Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Bayi Ny. “R” usia 0 Hari Dengan Asfiksia Sedang

Di Ruang Neonatus RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo

Mojokerto

Disusun Oleh :

LIA NUR AZIZAH

NIM. 200906002

PRODI D-III KEBIDANAN

UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO

MOJOKERTO

2010-2011
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
 Asfiksia neonatorium adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak
segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan
(Mochtar, Rustam, 1998 : 427)
 Asfiksia neonatorium adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir gagal
bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir oleh hipoksia janin dalam
rahim

(Purwadianto, 2000 : 427)

 Asfiksia neonatorium adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan da teratur setelah lahir
(Sarwono, 2002 : 709)
 Asfiksia neonatorium adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan
dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2
yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lanjut
(Manuaba, 1998 : 427)

II. ETOLOGI
a. Kekurangan oksigen, misalnya pada :
 Partus lama (CPD, serviks kaku dan atonia / inersia uteri)
 Ruptur uteri yang membakat : kontraksi uterus yang terus-menerus
mengganggu sirkulasi darah ke plasenta
 Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta
 Prolapsus : tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul
 Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya
 Perdarahan banyak, misalnya plasenta previa dan solusio plasenta
 Kalau plasenta sudah tua dapat terjadi posmaturitas (serotinus), disfungsi
uri
b. Paralisis pusat pernapasan, akibat trauma dari luar seperti karena tindakan
forceps atau trauma dari dalam seperti akibat obat bius
c. Factor ibu :
 Hipoksia ibu, misalnya akibat pemberian obat analgetika atau anastesia
dalam
 Gangguan aliran darah fetus
 Gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus
akibat penyakit atau obat
 Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
 Hipertensi pada penyakit eklampsia dan lain-lain
 Gangguan menahun selama kehamilan : gizi buruk
d. Factor fetus
Terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilicus
 Tali pusat menumbung
 Lilitan tali pusat
e. Factor plasenta
 Solusio plasenta
 Plasenta previa
f. Factor neonatus
 Pemakaian obat anastesia / analgetika yang berlebihan pada ibu secara
langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernapasan janin
 Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarahan intra cranial
 Kelainan congenital pada bayi, misalnya hernia diafragmatik, efisia
saluran pernapasan, hipoplasia paru

III. PATOGENESIS
a. Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbullah rangsangan
terhadap nervus. Sehingga bunyi jantung janin makin lambat. Bila kekurangan
O2 ini terus berlangsung, maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.
Timbullah kini rangsangan dari nervus simpatikus. DJJ menjadi lebih cepat
akhirnya irreguler dan menghilang. Secara klinis tanda-tanda asfiksia adalah
denyut jantung janin yang lebih cepat dari 160 x/menit atau kurang dari 100
x/menit, halus dan irreguler, serta adanya pengeluaran mekonium

b. Kekurangan O2 juga merangsang usus, sehingga mekonium keluar sebagai


tanda janin dalam asfiksia
 Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
 Jika DJJ lebih dari 160 x/menit dan ada mekonium : janin sedang asfiksia
 Jika DJJ kurang dari 100 x/menit dan adanya mekonium : janin dalam
keadaan gawat
c. Janin akan mengadakan pernapasan intra uterine dan bila kita periksa
kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru. Bronkus
tersumbat dan terjadi atelaktasis, bila janin lahir alveoli tidak berkembang
d. Setelah bayi lahir
 Bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak bernafas teratur
 Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologic
kejang, nistagmus dan menangis kurang baik / tidak menangis

IV. TANDA DAN GEJALA KLINIS


Tanda asfiksia neonatorium dapat dibagi dalam 3 bagian :
 Fungsi jantung vgorius baby (asfiksia ringan). Skor apgar 7-10, dalam hal ini
bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan yang lainnya
 Mild – moderate asphyxia (asfiksia sedang). Skor apgar 4-6, pada pemeriksaan
fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100 x/menit, tonus otot buruk,
sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflex iritabilitas tidak ada
 Asfiksia berat dengan henti jantung. Meksudnya : keadaaan bunyi jantung
jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap.
Bunyi jantung bayi menghilang post partum, pemeriksaan fisik sesuai dengan
yang ditemukan pada penderita asfiksia berat

Gejala asfiksia :

Asfiksia neonatorium biasanya merupakan akibat dari anoksi / hipoksia janin,


yang menimbulkan tanda gawat janin yaitu :

1. Denyut jantung lebih dari 160 x/menit atau kurang dari 100 x/menit atau tidak
teratur
2. Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala. Tanda-tanda tersebut
merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan. Setelah lahir, diagnosis
asfiksia dapat ditegakkan atas nilai APGAR
No. Tanda 0 1 2
1 Denyut jantung - < 100 x/menit > 100 x/menit
2 Usaha bernapas - Lambat, tidak teratur Menangis kuat
3 Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi Gerakan aktif
sedikit
4 Refleks - Gerakan sedikit Batuk / bersin
5 Warna Biru / pucat Tubuh kemerahan, Tubuh dan
ekstremitas biru ekstremitas
kemerahan

Skor apgar ini biasanya dinilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap dan setelah 5

menit bayi lahir.

Nilai menit pertama menunjukkan beratnya asfiksia yang diderita dan nilai

menit kelima mempunyai kolerasi yang erat dengan morbiditas dan mortilitas

neonatal

V. GAMBARAN KLINIS
Ada 2 macam, yaitu :
1. Asfiksia livida (biru)
2. Asfiksia pallid (putih)

No Perbedaan Asfiksia pallid Asfiksia livida


1 Warna kulit Pucat Kebiru-biruan
2 Tonus otot Sudah lemah Masih baik
3 Reaksi rangsangan Kurang Positif
4 Bunyi jantung Negative Masih teratur
5 prognosis Tidak teratur, jelek Lebih baik
VI. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama mengatasi asfiksia adalah untuk mempertahankan kelangsungan


hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin timbul dikemudian hari.
Tindakan yang dikerjakan pada bayi lazim disebut resusitasi bayi baru lahir.

Prinsip dasar resusitasi yang perlu diingat ialah :

a. Membersihkan lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran


pernapasan tetap bebas serta merangsang timbulnya pernapasan yaitu agar
oksigenasi dan pengeluaran CO2 berjalan lancer
b. Memberikan bantuan pernapasan secara aktif pada bayi yang menunjukkan
usaha pernapasan lemah
c. Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi
d. Menjaga agar sirkulasi darah tetap baik

Tindakan umum

1. Pengawasan suhu
 Harus dicegah / dikurangi kehilangan panas dari kulit
 Pemakaian sinar lampu yang cukup kuat untuk pemanasan luar dapat
dianjurkan
 Pengeringan tubuh bayi perlu dikerjakan untuk mengurangi evaporasi
2. Pembersihan jalan nafas
 Kepala bayi harus lebih rendah untuk memudahkan dan melancarkan
keluarnya lendir
 Bersihkan lendir dan cairan ketuban dari rongga mulut dan farings
 Bila terdapat lendir kental yang melekat di trakea dan sulit dikeluarkan
dengan pengisapan biasa, dapat digunakan laringoskop neonatal
3. Rangsangan untuk menimbulkan pernapasan
 Lakukan bila bayi tidak memperlihatkan usaha bernafas 20 detik setelah
lahir
 Pengisapan lendir dan cairan amnion yang dilakukan melalui nasofaring
akan segera menimbulkan rangsangan pernapasan
 Pengalihan O2 yang cepat ke dalam mukosa hidung dapat pula merangsang
refleks pernapasan yang sensitive dalam mukosa hidung dan faring
 Beri rangsangan nyeri pada bayi dengan memukul kedua telapak kaki bayi,
menekan tendon Achilles
 Hindari pemukulan di daerah bokong atau punggung bayi untuk mencegah
timbulnya perdarahan alat dalam

Tindakan khusus

1. Pada asfiksia berat (skor apgar 0-3)


a. Memperbaiki ventilasi paru dengan memberikan O2 dengan tekanan
positif dan intermitten melalui pipa endotrakeal. Setelah kateter
diletakkan dalam trakea, O2 diberikan dengan tekanan tidak lebih dari
30 cm H2O. Tekanan positif dilakukan dengan meniupkan udara yang
mengandung O2 tinggi ke dalam kateter secara mulut ke pipa atau
ventilasi kantong pipa
b. Koreksi asidosis dengan pemberian :
 Bikarbonas nutrikus, diberikan dengan dosis 2-4 m Eg/Kg BB
secar IV dengan perlahan-lahan melalui vena umbilicus
 Glukosa 15-20% dengan dosis 2-4 ml/Kg BB secara IV paling
mudah diberikan melalui vena umbilicus
c. Bila 3 kali inflasi tidak didapatkan perbaikan pernapasan atau
frekuensi jantung., masase jantung eksternal harus segera dikerjakan
dengan frekuensi 80-100 x/menit.
Tindakan ini dilakukan dengan diselingi ventilasi tekanan dalam
perbandingan 1:3, yaitu 1 kali ventilasi takanan diikuti oleh 3 kali
kompresi dinding thoraks
d. Bila tindakan ini tidak memberikan hasil yang diharapkan, pikirkan
kemungkinan :
 Gangguan asam – basa yang belum dikoreksi dengan baik
 Gangguan organic seperti hernia diafragmatik, atresia / stenosis
jalan nafas
2. Pada asfiksia sedang (skor apgar 4-6)
a. Melakukan stimulasi agar timbul refleks pernapasan (isap lendir,
rangsang nyeri) selama 30-60 detik
b. Bila gagal, lakukan frog breathing selama 1-2 menit, dengan cara :
 Bayi diletakkan dalam posisi dorso fleksi kepala
 Meletakkan kateter O2 intranasal dan O2 dialirkan dengan aliran
1-2 L/menit
 Lakukan gerakan membuka dan menutup mulut dan hidung,
disertai gerakan dagu ke atas dan ke bawah dalam frekuensi 20
x/menit
 Bila gagal, lakukan seperti pada penderita asfiksia berat
3. Tindakan lain
a. Pada setiap bayi asfiksia, berikan antibiotic profilatik : prokain
penicillin 50.000 V/Kg BB secara IM dan kanamisin 15 mg/Kg BB
secara IM selama 3-5 hari, kecuali bila kemudian timbul juga tanda
infeksi
b. Dapat dilakukan penghisapan cairan lambung untuk mencegah
regurgitasi
ASUHAN KEBIDANAN

Pada Bayi Ny. “R” usia 0 Hari Dengan Asfiksia Sedang

Di Ruang Neonatus RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo

Mojokerto

I. PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 12 Juli 2011 Jam : 21.00 WIB

Tanggal / Jam MRS : 12 Juli 2011 / 15.15 WIB No.Reg :

A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama Bayi : By. “R”
Tanggal lahir : 12 Juli 2011
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 0 hari

Nama Ibu : Ny. “R” Nama Ayah : Tn. “ M


Umur : 21 tahun Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Karang kedawang Alamat : Karang Keda-
Sooko wang Sooko

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan melahirkan bayinya dengan normal, tetapi bayinya tidak
langsung menangis setelah lahir

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Bayi lahir secara spontan B, A-S = 5-7, sampai di ruang bayi K/u lemah, sesak
nafas dan cyanosis.
4. Riwayat Penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang menderita penyakit
menular seperti : TBC, hepatitis, HIV/AIDS. Penyakit menurun seperti : asma,
kencing manis. Penyakit menahun seperti : jantung.

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


6. Riwayat Antenatal
 HPHT : 1 Oktober 2010
 HTP : 8 Juli 2011
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ketiga dengan usia kehamilan 9
bulan. Selama hamil ibu rutin periksa ke bidan sebanyak 10 kali :
 TM I : 3x dengan keluhan mual muntah
 TM II : 3x dengan tidak ada keluhan
 TM III : 4x tidak ada keluhan
 Ibu mengatakan imunisasi TT lengkap di bidan
 Obat-obatan yang pernah di dapat selama hamil yaitu tablet tambah darah,
kalsium dan vitamin
 Selama hamil ibu tidak pernah minum jamu-jamuan, merokok maupun
mengkonsumsi obat-obatan terlarang

7. Riwayat Natal
Bayi lahir tanggal 12 Juli 2011 jam 15.15 WIB dengan UK 39-40
Mingg. Ditolong oleh bidan dengan persalinan normal spontan B. ketuban
pecah : spontan, warna : hijau keruh, letak muka dan mengalami distosia bahu.
BB / PB : 3600 gr / 50 cm, A-S = 5-7

8. Riwayat Neonatal
 Bayi lahir tanggal 12 Juli 2011 Jam : 15.15 WIB
Hisapan lemah, bayi lahir tidak langsung menangis
 Jenis kelamin : laki-laki
HR : 120 x/menit
S : 373 ºC
RR : 58 x/menit
BB : 3600 gram
PB : 50 cm
LK : 32 cm

9. Pola Kebiasaan Sehari-hari


 Pola nutrisi
Bayi diberi minum ASI / PASI 8x30 cc sehari
 Pola eliminasi
BAB : sudah keluar mekonium
BAK : sudah keluar
 Pola istirahat
Bayi lebih banyak tidur
 Pola aktivitas
Bayi menangis pada saat lapar, BAB dan BAK
 Personal hygiene
Bayi dimandikan pagi dan siang hari, baju dan popok diganti setiap kali
kotor atau basah

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemah
BB : 3600 gram PB : 50 cm
LK : 32 cm A-S : 5-7
2. Tanda - Tanda Vital
HR : 120 x/menit
S : 373 ºC
RR : 58 x/menit

3. Pemeriksaan Fisik
 Kepala : rambut hitam, bersih, penyebaran merata dan terdapat

caput succedoneum

 Muka : bersih, tidak odema, syanosis sudah tidak ada.


 Mata : simetris, sclera tidak icterus, konjungtiva merah muda,
tidak ada perdarahan pada retina, tidak ada odema pa-
da palpebra
 Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping
hidung (PCH), terpasang nasal O2
 Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada kelainan
daun telinga, tidak mengeluarkan cairan abnormal
 Mulut : simetris, bibir sudah tidak cyanosis lagi, tidak ada ke-
lainan congenital (labio, palate dan genatoshizis)
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembe-
saran kelenjar tiroid dan tidak ada bendungan vena ju-
gularis
 Dada : bersih, terdapat tarikan intracostae, tidak ada fraktur
klavikula
 Abdomen : tidak ada bising usus, tidak kembung, tidak buncit
 Genetalia : testis sudah turun ke skrotum, penis berlubang
 Anus : bersih, anus berlubang atu tidak atresia ani
 Ekstremitas Atas : jari-jari tangan lengkap, tidak ada polidaktili dan syn-
daktili

Bawah : jari-jari kaki lengkap, tidak ada polidaktili dan syndak-

tili

 Reflek : Reflek moro : (+)

Reflek rooting : (+)

Reflek sucking : (+)

Reflek grasping : (+)

Reflek babynski : (+)


II. INTERPRETASI DATA

Dx : By. Ny. “R” usia 0 hari dengan asfiksia sedang


Ds : Ibu mengatakan melahirkan bayinya dengan normal, tetapi bayinya
tidak langsung menangis setelah lahir
Do : K/u : lemah
HR : 120 x/menit
S : 373 ºC
RR : 58 x/menit
A-S : 5-7
Muka : sedikit pucat, meringis, cyanosis sudah tidak ada
Mulut: bibir sudah tidak cyanosis dan tidak pucat
Dada : terdapat tarikan nafas intracostae
Masalah : - gangguan pemenuhan nutrisi
- gangguan pemenuhan oksigen
Kebutuhan : - nutrisi dan pemberian oksigen
- istirahat dan tidur

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

Potensial terjadi hipotermi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


 Tindakan segera
 Stimulasi pernapasan
 Pasang oksigen
 Membuka jalan nafas
 Jaga kehangatan bayi
 Kolaborasi dan rujukan
 Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian therapy

V. INTERVENSI

Dx : By. Ny. “R” usia 0 hari dengan asfiksia sedang

Tujuan : setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan bayi bisa bernafas


Spontan dan dapat melewati masa transisi dengan baik

Kriteria hasil : - K/u baik

- sesak berkurang

- cyanosis berkurang

- TTV dalam batas normal

HR : 120-160 x/menit

S : 365 ºC – 375 ºC

RR : 40-60 x/menit

- tidak terjadi hipotermi

- tangisan kuat

- gerakan aktif

Rencana Asuhan :

1. Perhatikan teknik septic dan aseptic


R/ : mencegah terjadinya infeksi nosokomial
2. Posisikan bayi sedikit ekstensi
R/ : oksigen ke otak akan lebih baik sehingga tidak terjadi hipoksia
3. Observasi TTV
R/ : mendeteksi dini adanya komplikasi
4. Lakukan perawatan tali pusat
R/ : pencegahan infeksi yang masuk
5. Letakkan bayi dalam incubator
R/ : mencegah terjadinya hipotermi
6. Berikan O2 nasal pada bayi
R/ : oksigen memperlancar pernapasan
7. Berikan ASI / PASI tiap 3 jam sekali
R/ : merupakan kebutuhan dasar nutrisi
8. Observasi klinis tentang syanosis pada wajah
R/ : mendeteksi dini adanya komplikasi lebih lanjut
9. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy
R/ : mempercepat penyembuhan

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 12 Juli 2011 Jam : 21.15 WIB
1. Memperhatikan teknik septic dan aseptic dengan cara mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan
2. Memberikan posisi bayi sedikit ekstensi yaitu dengan kepala tengadah
3. Melakukan observasi TTV
 HR : 120 x/menit
 S : 373 ºC
 RR : 58 x/menit
4. Melakukan perawatan tali pusat
5. Meletakkan bayi dalam incubator
6. Memberikan oksigen nasal pada bayi sesuai therapy
 Oksigen nasal 1-2 Lpm
7. Memberikan ASI / PASI tiap 3 jam sekali atau 8x30 cc sehari
8. Melakukan observasi klinis
 Wajah sedikit pucat, syanosis sudah tidak ada
9. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy
 Inj. Neo-K 1x1 mg/IM
 Oksigen nasal 1-2 Lpm
 Minum ASI – PASI
 Termoregulasi

VII. EVALUASI
Tanggal : 13 Juli 2011 Jam : 06.00 WIB
S :-

O : - K/u lemah

- TTV HR : 120 x/menit

S : 367 ºC
RR : 52 x/menit

- reflek moro, rooting, sucking, grasping dan babynski baik

- BAB / BAK : + / +

- bayi menangis kuat

- wajah tidak syanosis

- tarikan intracostae berkurang

- masih terdapat caput succedaneum pada kepala

A : masalah teratasi sebagian

P : -Intervensi dilanjutkan No 1-8

-Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy

Tx : - minum ASI / PASI 8x30 cc sehari

- oksigen nasal dilepas

- termoregulasi

Tanggal : 13 Juli 2011 Jam : 10.00 WIB

S :-

O : - K/u lemah

- TTV HR : 124 x/menit

S : 368 ºC

RR : 50 x/menit

- reflek moro, rooting, sucking, grasping dan babynski baik

- BAB / BAK : + / +

- bayi menangis kuat

- wajah tidak syanosis


A : masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan, px dipulangkan

Beri HE :

- Anjurkan ibu untuk merawat tali pusat


- Anjurkan ibu untuk member ASI / PASI tiap 3 jam sekali
- Anjurkan ibu untuk menjemur / nyaring bayinya tiap pagi di
bawah sinar matahari minimal ½ - 1 jam
- Anjurkan ibu untuk kembali untuk imunisasi hepatitis B

Anda mungkin juga menyukai