Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK FISIOLOGIS


KB HORMONAL
DI PUSKESMAS WONODADI

Disusun Oleh
Milla Hanifa Shuffa
P17321191011

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN 2022
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Definisi Kontrasepsi Implan
Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan
dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Metode ini
dikembangkan oleh The Population Council, yaitu suatu organisasi internasional
yang didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan teknologi kontrasepsi (Affandi,
2014: MK-55).
Implan adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dengan
masa kerja panjang, dosis rendah, reversible untuk wanita. Obat yang terdapat dalam
setiap batang itu akan berdisfusi secara teratur masuk ke dalam peredaran darah.
Setelah obat steroid dalam setiap batang itu habis, maka semua batang tersebut harus
dikeluarkan dengan jalan pembedahan kecil, atau kalau wanita yang bersangkutan
ingin berhenti pemakainnya. (Marmi, 2016: 235)

2.1.2 Mekanisme Kerja


1. Menebalkan mukus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma.
2. Menekan pengeluaran Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) dari hipotalamus dan hipofise. Lonjakan LH ditekan oleh
levonegestrel sehingga tidak terjadi ovulasi.
3. Menyebabkan hipotropisme endometrium sehingga dapat menggangu proses
implantasi.
4. Perubahan pertumbuhan dan maturasi endometrium, juga menjadi penyabab
terjadinya perdarahan ireguler.
5. Menyebabkan sel endometrium yang melapisi kavum uteri menjadi tipis
(Affandi, 2014:MK-58 – MK-59)
6. Lendir serviks menjadi kental.
7. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
8. Mengurangi transportasi sperma.
9. Menekan ovulasi
(Sulistyawati, 2013:81)
10. Mencegah ovulasi
11. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan spermatozoa.
12. Mehambat perkembangan siklis dari endometrium.
(Hanafi Hartanto.2015:183)
13. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama,
kemudian menurun sampai 30-35 mcg per hari untuk lima tahun berikutnya
14. Dalam kedua macam implan, Levonegestrel ber-disfusi melalui membran Silastic
dengan kecepatan ang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar
hormon dalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi
(Hartanto, 2015:180)

2.1.3 Klasifikasi
2.1.3.1 Non Biodegradable Implan
Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Norplant (6 kapsul) berisi hormone levonogestrel daya kerja 5 tahun.
2. Norplant-2 (2 batang) berisi hormon levonogestrel daya kerja 3 tahun.
3. Satu batang berisi ST-145, daya kerja 2 tahun. Direncana telah siap pakai tahun
2000
4. Satu batang berisi hormon 3-keto desogestrel daya kerja 2,5 – 4 tahun.
Sedangkan Non Biodegradeble implan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Norplant
- Terdiri dari 6 “kapsul” kosong silastic (karet silicone), yang diiisi dengan
hormon Levonogestrel dan ujung-ujung kapsul ditutup dengan Silastic-
adhesive.
- Tiap “kapsul”
Panjang : 34 mm
Diameter: 2,4 mm
Beriisi 36 mg Levonogestrel
- Sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk 5 tahun
b. Norplant-2
- Terdiri dari 2 batang Silastic yang padat, dengan panjang tiap batang 44
mm.
- Masing-masing batang diisi dengan 70 mg Levonogestrel di dalam matriks
batangnya.
- Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun.
(Hartanto, 2015: 179-180)
2.1.3.2 Biodegradable Implant
Yang sedang diuji-coba saat ini.
a. Capronor
- Suatu “kapsul” polymer berisi hormon Levonogestrel, dengan daya kerja
18 bulan.
b. Pellets
- Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol, daya kerja 1 tahun.
Rencana siap-pakai: pertengahan dasawarsa 1990-an
(Hartanto, 2015: 180)

2.1.4 Fisiologi
2.1.4.1 Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan
a. Keuntungan Kontrasepsi
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang.
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5. Bebas dari pengaruh estrogen.
6. Tidak mengganggu ASI.
7. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
(Marmi, 2016: 239)
10. Tidak mengandung estrogen yang menyebabkan berbagai efek samping pada
pemakaian pil kontrasepsi.
(Affandi, 2014: MK-62)
b. Keuntungan Non Kontrasepsi
1. Mengurangi nyeri haid.
2. Mengurangi jumlah darah haid.
3. Mengurangi atau memperbaiki anemia.
4. Melindungi terjadinya kanker endometrium.
5. Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara.
6. Menurunkan angka kejadian endometriosis
(Sulistyawati, 2013: 81)
c. Kerugian atau Efek Samping Kontrasepsi Implan

1. Perubahan perdarahan haid. Ini merupakan efek samping terbanyak yang paling
sering dilaporkan, termasuk:
- Perdarahan yang lama selama beberapa bulan pertama pemakaian.
- Perdarahan atau bercak perdarahan di anatara siklus haid.
- Lamanya perdarahan atau bercak perdarahan berkurang.
- Tidak mengalami perdarahan atau bercak perdarahan sama sekali selama
beberapa bulan (amnorea)
- Kombinasi dari beberapa efek samping di atas.
2. Sakit kepala (1,9%)
3. Perubahan berat badan (biasanya meningkat) (1,7%)
4. Perubahan suasana hati (gugup atau cemas) (1,1%)
5. Depresi (0,9%)
6. Mual, perubahan selera makan,payudara lembek, bertambahnya rambut atau
muka bagian.
(Affandi, 2014: MK-62 dan MK-63)

2.1.4.2 Yang dapat menggunakan Kontrasepsi Implan


1. Wanita yang dalam usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun yang belum.
3. Mengehndaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan mengehndaki
pencegahan kehamilan jangka panjnag.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5. Pascapersalinan dan tidak menyusui
6. Pascakeguguran.
7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
8. Riwayat kehamilan ektopik.
9. Tekanan darah di bawah 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah
atau anemia bulan sabit (sickle cell).
10. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi kontrasepsi hormonal
yang mengandung estrogen.
11. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
(Sulistyawati, 2013: 82)

2.1.4.3 Yang Tidak Boleh Kontrasepsi Implan


1. Kehamilan atau diduga hamil.
2. Perdarahan trakturs genetalia yang tidak diketahui penyebabnya.
3. Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo-emboli
4. Penyakit hati akut.
5. Tumor hati jinak atau ganas.
6. Karsinoma payudara atau tersangka karsinoma payudara
7. Tumoratau neplasma ginekologik
8. Penykit jantung hipertensi, diabetes mellitus
(Hartanto, 2015: 180)
9. Psikosis, neurosis
10. Ada riwayat mola hidatidosa
11. Varises berat
12. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
13. Gangguan toleransi glukosa
(Marmi, 2016: 241)

2.1.4.4 Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Implan


1. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan
mmetode kontrasepsi tambahan.
2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan.
Apabila insersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak
melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk
tujuh hari.
3. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat
diyakini tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan
seksual atau mengguakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
4. Apabila menyusui antara enam minggu sampai enam bulan pascapersalinan,
insersi dapat dilakukan setiap saat. Apabila menyusui penuh, klien tidak perlu
meggunakan kontrasepsi lain.
5. Apabila setelah enam minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan
seksual selama tujuh hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh
hari.
6. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan, insersi dapat dilakukan setiap saat dengan syarat diyakini tidak hamil atau
klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik. Tidak diperlukan kontrasespi lain.
8. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi hormonal (kecuali AKDR)
dan klien ingin menggantinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap
saatdengan syarat diyakini klien tidak hamil. Tidak peru menunggu sampai
datangnya haid berikutnya.
9. Apabila kontasepsi sebelumnya AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan
tidak melakukan hubungan seksual selama tujuh hari atau gunakan metode
kontrasepsi lai untuk tujuh hari. Lalu AKDR segera dicabut.
10. Pascakeguguran, implan dapat segera diinsersikan.
(Sulistyawati, 2013: 83)
Metode Kontrasepsi dan Ganti Cara dengan Implan-2
Metode yang Sedang Dipakai Waktu Pemasangan
KB Alamiah atau Barier Sebelum hari ke-7 siklus haid
Pil kontrasepsi kombinasi Setelah pil aktif terakhir (hari ke-21) dan
untuk 7 hari berikutnya
Pil Progestin (mini pil) Pada hari terakhir pil diminum
Suntikan progestin atau kombinasi Setiap saat sampai jadwal suntik
berikutnya
AKDR AKDR sudah dicabut:
Sebelum hari ke-7 dari siklus haid

AKDR masih terpasang:


Setiap saat, tetapi AKDR jangan dicabut
selama 7 hari setelah pemasangan.
(Affandi, 2014:MK-68)

2.1.4.5 Cara Penggunaan Kontrasepsi Implan


1. Kontrasepsi implan dipasang tepat di bawah kulit, di atas lipat siku, di daerah
medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang
jarang digunakan (tangan kiri). Yang terpenting kapsul dipasang superfisial (di
dekat permukan), tepat di bawah kulit (dermis). Pemasangan yang dalam akan
menyebabkan menjadi akut.
2. Pastikan klien telah mencuuci dan membilas lengan atas hingga bersih. Periksa
kembali tidak ada sisa sabun karena dapat menurunkan efektivitas antiseptik
tertentu.
3. Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi terhadap obat
anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi (lidocaine 1% tanpa epinefrin).
Lakukan anestesi lokal, intrakutan dan subdermal. Hal ini membuat kulit
terangkat jaringan lunak dibawahnya dan dorong jarum untuk menuntikkan
anestesi pada kedua jalur kapsul (masing-masing 1 ml) membentuk huruf
V.sebelum melakukan insisi lakukan uji anestesi untuk memastikan anestesi
tersebut berhasil atau tidak.
4. Ambi skalpel untuk membuat insisi dengan sudut 45o, buat insisi dangkal hanya
untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam
untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas sehingga
kulit terangkat. Masukkan trokkar hingga sampai tanda satu dekat pangkal. Lalu
putar 180o masukkan kapsul pertama kedalam trokar. Lakukan hal yang sama di
sebelah sudutnya.
5. Menutup luka insisi, temukan kedua tepi insisi dan gunakan band aid atau
plester dengan kasasteril untuk menutup luka insisi.
6. Amati klien lebih kurang 15 sampai 20 menit sebelum ibu diperbolehkan
kembali kemungkinan terjadi adanya perdarahan dari luka insisi.
(Affandi, 2014:PK-19 - PK-27).
2.1.4.6 Informasi yang Perlu Disampaikan Kepada Klien
1. Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga lima
tahun untuk norplant dan tiga tahun bagi susuk implanon dan akun berakhir sesaat
setelah pengangkatan.
2. Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6-12 bulan pertma.
Beberapa perempuang mungki akan mengalami berhentinya haid sama sekali.
3. Obat-obat tuberkolosis atau obat epilepsi dapat menurunkan efektivitas implan.
4. Efek samping yang berhubungan dengan implan dapat berupa sakit kepala,
penmabahan berat badan dan nyeri payudara. efek-efek samping ini tifak
berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
5. Norplant dicabut setelah lima tahun pemakaian, susuk implanon dicabut setelah
tiga tahun dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
6. apabila norplant dicabut sebelum lima tahun dan susuk implanon sebelum tiga
tahun, kemungkinan hamil sangat besar dan meningkatkan risiko kehamilan
ektopik.
7. Berikan kartu yang ditulis kartu yang ditulis nama,tanggal insersi, tempat insersi
dan nama klinik kepada klien.
8. Implan tidak melindungi dari IMS (Infeksi Menular Seksual), teramsuk
HIV&AIDS. Apabila pasanganyya memiliki risiko, maka perlu menggunakan
kondom saat melakukan hubungan seksual.
(Sulistyawati. 2013 85)
2.1.4.7 Peringatan Bagi Pengguna Kontrasepsi Implan
1. Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi
kehamilan.
2. Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
3. Terjadi perdarahan banyak dan lama.
4. Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi implan.
5. Ekspulsi batang implan (norplant)
6. Migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan menjadi kabur.
Catatan: Apabila mendapatkan gejala di atas hubungi dokter atau klinik.
(Sulistyawati, 2013:85)

(Sulistyawati, 2013:85)
Tabel 1.1 : Keadaan yang Memerlukan Asuhan Lanjutan
KONDISI TINDAKAN ALASAN
Diabetes Mellitus Penderita Diabetes Implan-2 tidak
terkontrol yang dapat berpangaruh bnyak
menggunakan Implan-2 terhadap metabolisme
(WHO kelas 2) karbohidrat dan risiko
trombosis. Penderita
Diabetes tanpa gangguan
vaskuler gula darahnya
harus terkontrol baik.
Hipertensi Hipertensi moderat Secara statistik
Moderat (T < 180/105) memerlukan pemantauan levonogestrel tidak
ketat apaila ingin menyebabkan terjadinya
mmenggunakan Implan-2 kenaikan tekanan darah
secara bermakna (WHO,
2005)
Hipertensi Berat Efek menguntungkan Secara teoritis bahwa
(Dengan atau tanpa Implan-2 lebih banyak implan-2 dapat
masalah vaskuler, T > daripada kerugian atau menurunkan HDL klien
180/105) risiko dapat timbul apabila sehingga meningkatkan
klien menjadi hamil risiko kardiovaskuler,
(WHO kelas 2) neuropati dan retinopati
(WHO, 2005)
Sefalgia Pastikan Implan-2 tidak Sedikit sekali informasi
(Berat,vaskuler atau menjadi penyebab atau tentang sefalgia terkait
migrain berulang) memperberat migren dengan Implan-2. Bila
karena jika demikian maka selfagia jadi lebih sering,
kondisi klien akan lebih lebih lama dan penglihatan
menjadi buruk (WHO kabur maka Implan-2
kelas 2) harus dicabut.
Depresi Ada hubungan depresi dan Depresi mungkin
Implan -2 tetapi belum berkaitan dengan
jelas sebab-akibatnya. Bila progestin (LNG) dalam
setelah menggunakan implan (Population
maka Implan-2 harus Council 1990; WHO
dicabut. 2005)
Terganggu akibat adanya Klien yang terganggu oleh Erubahan pola haid adalah
perubahan pada perubahan pola haid, alasan utama klien
perdarahan tawarkan untuk memakai mengentikan metode
pil progestin selama 3 hormonal. Pastikan klien
bulan, sebelum tahu tentang masalah ini
menggunakan Implan-2 sebelum memakai implan
(Affandi, 2014: MK-66)

2.1.4.8 Penanganan Efek Samping Umum Kontrasepsi Implan


Efek samping Penanganan
Amenore a. Pastikan tidak hamil atau tidak. Apabila tidak hamil,
memerlukan penanganankhusus, cukup konseling
saja.
b. Apabila klien tetap saja tidak dapat menerima,
angkat implan dan anjurkan menggunakan
kontrasepsi lain.
c. Apabila terjadi kehamilan dan klien ingin
melanjutkan kehamilan, cabut implan dan jelaskan
bahwa progestin tidak berbbahaya bagi janin.
Apabila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien
dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat
hormon untuk memnacing timbulnya perdarahan.
Perdarahan/perdarahan Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan
bercak (spotting) terutama pada tahun pertama. Apabila tidak ada
masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan
tindakan apapun. Jika klien tetap mengeluh masalah
perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implan,
dapat diberikan pil kombinasi satu siklus. Terangkan
kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis. Apabila terjadi perdarahan lebih
banyak dari biasa, berikan dua tablet pil kombinasi
untuk 3-7 hari kemudian dilanjutkan dengan satu
siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg
etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen ekiun kojungsi
untuk 14-21 hari.
Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul
yang lain masih di tempat, dan apakah terdapat tanda-
tanda infeksi pada daerah insersi. Apabila tidak ada
infeksi dan kapsul lain masih berada di tempatnya,
pasang kapsul baru satu buah pada tempat insersi yang
berbeda. Aoabila ada infeksi, cabut seluurh kapsul
yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
lain, atau anjurkan klien menggunakan metode
kontrasepsi lainnya.
Infeksi pada daerah Apabila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan
insersi dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan
antibiotik yang sesuai untuk tujuh hari. Implan jangan
dilepas dan klien diminta kemabli satu minggu.
Apabila tidak membaik, cabut implan dan pasang yang
baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode
kontrasepsi lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan
dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut
implan, lakukan perawatan luka dan berikan antibiotik
oral tujuh hari.
Berat badan naik atau Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat
turun badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien
apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat
diterima, bantuk klien mencari metode lain.
(Sulistyawati, 2013:85)

2.1.5 Penatalaksanaan
a. Melakukan konseling tentang macam-macam kontrasepsi
b. Menginformasikan pada klien tentang perencanaan keluarga sebagai dasar dalam
pemilihan kontrasepsi yang rasional.
c. Melakukan penapisan klien
Kriteria Penapisan :
 Nilai 1 = Kondisi dimana tidak ada pembatasan apa pun dalam penggunaan
metode kontrasepsi.
 Nilai 2 = Penggunaan kontrasepsi lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan
risiko yang diperkirakan akan terjadi.
 Nilai 3 = Tidak dianjurkan, kecuali cara yang terpilih ditolak atau cara yang
dianjurkan tidak tersedia.
 Nilai 4 = Risiko akan terjadi bola metode kontrasepsi tersebut digunakan.

KONDISI IMPLAN KONDISI IMPLAN


18 : 1
Usia 18-45: 1 Trombosis Vena 2
≥45 : 1
Paritas Penyakit jantung Mulai : 2
Nulipara 1
Mulripara 1 iskemik Lanjut : 3
Laktasi Penyakit Katup
<6 minggu pascapersalinan Jantung
3 1
6 minggu - < 6 bulan
1 Dengan dan tanpa
laktasi
1 komplikasi
≥6 bulan pasca persalinan
Pasca Keguguran
TM 1 1 Mulai : 2
Migrain
TM 2 1 Lanjut : 3
Pasca abortus septik 1
Merokok 1 Epilepsi 1
Obesitas 1 Depresi 1

Riw. Hipertensi Perdarahan tanpa


1 3
Kehamilan penyebab yang jelas
Hipertensi
140-160/90-100 1 Dismenore berat 1
>160/>100 2
Hepatitis
IMS / HIV 1 Aktif 3
Karier 1
(Affandi, 2014: U-29 – U-34)
d. Meminta persetujuan tindakan medis pada klien.
e. Dapat diberikan suntikan progestin pertama
f. Menginformasikan hal-hal yang perlu diingat dan diwaspadai klien serta cara
penanganan masalah
g. Menjadwalkan kunjungan ulang
Daftar Pustaka
Affandi, Biran dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hartanto, hanafi. 2015. Keluarga Berencana dan Kontasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelahar
Muslihatun, Nur Wafi dkk. 2013: Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitra Maya
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana.Jakarta: Salemba Medika
Sirait, Lenny Irnawaty dan Rupdi Lumban Siantar. (2020). Buku Ajar Asuhan Keluarga
Berencana “Pelayanan Alat Kontrasepsi”. Sumatra barat: Penerbit Insan Cendekia Mandiri
Handayani, Deasy P dkk. 2021. Pelayanan Keluarga Berencana. Medan. Yayasan Kita Menulis

Anda mungkin juga menyukai