Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

Asfiksia Neunatorum

I. Defnisi
- Asfiksia Neutorum adalah keadaan dimana bayi dapat segara bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. ( Sarwono Prawiharjo, 2002 )
- Asfiksia Neutorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat spontan dan teratur
sehingga dapat menurunkan O2 makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan
akibat buruk dalam kehidupan selanjutnya. ( Ida bagus Gede manuaba. 1998 ).
- Asfiksia Neunatorum adalah terhentinya denyut, beban nafas. Menurunkan
kadar oksigen dan naiknya CO2 jaringan akibat Opnea yang terjadi pada bayi
0 – 4 minggu ( Kamus Kedokteran FKUI )
II. Etimologi
Faktor Predis Posisi
1. Faktor Ibu yang meliputi :
 Hipoksia ibu yang terjadi akibat pemberian obat analgetika atau
anesthesia dalam yang tidak tepat.
 Gangguan aliran darah uterus, berkurangnya aliran darah pada uterus
meyebabkan berkurangnya aliran oksigen keplasenta demikian juga
kejanin.
 Usia ibu kurang 20 tahun atau lebih 30 tahun.
 Gravida 4 atau lebih.
 Masalah sosial ekonomi rendah yang berdampak teradap kekurangan
pemenuhan gizi ibu ( gizi buruk )
 Penyakit pembuluh yang mengganggu penukaran O2 dalam darah.
Misalnya ; Hepatitis, Hipotensi, jantung, paru . TBC, ginjal.
 Gangguan His, - Tetania Uteri – Hipertoni.
Faktor uterus
 Persalinan lama
 Presentasi janin abnormal
2. Faktor plasenta
 Luas dan kondisi plasenta
Misalnya plasenta kecil, plasenta tipis, plasenta previa dan Solusio
plasenta.
 Gangguan mendadak pada plasenta, yang menyebabkan terganggunya
pertukaran O2 dan tekanan darah.
3. Faktor Janin
Kompuasi Umbilitus mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah Umbulikus dan mengakibatkan pertukaran gas antara
ibu dan janin.
Misalnya : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, KPD, dll.
4. Faktor Neumatus
 Pemberian obat anastesi atau anlgetika yang berlebihan pada ibu
secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
 Trauma yang terjadi dalam persalinan.
Misalnya perdarahan intracranial.
 Kelainan Kongenital pada bayi
Misalnya Hernia diafragmatika, atresia saluran pernafasan dll.
5. Faktor Persalinan
 Partus lama, partus dengan tindakan
III. Pembagian Asfiksia
a) Asfiksia Ringan ( 7 – 10 )
b) Asfiksia Sedang ( 4 – 6 )
c) Asfiksia Berat ( 0 – 3 )
Asfiksia berat dengan henti jantung..

IV. Tanda dan Gejala


a) Asfiksia Ringan
 Skor Apqar 7 – 10
 Frekuensi jantung > 100 x / mnt
 Tonus otot baik
 Bayi bernafas spontan dan memadai
b) Asfiksia Sedang
 Skor Apqar 4 – 6
 Frekuensi jantung > 100 x / mnt
 Tonus otot < baik
 Siamosis
 Reflekd iritabilitas tidak ada
 Bayi bernafas spontan dan memadai
c) Asfiksia Berat
 Skor Apqar 0 – 3
 Frekuensi jantung > 100 x / mnt
 Tonus otot buruk
 Sianosis berat : - Asfiksi Livide ( Biru )
- ASfiksasi Palida ( Putih )
 Refleks iritabilitas tidak ada
 Asfiksasi berat dengan henti jantung
Tanda dan gejala sama dengan asfiksasi berat dan disertai dengan
menghilangnya bunyi jantung beberapa menit.
o Apneu Primer sebelumnya ditandai :
- Asfiksia berlanjut
- Gerakan pernafasan akan berhenti
- Denyut jantung menurun
- Tonus Neuromuskuler berkurang berangsur-angsur
o Apneu Sekunder sebelumnya ditandai :
- Nafas megap-megap dan dalam
- Denyut jantung terus menurun
- Tekanan darah bayi terus menurun
- Bayi terlihat lemas
- Pernafasan makin rendah / lemah
 Cara menilai Apqar skor
Apqar skor dinilai pada 1 menit pertama bayi lahir dan 5 menit pertama
bayi lahir.
Penilaian bayi dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting bagi
kelanjutan hidup bayi :
1. Usaha bernafas
2. Frekuensi denyut jantung
3. Warna kulit

1. Menilai usaha bernafas


- Apabila bayi bernafas spontan dan memadai, dilanjutkan dengan
menilai frekuensi denyut jantung
- Apabila bayi mengalami apneu dilakukan rangsangan taktil,
sambil diberikan O2 berkonsentrasi 100% berkeceptan paling
sedikit 5 lt / mnt.
- Apabila setelah beberapa detik tidak terjadi reaksi atas
rangsangan taktil mulailah pemberian VTP ( Ventilasi Tekanan
Positif ).
2. Menilai frekuensi denyut jantung bayi
- Penilaian frekuensi jantung bayi dilakukan apabila
pernafasanspontan normal teratur.
- Frekuensi denyut jantung dihitung dengan cara menghitung
jumlah denyut jantung dalam 6 detik dikalikan 10, sehingga
diperoleh frekuensi jantung permenit.
- Apabila frekuensi denyut jantung lebih dari 100 x permenit dan
bayi bernafas spontan teratur, dilanjutkan dengan menilai warna
kulit.
3. Menilai warna kulit
- Penilaian warna kulit baru dilakukan apabila bayi bernafas
spontan dan frekuensi denyut jantung > 100 x / mnt.
- Apabila terdapat Sianosis sentral oksigen tetap diberikan.
- Apabila terdapat Sianosis Perifer oksigen tidak perlu diberikan.
Sianosis perifer disebabkan oleh peredaran darah yang masih
lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin dingin, buikan
akibat hipoksemia.
Tabel skor apqar
No Klinis 0 1 2
1. Pulse Tidak ada < dr 100 x / mnt > dr 100 x / mnt
(Frekuensi jantung)
2. Respiratory effort Tidak ada Lamban atau Menangis kuat
(Usaha bernafas) tidak ada keras
3. Actifity Tidak ada Fleksi ektremitos Fleksi kuat gerak
(Tonus otot) aktif
4. Corimence Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
(Reflek)
5. Apperance Seluruh tubuh Badan merah kaki Seluruh tubuh
(warna kulit) biru / pucat biru kemerahan

V. Patofisiologi
Hipoksia janin menyebabkan Asfiksia karena gangguan pertukaran O2
dan CO2 dari ibu ke janin. Gangguan ini dapat berlangsung menahun akibat
kondisi pada ibu selama kehamilan atau secara mendadak karena trauma dalam
persalinan sehingga bisa juga mempengaruhi oksigenasi sel-sel tubuh yang
mengakibatkan gangguan fungsi sel. Pada tingkat pemulaan gangguan
pertukaran gas transport O2 dapat menimbulkan asidosis Respirastorik
anerobatik dan asam organik yang dihasilkan metabolisme akan menyebabkan
terjadi asidosis Cardiovaskuler dan ini punya akibat buruk terhadap sel-sel otak
dan menyebabkan kematian anak.

VI. Penata Laksanaan


a) Neonatus dengan Asfiksia Ringan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
2. Tempatkan bayi pada tempat yang hangat.
3. Hisap lendir dari janin mulut ditenggorokan dan saluran nafas bagian
atas.
4. Kaji ulang pernafasan dan pola nafas. Perhatikan adanya Apneu dan
perubahan frekuensi jantung, tonus otot dan warna kulit.
5. Posisikan bayi dengan posisi dorso fleksi kepala.
6. Pasang O2.
7. Observasi keadaan umum dan TTV
a) Neonatus dengan Asfiksi Sedang
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
2. Tempatkan bayi pada tempat yang hangat
3. Observasi tanda-tanda vital
4. Kaji ulangpernafasan dan pola nafas. Perhatikan adanya apneu dan
perubahan frekuensi jantung, tonus otot dan warna kulit
5. Posisikan bayi dengan posisi dorso fleksi kepala
6. Hisap lendir dari jalan nafas
7. Berikan O2 2 ltr / mnt
8. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
a) Neonatus dengan asfiksia Berat
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
2. Posisikan bayi dengan dorso fleksi kepala
3. Tempatkan bayi pada tempat yang hangat
4. Lakukan inkubasi endotrakeal
5. Berikan antibiotic profilaksis
6. Berikan Bikarbonal Natrikus 2 – 4 Meq / kg BB
7. Berikan glukosa 15 – 20 % dengan 2 – 4 ml / kg BB secara IV melalui
Vena umbikalis
8. Masase jantung external 80 – 100 x / mnt diselingi 3x kompresi dinding
thora x setiap 1x ventilasi
9. Hisap lendir dari jalan nafas
10. Observasi tanda-tanda vital
11. Lakukan perawatan tali pusat dengan benar
12. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
POHON MASALAH

F. Ibu F. Plasenta F. Janin F. Neunatus F. Persalinan

Gangguan pertukaran
O2 dan CO 2

Afiksia Neunaturum

Asfiksia Sedang
Asfiksia Ringan Asfiksia Berat

Tonus otot menurun


Tonus otot sulit
Syanosis
Mempertahankan nafas

Resusitasi + O2
Pengambilan O2

Bernafas spontan
Pengeluaran CO2

Hiposekmia Neunaturum

Penimbunan CO2
Asisodsis

Kerusakan Otak Kerusakan Organ Kematian

Asidosis Metabolik Oksigenasi sel tubuh


terganggu
Gangguan koordinasi
Gangguan fungsi sel

Apneu
koordinasi Perubahan metabolisme
Hipotermi
Kadar gula menurun
Sianosis Gangguan pemecahan
bilirubin Gangguan metabolisme
asam lemak
Hipoksia
Ikterus
Gangguan metabolisme
asam lemak

Diagnosa / Masalah / Kebutuhan Hipoglekimia


 Diagnosa
Terjadi Asfiksia berat sehubungan dengan gangguan pertukaran O2 dan CO2
 Interversi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
R = Untuk mencegah terjadinya infeksi Nosokomial
2. Keringkan dan hangatkan pada lingkungan hangat
R = Untuk mempertahankan suhu tubauh bayi agar tetap seperti dalam
kandungan
3. Posisikan bayi dengan posisi Dorso fleksi kepala dan bersihkan jalan nafas
R = Untuk membuka jalan nafas
4. Lakukan inkubasi Endotrakeal dan berikan O2
R = Untuk memperbaiki ventilasi paru-paru
5. Berikan rangsangan taktil pada bayi
R = Untuk merangsang kerja jantung.
6. Berikan bikarbonat + natrikulus 2 – 4 Meq / kg BB dan glukosa 40 % 2 – 4 ml
/ kg BB
R = Untuk mencegah Asidosis
7. Obsevasi tanda-tanda vital
R = Untuk mengetahui / mendeteksi dini bila terjadi komplikasi
8. Timbang berat badan
R = Untuk mendeteksi dini bila terjadi penurunan berat badan dan terjadi
komplikasi
9. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
R = Untuk mendapatkan terapi yang tepat sehingga mempercepat
penyembuhan

DAFTAR PUSTAKA
1. Liyas Jumiarni dkk, 1995 Asuhan Keperawatan Perinatal Jakarta EGc
2. Manuaba Prof dr Ida Bagus Gde 1998 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana untuk pendidikan bidan Jkarta EGc.
3. Markum An 1996 Ilmu Kesehatan Anak Jakarta FKUI
4. Prawiro harjo Sarwono 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta Y3P-SP
5. Staf Pengajar FKUI 1885, Ilmu Kasehatan Anak jilid 3 Jakarta FKUI

ASUHAN KEBIDANAN
Tgl / Jam MRS : 18.20 / Tgl 19 – 1 – 2009
No Register : 160834
Diagnosa Medis : Neumatis dengan asfiksia berat
Tgl / Jam Pengkajian : 20 – 1 – 2009

A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Bayi
Nama : By. Ny. Rumiati
Anak ke : II
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl lahir : 19 – 01 – 2009
Jam : 17.40
b. Orang Tua
Nama Ibu : Ny. Rumiati Nama Ayah : Sumariudin
Umur : 36 th Umur : 40 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Cerme 02/01 Alamat : Desa Cerme
Grogol 02 / 01 Grogol
2. Keluhan Utama
K II lemah, cyanosis, exstremitas kebiruan, tidak menangis dan pada kepala
terdapat benjolan.
3. Riwayat penyakit sekarang -

Ibu merasakan kenceng-kenceng pada tgl 19 – 1 – 09 jam 06.00 mengeluarkan


cairan dan periksa bidan jam 08.00 kemudian pulang, jam 11.00 periksa
kebidan lagi diobservasi sampai jam 14.00 pembukaan lengkap H II partus
dipimpin I jam kemudian dirujuk ke RSG.
4. Riwayat Prenatal HPHT : Lupa
ANC : Rutin tipa bulan di BPS HPL :

Oleh : Bidan
Teratur / tidak : teratur
Keluhan : Selama hamil tidak ada keluhan.
5. Riwayat Natal
Pada tanggal 19-1-2009 jam 17.40 telah lahir dengan spontan jenis kelamin
laki – laki A S 1 – 2 BB = 3400 gram PB 50 cm ketuban II jam warna dan
bau biasa.
6. Riwayat Post Natal.
Setelah lahir bayi dirawat di ruang bayi ICU lemah, extremitas kebiruan,
cianosis + dan tidak menangis.
7. Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis / menular.
8. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan seperti diabetes
militus.
9. Genogram

Keterangan = Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal serumah
X = Klien
10. Riwayat imunisasi
Belum mendapatkan imunisasi
11. Riwayat perkembangan
 Motorik kasar
Bayi mulai bisa menggerakkan tangan dan kakinya
 Motorik halus
Bayi sudah bisa mengedipkan mata
 Bahasa
Bayi mulai bisa menangis kuat.
12. Pola fungsional kesehataan
a) Tata laksana kesehatan :
- Diruang bayi diberi ekstra lampu selama dirawat
- Dipasang O2 dan sonde
b) Pola nutrisi dan metabolisme
- Pasi parsonde 15 – 20 cc / 2 jam
- Infus Ds % 10 tts / mnt
c) Pola eliminasi
Pola BAK : ya
Pola BAB : ya, konsistensi lembek, warna coklat kekuningan
d) Pola aktivitas
Bayi sudah mulai bisa menggerakkan ekstrimitas atas dan bawah
e) Pola istirahat tidur
Hampir setiap jam tidur, tidak bangun jika tidak dibangunkan.

B. Data Obyektif
1. Status Kesehatan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Apatis
TTV : RR = 52 x/mnt S = 38’c HR = 156 x/mnt
2. Antropometri
BBL : 3400 gram Lila : 13 cm
PBL : 50 cm Lida : 38 cm
Lika : - Circum ferensia sub occipito bregmatika : 32 cm
- Circum ferensia fronto occipito : 34 cm
- Circum ferensia mento occipito : 35 cm
3. Penilaian Apqar Scor

No Klinis 0 1 2 Nilai
1 Pulse Tidak ada < 100 x/mnt > 100 x/mnt 1-1
(frekuensi jantung)
2 Respiratory effort Tidak ada Lambat/ tidak Menangis 0-1
(usaha nafas) ada kuat-kuat
3 Activity Tidak ada Fleksi Fleksi kuat 0-0
(Tonus otot) extrimitas gerak aktif
4 Corimence Tidak ada Menyeringai Batul/ bersin 0-0
(reflek)
5 Apperance Seluruh tubuh Badan merah Seluruh tubuh 1-2
(warna kulit) biru/pucat kaki biru kemerahan
Jumlah 1-2

4. Reflek
- Moro reflek : Lemah
- Tonik neck reflek : Lemah
- Suching reflek : Lemah
- Rooting reflek : Lemah
- Babinsky reflek : Lemah
5. Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bentuk : Tidak simetris
UUB : Cekung / belum menutup
Moulage : Tidak ada
Caput Succedanium : Ada
Hematoma : Tidak ada
Perdarahan intracranial : Tidak ada
Kelainan lain : Tdak ada
b) Mata
Bentuk : Normal / simetris
Kotoran : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Strabismus : Tidak ada
Sklera : Putih keabu-abuan
Konjungtiva : Merah muda
Reaksi pupil : Baik/baik
Icterus : Tidak
c) Hidung
Bentuk : Normal / simetris
Mukosa : Tidak ada / tidak ada
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
Terpasang alat : O2

d) Mulut
Bentuk : Normal / simetris
Kebersihan : Bersih
Labio Skisis : Tidak ada
Saliva : Tidak ada
Pacatum mola : Bersih
Pacatum durum : Bersih
Gusi : Tidak epilis
Bibir : Pucat
Lidah : Bersih
e) Leher
Bentuk : Simetris
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran Jugularis : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
f) Telinga
Bentuk : Simetris
Daun telinga : Lengkap
Serumen : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
g) Dada
Bentuk : Simetris
Nafas : Terdapat tarikan intercostalis
Ronchi : Tidak ada
Whezing : Tidak ada
Sesak : Sesak
Batuk : Tidak ada
h) Abdomen
Kembung : Tidak
Benjolan : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
i) Kulit
Warna : Kebiruan
Turgor : baik
Lanugo : Tidak ada
Vernix caseosa : Tidak ada
Cyanosis : Ya
Keriput : Tidak
j) Punggung
Spina bifida : Tidak ada
Iritasi : Tidak ada
Bentuk : Simetris
k) Extremitas atas
Tearpasang infus pada lengan kanan
Bentuk : Simetris
Jari : Lengkap (10)
Kuku jari : Panjang
Gerakan : Lemah
Teraba dingin : Ya
l) Extremitas bawah
Bentuk : Simetris
Jari-jari : Lengkap (10)
Gerakan : Lemah
m) Genetalia
Jenis kelamin : Laki-laki
Kelainan : Tidak ada
Testis sudah turun : Ya
n) Pemeriksaan penunjang
Laboratorium GDA : 130 mg / dl (80 – 125 mg / dl)
HB : 16,93 mg % (12 – 16 mg %)

Interpretasi data
Kemungkinan
TGL/Jam Data dasar Diagnosa
Penyebab
20-1- 09 DS : -
19.00 DO : - Ku Lemah
- As = 1-2
- S = 38’° C
- HR = 124 x/mnt
- BB = 3400 gram

- Pb = 50 cm
- Lila = 13 cm
- Lika = 33 cm
- Lida = 38 cm
- Pernafasan tidak teratur
- Tonus otot lemah
- Extrimitas biru
- Cyanonis (-)
- Sudah bisa menangis
- Terpasang O2 = 2 ltr/mnt
- Infus D5 % 10 ltr/mnt
- Terpasang sonde
- Extra lampu
Interverensi
Diagnosa/
masalah Intervensi Rasional
Kebutuhan
Neunatus aterm Tujuan : Bayi bisa bernafas
dengan asfiksasi spontan
berat Kriteria hasil :
K/U baik
S = 365 ° C – 375 ° C
R = 40 – 60 x/mnt
HR = 120-160 x/mnt
- Tidak Cyianosis
- Bayi menangis kuat
- Bayi bergerak aktif
- Extrimitas kemerahan

Intervensi
1. Cuci tangan sebelum dan 1. Mencegah terjadinya
infeksi Nosokomial
sesudah melaksanakan
tindakan. 2. Mempertahankan suhu
tubuh dan mencegah
2. Selimuti dan gedong bayi
hipotermi
serta tempatkan pada
3. Membuka jalan nafas
lingkngan yang hangat.
3. Posissilan bayi dengan 4. Memenuhi kebutuhan O2
bayi
posisi dorso fleksi kepala.
5. Memenuhi intake cairandan
4. Berikan O2 2 ltr/mnt. nutrisi
6. Memenuhi kebutuhan
5. Berikan cairan infuse D5 %
nutrisi bayi
10 tts/mnt. 7. Mendeteksi dini bila terjadi
komplikasi
6. Berikan asi / pasi personde.
8. Mendeteksi dini bila terjadi
7. Observasi TTV penurunan BB dan bila
terjadi komplikasi
8. Timbang berat badan
9. Mendapatkan terapi yang
9. Kolaborasi dengan dokter tepat sehingga
mempercepat
spesialis anak.
penyembuhan

Anda mungkin juga menyukai