Anda di halaman 1dari 72

ASFIKSIA

• Batasan
adalah kegagalan bernafas secara spontan dan
adekuat/teratur segera setelah lahir

• Penyebab kematian perinatal yang utama


selain BBLR dan Infeksi
WHAT ? :
Fenomena“duapertiga”
Kematian bayi
baru lahir (0 –
28 hari)
merupakan 2/3
dari kematian
bayi
Kematian
perinatal (0–7
hari) merupakan
2/3 dari kematian
bayi baru lahir
Kematian bayi
(0 – 1 hari)
Prinsip dasar

Asfiksia kematian tinggi


27% angka kematian neonatus
Dapat terjadi selama antepartum,
intrapartum maupun post partum
Dapat mengakibatkan kecacatan
Faktor Resiko Asfiksia

a. Faktor Ibu
• Hipertensi/ pre eklamsi
• Hipotensi
• Kardiovasculer
• DM
• Penyakit paru-paru kronis
• Obat-obatan dikonsumsi ibu sebelum
persalinan,
• Kelainan neurologi
• Penyakit infeksi
b. Faktor Janin
• Anemia
• Hydrops fetalis, Hydrops fetalis is a condition
in the fetus characterized by an accumulation
of fluid, or edema, in at least two fetal
compartments
• Infeksi
• IUGR, intrauterine growth restriction refers to
a condition in which an unborn baby is smaller
than it should be because it is not growing at a
normal rate inside the womb
• Post maturasi
• bayi preterm (prematur).
b. Faktor Plasenta
• Infark, a localized area of ischemic necrosis
produced by anoxia following occlusion of the
arterial supply or the venous drainage of the
tissue, organ, or part. anemic infarct one due
to sudden interruption of arterial circulation
to the area.
• Solutio plasenta
• Lilitan, terjepit prolap tali pusat
• Kelainan pembuluh darah
Diagnosa
• Anamnesa :
• Gangguan / kesulitan waktu lahir
❖Lilitan
❖Sungsang
❖Vakum extraksi
❖Extraksi forcep
❖Persalinan terlalu cepat, terjadi hipoksia
❑Lahir tidak bernafas/ menangis
❑Air ketuban bercampur mekoniun
• Pemeriksaan fisik
• Bayi tidak bernafas atau nafas megap-megap
• Denyut jantung < 100x/menit
• Tonus otot menurun
• Kulit sianosis / pucat
• Untuk diagnosa asfiksia tidak perlu nunggu
apgar scor
Apgar Scor
• Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris:
Apgar score) adalah sebuah metode yang
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952
oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode
sederhana untuk secara cepat menilai kondisi
kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah
kelahiran. ...
Apgar Scor
• Adalah kriteria klinis untuk menentukan kondisi asfiksia/
keadaan bayi baru lahir
• Biasanya dinilai 1 menit pertama dan 5 menit pertama
• Patokan klinis yang dinilai
– Menghitung frekuensi jantung
– Melihat usaha nafas
– Melihat tonus otot
– Menilai reflex rangsang
– Memperhatikan warna kulit
• Setiap yang dinilai diberi angka tetap (0-1-2) kemudian
dijumlahkan → disebut Apgar Scor
• Berdasarkan Apgar Scor, asfiksia dibagi :
1. Vigorous Baby / bayi sehat apgar scor (AS) → 8-
10
2. Asfiksia ringan → AS : 5-7
3. Asfiksia sedang → AS : 4-6
4. Asfiksia berat → 0-3
Skor
Tanda
0 1 2

1. Detak jantung - < 100 100

Pecah/ tak
2. Nafas - Tangis kuat
teratur
Flexi
3. Tonus otot Lemas Gerak aktif
extremitas

4. Reflek - Menyeringai Batuk, bersin

Biru Tubuh merah


5. Warna kulit Semua merah
pucat ext biru
• Dari 5 kriteria di atas, yang berhubungan erat dengan
terjadinya amoksia dan hipoksia adalah :
• Pernafasan
• Denyut jantung
• Tonus otot, warna kulit dan reflex, menunjukan
indikator maturitas bayi
• Sigtuna scor → scor berdasar pada variabel :
– Pernafasan
– Denyut jantung
Skor
Yang dinilai
0 1 2 s/d 3
Megap- Tidak
Pernafasan -
megap teratur
Denyut
- < 100 >100
jantung
Asfiksia Asfiksia
Diagnosa Lahir mati
berat sedang
Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir

1. Persiapan keluarga
2. Persiapan tempat
3. Persiapan alat resusitasi
4. Persiapan diri.
Menilai reaksi bayi saat lahir
Selalu diperlukan
Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan
napas, keringkan, rangsang, & beri O2 (bila perlu)

Berikan ventilasi yang efektif:


Balon & sungkup
Lebih Intubasi endotrakeal
jarang
diperlukan Kompresi dada

Pemberian
obat2an
Kadang-
kadang
Standar Tindakan Pencegahan(The
US CDC & Prevention)
–Lindungi diri dari Produk cairan
pasien (darah,urin, feses, liur,
muntahan)
–Sarung tangan, masker, pelindung
mata harus dipakai
–Resusitasi mouth to mouth
harus dihindari
–Kamar bersalin harus dilengkapi
balon resusitasi & sungkup,
laringoskop, pipa endotrakeal,
penghisap mekanik & alat pelindung
lain yang dibutuhkan
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
Menentukan apakah bayi perlu
resusitasi
Tanya & jawab
hal-hal di
bawah ini
1. Cukup
bulan ? 2.
Cairan
amnion
bening ?
3. Bernapas atau menangis ?
Perhatikan dada bayi
Tidak ada usaha napas perlu intervensi
Megap-megap perlu intervensi
4. Tonus otot ?
Tonus otot baik : fleksi &bergerak aktif
LANGKAH AWAL
i. Berikan kehangatan 30
detik
ii.Posisikan;
bersihkan jalan napas
bila perlu
iii.Keringkan, rangsang, reposisi
Letakkan bayi di bawahalat pemancar panas

i. MEMBERIKAN
KEHANGATAN
ii. POSISIKAN;
BERSIHKAN JALAN NAPAS BILA
PERLU
Letakkan bayi dengan
kepal
a sedikit tengadah
… ii. MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS
1. Cairan amnion tak tercampur
mekonium
Tekanan negatif < 100
mmHg
Mulut lalu singkat
hidung lembut
Penghisapan
dan
CATATAN
Menurut Pedoman resusitasi yang
baru dari AAP (2005), untuk bayi
yang lahir dengan ketuban
tercampur mekonium, pengisapan
intra partum setelah kepala bayi
lahir – sebelum bahu dilahirkan
tidak lagi dilakukan secara rutin
… ii. MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS

2. Cairan amnion tercampur mekonium


iii. KERINGKAN_RANGSANG_REPOSISI

Mengeringkan

• .. kehilangan panas
merangsang napas
Rangsang taktil
• .. merangsang napas
1.Menepuk/menyentil telapak kaki
2.Menggosok punggung/ perut/dada/
• ekstremitas
Penilaian 3 tanda:
1. Pernapasan ………….... spontan dan teratur ?
2. Frekuensi jantung …….. > 100 kali/menit ?
(hitung dalam 6 detik, kalikan 10)
3. Warnakulit …………….. kemerahan ?
PENILAIAN W ARNA KULIT
Seluruh tubuh kemerahan
Sianosis sentral vs sianosis perifer
Sianosis sentral perlu intervensi
PEMBERIAN OKSIGEN ALIRAN BEBAS

Kadar : 100%
oksigen : minimal 5 L / menit
Aliran
1 2 3
oksigen
Balon tidak mengembang sendiri
Balon mengembang sendiri
Balon Mengembang
Sendiri
Bagian 2B.M.S.:
1. Pintu masuk udara &
tempat memasang
reservoar O2 1 6
2. Pintu masuk O2
4
3. Pintu keluar O2
4. Susunan katup
5. Reservoar O2 5
6. Katup pelepas tekanan 2
(pop-off valve) 7
7. Tempat memasang 3
manometer (bagian ini
mungkin tidak ada)
SUNGKUP
Ukuran
Tepi

Bentuk
Kecepatan Melakukan Ventilasi

40-60 kali/menit

Rema Lepas Rema


s (dua … tiga) s
Bila dada tidak
mengembang
Kondisi Tindakan

Lekatan tidak •
adekuat

Jalan napas • Reposisi kepala.


tersumbat • Periksa sekresi, hisap bila ada
• Lakukan ventilasi dengan mulut
sedikit terbuka.

Tidak cukup •
tekanan
Melakukan ventilasi yang
efektif merupakan kunci
keberhasilan hampir semua
resusitasi neonatus
KOMPRESI DADA
POSISI PENOLONG
2 orang Penolong
Teknik Kompresi Dada
IBU JARI
Kedua ibu jari menekan tulang dada
Kedua tangan melingkari dada, jari-
jari tangan selain ibu jari menopang
bagian belakang
bayi
Teknik Kompresi Dada
Dua Jari
Ujung jari tengah & jari telunjuk atau jari
tengah & jari manis dari satu tangan
menekan tulang dada

Tangan yang lain menopang bagian


belakang bayi
LOKASI KOMPRESI DADA
Gerakkan jari
sepanjang tepi
bawah iga
sampai
mendapatkan
sifoid

Letakkan ibu jari


/ jari-jari pada
tulang dada,
sedikit di atas
TEKANAN KOMPRESI DADA
Kedalaman 1/3 diameter antero-posterior dada

BENAR
Jari tetap
menempel di
dada

SALAH
Jari terangkat
dari dada
FREKUENSI
Satu Dua Tiga Pompa
Indikasi Intubasi Endotrakea

Terdapat mekonium & bayi


mengalami depresi
Jika VTP dengan balon & sungkup

tidak efektif Membantu koordinasi

kompresi dada & VTP Pemberian

epinefrin untuk stimulasi FJ Indikasi

lain:
Epinefrin

Indikasi : Setelah VTP 30 detik dan


VTP + kompresi dada selama 30 detik
FJ tetap < 60kali/menit

Asistolik

Persiapan : 1 ml cairan 1:10.000

Dosis : 0,1-0,3 mL/kgBB larutan 1:10.000


IV : 0,3-1,0 mL/kgBB larutan 1:10.000
ET
Kecepatan pemberian: secepat mungkin
Cairan Penambah Volume
D arah
Indikasi: Bila bayi pucat, kehilangan darah
&/
tak memberikan respons yang
memuaskan terhadap resusitasi
Cairan yang dipakai: - Garam fisiologis (dianjurkan)
- Ringer laktat
- Darah O – negatif
Dosis : 10 mL/kgBB
Jalur : vena umbilikalis
Kecepatan : 5-10 menit
Natrium bikarbonat
Indikasi : Bila dicurigai terjadi asidosis
metabolik atau terbukti terjadi
asidosis metabolik
Dosis : 2 mEq/kgBB (larutan 4,2 %)

Jalur : vena umbilikalis

Kecepatan : < 1 mEq/kgBB/menit

Perhatian : Jangan diberikan


bila ventilasi
belum adekuat
Penghentian Resusitasi
Dipertimbangkan setelah 10 menit
upaya resusitasi adekuat tidak
didapatkan tanda-tanda kehidupan
(TAK ADA DENYUT JANTUNG &
USAHA NAPAS)

Orang tua perlu dilibatkan dalam


pengambilan keputusan
Tindakan Setelah
Resusitasi
Pemantauan pascaresusitasi
Dekontaminasi, mencuci dan mensterilkan
alat
Membuat catatan tindakan resusitasi
Konseling pada keluarga
Pemantauan Pascaresusitasi

Bukan dirawat secara Rawat gabung


Pantau tanda vital : napas, jantung, kesadaran dan
produksi urin
Jaga bayi agar senantiasa hangat
Bila tersedia fasilitas, periksa kadar gula darah dan
berikan injeksi vitamin K1
Perhatian khusus diberikan pada waktu malam hari
Berikan imunisasi Hepatitis B pada saat bayi masih
dirawat dan Polio pada saat pulang
Kapan Harus Merujuk

Paling ideal adalah rujukan antepartum


Bila Puskesmas tidak mempunyai fasilitas lengkap
tidak memberi respons terhadap tindakan
resusitasi selama 2-3 menit
Bila Puskesmas mempunyai fasilitas lengkap dan
kemampuan melakukan pemasangan ET &
pemberian obat-obatan serta bayi tdk memberikan
respons thp tindakan resusitasi rujukan
Penghentian Resusitasi

Dipertimbangkan setelah
10 menit
upaya resusitasi adekuat
tidak didapatkan tanda-
tanda kehidupan (TAK ADA
DENYUT JANTUNG & USAHA NAPAS)

Orang tua perlu dilibatkan


Mencatat Tindakan
Resusitasi
Kondisi bayi saat lahir
Tindakan yg diperlukan utk memulai pernapasan (Tahapan
resusitasi yg telah dilakukan)
Waktu antara lahir dgn memulai pernapasan
Pengamatan scr klinis selama & sesudah tindakan resusitasi
Hasil tindakan resusitasi
Bila tindakan resusitasi gagal, apa kemungkinan penyebab
kegagalan
Nama-nama tenaga kesehatan yg menangani tindakan
Konseling pada Keluarga
• Bila resusitasi berhasil & bayi dirawat scr
rawat gabung, lakukan Konseling Pemberian
ASI dini & eksklusif & Asuhan Bayi Normal
lainnya (Perawatan Neonatal Esensial)
• Bila bayi memerlukan perawatan/pemantauan
khusus, konseling keluarga ttg Pemberian ASI
dini & jelaskan ttg keadaan bayi
• Bila bayi sdh tdk memerlukan perawatan lagi
di Puskesmas, nasehati ibu & keluarga utk
kunjungan ulang utk pemantauan tumbuh
kembang bayi selanjutnya
• Bila resusitasi tdk berhasil/bayi meninggal
dunia, berikan dukungan emosional kpd
keluarga
Pemantauan Tumbuh
Kembang
Lakukan kunjungan neontal (KN1) minimal 1 kali,
sblm bayi berumur 7 hari
Apakah pernah timbul kejang selama di rumah
Apakah pernah timbul gangguan napas : sesak
napas, retraksi, apnu
Apakah bayi minum ASI dengan baik (dpt
menghisap & menetek dgn baik)
Apakah bayi dijumpai tanda/gejala gangguan
pertumbuhan & perkembangan
• Tindakan terhadap bayi asfiksia → Resusitasi
Pelaksanaan resusitasi :
1. Pesiapan alat
– Isap lendir
– Arloji
– Ambubag, corong / sungkup
– Laringoscope ( No. 0,1 )
– ET (endotracheal Tube) 3,5 , 5
– Spuit 1, 3, 5, 20 cc
– Kain bersih
– Scalp vein No. 27
– Lampu penghangat
– Stetoscope
2. Obat-obatan
– Adrenalin (1 : 10.000)
– Na-birarbonat 7,5%
– Glucosa 10%
– RL
– O2
– Naloxom
Penanganan Bayi Baaru Lahir Berdasasrkan NILSI APGAR
Nilai APGAR 5 Menit Pertama

AS 0-3
• Tempatkan ditempat hangat dengan lampu sebagai sumber penghangat
• Pemberian oksigen.
• Resusitasi
• Stimulasi rujuk
AS 4-6
• Tempatkan dalam tempat yang hangat.
• Pemberiak oksigen
• Stimulasi taktil
AS 7-10
• Dilakukan penatalaksanaan sesuai drngan bayi normal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai