Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
“Peningkatan Suhu Tubuh pada An “I” Berhubungan dengan Proses
Infeksi Oleh Toksin”
DI RUANG POLI UMUM
RSI HASANAH MUHAMMADIYAH
MOJOKERTO

Disusun Oleh :

LIA NUR AZIZAH


NIM. 200906002

PRODI D-III KEBIDANAN


UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
MOJOKERTO
2009-2010
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
 Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditengahi oleh kenaikan
titik ambang regulasi panas hipotalamus.
( Arvin Bihrman K, 2000 )
 Febris / demam adalah keadaan dimana seorang individu beresiko gagal
mempertahankan suhu tubuh dalam keadaaan normal 37 oC.
( M Jawrence Tierney, 2002 )
 Febris / demam adalah keadaan dimana seorang individu
mengalamikenaikan suhu tubuh terus-menerus lebih tinggi dari 37,8 oC.
( Lynda Juall Carpenito, 2001 )

II. ETIOLOGI
Penyebab dari panas adalah :
a) Infeksi oleh toksin.
b) Perubahan status pasien.
c) Penyakit system syaraf (misal : tumor otak, trauma otak, dan
perdarahan serebral).
d) Penyakit karena zat kimia, misalnya karena reaksi obat.
e) Penyakit Gastro Intestinal ( misal ; gangguan saluran pencernaan ).
f) Penyakit Endokrin, misalnya ; Hyperteroid bisa menaikkan suhu tubuh
karena kegagalan regulasi ).
g) Stress.
h) Pemenuhan nutrisi yang kurang .
i) Ketakutan.
j) Hyperaktifan yang berlebihan.
( Lynda Juall Carpenito, 2001 )
III. PATOFISIOLOGI

DEMAM

Konservasi Panas
Infeksi toksin dan pengimbas Produksi panas
lain sitokon pirogenik endoger

Titik ambang naik ke tingkat


Anti Septik demam
Monosit, makrofag, sel endotel, Pusat
sel mesongium, keratinosit, sel
epitel
Prostaglandin Σ 2

Anti Piretik
Sitokin pirogenik endogen II-I, Pusar Termoreg Urator
TnF, II-G, IFn Sistemik Hipotalamus
IV. MANIFESTASI KLINIS
a. Badan mengigil.
b. Pucat.
c. Dehidrasi.
d. Hipertermia.
e. Conjungtiva dan membrane mukosa pucat.
f. Haus.
g. Bibir kering.
h. Mual – muntah.
i. Hilang nafsu makan / anoreksia.
j. Berkeringat.
k. Keletihan dan kelemahan.
( Arvin Bihrman K, 2000 )

V.PENATALAKSANAAN
 Penanganan focus pada penyebab.
 Pemberian cairan dan elektrolit dengan kolaborasi tim medis.
 Pemberian makan lunak dan minum yang banyak ± 8 gelas / hari.
 Pemberian kompres air biasa / air hangat dan pemberian obat
antiseptic.
 Memakai pakaian yang tipis agar sirkulasi baik.
 Antibiotik diberikan bila kemungkinan terdapat / terjadinya infeksi
sekunder.
( Lynda Juall Carpenito, 2001 )

VI.DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses Infeksi oleh toksin.
2.Resiko tinggi kejang berhubungan dengan suhu tubuh yang sangat tinggi.
3.Gangguan cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ( Anoreksia,
Muntah, malas makan dan minum )
( Lynda Juall Carpenito, 2001 )
VI.INTERVENSI ( RENCANA TINDAKAN )
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi oleh toksin.
a. Lakukan pendekatan pada Pasien dan keluarga.
R / Agar lebih mudah melakukan tindakan.
b. Observasi TTV ( N, S, RR ).
R / Untuk mengetahui kondisi pasien baik atau buruk.
c. Beri kompres air hangat pada daerah aksila.
R / Menurunkan suhu dengan cara konduksi.
d. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
R / Agar tidak terjadi dehidrasi akibat peningkatan suhu tubuh.
e. Beri pakaian tipis yang menyerap keringat.
R / Mempercepat proses penguapan panas.
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan obat sesuai advisenya
antiseptic.
R / Mempercepat proses penyembuhan.

2. Resiko tinggi kejang berhubungan dengan suhu tubuh yang sangat


tinggi.
a) Lakukan kompres air biasa / air hangat pada pasien.
R / Untuk menurunkan suhu tubuh yang sangat tinggi.
b) Anjurkan pada keluarga, pasien menggigit spatel pada saat kejang.
R / Untuk menghindari agar lidah tidak tergigit.
c) Batasi aktivitas pasien dan anjurkan untuk banyak istirahat.
R / agar kondisi pasien cepat baik.
d) Observasi TTV.
R / Untuk mengetahui kondisi pasien baik / buruk.
e) Kolaborasi dengan tim medis memberikan antibiotik.
R / Untuk mempercepat proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Juall Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta.

Kliegman, Bihrman Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. EGC. Jakarta

Tierney, M Jawrence. 2002. Diagnosa Terapi kedokteran ( penyakit dalam ).


Salemba Medika. Jakarta.

M. Aziz Alimul Hidayat, S.Kep. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia, Buku Saku. EGC.
Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
“Peningkatan Suhu Tubuh pada An “I” Berhubungan dengan Proses
Infeksi Oleh Toksin”
I. Pengkajian Data
No register : 080754
Ruang : Poli Umum
Tgl / Jam MRS : 7 Juni 2010 / 11.00
Tgl pengkajian / Jam : 7 Juni 2010 / 11.15
Diagnosa Medis : OBS FEBRIS

A. Data Subyektif
I. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
Nama : An “I”
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 7 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jogo Dayoh - Jabon

b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. “S”
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jogo Dayoh - Jabon
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya panas.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya pada hari Senin tanggal 7 Juni 2010
jam 8 pagi merasakan panas, muntah-muntah ± 2 kali, pusing. Kemudian pada
hari itu juga jam 11.00 WIB di bawah ke RSI Hasanah Muhammadiyah
Mojokerto.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular dan
penyakit seperti ISPA dan Typhoid, pasien hanya pernah menderita batuk dan
pilek.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien mengatakan bahwa dalam keluarga pasien tidak ada yang
mempunyai penyakit menular dan menurun, contohnya : DM, Hipertensi, TBC,
maupun Hepatitis.

e. Riwayat Alergi
Pasien tidak pernah menderita alergi terhadap obat maupun makanan.
III. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

No Pola Aktivitas Di rumah Di Rumah sakit


1. Nutrisi
 Kebiasaan makan  3x sehari Tidak Terkaji
 Menu  Bervariasi ( Nasi,
lauk, sayur, buah )
 Makanan kesukaan  Bakso
 Makanan pantangan  Tidak ada
 Selera makan  Biasa
 Jumlah minum  7-8 gelas / hari
 Gangguan hambatan  Tiadak ada
2. Eliminasi
 BAK
Kebiasaan 3-4 kali / hari Tidak Terkaji
Warna Kuning jernih
Volume ± 1000 cc / hari
Gangguan Tidak ada
 BAB
Kebiasaan 1 x sehari
Warna Kuning
Konsistensi Padat lunak
Gangguan Tidak ada
3. Aktifitas Fisik
 Kebiasaan  Sekolah, tidur, Tidak Terkaji
bermain, menonton
TV.
 Waktu senggang  Belajar, tidur, dan
menonton TV
 Gangguan  Tidak ada
4. Istirahat tidur
 Kebiasaan  2 x sehari Tidak Terkaji
 Waktu  Siang : jam 12.00-
14.00
Malam : jam 21.00-
06.00
 Perlengkapan  Bantal, guling, kasur,
selimut.
 Penerangan  Lampu nyala.
 Gangguan  Tidak ada.

5. Personal Hygiene
 Mandi  2 x, sehari pagi dan Tidak Terkaji
sore
 Keramas  3 x dalam seminggu
 Gosok gigi  2 x sehari
 Ganti pakaian  2-3 x sehari
 Gangguan  Tidak ada
6. Ketergantungan
 Kopi  Tidak ada Tidak Terkaji
 Merokok  Tidak ada
 Alkohol  Tidak ada
IV. DATA PSIKOLOGIS
a. Status Emosi
- Pasien merasa tidak nyaman dengan keadaan dirinya sekarang.
- Keluarga / orang tua pasien merasa cemas dengan keadaan anaknya
sekarang.
b. Konsep Diri
o Body Image
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sedang sakit dengan kondisi yang
lemah dan membutuhkan perawatan dari dokter supaya cepat sembuh.
o Self Ideal
Ibu pasien mengatakan bahwa ingin anaknya cepat sembuh dan bisa
melakukan aktivitas seperti biasa.

V. DATA SOSIAL
1. Pendidikan : SD
2. Sumber Penghasilan : Berasal dari orang tua.
3. Pola Komunikasi : Pasien menggunakan bahasa Indonesia dan
jawa dalam berkomunikasi
4. Pola Interaksi : Interaksi pasien dengan keluarga baik dan juga
kooperhensif pasien mengenal orang-orang
disekitarnya.

VI. DATA SPIRITUAL


Ibu pasien mengatakan pasien belum bisa melaksanakan sholat lima waktu
dengan baik.
B. Data Obyektif
I.PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Compusmentis GCS : 4,5,6
3. BB : 19 kg
4. Tanda-tanda Vital :
 RR : 20 x / menit
 N : 118 x / menit
 S : 38 6 oC
5. Kepala
 Ekspresi wajah : Lemas, menyeringai menahan nyeri.
 Rambut : Lurus, hitam, tidak ada ketombe
 Mata : Simetris, conjungtiva merah muda,
penglihatan normal, sclera putih.
 Telinga : Simetris, tidak ada produksi serumen berlebih,
tidak ada peradangan, pendengaran baik.
 Hidung : Simetris, tidak ada produksi secret berlebih, tidak
ada polip, fungsi penciuman baik.
 Mulut : Simetris, lidah bersih, gigi bersih, mukosa bibir
kering.
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.
6. Thorax
 Inspeksi Kanan-kiri : Simetris.
 Palpasi : Tidak ada benjolan di klavikula.
 Perkusi : Paru sonor.
 Auskultasi : Tidak terdengar wheezing atau ronchi.
7. Abdoment
 Inspeksi : Simetris, tidak ada tarikan intercosta
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Bunyi Thimpany pada kwadran II
 Auskultasi : Terdengar bising usus dengan frekwensi 18 x /
menit.
ANALISIS DATA

DS :
Ibu pasien mengatakan anaknya panas ± 1 minggu.

DO :
- K/U : sedang
- BB : 19 kg.
- TTV
 S : 38 6 oC
 N : 118 x / menit
 RR : 20 x / menit
- Mukosa bibir kering
- Akral panas
- Ekspresi wajah menyeringai menahan nyeri

MASALAH : Terjadi peningkatan suhu tubuh.

DIAGNOSA :
An “I” umur 7 tahun terjadi peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses
infeksi oleh toksin.
Yang ditandai dengan :
- S : 38 6 oC
- Mukosa bibir kering.
- Wajah menyeringai menahan nyeri.
INTERVENSI ( RENCANA TINDAKAN )

Tanggal / Jam : 7 Juni 2010 / 11.20 WIB

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam diharapkan


keluarga pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan nakes. Dengan kriteria
hasil :
- Suhu tubuh menurun.
- Keluarga mau melakukan Rawat Inap.

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga pasien.
R/ Agar lebih mudah melakukan tindakan, pasien dan keluarga kooperatif.

2. Jelaskan kondisi pasien saat itu.


R/ Mengurangi rasa cemas.

3. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada pasien.


R/ Untuk memenuhi kebutuhan cairan yang bisa mempengaruhi peningkatan suhu
tubuh.

4. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian tipis yang mudah menyerap keringat.
R/ Untuk mempercepat proses penguapan.

5. Anjurkan pasien untuk rawat inap kepada keluarganya.


R/ Untuk penanganan lebih lanjut.

6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy.


R/ Untuk mempercepat proses penyembuhan.
IMPLEMENTASI

Tanggal / Jam : 7 Juni 2010 / 11.30 WIB

1. Memperkenalkan pada pasien dan keluarga pasien serta melakukan komunikasi


therapeutik selama melakukan asuhan keperawatan.

2. Menjelaskan kondisi pasien saat itu yang sedang mengalami penigkatan suhu
tubuh..

3. Menganjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada pasien ± 1 gelas tiap 2
jam sekali.

4. Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian tipis yang mudah menyerap


keringat.

5. Menganjurkan pasien untuk rawat inap kepada keluarganya.

6. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy.


 Memasang Infus Tridex 8 TPM.
EVALUASI

Tanggal / Jam : 7 Juni 2010 / 12.30 WIB

S : Keluarga mengatakan anaknya masih panas dan mengerti dengan kondisi


anaknya, serta mau dirawat inap.

O : - K/U Lemah.
- Keluarga tampak mengerti dengan kondisi anaknya.
- Keluarga mau menandatangani surat pernyataan rawat inap.

A : Masalah belum teratasi, Px rawat inap.

P : Intervensi dilanjutkan untuk rawat inap.


Beri HE :
- Anjurkan keluarga pasien untuk memberi kompres air hangat pada daerah aksila.
- Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada pasien.
- Anjurkan pasien untuk memakai pakaian tipis yang mudah menyerap keringat.
- Anjurkan pasien untuk selalu meminum obat yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai