemeliharaan
 MgSO4 (50%) 5g +lignokain 2% 1 ml IM setiap 4 jam
 Lanjutkan sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang
terakhir
Sebelum pemberian MgSO4, periksa:
 Frekuensi pernafasan minimal 16x/m
 Refleks patella (+)
 Urin minimal 30ml/jam dalam 4 jam terakhir
siapkan antidotum
 jika terjadi henti nafas: ventilator, Beri kalsium glukonat 2g
(20ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan
Antihipertensi
Obat pilihan adalah hidralazin yang diberikan
5mg IV pelan-pelanselama 5 menit sampai
tekanan darah turun
Pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam
atau 12,5mg IV setiap 2 jam
Alternative lain:
 Nifedipin 5mg sublingual. Jika respons tak baik
setelah 10 menit beri tambahan 5mg sublingual
 Labetolol 10mg IV, jika respons tak baik berikan lagi
labetolol 20mg IV
Persalinan
Pada preeklampsia berat  dalam 24 jam,
eklampsia dalam 12
Jika terdapat gawat janin atau persalinan tidak
terjadi dalam 12 jam (untuk eklampsia)  SC
Jika SC akan dilakukan, perhatikan bahwa:
 Tidak terdapat koagulopati
 Anesthesia umum.
Jika anestesi yang umum tidak tersedia, atau
janin mati, aterm terlalu kecil, lakukan
persalinan vaginal
 Jika serviks matang oksitosin 2-5 IU/500ml RL
Perawatan post partum
Antikonvulsan diteruskan sampai 24 jam
postpartum atau kejang terakhir
Teruskan terapi hipertensi jika tekanan
diastolic masik >110mmHg
Pantau urin
Rujukan
Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika:
 Terdapat oliguri (<400ml/24 jam)
 Terdapat sindrom HELLP
 Koma berlanjut lebih dari 24 jam sesudah
kejang
PENILAIAN INFEKSI AKUT,
SEPSIS DAN SYOK SEPTIK
Tentukan kasus dalam kondisi demam atau tidak
Tentukan kasus dalam kondisi syok atau tidak
Anamnese tentang faktor predisposisi
Tentukan sumber infeksi
Pada infeksi genitalia beberapa kondisi dapat terjadi:
 Secret/cairan berbau busuk keluar dari vagina
 Pus keluar dari serviks
 Air ketuban hijau kental dapat berbau busuk atau tidak
 Subinvolusi rahim
 Tanda-tanda infeksi pelvis: nyeri rahim, nyeri goyang serviks,
nyeri perut Bagian bawah, nyeri di adneksa
A. Penanganan awal infeksi akut,
sepsis dan syok septic
Tindakan umum
Pantaulah tanda-tanda vital, harus diperhatikan kondisi
pasien bisa berubah setiap secara mendadak
Bebaskan jalan nafas, jangan berikan makanan atau
cairan ke dalam mulut pasien, karena sewaktu-waktu
bis muntah dan terjadi aspirasi
Miringkan kepala dan badan pasien ke samping
sehingga bila muntah tidak sampai terjadi aspirasi
Jaga agar kondisi badan tetap hangat karena kondisi
hipotermia berbahaya dan dapat memperberat syok
Penderita segera diberi antibiotic
Pemberian oksigen
Pastikan jalan nafas bebas
Oksigen tidak perlu bila penderita stabil
dan kecil risiko mengalami syok septic
Apabila kondisi menjadi tidak stabil dan
oksigen tersedia, berikan dalam
kecepatan 6-8 liter/menit
Pemberian cairan intravena
Cairan intravena diberikan apabila kondisi
tidak stabil
Banyaknya cairan yang diberikan harus hati-
hati, bila telah melebihi 4:1 sebaiknya
dipasang CVP (N=8-12 cm H20)
Awasi tanda kelebihan cairan: pembengkakan,
nafas pendek, pipi bengkak, apabila terjadi
pemberian cairan dihentikan
Diuretika bila terjadi udem paru yaitu 40mg/IV
furosemide
Pemberian antibiotika
antibiotika harus diberikan apabila terdapat
infeksi
Antibiotic profilaksis dimaksudkan untuk
mencegah infeksi pada kasus tanpa tanda-
tanda dan gejala infeksi
pemberian antibiotika IV lebih diutamakan
pilihlah antibiotika spectrum luas yang efektif
terhadap kuman gram negative, gram positif,
anaerobic dan klamidia.
antibiotika untuk kehamilan/persalinan dengan
janin hidup adalah
penisilin,ampisilin,sefalosporin dan eritromisin.
Pemeriksaan darah
 Periksa Hb, hematokrit sekaligus gol.darah
dan cross match
 Px. Darah lengkap
 Periksa kemungkinan DIC
 Serum laktat dehidrogenase meningkat
pada asidosis metabolic
 Kultur darah diperlukan untk mengetahui
jenis kuman
 Analisis gas darah
pemeriksaan urine
 dalam kondisi syok biasanya produksi urin
sedikit atau bahkan tidak ada
 berat jenis urin meningkat lebih dari 1.020

Anda mungkin juga menyukai