Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTERMI

Disusun Oleh :
NUR AFIFAH IFFAT

NIM : 201903073

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan pada anak merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi
dalam bidang kesehatan. Dalam profil pengendalian penyakit di Amerika
Serikat melaporkan ada sekitar dua pertiga anak yang mendapatkan bantuan
penyediaan perawatan kesehatan atas alasan kondisi febris akut dalam dua
tahun pertama kehidupannya. Sebagian besar kondisi febris yang terjadi pada
bayi dan anak sembuh tanpa terapi spesifik (Rudolph, 2006).
Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus para ibu, terlebih pada
saat pergantian musim yang umumnya disertai dengan berkembangnya
berbagai penyakit. Berbagai penyakit itu biasanya makin mewabah pada
musim peralihan, baik dari musim kemarau ke penghujan begitu sebaliknya.
Terjadinya perubahan cuaca memepengaruhi perubahan kondisi kesehatan
anak, kondisi anak dari sehat ke sakit mengakibatkan tubuh bereaksi untuk
meningkatkan suhu yang biasanya di atas suhu tubuh normal (Mohamad,
2011).
Demam merupakan pengeluaran panas yang tidak mampu untuk
mempertahankan pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh abnormal (Avin, 2007). Panas atau demam kondisi
dimana otak mematok suhu diatas setting normal yaitu diatas 38oC. Namun
demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila suhu lebih dari 38,5oC, dan
dari meningkatnya suhu tubuh dapat mengakibatkan produksi panas yang
berlebih yaitu di atas kisaran suhu tubuh normal (Purwanti, 2008).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan bahwa jumlah kasus
demam diseluruh dunia mencapai 18-34 juta jiwa, anak merupakan paling
rentang terkena demam, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari
dewasa. Di hampir semua daerah, insiden demam banyak terjadi pada anak
usia 5-19 tahun (Suriadi, 2010).
a. Pathway demam (hipertermi)
Infeksi atau cedera jaringan

Inflamasi

Akumulasi monosit,
Makrofag, sel T helper dan fibroblas

Pelepasan pirogen endogen (sitokin)

Interleukin-1
Interleukin-6

Merangsang saraf vagus

Sinyal mencapai
Sistem saraf pusat

Pembentukan prostaglandin otak

Merangsang hipotalamus
Meningkatkan titik patokan suhu
(sel point)

Menggigil, meningkatkan suhu basal

Hipertermi
b. Komplikasi

Pengaruh hipertermia terhadap sawar darah otak/ BBB adalah meningkatkan


permeabilitas BBB yang berakibat langsung baik secara partial maupun komplit dalam
terjadinya edema serebral (Ginsberg, et al, 1998). Selain itu hipertermia meningkatkan
metabolisme sehingga terjadi lactic acidosis yang mempercepat kematian neuron (neuronal
injury) dan menambah adanya edema serebral (Reith, et al, 1996). Edema serebral (ADO
Regional kurang dari 20 ml/ 100 gram/ menit) ini mempengaruhi tekanan perfusi otak dan
menghambat reperfusi adekuat dari otak, dimana kita ketahui edema serebral memperbesar
volume otak dan meningkatkan resistensi serebral. Jika tekanan perfusi tidak cukup tinggi,
aliran darah otak akan menurun karena resistensi serebral meninggi. Apabila edema serebral
dapat diberantas dan tekanan perfusi bisa terpelihara pada tingkat yang cukup tinggi, maka
aliran darah otak dapat bertambah (Hucke, et al, 1991).

Dengan demikian daerah perbatasan lesi vaskuler itu bisa mendapat sirkulasi kolateral
yang cukup aktif, kemudian darah akan mengalir secara pasif ke tempat iskemik oleh karena
terdapatnya pembuluh darah yang berada dalam keadaan vasoparalisis. Melalui mekanisme
ini daerah iskemik sekeliling pusat yang mungkin nekrotik (daerah penumbra) masih dapat
diselamatkan, sehingga lesi vaskuler dapat diperkecil sampai daerah pusat yang kecil saja
yang tidak dapat diselamatkan lagi/nekrotik (Hucke, et al, 1991).

f. Penatalaksanaan

 Penatalaksanaan medis yang diberikan yaitu:


 Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen.
 Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu:
 Beri pasien banyak minum. pasien menjadi lebih mudah dehidrasi pada waktu
menderita panas. Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan mencegah
dehidrasi.
 Beri pasien banyak istirahat, agar produksi panas yang diproduksi tubuh seminimal
mungkin.
 Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher
belakang.
g. Teori asuhan keperawatan

1. Pengkajian
 Data Subyektif

Ø Pasien mengatakan badannya panas

 Data Obyektif

Ø Suhu tubuh pasien meningkat

Ø Pasien terlihat lemas

Ø Mukosa tampak kering

2. Diagnosa Keperawatan

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan:

 Pasien mengatakan badannya terasa panas


 Mukosa bibir kering
 Wajah pasien tampak merah

3. Perencanaan / Intervensi
 Rencana Tujuan
Setelah diberikan ASKEP selama 3×24 jam diharapkan hipertermi dapat
teratasi dengan kriteria hasil:
o Suhu tubuh pasien turun
o Suhu 36-37,5℃
o Mukosa bibir pasien tidak kering lagi
o Kulit pasien tidak hangat bila disentuh
o Pasien tidak lemas
 Rencana Tindakan/intervensi
o Observasi TTV pasien
o Observasi KU pasien
o Berikan kompres hangat
o Berikan minum air putih yang banyak
o Anjurkan pasien untuk memakai baju tipis dan menyerap keringat
o Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk mengetahui perkembangan
pasien
 Rasional
o Untuk mengetahui perkembangan pasien, kompres hangat mampu
menurunkan suhu tubuh pasien agar kembali normal
o Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengganti cairan yang
hilang akibat hipertermi
o Untuk mempercepat proses penguapan panas
o Dengan pemberian obat tersebut dapat menetralkan panas tubuh dan
membantu antibody melawan infeksi
4. Pelaksanaan

Sesuai dengan rencana tindakan yang akan diberikan

5. Evaluasi

a. Suhu tubuh pasien turun


b. Suhu 36-37,5℃
c. Mukosa bibir pasien tidak kering lagi
d. Kulit pasien tidak hangat pada sentuhan
e. Pasien tidak lemas

e. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Laboratorium :

- Hematologi
- Hemoglobin
- Leukosit
- Hematokrit
- Trombosit
- Eritrosit
DAFTAR PUSTAKA

Aden, R. (2010). Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak.


Yogyakarta: Siklus.
Avin, V. (2007). Perbedaan penurunan suhu klien febris antara kompres
hangat dengan tanpa kompres hangat pada reseptor suhu di Ruang
Anak RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Jurnal Ilmu Keperawatan. No
9, Vol 58.
Brunner, D. C., Suddarth, J., H. (2005). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Carpenito, L., Juall. (2009). Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik
Klinis. Jakarta: EGC.
Haryani, S., Syamsul, A. (2012). Pengaruh Kompres Tepid Sponge Hangat
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Umur 1-10 Tahun
Dengan Hipertermia. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. No
1, Vol 1.
Joanne, M., & Gloria, N. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC).
United Syase of America: Mosby Elsevier.
Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Demam Kebidanan. Jakarta:
EGC.
Heardman, T., H. (2012). Nursing Diagnosis Definitions and Classification
2012- 2014, Sumarwati, M., & Subekti, N., B. (alih bahasa), Jakarta:
EGC.
Mohamad, Fatmawati. (2011). Efektifitas Kompres Hangat Dalam
Menurunkan Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang
G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gonrontalo, Jurnal
Keperawatan. No 1, Vol 1.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F DENGAN

MASALAH GANGGUAN PEMENUHAN KENYAMANAN HIPERTERMI

Tanggal Pengkajian : 26 September 2020

A. Pengkajian

I. Identitas

1. Nama : An. F
2. Umur : 12 thn
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Peterongan Timur
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : Jawa
7. Diagnosa medis : Febris

Identitas Penanggung Jawab

1. Nama : Ny. E
2. Umur : 33 thn
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Peterongan Timur
5. Pekerjaan : IRT
6. Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
I. Pengkajian
A. Keluhan Utama
Demam
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RS Muhammadiyah Roemani diantar oleh keluarganya pada tanggal
25 September 2016 dengan keluhan Panas, mual dan Muntah, An F mengatakan panas
dialami 2 hari yang lalu sebelum masuk RS
C. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah dirawat di RS dengan keluhan
yang sama yaitu demam, Klien tidak ada alergi terhadap obat-obatan.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
seperti yang dialami pasien

E. Pengkajian kebutuhan dasar pasien


1. Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit kegiatan sehari-hari klien adalah sekolah dan juga bermain
selayaknya anak-anak lain seusianya.
Saat dikaji klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas lain seperti sekolah
dan juga bermain,klien tampak terbaring lemah di tempat tidur.
2. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur malam ± 9 jam dan tidur siang ± 2 jam
Saat dikaji klien mengatakan tidur malam ± 7 jam karena klien sering terbangun
dimalam hari saat tidur.
3. Kenyamanan dan nyeri
Ibu klien mengatakan anaknya sering merasa pusing dan sering kali menangis
apabila demam tinggi
4. Nutrisi
Sebelum sakit pola makan pasien bagus tapi saat di RS pasien tidak nafsu makan,
porsi yang di habisklan hanya ½ porsi yang disediakan RS
5. Cairan dan elektrolit
Ibu pasien mengatakan saat sakit pola minum pasien baik,pasien tampak muntah –
muntah, ibu pasien mengatakan selama di RS Anaknya muntah ±5x, turgor kulit
elastis
6. Oksigenasi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat sesak nafas
7. Eliminasi
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit dan saat dikaji BAK klien masih baik dan
nnormal
8. Eliminasi Bowel
Ibu klien mengatakan sebelum sakit dan saat di RS BAB klien masih baik 1x
sehari setiap pagi, warna cokelat kekuningan dan bau khas
9. Sensori, persepsi dan kognitif
Ibu klien mengatakan anaknya tidak memiliki gangguan pada sistem sensori,
persepsi dan juga kognitif

F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umun
Saat dilakukan pemeriksaan fisik di dapat hasil TTV
TD : 100/70 mm/Hg SB : 38,7ºC SpO2 : 97%
N : 97x/m RR: 26x/m BB : 27 kg

2. Kepala
Bentuk kepala mesocepal,tidak ada jejas, rambut hitam bersih, keadaan mata
konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik, hidung tidak tampak adanya abses
ataupun luka dan tidak ada pembesaran polip,keadaan telinga tampak adanya
serumen, semetris, tidak ada gangguan pada pendengaran, keadaan mulut bibir
kering,tidak ada stomatitis, tidak ada gigi berlubang, gigi kuning, keadaan mulut
tampak kotor.
3. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4. Dada
Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dada
Palpasi : teraba getar vokal fremitus
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler tidak ada suara nafas tambahan

Jantung
Palpasi : Tidak tampak Ictus cordis
Palpasi : Teraba Ictus Cordis
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1 S2 reguler

Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak oedema ataupun luka
Aus : Bising usus 20x/m
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani

Ekstremitas
Atas : Terpasang Infus pada tangan kanan RL 10 tts/m, akral hangat
Bawah : Tidak tampak oedema ataupun luka, akral teraba hangat

G. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium

Pemeriksanaan Hasil Satuan Normal


Hematologi
Hemoglobin - Hb 14,9 gr/dL 13,2-15,5
Leukosit - Leukosit /mm3 3800-10600
41000
Hematokrit - Ht 42,3 % 31,0-45.0
Trombosit - Trombosit /mm3 150000-440000
171.000/mm3
Eritrosit - Eritrosit 5,59 uL 3,7-5,8%
jt/uL
H. Program Terapi
 Ceftriaxone 2x1gr IV
 Dexametason 2x1 amp IV
 Pamol Oral 6x¾ tab bila panas
 RL 10 tts/menit

II. Analisa Data

No Tgl/jam Data Problem Etiologi TTD


1 26/09- DS : Ibu klien Hipertermi Proses
2016 mengatakan Infeksi
09.00 anaknya masih
panas, mual dan
juga muntah 3x
DO :- Akral teraba
hangat, K/u sedang
- SB 38ºC
- N 90x/m
- RR 24x/m
- SpO2 97%
- BB 27kg
- Hb 14,9
- Leukosit
41000/mm3
- Ht 42,3 %
- Trombosit
171.000/mm3 Resiko
26/09- - Eritrosit 5,59 kekurangan Output yang
2016 jt/uL volume berlebih
cairan (muntah-
DS : Ibu klien
mengatakan muntah)
anaknya merasa
mual dan juga
muntah 3x
DO :- K/u sedang,klien
tampak lemas
- Tampak klien
memuntahkan
makan yang baru
di makan,
- Sementara
terpasang infus
cairan RL 10
tts/menit

III. Diagnosa Keperawatan


1. Hipertermi b/d proses infeksi ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh
2. Resiko kekurangan Volume cairan b/d output berlebih
Data : klien sering mual dan juga muntah-muntah
IV. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


O Keperawat Kriteria Hasil
an
1 hipertermi Setelah 1. Monitoring suhu o Untuk mengetahui
berhubung dilakukan sesering mungkin perkembangan pasien,
an dengan tindakan 2. Obs. TTV kompres hangat mampu
proses keperawatan 3. Lakukan kompres menurunkan suhu tubuh
infeksi 3x24 jam hangat pasien agar kembali normal
diharapkan suhu 4. Anjurkan untuk o Mempertahankan
tubuh dalam memakai pakaian keseimbangan cairan tubuh
rentang normal, yang tipis dan mengganti cairan yang
dengan kriteria 5. Laksanakan advis hilang akibat hipertermi
hasil : pemberian terapi
- SB 36- cairan o Untuk mempercepat proses
37ºC penguapan panas
- Akral o Dengan pemberian obat
2 teraba tersebut dapat menetralkan
Resiko hangat panas tubuh dan membantu
kekuranga antibody melawan infeksi
n volume 1. Monitoring adanya
cairan mual muntah o Merupakan indikator dari
volume cairan
berhubung 2. Pantau vital sign
Setelah
an dengan diberikan 3. Pantau pemberian o Memenuhi kebutuhan cairan
tindakan tubuh dan mengganti cairan
output terapi IV yang hilang
keperawatan
berlebih diharapkan 4. Monitoring status
cairan dan o Adanya perubahan pola
(muntah- hidrasi (membran makan seperti nafsu makan
elektrolit klien
muntah) seimbang, mukosa dan berkurang akan dapat
dengan kriteria memperburuk status klien
keadekuatan nadi ) karena intake kurang
hasil :
- Turgor kulit
elastis
- Intake dan
output
seimbang
- TTV dalam
rentang
normal
BP : 120/80
mm/Hg
RR: 15-
20x/m
HR: 60-
100x/m
SB : 36,5-
37ºC
V. Implementasi

No No. Tgl/jam Implementasi Respon TTD


Dx
1 I 26/09-2016 - Mengkaji keadaan umum klien - klien tampak terbaring
09.30 - Obs TTV lemah di tempat tidur,
I, II K/u sedang
- Obs. TTV
TD 100/70 mm/Hg
N 97x/m
RR 24x/m
SB 38ºC
SpO2 97%
I - Anjurkan memberi kompres
hangat -Memberi kompres
I hangat pada klien
- Memberikan obat oral Pamol - Ibu klien
¾ tab memberi obat oral
I, II 12.00 pamol ¾ tab pada klien

I - Kaji SB klien - Hasil 37,6ºC

- Monitoring adanya mual -Ibu klien mengatakan


II muntah anaknya muntah 3x

-Ibu klien mengganti


- Anjurkan untuk memakai pakaian anaknya dengan
II pakaian yang tipis pada klien pakaian yang lebih tipis

II
-Bibir klien taampak
kering
- Kaji status hidrasi
I, II
27/09-2016 - Klien kooperatif
10.00 - anjurkan klien untuk banyak
minum air putih
-K/u sedang
I, II 10.30 - Kaji keadaan Umum klien -Klien tampak terbaring
di tempat tidur

-Obs TTV
- Kaji TTV TD 100/60 mm/Hg
N 78x/m
RR 22x/m
II SB 37ºC
SpO2 98%

I,II
- Monitoring adanya mual -Klien mengatakan
muntah muntah 1x pada saat
klien selesai makan
II
- Anjurkan klien untuk banyak -Klien tampak kooperatif
minum air putih
28/09-2016 - Anjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
-Klien tampak kooperatif
I, II 10.30 - Kaji status hidrasi

- Bibir klien tampak


kering

- Kaji TTV
II
- Obs TTV
11.30 TD 100/70 mm/Hg
N 77x/m
RR 20x/m
Monitoring adanya mual SB 36,4ºC
muntah -Ibu klien mengatakan
anaknya sudah tidak
muntah lagi

VI. Evaluasi

Hari/tgl Respon Perkembangan TTD


Senin/26- S : - Ibu klien mengatakan anaknya masih
09-2016 demam
- Ibu klien mengatakan anaknya muntah 3x

O: - K/u sedang, klien tampak terbaring lemas di


tempat tidur
- Obs SB 38ºC N : 90x/m RR 24x/m
BB 27kg TD 100/70mm/Hg
- Akral hangat
- Tampak terpasang infus cairan RL 10 tts/m
- Tampak mukosa bibir kering

A: - Masalah belum teratasi

P : - intervensi pertahankan

Selasa/27- S : Ibu klien mengatakan anakanmya sudah


09-2016 tidak demam lagi
Ibu klien mengatatakan anaknya msh
muntah 1x setelah makan

O : K/u sedang, Obs SB 37ºC N 77x/m RR


22x/m
Akral teraba hangat
Tampak mukosa bibir kering

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi pertankan
Rabu/28- S : klien mengatakan anaknya sudah tidak
09-2016 demam lagi
Klien mengatakan tidak muntah lagi

O: K/u sedang, SB 36,4ºC N 77x/m RR


20x/m
Akral teraba hangat, mukosa bibir kering

A: Masalah teratasi

P: Intervensi pertahankan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KENYAMANAN HIPERTERMI

DI RUANG ISMAIL 2 RS ROEMANI MUHAMMADIYAH

SEMARANG
Disusun Oleh :

WIRDA ALWI

G3A016001

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016

Anda mungkin juga menyukai