DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
THYPOID
OLEH :
191420103
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeksi salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang
terinfeksi kuman salmonella. (Smeltzer & Bare, 2012).
Thypoid adalah penyakit infeksi yang biasanya mengenai system
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada system
pencernaan dan gangguan kesadaran (Mansjoer, Arik, 2000).
2. ANATOMI FISIOLOGI
3. ETIOLOGI
Penyebab utama demam thypoid adalah bakteri salmonella thypi yang
memasuki saluran cerna. Penularan salmonella thyposa thypi dapat
ditularkan berbagai cara yaitu, food (makanan), fingers (jari tangan/kuku),
fomitus (muntah), fly (lalat), dan melalui feses. Penyebab lain dari
penyakit thypoid :
1. Makanan dan minuman ang terkontaminasi bakteri salmonella
thypi
2. Makanan mentah atau belum masak
3. Kurangnya sanitasi atau higienitas
4. Daya tahan tubuh yang menurun.
4. MANIFESTASI KLINIS
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang
dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika terinfeksi
terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama
30 hari. Selama inkubasi mungkin ditemukan gejala prodormal, perasaan
tidak enak badan, nyeri, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat,
kemudian gejala klinis yang biasanya ditemukan yaitu demam, gangguan
pada saluran pencernaan, gangguan kesadaran.
5. PATOFISIOLOGI
Bakteri salmonella thypi bersama makanan atau minuman masuk
kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan
suasana asam (pH < 2) banyak bakteri yang mati. Bakteri yang masih
hidup akan mencapai usus halus. Diusus halus, bakteri melekat pada sel-
sel mukosa dan kemudian menginvasi sel mukosa dan menembus dinding
usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Kemudian bakteri mencapai folikel
limfe usus halus, mengikuti aliran kelenjar limfe mesentrika bahkan ada
yang melewati sirkulasi sistemik sampai kejaringan RES di organ hati dan
limfa.
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) maka
salmonella thypi akan keluar dari habitnya dan melalui duktus torasikus
masuk kedalam sirkulasi sistemik. Salmonella thypi bersarang di plaque
pleyeri, limfe, hati,dan bagian-bagian lain dari system retikulo endothelial.
Ekresi organisme di empedu dapat menginvasi ulang dinding usus atau
dikeluarkan oleh tinja. Peran endotoksin dalam pathogenesis demam
thypoid tidak jelas, hal tersebut terbukti dengan tidak terdeteksinya
endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan limulus. Diduga
endotoksin dari salmonella thypi menstimulasi makrofag didalam hati,
limfa, folikel, limfoma usus halus dan kelenjar limfa mesentrika untuk
memproduksi sitokinin dan zat-zat lain. Produk dari makrofag inilah yang
dapat menimbulkan nekrosis sel, system vaskuler tidak stabil, demam,
depresi sumsum tulang belakang, kelainan pada darah dan menstimulasi
system imunologik.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
a) Pemeriksaan leukosit
b) Pemeriksaan SGOT dan SGPT
c) Uji widal
d) Pemeriksaan darah lengkap
7. PENATALAKSANAAN
a. Medis
1) Antibiotic (membunuh kuman)
Klorampenicol
Amoxicillin
Kotrimoxasol
Ceftriaxon
Cefixim
2) Antipiretik (menurunkan panas)
Paracetamol
8. PATHWAY
SALMONELLA THYPI
MK : KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Smeltzer & Bare, (2012). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta : EGC
http://asuhan-keperawatan-patriani-blogspot.com/2008/07/thypoid-
abdominalis.html(gambarsistempencernaanpadamanusia)
https://id.scribd.com/doc/316633653/lp/thypoid(diunggaholehhidayatussolihinpad
ajuni24,2016)
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA PASIEN
a. Nama : Ny. Y
b. Umur : 36 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Hindu
e. Suku/Bangsa : Indonesia
f. Alamat : Jalan P. Bulun, Banyuning
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Nomor Register : 00xxxx
i. Tanggal MRS : 23 Pebruari 2021
j. Tanggal Pengkajian : 23 Pebruari 2021
k. Diagnosa Medis : Thypoid
BIODATA PENANGGUNGJAWAB
a. Nama : Tn. W
b. Umur : 38 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Hindu
e. Pekerjaan : Pegawai Swasta
f. Pendidikan : SMK
g. Status Perkawinan : Menikah
h. Hubungan dengan pasien : Suami
i. Suku/Bangsa : Indonesia
j. Alamat : Jalan P. Bulun, Banyuning
b. Pola Eliminasi
1) Buang Air Besar
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan BABnya lancar setiap hari pada pagi
hari, tidak ada keluhan, BAB 1x sehari dengan konsistensi
lembek, berwarna kuning kecoklatan, bau khas feses.
b) Saat Sakit
Pasien mengatakan BABnya tidak lancar, BAB 3 hari
sekali dengan konsistensi lembek, berwarna kuning
kecoklatan, dan bau khas feses.
8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
a. Keadaan Sakit
Keadaan umum pasien cukup, kesadaran compos mentis E4
V5 M6. Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, BB :
58kg, TB : 154cm, pasien tampak terpasang infuse Nacl
ditangan sebelah kiri.
b. Tanda-tanda Vital
TD : 110/90mmHg Nadi : 80x/menit
Rr : 20x/menit Suhu : 38,7oC
4445 4445
4445 4445
10. Penatalaksanaan
NaCl Infus NaCl 0.9% merupakan cairan Selain nteraksi obat, NaCl juga
20tpm kristaloid dimana mengandung dapat menimbulkan
natrium dan clorida. Cairan infuse kontraindikasi jika digunakan
ini digunakan untuk menggantikan oleh orang-orang yang
cairan tubuh yang hilang, memiliki kondisi kesehatan
mengoreksi ketidakseimbangan tertentu, seperti orang dengan
elektrolit, dan menjaga tubuh agar riwayat asidosis akibat
tetap terhidrasi dengan baik. penggunaan natrium klorida
dan retensi cairan seperti
hipernatremia, hipokalemia,
dan gagal jantung.
PCT 3x1 tab Untuk meredakan gejala nyeri dan pasien yang mengalami
demam pada berbagai penyakit hipersensitivitas terhadap
seperti demam dengue, thypoid dan paracetamol dan penyakit
infeksi saluran kemih. hepar aktif derajat berat
Ranitidinie 2x1 Untuk eradikasi infeksi tukak Bila terdapat riwayat porfiria
ampul lambung dan asam lambung akut dan hipersensitivitas
sebelum anastesi umum terhadap ranitidine
Ondansentron Untuk mengatasi mual dan muntah Pada pasien dengan gangguan
yang mungkin terjadi akibat fungsi hati berat dan pada ibu
kemoterapi, setelah tindakan operasi hamil karena akan
ataupun radioterapi memberikan efek smping
konstipasi, pusing dan ruam
12. Genogram
ANALISA DATA
Hipertermi