Disusun Oleh :
NUR AFIFAH IFFAT
NIM : 201903073
A. Latar Belakang
Kesehatan pada anak merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi
dalam bidang kesehatan. Dalam profil pengendalian penyakit di Amerika
Serikat melaporkan ada sekitar dua pertiga anak yang mendapatkan bantuan
penyediaan perawatan kesehatan atas alasan kondisi febris akut dalam dua
tahun pertama kehidupannya. Sebagian besar kondisi febris yang terjadi pada
bayi dan anak sembuh tanpa terapi spesifik (Rudolph, 2006).
Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus para ibu, terlebih pada
saat pergantian musim yang umumnya disertai dengan berkembangnya
berbagai penyakit. Berbagai penyakit itu biasanya makin mewabah pada
musim peralihan, baik dari musim kemarau ke penghujan begitu sebaliknya.
Terjadinya perubahan cuaca memepengaruhi perubahan kondisi kesehatan
anak, kondisi anak dari sehat ke sakit mengakibatkan tubuh bereaksi untuk
meningkatkan suhu yang biasanya di atas suhu tubuh normal (Mohamad,
2011).
Demam merupakan pengeluaran panas yang tidak mampu untuk
mempertahankan pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh abnormal (Avin, 2007). Panas atau demam kondisi
dimana otak mematok suhu diatas setting normal yaitu diatas 38oC. Namun
demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu lebih dari 38,5oC, dan
dari meningkatnya suhu tubuh dapat mengakibatkan produksi panas yang
berlebih yaitu di atas kisaran suhu tubuh normal (Purwanti, 2008).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan bahwa jumlah kasus
demam diseluruh dunia mencapai 18-34 juta jiwa, anak merupakan paling
rentang terkena demam, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari
dewasa. Di hampir semua daerah, insiden demam banyak terjadi pada anak
usia 5-19 tahun (Suriadi, 2010).
a. Pathway demam (hipertermi)
Infeksi atau cedera jaringan
↓
Inflamasi
↓
Akumulasi monosit,
Makrofag, sel T helper dan fibroblas
↓
Pelepasan pirogen endogen (sitokin)
↓
Interleukin-1
Interleukin-6
↓
Merangsang saraf vagus
↓
Sinyal mencapai
Sistem saraf pusat
↓
Pembentukan prostaglandin otak
↓
Merangsang hipotalamus
Meningkatkan titik patokan suhu
(sel point)
↓
Menggigil, meningkatkan suhu basal
↓
Hipertermi
b. Komplikasi
Dengan demikian daerah perbatasan lesi vaskuler itu bisa mendapat sirkulasi kolateral
yang cukup aktif, kemudian darah akan mengalir secara pasif ke tempat iskemik oleh karena
terdapatnya pembuluh darah yang berada dalam keadaan vasoparalisis. Melalui mekanisme
ini daerah iskemik sekeliling pusat yang mungkin nekrotik (daerah penumbra) masih dapat
diselamatkan, sehingga lesi vaskuler dapat diperkecil sampai daerah pusat yang kecil saja
yang tidak dapat diselamatkan lagi/nekrotik (Hucke, et al, 1991).
f. Penatalaksanaan
1. Pengkajian
Data Subyektif
Data Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan / Intervensi
Rencana Tujuan
Setelah diberikan ASKEP selama 3×24 jam diharapkan hipertermi dapat
teratasi dengan kriteria hasil:
o Suhu tubuh pasien turun
o Suhu 36-37,5℃
o Mukosa bibir pasien tidak kering lagi
o Kulit pasien tidak hangat bila disentuh
o Pasien tidak lemas
Rencana Tindakan/intervensi
o Observasi TTV pasien
o Observasi KU pasien
o Berikan kompres hangat
o Berikan minum air putih yang banyak
o Anjurkan pasien untuk memakai baju tipis dan menyerap keringat
o Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk mengetahui perkembangan
pasien
Rasional
o Untuk mengetahui perkembangan pasien, kompres hangat mampu
menurunkan suhu tubuh pasien agar kembali normal
o Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengganti cairan yang
hilang akibat hipertermi
o Untuk mempercepat proses penguapan panas
o Dengan pemberian obat tersebut dapat menetralkan panas tubuh dan
membantu antibody melawan infeksi
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
e. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium :
- Hematologi
- Hemoglobin
- Leukosit
- Hematokrit
- Trombosit
- Eritrosit
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengkajian
I. Identitas
1. Nama : An. F
2. Umur : 12 thn
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Peterongan Timur
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : Jawa
7. Diagnosa medis : Febris
1. Nama : Ny. E
2. Umur : 33 thn
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Peterongan Timur
5. Pekerjaan : IRT
6. Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
I. Pengkajian
A. Keluhan Utama
Demam
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RS Muhammadiyah Roemani diantar oleh keluarganya pada tanggal
25 September 2016 dengan keluhan Panas, mual dan Muntah, An F mengatakan panas
dialami 2 hari yang lalu sebelum masuk RS
C. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah dirawat di RS dengan keluhan
yang sama yaitu demam, Klien tidak ada alergi terhadap obat-obatan.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
seperti yang dialami pasien
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umun
Saat dilakukan pemeriksaan fisik di dapat hasil TTV
TD : 100/70 mm/Hg SB : 38,7ºC SpO2 : 97%
N : 97x/m RR: 26x/m BB : 27 kg
2. Kepala
Bentuk kepala mesocepal,tidak ada jejas, rambut hitam bersih, keadaan mata
konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik, hidung tidak tampak adanya abses
ataupun luka dan tidak ada pembesaran polip,keadaan telinga tampak adanya
serumen, semetris, tidak ada gangguan pada pendengaran, keadaan mulut bibir
kering,tidak ada stomatitis, tidak ada gigi berlubang, gigi kuning, keadaan mulut
tampak kotor.
3. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4. Dada
Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dada
Palpasi : teraba getar vokal fremitus
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler tidak ada suara nafas tambahan
Jantung
Palpasi : Tidak tampak Ictus cordis
Palpasi : Teraba Ictus Cordis
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1 S2 reguler
Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak oedema ataupun luka
Aus : Bising usus 20x/m
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Ekstremitas
Atas : Terpasang Infus pada tangan kanan RL 10 tts/m, akral hangat
Bawah : Tidak tampak oedema ataupun luka, akral teraba hangat
G. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
II
-Bibir klien taampak
kering
- Kaji status hidrasi
I, II
27/09-2016 - Klien kooperatif
10.00 - anjurkan klien untuk banyak
minum air putih
-K/u sedang
I, II 10.30 - Kaji keadaan Umum klien -Klien tampak terbaring
di tempat tidur
-Obs TTV
- Kaji TTV TD 100/60 mm/Hg
N 78x/m
RR 22x/m
II SB 37ºC
SpO2 98%
I,II
- Monitoring adanya mual -Klien mengatakan
muntah muntah 1x pada saat
klien selesai makan
II
- Anjurkan klien untuk banyak -Klien tampak kooperatif
minum air putih
28/09-2016 - Anjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
-Klien tampak kooperatif
I, II 10.30 - Kaji status hidrasi
- Kaji TTV
II
- Obs TTV
11.30 TD 100/70 mm/Hg
N 77x/m
RR 20x/m
Monitoring adanya mual SB 36,4ºC
muntah -Ibu klien mengatakan
anaknya sudah tidak
muntah lagi
VI. Evaluasi
P : - intervensi pertahankan
P : Intervensi pertankan
Rabu/28- S : klien mengatakan anaknya sudah tidak
09-2016 demam lagi
Klien mengatakan tidak muntah lagi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi pertahankan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F
SEMARANG
Disusun Oleh :
WIRDA ALWI
G3A016001
2016