Anda di halaman 1dari 5

3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI.
1) Kontrasepsi atau anti konsepsi (coseption control) adalah cara mencegah
terjadinya konsepsi / pembuahan yaitu dengan menggunakan alat atau
obat-obatan.
a. ( Buku Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003 )
2) Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara
atau menetap.
a. ( Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I ; 350 )
3) Suntikan KB Depo adalah salah satu alat kontrasepsi yang menggunakan
metode suntikan yang mengandung medroxy progesterone acetate 150 mg.
a. ( Manuaba, 1998 ; 441 )

2.2 JENIS KONTRASEPSI SUNTIK


1) Depo Modroxy Progesteron Acetate ( DMPA ) mengandung 150 mg
DMPA tiap 3 bulan.
2) Depo Noristerot ( Depo Noritisteron Enantat ) mengandung 200 mg Nori
tendron Enantat tiap 2 bulan.
3) Suntikan kombinasi Depo Medroxy Progesteron acetate 25 mg dan
Eskadiol Sipionat 5 mg 1 bulan.

2.3 CARA KERJA


1) Mencegah ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan antrofi.
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
( Sarwono Prawirohardjo, 2006 : MK-41 )
4

2.4 EFEKTIFITAS
Kontrasepsi ini memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan / tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara
teratur sesuai jadwal.

2.5 KEUNTUNGAN
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri .
4) Untuk DMPA dan Depo Noristerat tidak mengandung esterogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap jantungdan penyakit
gangguan pembekuan darah.
5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6) Dapat digunakan oleh perempuan usia di atas 35 tahun sampai peri
menopause.
7) Sedikit efek samping.
8) Menurunkan efek anemia bulan sabit.
9) Menurunkan kejadian penyakit radang panggul.
10) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

2.6 KETERBATASAN
1) Klien harus kembali untuk melakukan suntikan sesuai tanggal
2) Tidak bisa dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
3) Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid yang
memendek atau memanjang, perdarahan bercak (spotting) tidak
haid sama sekali.
4) Terhambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual.
6) Pengguanaan jangka panjang menimbulkan kekeringan pada
vagina, gangguan emosi, menurunkan libido, sakit kepala, jerawat.
5

7) Sakit kepala, mual, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti


akan hilang setelah penyuntikan kedua dan ketiga.

2.7 YANG BOLEH MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK


1) Usia reproduksi.
2) Multipara yang telah memiliki anak.
3) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
4) Setelah abortus atau keguguran.
5) Terlalu banyak anak, tetapi belum menghendaki
tubektomi.
6) Anemia defisiensi besi.
7) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
8) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
9) Perokok.
10) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak
boleh menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin) obat
Tuberculosis (Rifampisin).

2.8 YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN KONTRASEPSI


SUNTIK
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Menderita kanker payudara
4) Diabetes mellitus disertai komplikasi.
5) Gangguan haid seperti amenorrhea.

2.9 WAKTU MULAI MENGGUNAKAN


1) Setiap saat selama haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 silkus haid ( untuk semua jenis KB
Suntik ).
6

3) Bila klien pasca persalinan lebih dari 6 bulan menyusui serta belum haid
suntikan pertama dapt diberikan asal dipastikan tidak hamil.
4) Bila pasca persalinan lebih dari 6 bulan dan menyusui serta dapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
5) Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat digunakan.
6) Bila pasca persalinan kurang dari 6 bulan menyusui jangan diberikan
suntikan kombinasi.
7) Bila pasca persalinan 3 minggu & tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat digunakan.
8) Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam
waktu 7 hari.
9) Ibu ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
10) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan.
11) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur.
( Sarwono Prawirohardjo, 2006: MK-43 )

2.10 CARA PENGGUNAAN


1) Suntikan DMPA diberikan tiap 3 bulan disuntik Intra Muskular
dalam daerah Pantat.
2) Suntikan Noristerat untuk injeksi berikut diberikan tiap 8 minggu
mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
3) Suntikan kombinasi diberikan 1 bulan dengan suntikan Intra
Muskular dalam.

2.11 CARA PENYUNTIKAN


1) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang
dibasahi oleh etil Isopropil alcohol 60-90 %, biarkan kulit kering
sebelum disuntik, setelah kering baru disuntikkan
7

2) Kocok dengan baik dan dihindari gelembung-gelembung udara.


Bila terjadi endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkan dan menghangatkan.

2.12 PENANGANAN GANGGUAN HAID


1) Amenorrhea : Tidak perlu dilakukan apapun, cukup konseling.
2) Perdarahan : Perdarahan ringan / spotting sering dijumpai tetapi tidak
berbahaya. Bila perdarahan berlanjut, maka perlu dicari penyebabnya dan
obatilah sesuai aturan pengobatan. Bila perdarahan yang terjadi
mengancam kesehatan klien, suntikan jangan dilakukan lagi. Pilih
kontrasepsi yang lain.
( Sarwono Prawirihardjo, 2006 :MK-76 )

Anda mungkin juga menyukai