Anda di halaman 1dari 12

PERTOLONGAN PERTAMA

KEGAWATDARURATAN
OBSTETRIK DAN NEONATUS (PPGDON)
DI KOMUNITAS
Disusun oleh:
1. Ikeshy Octfrensia Ginting
2. Maisaroh
3. Mercy Wulan Riance Ziliwu
4. Nony Apfrensia Ginting
5. Yovita Novelarani Tarigan

Dosen Pengajar: Laurena Ginting, SST., M.Kes


I. Kegawatdaruratan Obstetrik

• kegawatdaruratan obstetric adalah kondisi kesehatan yang


mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama
dan sesudah persalinan dan kelahiran.
• Kasus gawatdarurat obstetrik adalah kasus yang apabila
tidak segera ditangani akan berakibat kematian pada ibu
dan janinnya.
• Masalah kegawatdaruratan selama kehamilan dapat
disebabkan oleh komplikasi kehamilan spesifik atau
penyakit medis atau bedah yang timbul secara bersamaan.
1. Deteksi Perdarahan dalam Kehamilan
A. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Perdarahan pada kehamilan muda merupakan perdarahan
pada kehamilan dibawah 20 minggu atau perkiraan berat
badan janin kurang dari 500 gram dimana janin belum
memiliki kemampuan untuk hidup diluar kandungan.
Contoh:
• Abortus, penanganan pertama atau penatalaksanaan
yaitu: Lakukan penilaian secara cepat mengenai
keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda vital lalu
pemeriksaan tanda-tanda syok (akral dingin, pucat,
takikardi, tekanan sistolik <90mmHg).
1. Deteksi Perdarahan dalam Kehamilan
A. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Contoh:
• Kehamilan Ektopik yang Terganggu, penatalaksanaan
yaitu bila ditemukan keadaan abdomen akut maka
tindakan terbaik ialah hemostasis KET. Jenis tindakan
yang akan diambil, harus memperhitungkan pemulihan
fungsi kedua tuba. Bila ibu masih ingin hamil maka
lakukan salpingostomi. Bila kondisi gawatdarurat, tidak
ingin hamil lagi, robekan tidak beraturan, terinfeksi,
perdarahan tak dapat dikendalikan maka lakukan
salpingektomi. Prosedur pertama yang dilakukan yaitu
pasang infus untuk substitusi kehilangan cairan dan
darah.
1. Deteksi Perdarahan dalam Kehamilan
B. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut
Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan
merupakan perdarahan dalam kehamilan yang terjadi
setelah usia gestasi diatas 22 minggu. Contoh:
• Plasenta previa, penatalaksanaan yaitu tidak di anjurkan
melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia
kesiapan untuk seksio sesarea, pemeriksaan inspekulo
dilakukan secara hati-hati, untuk menentukan sumber
perdarahan; perbaiki kekurangan cairan/darah dengan
infus cairan intravena; lakukan penilaian jumlah
perdarahan.
II. Kegawatdaruratan pada persalinan

1. Penatalaksanaan kegawatdaruratan persalinan kala 1 & 2


a) Emboli air ketuban
- Bila sesak nafas gunakan oksigen atau respirator.
- Bila terjadi gangguan bekuan darah gunakan transfusi.
- Observasi tanda vital.
b) Distosia bahu
• Mengenakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
• Melaksanakan episiotomi secukupnya yang didahului
dengan anastesi lokal.
• Mengatur posisi ibu manuver MV Robert.
II. Kegawatdaruratan pada persalinan

2. Penatalaksanaan kegawatdaruratan persalinan kala 3 & 4


a. Robekan jalan lahir, penatalaksanaan yaitu
• Robekan perineum tingkat I : Dengan cat gut secara
jelujur atau jahitan angka delapan (figure of eight)
• Robekan perineum tingkat II : Jika dijumpai pinggir
robekan yang tidak rata atau bergerigi, harus diratakan
lebih dahulu, pinggir robekan sebelah kiri dan kanan
dijepit dengan klem kemudian digunting, otot dijahit
dengan catgut, selaput lendir vagina dengan catgut
secara terputus putus atau jelujur. Jahitan mukosa
vagina dimulai dari puncak robekan, sampai kulit
perineum dijahit dengan benang catgut secara jelujur.
III. Kegawatdaruratan pada nifas

1. Perdarahan  pada nifas, contoh:


a. Gangguan Pembekuan Darah, tata laksana yaitu:
• Pada banyak kasus kehilangan darah yang akut,
koagulopati dapat dicegah jika volume darah
dipulihkan segera.
•Tangani kemungkinan penyebab (solusio plasenta,
eklamsia).
•Berikan darah lengkap segar jika tersedia untuk
menggantikan factor pembekuan dan sel darah merah.
III. Kegawatdaruratan pada nifas

2. Sepsis Puerperium, penatalaksanaan yaitu:


• Isolasi dalam batasan pada perawatan ibu
• Pemberian dosis tinggi antibiotika berspektrum luas
(dilakukan dokter)
• Pemberian cairan yang banyak
• Pemberian asuhan
• Penanganan komplikasi
IV. Kegawatdaruratan pada neonatus

1. Hipotermia
Penatalaksanaan :
• Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh
dengan menggunakan selimut hangat (hanya pada dada untuk
mencegah turunnya tekanan darah secara mendadak) atau
menempatkan pada ruangan yang hangat.
2. Hipertermia
Penatalaksanaan:
• Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar
seputar 26-28 derajat celcius.
• Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu bayi normal
(jangan menggunakan es atau alcohol).
IV. Kegawatdaruratan pada neonatus

3. Tetanus neonatorum
Penatalaksanaan yang dapat diberikan :
• Bersihkan jalan napas
• Longgarkan atau buka pakaian bayi
• Masukkan sendok atau tong spatel yang dibungkus
kasa ke dalam mulut bayi
• Ciptakan lingkungan yang tenang dan
• Berikan ASI sedikit demi sedikit saat bayi tidak kejang

Anda mungkin juga menyukai