Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ny. “Y” P10001 Post Partum Hari ke-1


Di BPS Ny. Nuriyah Istiqomah, Amd.Keb
Desa Belik – Trawas – Mojokerto

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 23 Desember 2010 Jam : 08.00 WIB
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. “Y” Nama Suami : Tn. “A”
Umur : 24 tahun Umur : 22 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Slepi Alamat : Desa Slepi

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih terasa nyeri pada luka bekas jahitan

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

4. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti: TBC, hepati-
tis, HIV/AIDS. Penyakit menurun seperti: asma, kencing manis dan penyakit
menahun seperti: jantung.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang menderita penyakit
menular seperti: TBC, hepatitis, HIV/AIDS. Penyakit menurun seperti: asma,
kencing manis dan penyakit menahun seperti: jantung.
6. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 15 tahun - Warna : Merah
- Siklus : 28 hari - Bau : Anyir
- Banyaknya : 2-3 kotek/hari - Dismenorhoe: Kadang-kadang
- Lamanya : ± 7 hari - Fluor albus : tidak ada

7. Riwayat Perkawinan
- Menikah ke :1
- Lama menikah : 1 tahun
- Umur menikah : 23 tahun

8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Kehamilan Persalinan Nifas KB Ket
Suami Me
No Penyu- Peno L/ H/ Peny Penyu- K Peny
Ke UK jenis BBL net
lit long P M ulit lit B ulit
eki
1 1 NIFAS INI

9. Riwayat kehamilan Sekarang


- HPHT : 14 Maret 2010
- HTP : 21 Desember 2010
- Mulai pemeriksaan ukuran kehamilan : 28 minggu
- Keluhan selama hami Trimester I : Tidak ada keluhan
Trimester II : Tidak ada keluhan
Trimester III : Nyeri pada punggung
- Imunisasi :TT2
- Terapy : Tablet Fe, Kalk

10. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah ikut KB
11. Riwayat psikologi
Kehamilan ini sangat diharapkan oleh suami, istri maupun keluarganya dan
hubungan pasien dengan suami, keluarga dan tetangga baik

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
 Sebelum bersalin
Makan : 3x sehari, porsi sedang dengan menu nasi, lauk, sayur dan terka-
dang buah
Minum: ± 6-8 gelas/hari air putih kadang teh, susu
 Setelah bersalin
Makan : 3x sehari, porsi sedang dengan menu nasi, lauk, sayur dan terka-
dang buah
Minum: ± 6-8 gelas/hari air putih kadang teh, susu
b. Pola Eliminasi
 Sebelum bersalin
BAB : 1x sehari, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, tidak ada
rasa nyeri
BAK : ± 5-6x per hari, warna kuning jernih, bau khas, tidak ada gang-
guan
 Setelah bersalin
BAB : 1x sehari, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, tidak ada
rasa nyeri
BAK : ± 3-4x per hari, warna kuning jernih, bau khas, tidak ada gang-
guan
c. Pola Istirahat
 Sebelum bersalin
Siang : 13.00-14.00 WIB Malam : 21.00-05.00 WIB
 Selama bersalin
Siang : 13.00-15.00 WIB Malam : 21.00-05.00 WIB
d. Pola Aktivitas
 Sebelum bersalin
Ibu mengatakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak,
menyapu dan lain-lain
 Setalah bersalin
Ibu tidak melakukan aktivitas
e. Pola Personal Hygiene
 Sebelum bersalin
Mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti pakaian 2x sehari
 Setalah bersalin
Pasien belum bisa mandi

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
TTV TD : 110/70 mmHg S : 36,2 ºC
N : 82 x/menit RR : 20 x/menit
TFU : 2 jari di bawah pusat
Lochea : Rubra
UC : Baik
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak ada ketombe
Muka : tidak oedem, tampak pucat
Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada pernapasan
cuping hidung
Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab, lidah tidak kotor, tidak ada stoma-
titis, tidak ada caries gigi
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
Payudara : simetris, hiperpigmentasi pada areola mamae, putting susu me-
nonjol
Abdoment : tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : tidak ada oedem, kebersihan cukup, lochea rubra, ada luka bekas
jahitan pada perineum
Anus : bersih, tidak ada haemorroid
Ekstremitas Atas/Bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada syndaktili dan
polidaktili, tidak ada varices
b. Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan abnormal
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena
jugularis
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, keluar cocostrum, tidak ada nyeri
tekan
Abdoment : TFU setinggi pusat kontraksi baik
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar suara nafas tambahan seperti ronchi dan wheezing
Abdoment : bising usus 20 x/menit
d. Perkusi
Dada : sonor (tidak ada massa)
Abdoment : tympani
Reflek patella :+/+

II. INTERPRETASI DATA


Dx : Ny. “Y” P10001 Post Partum Spontan B hari ke-1
Ds : Ibu mengatakan masih terasa nyeri pada luka bekas jahitan
Do : - k/u : Cukup
- Kesadaran : Compos mentis
- TTV TD : 110/70 mmHg S : 36,2 ºC
Nadi : 82 x/menit RR : 20 x/menit
- Lochea : Rubra
- UC : Baik
- TFU : 2 jari di bawah pusat

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA dan MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial : Kehamilan
Masalah : - Pemenuhan kebutuhan nutrisi
- Resiko infeksi nosokomial
- Health Education (HE)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN dan TINDAKAN SEGERA


-

V. INTERVENSI
Dx : Ny. “Y” P10001 Post Partum Spontan B hari ke-1
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama 1x24 jam diharapkan keadaan
Ibu semakin baik
Kriteria hasil : - Keadaan umum baik
- TFU sesuai selama nifas
- UC baik
- Lochea sesuai selama nifas
- TTV normal
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga
R/ : Menjalin kepercayaan dan kerja sama dengan klien
2. Observasi tanda-tanda vital
R/ : Deteksi dini adanya kelainan pada saat nifas
3. Observasi tanda infeksi, perdarahan, involusi uterus
R/ : Deteksi dini adanya komplikasi, perdarahan > 500 cc dan sub involusi
4. Anjurkan ibu menjaga kebersihan daerah genetalia
R/ : Mencegah terjadinya infeksi
5. Ajarkan cara merawat payudara dan tekhnik menyusui yang benar
R/ : Mencegah kebersihan payudara dan tekhnik menyusui yang benar agar bayi
tidak tersedak
6. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
R/ : Mempercepat penyembuhan dan untuk mempercepat involusi
7. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi
R/ : Mempercepat pemulihan daya tubuh dan mencegah untuk sel-sel yang rusak
serta mempersiapkan laktasi

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 23 Desember 2010 Jam : 08.00 WIB
Dx : Ny. “Y” P10001 Post Partum Spontan B hari ke-1
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga dengan senyum, sapa,
salam dan sopan santun
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital dilakukan sekitar 4-6 jam agar kelainan
dapat dideteksi secara dini
TTV TD : 110/70 mmHg S : 36,2 ºC
N : 82 x/menit RR : 20 x/menit
3. Mengobservasi tanda infeksi, perdarahan, dilihat apakah terjadi HPP atau tidak
involusi uterus didefinisikan apakah komplikasi
4. Kebersihan daerah genetalia dapat dijaga dengan sabun dan air bersihkan setiap
habis mandi
5. Perawatan payudara dengan dilakukan pada payudara
6. Mobilisasi ringan dan teratur membantu pemulihan kondisi
7. Makanan yang bergizi dapat menunjang pemulihan kondisi ibu seperti
mengkonsumsi banyak sayur-sayuran

VII. EVALUASI
Tanggal : 23 desember 2010 Jam : 13.00 WIB
S : Ibu mengatakan masih terasa nyeri pada luka bekas jahitan
O : - k/u : Cukup
- Kesadaran : Compos mentis
- TTV TD : 120/80 mmHg S : 36,5 ºC
N : 85 x/menit RR : 20 x/menit
- Lochea : Rubra
- TFU : 2 jari di bawah pusat
- UC : Baik
A : Ny. “Y” P10001 Post Partum Spontan B hari ke-1
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi tanda infeksi, perdarahan, involusi uterus
- Anjurkan ibu menjaga kebersihan daaerah genetalia
- Ajarkan cara merawat payudara dan tekhnik menyusui yang benar
- Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
- Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi
LAPORAN PENDAHULUAN
NIFAS

I. DEFINISI
1. Kala puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal, kala ini berlangsung selama 6 minggu atau
24 hari
(Manuaba : 190)
2. Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah partus selesai dan berakhir kira-
kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan pada waktu 3 bulan
(Sarwono Prawirohardjo : 237)
3. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu
6-8 minggu
(Rustam Mochtar : 115)
4. Nifas atau puerperium yaitu periode waktu atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali keadaa tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6
minggu
(Helen Parrer : 225)

II. FISIOLOGI NIFAS


Masa nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana si ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan dalam
agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari
2. Puerperium Intermedia
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
III. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI DALAM MASA NIFAS
1. Involusi Uterus / Involusi Rahim
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi plasenta karena tertutupnya pembuluh besar
secara sempurna, sehingga dengan demikian terhindar dari perdarahan post
partum.
Pada involusi uteri jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik,
yaitu pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urine dengan adanya
proses proteolitik maka uterus akan berangsur-angsur mengecil, sehingga akhir
kala nifas besarnya seperti pemula dengan berat ± 30 gr.
Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil karena
cyptoplasmanya yang berlebih dibuang.
Involusi disebabkan oleh proses austolisis dimana zat protein dinding rahim
dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air kencing.
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
INVOLUSI TINGGI FUNDUS UTERI BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat-sympisis 500 gr
2 minggu Tidak teraba di atas sympisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr

2. Involusi Tempat Placenta


Proses involusi uteri pada bekas implantasi placenta :
 Berat implantasi placenta segera setelah placenta lahir seluas 12x15 cm
dengan permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara
 Pada pembuluh darah terjadi pembukaan trobose, disamping pembuluh
darah tertutup karena kontraksi otot rahim
 Bekas luka implantasi dengan cepat akan mengecil dan tidak
meninggalkan parut
 Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama
dengan lochea
 Luka bekas implantasi placenta akan sembuh karena pertumbuhan
endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium
 Kesembuhan sempurna ada saat akhir dari masa puerperium
3. Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna
bisa berminggu-minggu, bulan, tahun.
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan melebihi 38 berturut-turut
selama 2 hari, kemudian terjadi infeksi, sesudah 2 jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan akan kembali normal.
Uterus akan menjadi keras karena kontraksinya, sehingga terdapat penutupan
pembuluh darah kontraksi uterus yang diikuti his mengiring ini menimbulkan
after pain (meriang atau mules-mules) biasanya berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan after pain terutama terjadi pada multipara dan lebih terasa bila wanita
tersebut sedang menyusui, karena pada multipara rahimnya berkontraksi dan
berelaksasi yang menimbulkan perasaan nyeri, sedangkan pada primipara tidak
diganggu after pain karena uterus dalam kontraksi dan relaksasi yang tois (terus-
menerus)
Pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi
placenta disebut lochea
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai
berikut :
 Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban sel-sel
desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan
 Lochea sanguilenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari
ke 3-7 pasca persalinan
 Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berwarna lagi pada hari ke
7-14 pasca persalinan
 Lochea alba : cairan berwarna putih setelah 2 minggu
 Lochea purulenta : cairan seperti nanah berbau busuk karena terjadi
infeksi
Pengeluaran lochea yang menunjukkan terjadi adanya keadaan abnormal :
a. Perdarahan berkepanjangan
b. Pengeluaran lochea, bertahan (lochea statika)
c. Lochea purulenta, berbentuk nanah
d. Rasa nyeri yang berlebihan
e. Terdapat sisa placenta yang merupakansumber perdarahan
f. Terjadi infeksi intra uterin
4. Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang
besar tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas
Diduga bahwa pembuluh-pembuluh yang besar tersumbat karena perubahan-
perubahan dindingnya dan diganti oleh pembuluh yang lebih kecil
5. Perubahan Pada Servik dan Vagina
Setelah persalinan bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan
kecil berupa robekan-robekan pada pinggirnya. Robekan ke samping ini akan
membentuk bibir depan dan bibir belakang dari servik selama 2 jam dapat dilalui
oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun akan mencapai
ukuran-ukuran yang normal. Pada minggu ke-3 post partum rugae mulai tampak
kembali pada saat melahirkan bayi per vaginam dan yang tersisa hanya sisa-sisa
kulit yang disebut kurunkulae mirtoformis
6. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
terenggang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-
5 perineum sudah mendapatkan kembali tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
dari keadaan sebelum melahirkan
7. Perubahan Pada Dinding Perut dan Perineum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena direnggang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali setelah 6 minggu.
Kadang-kadang pada wanita yang asites terjadi diastisis dari otot-otot rektus
abdomen sehingga sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari
perineum, fasia tipis dan kulit tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau
mengejan relaksasi dasar panggul dan otot-otot abdomen dapat bertahan.
8. Perubahan Traktus Urinarius
Buang air kecil sering sulit dalam 24 jam pertama kemungkinan terdapat spasme
sfingter da oedema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Setelah placenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air
akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebkan diuresis
ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
9. Perubahan gastrointestinal
Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal kadar progesteron
menurun 1-2 hari gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong
jika sebelum melahirkan diberi anemia, rasa sakit di daerah perineum dapat
mengalami keinginan ke belakang.
10. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi duresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume
darah kembali pada tekanan tidak hamil jumlah sel darah merah dan haemoglobin
kembali normal pada hari ke-5
Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat, pembukaan harus dicegah dengan penanganan yang cermat
dan penekanan ambulasi dini
11. Hemokonsentrasi
Pada masa hamil di dapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt antara
sirkulasi ibu dan placenta. Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba
volume darah ibu relative akan bertambah.
Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung sehingga dapat menimbulkan
dekompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah
kembali seperti sediakala.
Umumnya hal ini terjadi pada hari ke 3-15 hari post partum.
12. Perubahan Pada Payudara dan Laktasi
Payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi di
supresi, payudara akan menjadi lebih kenceng dan mula-mula lebih nyeri tekan
sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi.
Perubahan yang terdapat pada kelenjar mamae antara lain :
a. Proliverase jaringan terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamae dan
lemak
b. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam
mamae pembuluh-pembuluh vena di dilatasi dan tampak dengan jelas,
tanda ini merupakan salah satu tanda tidak pasti untuk membantu
diagnosis kehamilan
c. Setelah partus berpengaruh menekan dari estrogen dan progesteron
terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon kembali
antara lain laktogenik hormon (prolaktin) yang akan dihasilkan pula.
Mamae yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpenuhi dengan akibat
kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan
mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi. Sehingga pengeluaran
air susu dilaksanakan, umumnya produksi air susu baru berlangsung pada
hari ke 2-3 post partum
13. Perubahan Psikologis
Dalam masa nifas ibu menjadi sensitif terhadap faktor-faktor yang dalam keadaan
normal mampu diatasinya, hal ini mungkin dikarenakan perubahan hormonal,
cadangan fisik yang terkuras selama kehamilan dan persalinan, kurang tidur dan
oleh kecemasan pada bayi, suami atau anak-anak lainnya.
Depresi ringan yang dikenal “4 th day bluess” dimana sebagian ibu merasa tidak
berdaya dalam waktu singkat namun umumnya perasaan ini akan hilang setelah
kepercayaan pada diri mereka dan bayinya tumbuh.

IV. PERAWATAN POST PARTUM


1. Tujuan Asuhan Perawatan
Tujuannya antara lain :
 Mencegah infeksi
 Meningkatkan penyembuhan jaringan
 Meningkatkan involusi uterus dan kenyamanan
 Meningkatkan istirahat, aktivitas dan keamanan serta mencagah
komplikasi dari mobilisasi
 Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang adekuat
 Meningkatkan pembentukan laktasi dan supresi
 Meningkatkan pola eliminasi normal
 Pencegahan isoimunisasi Rh pada ibu dengan rhesus negatif
 Memenuhi kebutuhan belajar ibu : bersih diri, perawatan perineal,
perawatan payudara, parenting, latihan peregangan otot, hubungan seksual
dan kontrasepsi
 Meningkatkan rasa percaya diri dan gambaran tubuh serta penurunan
stress
 Mendorong untuk mempertahankan kesehatan melalui penggunaan
sumber-sumber kesehatan yang ada di masyarakat
2. Pengkajian
Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut :
a. Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu
lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI
sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin
b. Pemeriksaan umum
 Kesadaran penderita
 Keluhan yang terjadi setelah persalinan
c. Pemeriksaan khusus
 Fisik : tekanan darah, nadi dan uterus
 Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus
 Payudara : putting susu, pembengkakan atau stuwing ASI
(pengeluaran ASI)
 Partum lochea : lochea rubra, lochea sanguilenta
 Luka jahitan episiotomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada
tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, fungsiolesa dan penanahan)
d. Pemulangan partus dan pengawasan ikutan
Parturien dengan persalinan lancer dan spontan dapat dipulangkan setelah
mencapai keadaan baik dan tidak ada keluhan parturien dipulangkan
setelah 2-3 hari dirawat
Nasihat yang perlu diberikan saat memulangkan adalah tentang :
 Diet
 Pakaian
 Miksi dan buang air besar
 ASI dan putting susu / perawatan payudara
 Kembalinya datang 4 bulan atau menstruasi
 Mobilisasi
 Keluarga berencana
3. Diagnosa
Diagnosa yang khas bagi pasien pada tahap pemulihan post partum adalah :
a. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan
belum terjadi dan involusi uteri
b. Potensial kurangnya perawatan diri
c. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan after pain, episiotomi yang
belum sembuh dan pembengkakan payudara
d. Gangguan eliminasi usus atau kandung kemih sehubungan
ketidaknyamanan post partum
e. Gangguan tidur sehubungan dengan ketidaknyamanan dan jadwal makan
bayi
f. Potensial pecahnya putting susu dan mastitis sehubungan dengan kegiatan
menyususi
g. Gangguan aktivitas sehubungan dengan episiotomi dan after pain
h. Potensial trombosit sehubungan dengan hemostatis
i. Potensial kurangnya pengetahuan mengenai menyusui, hubungan seksual,
kontrasepsi dan penggunaan sumber-sumber komunitas
j. Depresi dengan hormon tidak nyaman dan syok post traumatic
4. Intervensi
Penyusunan mengenai warna, konsistensi, jumlah, bau, serta lamanya pengeluaran
lochea dan berbagai kelainan yang harus dilaporkan penyuluhan mengenai latihan
dasar panggul
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai