Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN

KEGAWATDARURATAN
NEONATAL

Dr. M. ARIF ISMAIL, Sp.A, M.Kes


Bagian Ilmu Kesehatan Anak
RSUD ROKAN HULU
AKB Indonesia tahun 2020 : 21/1000
kelahiran hidup
(sumber: BKKBN)
Kelahiran bayi di indonesia : 12.336 x 364 =
4,5juta/tahun
AKB 21/1000 = 94500 AKB/tahun
= 259 kematian bayi/hari

Ada 259 bayi mati gagal ginjal setiap hari karena minum parasetamol
Kasus Kematian Ibu dan Bayi Masing-masing Kabupaten/Kota Tahun 2006
No. KABUPATEN/    KOTA TAHUN 2006
KASUS KASUS
KEMATIAN IBU KEMATIAN
BAYI
1. Kuantan Singingi 8 75
2. Indragiri Hulu 10 50
3. Indragiri Hilir 21 190
4. Pelalawan 11 50
5. Siak 26 94
6. Kampar 12 78
7. Rokan Hulu 22 133
8. Bengkalis 33 129
9. Rokan  Hilir 5 72
10. Pekanbaru 16 325
11. Dumai 13 76
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Riau - 2006
  JUMLAH 179 1.272
Mayor cause of death
children under 5 and neonates 2000-2003
PENYEBAB BBLR
 Penyebab terbanyak  kelahiran prematur
 Faktor ibu:
– umur (<20 tahun atau >40 tahun)
– Bertubuh pendek
– Nutrisi (gizi kurang) dan pola hidup (alkohol, merokok, dan narkoba)
– Penyakit (malaria, HIV, hipertensi)
– paritas
 Faktor plasenta:
– penyakit vaskular
– kehamilan ganda, dll
 Faktor janin
– Sindrom tertentu
– Kembar, triplet, dll

•Low birthweight. Country, Regional and Global Estimates. UNICEF and WHO. 2004
Komplikasi BBLR
BKB, SMK

 Asfiksia Perinatal  Saluran Pencernaan


 Susunan Syaraf  Metabolisme
Pusat  Hematologis
 Saluran Pernapasan  Imunologis
 Termoregulasi  Ginjal
 Kardiovaskuler  Opthalmologis
Otak Bayi Prematur

•Mengendalikan fungsi organ tubuh dengan baik ?


•Mengembangkan otak supaya menjadi normal ?
14
Kelahiran prematur
– Penyebab terbanyak kematian pada usia
perinatal
– Permasalahan dalam hal perawatan setelah lahir
– Biaya dan waktu >>>
BBLR  Risiko kematian > 20 kali Bayi
dengan berat lahir cukup
– Angka mortalitas dan morbiditas ↑
– Gangguan perkembangan kognitif dan
pertumbuhan
– Kejadian penyakit-penyakit kronis↑
TATALAKSANA BBLR
TATALAKSANA SAAT LAHIR

 Riwayat Prenatal – Informasi Ibu !


 BBLR merupakan faktor risiko terjadinya asfiksia
 Tatalaksana saat lahir adalah tindakan resusitasi
 Tujuan penatalaksanaan asfiksia lahir:
Memulai resusitasi tepat waktu dengan cara efektif
sehingga pengaruh hipoksia & asidosis dapat dicegah
sebelum menyebabkan kerusakan permanen
KEBUTUHAN RESUSITASI
Selalu Menilai reaksi bayi saat lahir
diperlukan

Langkah Awal

Jarang VTP
diperlukan
Kompresi Dada
+
VTP
Jarang
sekali
diperlukan Obat
Menentukan apakah bayi perlu resusitasi
Tanya & jawab hal-hal di bawah ini
1. Cukup bulan ?
2. Cairan amnion bening ?
3. Bernapas atau menangis ?
 Perhatikan dada bayi
 Tidak ada usaha napas  perlu
intervensi
 Megap-megap  perlu
intervensi
4. Tonus otot ?
Tonus otot baik : fleksi & bergerak aktif
LANGKAH AWAL
i. Berikan kehangatan 30 detik
ii. Posisikan;
bersihkan jalan napas
bila perlu
iii. Keringkan, rangsang,
reposisi
i. MEMBERIKAN KEHANGATAN
 Letakkan bayi di bawah alat pemancar panas
 BBLR  harus
ii. POSISIKAN;
BERSIHKAN JALAN NAPAS BILA PERLU
 Letakkan bayi dengan
kepala sedikit tengadah
… ii. MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS

1. Cairan amnion tak tercampur mekonium


 Tekanan negatif < 100 mmHg
 Mulut lalu hidung
 Penghisapan
singkat dan
lembut
… ii. MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS
2. Cairan amnion tercampur mekonium
iii. KERINGKAN_RANGSANG_REPOSISI

 Mengeringkan

.. kehilangan panas


merangsang napas
 Rangsang taktil
.. merangsang napas
1. Menepuk/menyentil
telapak kaki
2. Menggosok punggung/
perut/dada/ ekstremitas
Penilaian 3 tanda:
1. Pernapasan ………….... spontan dan teratur ?
2. Frekuensi jantung …….. > 100 kali/menit ?
(hitung dalam 6 detik, kalikan 10)
3. Warna kulit …………….. kemerahan ?
PENILAIAN WARNA KULIT
 Seluruh tubuh kemerahan

 Sianosis sentral vs sianosis perifer

 Sianosis sentral  perlu intervensi


PEMBERIAN OKSIGEN ALIRAN BEBAS

 Kadar oksigen : 100%


 Aliran oksigen : minimal 5 L / menit

1 2 3
Balon tidak mengembang sendiri
Balon mengembang sendiri
Kecepatan Melakukan Ventilasi

40-60 kali/menit

Remas Lepas Remas


(pompa) (dua … tiga) (pompa)
1. Frekuensi jantung
2. Perbaikan warna kulit
Empat
3. Adanya napas spontan
tanda 4. Perbaikan tonus otot
Perbaikan

Cara • Kecepatan & tekanan VTP


menghentikan bertahap
VTP • Beri O2 aliran bebas
• Rangsang taktil
• Observasi napas spontan
KOMPRESI DADA
2 orang Penolong
LOKASI KOMPRESI DADA

Gerakkan jari
sepanjang tepi
bawah iga sampai
mendapatkan sifoid

Letakkan ibu jari /


jari-jari pada tulang
dada, sedikit di atas
sifoid
TEKANAN KOMPRESI DADA
Kedalaman 1/3 diameter antero-posterior dada

BENAR
Jari tetap
menempel di dada

SALAH
Jari terangkat
dari dada
FREKUENSI
Satu Dua Tiga Pompa
Indikasi Intubasi Endotrakea

 Terdapat mekonium & bayi mengalami depresi

 Jika VTP dengan balon & sungkup tidak efektif

 Membantu koordinasi kompresi dada & VTP

 Pemberian epinefrin untuk stimulasi FJ

 Indikasi lain: sangat prematur & hernia


diafragmatika
Epinefrin

 Indikasi : Setelah VTP 30 detik dan


VTP + kompresi dada selama
30 detik  FJ tetap < 60 kali/menit

 Persiapan : 1 ml cairan 1:10.000

 Dosis IV : 0,1-0,3 mL/kgBB larutan 1:10.000


ET : 0,3-1,0 mL/kgBB larutan 1:10.000

 Kecepatan pemberian : secepat mungkin


Penghentian Resusitasi

Dipertimbangkan setelah 10 menit


upaya resusitasi adekuat tidak
didapatkan tanda-tanda kehidupan
(TAK ADA DENYUT JANTUNG & USAHA NAPAS)

Orang tua perlu dilibatkan dalam


pengambilan keputusan
TATALAKSANA SETELAH
LAHIR
 PASCA RESUSITASI
 Jaga bayi tetap hangat:
 Tempatkan di bawah pemancar panas / Kontak
kulit bayi_ibu lalu selimuti keduanya
 Tutup kepala bayi dengan kain atau topi
 Memandikan setelah usia 24 jam & suhu bayi stabil

 PD awal terutama terkait fungsi pernapasan,


kardiovaskular & metabolik
 PD lengkap setelah suhu bayi stabil
TATALAKSANA SETELAH
LAHIR
 Bila tidak ada KI: minum ASI dini & eksklusif
 Beri Vitamin K1 1 mg IM pada paha kiri
 Pencegahan infeksi:
 Cuci tangan sebelum & sesudah memegang bayi
 Beri salep mata Tetrasiklin 1%
 Perawatan tali pusat: kering, bersih & terbuka
 Imunisasi  umumnya sesuai usia kronologis

 Newborn Screening ?

 Evaluasi Tanda bahaya


2. HIPOTERMI

 Normotermi :
36,5 oC – 37,5 oC di aksila setelah 3‘
pencegahan hipotermi
Warm chain :
 Ruang persalinan  Jangan dimandikan
yang hangat (>250C)  Pakai baju
 Resusitasi dalam
 Rawat gabung
lingkungan yang
hangat  Transportasi dalam
 Keringkan segera lingkungan yang
 Skin to skin contact/ hangat
Kangaroo mothet care  Kesadaran tenaga
 Pemberian ASI medis
…Hipotermia

Tanda awal hipotermia


 Kaki teraba dingin.
 Kemampuan mengisap rendah atau tidak bisa
menyusu.
 Letargi dan menangis lemah.
 Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis
menjadi kutis marmorata atau pletora.
 Takipnea dan takikardia.
…Hipotermia

 Saat hipotermia menetap, tanda berikut


berlanjut:
 Letargi
 Apnea dan bradikardia
 Risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia,
asidosis metabolik, sesak nafas, dan faktor
pembekuan yang abnormal (DIC, perdarahan
intraventrikel, perdarahan paru).
…HIPOTERMI

 Letakkan bayi baru


lahir di infant
warmer / inkubator.
Untuk bayi <1200
gram perlu dilapisi
dengan plastik
Di Ruang bersalin

50
Perawatan dalam inkubator

 Jika neonatus memerlukan perawatan


dalam inkubator, penting untuk
menganjurkan orang tua bayi berkunjung
dan memeluknya sesering mungkin, dan
memanfaatkan kontak kulit dengan kulit
agar suhunya stabil.

51
Perawatan Metode Kanguru
Manfaat PMK
 Denyut jantung bayi lebih stabil
 Pernapasan bayi lebih teratur
 Distribusi oksigen ke seluruh tubuh menjadi
lebih baik
 Mencegah bayi terkena udara dingin
 Waktu tidur bayi lebih lama
 Kenaikan BB lebih cepat
…manfaat PMK

 Pemakaian kalori <


 Frekuensi bayi menangis <
 Mempermudah pemberian ASI
produksi ASI >>
 Ikatan batin dgn ibu lbh baik
 Bayi lbh tenang dan rileks
 Pengaruh psikologis thd orangtua lbh baik
3. Ikterus
 Ikterus neonatorum: suatu fenomena biologis
akibat produksi bilirubin yang meningkat dan
ekskresi bilirubin yang menurun
 Produksi bilirubin : 2-3x lebih tinggi daripada
dewasa normal
 Bayi Kurang Bulan, Berat Badan Lahir
Rendah: >50% mengalami ikterus pada
minggu I
4. Hipotensi

 masalah yang harus ditangani segera  dapat


menimbulkan gangguan pada sistem saraf pusat
 Hipotensi  Cerebral blood flow menurun 
oksigenasi otak terganggu
5. Perdarahan intracranial

 Perdarahan intraventrikuler  sering


 Lesi primer : perdarahan pembuluh darah
pada matriks germinal sub ependim
 Lesi berbanding lurus dengan usia kehamilan
 Komplikasi : strok, white matter injury dan
hidrocephalus
 Intervensi perinatal : steroid antenatal dan
indometasin dapat menurunkan risiko
perdarahan intraventrikuler

Anda mungkin juga menyukai