Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN

ASUHAN KEPERAWATAN

THYPOID

OLEH :

KOMANG WAHYU KRISNA DEVIANI

191420103

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

RANA WIJAYA SINGARAJA

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI
Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeksi salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang
terinfeksi kuman salmonella. (Smeltzer & Bare, 2012).
Thypoid adalah penyakit infeksi yang biasanya mengenai system
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada system
pencernaan dan gangguan kesadaran (Mansjoer, Arik, 2000).

2. ANATOMI FISIOLOGI

System pencernaan atau system gastroinstestinal (mulai dari mulut


sampai anus) adalah system organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energy,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan(faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. System
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan yaitu pancreas, hati dan kandung empedu.
Mulut merupakan rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
minuman/air pada manusia atau jalan masuk untuk system pencernaan.
Kerongkongan (esophagus) merupakan tabung (tube) berotot pada
vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke
dalam lambung. Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan
berbentuk seperti kandang keledai dimana lambung dimana lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Usus halus atau usus kecil
adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara lambung dan
usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kososng (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Usus
besar (kolon) merupakan organ pada system pencernaan yang merupakan
dari usus halus. Anus merupakan saluran pendek pada ujung rectum dan
menjadi jalur keluarnya feses. Pancreas merupakan salah satu organ di
dalam system pencernaan manusia yang berfungsi memproduksi hormone
dan enzim untuk menghancurkan makanan di dalam perut. Hati (liver)
merupakan organ terbesar yang dimiliki manusia. Fungsi hati sebagai
menetralisir racun, menghasilkan protein, hingga membantu proses
pembekuan darah. Kandung empedu adalah organ berbentuk buat pir,
dimana empedu disimpan dan dikonsentrasikan sebelum disekresi ke
dalam usus dua belas jari untuk digunakan dalam proses pencernaan.

3. ETIOLOGI
Penyebab utama demam thypoid adalah bakteri salmonella thypi yang
memasuki saluran cerna. Penularan salmonella thyposa thypi dapat
ditularkan berbagai cara yaitu, food (makanan), fingers (jari tangan/kuku),
fomitus (muntah), fly (lalat), dan melalui feses. Penyebab lain dari
penyakit thypoid :
1. Makanan dan minuman ang terkontaminasi bakteri salmonella
thypi
2. Makanan mentah atau belum masak
3. Kurangnya sanitasi atau higienitas
4. Daya tahan tubuh yang menurun.

4. MANIFESTASI KLINIS
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang
dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika terinfeksi
terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama
30 hari. Selama inkubasi mungkin ditemukan gejala prodormal, perasaan
tidak enak badan, nyeri, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat,
kemudian gejala klinis yang biasanya ditemukan yaitu demam, gangguan
pada saluran pencernaan, gangguan kesadaran.

5. PATOFISIOLOGI
Bakteri salmonella thypi bersama makanan atau minuman masuk
kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan
suasana asam (pH < 2) banyak bakteri yang mati. Bakteri yang masih
hidup akan mencapai usus halus. Diusus halus, bakteri melekat pada sel-
sel mukosa dan kemudian menginvasi sel mukosa dan menembus dinding
usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Kemudian bakteri mencapai folikel
limfe usus halus, mengikuti aliran kelenjar limfe mesentrika bahkan ada
yang melewati sirkulasi sistemik sampai kejaringan RES di organ hati dan
limfa.
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) maka
salmonella thypi akan keluar dari habitnya dan melalui duktus torasikus
masuk kedalam sirkulasi sistemik. Salmonella thypi bersarang di plaque
pleyeri, limfe, hati,dan bagian-bagian lain dari system retikulo endothelial.
Ekresi organisme di empedu dapat menginvasi ulang dinding usus atau
dikeluarkan oleh tinja. Peran endotoksin dalam pathogenesis demam
thypoid tidak jelas, hal tersebut terbukti dengan tidak terdeteksinya
endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan limulus. Diduga
endotoksin dari salmonella thypi menstimulasi makrofag didalam hati,
limfa, folikel, limfoma usus halus dan kelenjar limfa mesentrika untuk
memproduksi sitokinin dan zat-zat lain. Produk dari makrofag inilah yang
dapat menimbulkan nekrosis sel, system vaskuler tidak stabil, demam,
depresi sumsum tulang belakang, kelainan pada darah dan menstimulasi
system imunologik.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
a) Pemeriksaan leukosit
b) Pemeriksaan SGOT dan SGPT
c) Uji widal
d) Pemeriksaan darah lengkap

7. PENATALAKSANAAN
a. Medis
1) Antibiotic (membunuh kuman)
 Klorampenicol
 Amoxicillin
 Kotrimoxasol
 Ceftriaxon
 Cefixim
2) Antipiretik (menurunkan panas)
 Paracetamol
8. PATHWAY
SALMONELLA THYPI

MASUK TUBUH MELALUI MULUT

BERSAMA MAKANAN DAN MINUMAN

MASUK SAMPAI KE USUS HALUS

BAKTERI MENGADAKAN MULTIPLIKASI DI USUS

MUAL MUNTAH PROSES INFLAMASI

NAFSU MAKAN MENURUN PENINGKATAN SUHU TUBUH

SUPLAI MAKANAN TIDAK ADEKUAT MK : HIPERTERMI

MK : KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Hipertermi b/d proses penyakit ditandai dengan kenaikan suhu


tubuh 38,7oC dan akral teraba hangat.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
makanan tidak adekuat ditandai dengan pasien mual muntah
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : (Media Aesculapius)

Smeltzer & Bare, (2012). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta : EGC

http://asuhan-keperawatan-patriani-blogspot.com/2008/07/thypoid-
abdominalis.html(gambarsistempencernaanpadamanusia)

https://id.scribd.com/doc/316633653/lp/thypoid(diunggaholehhidayatussolihinpad
ajuni24,2016)
FORMAT PENGKAJIAN

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA PASIEN
a. Nama : Ny. Y
b. Umur : 36 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Hindu
e. Suku/Bangsa : Indonesia
f. Alamat : Jalan P. Bulun, Banyuning
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Nomor Register : 00xxxx
i. Tanggal MRS : 23 Pebruari 2021
j. Tanggal Pengkajian : 23 Pebruari 2021
k. Diagnosa Medis : Thypoid

BIODATA PENANGGUNGJAWAB
a. Nama : Tn. W
b. Umur : 38 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Hindu
e. Pekerjaan : Pegawai Swasta
f. Pendidikan : SMK
g. Status Perkawinan : Menikah
h. Hubungan dengan pasien : Suami
i. Suku/Bangsa : Indonesia
j. Alamat : Jalan P. Bulun, Banyuning

2. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit


a. Keluhan MRS
Pasien datang ke RS pada tanggal 23 Pebruari 2021, pukul
06.50 WITA diantar oleh suaminya dengan keluhan panas dari 4
hari yang lalu tanggal 19 Pebruari 2021 malam, mual muntah.

b. Keluhan saat pengkajian


Pasien mengatakan suhu badannya panas, mual muntah
dengan hasil pemeriksaan TD : 110/mmHg, N : 80x/menit, Rr :
20x/menit, GCS : E4 V5 M6, S : 38,7oC

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RS pada tanggal 23 Pebruari 2021, pukul
06.50 WITA diantar oleh suaminya dengan keluhan panas dari 4
hari yang lalu tanggal 19 pebruari 2021 malam, mual muntah.
Hasil pemeriksaan didapatkan TD : 110/90 mmHg, N : 80x/menit,
Rr : 20x/menit, S : 38,7oC. pasien sudah 2 hari yang lalu tidak
nafsu makan, BB sebelum sakit : 60kg, BB saat sakit 58kg, HB :
12.9 g/dl, tes widal (+).
Setelah ditangani selama kurang lebih 20 menit di IGD,
kemudian pasien dibawa /dipindahkan ke ruang merak 6 pada
pukul 09.00 WITA untuk dirawat inap.

4. Riwayat Penyakit Masa Lalu


Pasien mengatakan belum pernah dirawat di RS
sebelumnya. Tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM dan
penyakit menular seksual lainnya

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan dari keluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit menular dan tidak ada riwayat penyakit
keturunan seperti DM

6. Riwayat Psikososial dan status spiritual


a. Riwayat Psikologis
Pasien mengatakan takut akan penyakit yang dideritanya
dan pasien tenang serta kooperatif saat dilakukan tindakan.
b. Aspek Sosial
Pasien mengatakan dirinya berhubungan baik degan
keluarganya dirumah dan juga dengan tetangga sekitar
lingkungan rumahnya.
c. Aspek Spiritual/Sistem Nilai Kepercayaan
Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan
persembahyangan sehari 3x dan saat sakit pasien hanya bisa
sembahyang ditempat tidur memohon kesembuhan. Pasien
beragama Hindu.

7. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
1) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan makan seperti biasa 3-4 kali sehari
dengan porsi sedang. Minum air putih sebanyak 6-8 gelas
sehari
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan semenjak sakit nafsu makannya
berkurang 1-2 kali sehari dengan porsi makan sedikit,
minum air putih sebanyak 2-3 gelas sehari

b. Pola Eliminasi
1) Buang Air Besar
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan BABnya lancar setiap hari pada pagi
hari, tidak ada keluhan, BAB 1x sehari dengan konsistensi
lembek, berwarna kuning kecoklatan, bau khas feses.
b) Saat Sakit
Pasien mengatakan BABnya tidak lancar, BAB 3 hari
sekali dengan konsistensi lembek, berwarna kuning
kecoklatan, dan bau khas feses.

2) Buang Air Kecil


a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan buang air kecilnya lancar, tidak ada
keluhan, 3-5 hari kali sehari dengan warna kuning jernih
dan bau khas urin.
b) Saat Sakit
Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat buang air kecil,
buang air kecil 3-4 kali sehari dengan warna jernih dan bau
khas urin.

c. Pola Kebersihan Diri


1) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan mandi 2-3 kali sehari, keramas 3 kali
seminggu dan gosok gigi 2 kali sehari
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan belum dapat mandi, hanya cuci muka
saja, sikat gigi di pagi hari dan belum dapat keramas selama
dirawat di rumah sakit.

d. Pola Aktivitas, Latihan dan Bermain


1) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas seperti biasa,
serta mampu melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu,
mengepel, memasak, mencuci, dan mengurus anak
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan saat sakit tidak bisa efektif dalam
melakukan aktivitas maupun pekerjaan rumah
dikarenakann kondisi tubuhnya lemas.

e. Pola Istirahat dan Tidur


1) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan tidur siang selama 2 jam, dan tidur
malam 8 jam. Tidak mengalami gangguan tidur/istirahat
2) Saat Sakit
Pasien mengatakan saat sakit tidurnya kurang nyenyak dan
kurang nyaman dikarenakan penyakitnya, cemas dan
gelisah.

8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
a. Keadaan Sakit
Keadaan umum pasien cukup, kesadaran compos mentis E4
V5 M6. Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, BB :
58kg, TB : 154cm, pasien tampak terpasang infuse Nacl
ditangan sebelah kiri.
b. Tanda-tanda Vital
TD : 110/90mmHg Nadi : 80x/menit
Rr : 20x/menit Suhu : 38,7oC

c. Pemeriksaan Cepalo Caudal


1. Kepala dan Rambut
 Inspeksi : bentuk simetris, rambut berwarna
hitam, rambut lurus dan tebal, tidak ada
ketombe, tidak terdapat luka
 Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada
nyeri tekan
2. Hidung
 Inspeksi : bentuk simetris, rongga hidung
bersih, tidak ada lesi, tidak ada polip hidung
dan tidak ada kemerahan
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
 Inspeksi : bentuk simetris, tidak terdapat
serumen, tidak ada luka
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
4. Mata
 Inspeksi : refleks pupil ada, konjungtiva
berwarna merah muda, tidak ada lesi
 Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada
nyeri tekan
5. Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil, Pharing
 Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada
radang mukosa, lidah tampak pucat, tidak
ada sariawan, gigi lengkap dan warna agak
kekuningan, tidak menggunakan gigi palsu.
 Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada
nyeri tekan
6. Leher dan Tenggorokan
 inspeksi : bentuk simetris, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
benjolan
7. Dada/thorak
a) Pemeriksaan Paru
 Inspeksi : tidak ada tanda-tanda distress
pernapasan, tidak ada kelainan, tampak
simetris
 Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada
nyeri tekan
 Perkusi : terdengar suara sonor
 Auskultasi : tidak ada suara tambahan
b) Pemeriksaan jantung
 Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada
lesi, tidak ada kelainan
 Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada
nyeri tekan
 Perkusi : suara jantung pekak
 Auskultasi : suara jantung normal (lub-dup)
dan irama jantung teratur
c) Payudara
 Inspeksi : tampak simetris, tidak ada lesi,
puting susu menonjol
 Palpasi : tidak ada benjola dan tidak ada
nyeri tekan
8. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : tidak ada benjolan, tidak ada lesi,
keadaan kulit lembab, bentuk normal tidak
kembung
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : tidak ada suara timpani
 Auskultasi : terdengar suara bising usus 5-
15x/menit
9. Pemeriksaan Ekstremitas, kuku dan kekuatan otot
a) Ekstremitas Atas
 Inspeksi : tampak simetris, tidak ada
cidera/fraktur, kuku tampak bersih, kekuatan
otot bergerak masih sedikit lemas, tampak
terpasang infus ditangan sebelah kiri
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat
edema, dan akral teraba hangat
b) Ekstremitas Bawah
 Inspeksi : tampak simetris, tidak ada
cidera/fraktur, tidak ada lesi, kuku tampak
bersih, kekuatan otot bergerak masih sedikit
lemas
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak terdapat edema, dan akral
teraba hangat

4445 4445

4445 4445

10. Pemeriksaan Genetalia dan Anus


 Inspeksi : tampak bersih, rambut disekitar
alat genetalia tidak terlalu lebat, tidak ada
lesi, fungsi genetalia normal dan tidak
terpasang kateter
11. Pemeriksaan Neurologi
 Bisep +
 Trisep +
 Patella +
9. Pemeriksaan Penunjang
 Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap

10. Penatalaksanaan

Obat Indikasi Kontra Indikasi

NaCl Infus NaCl 0.9% merupakan cairan Selain nteraksi obat, NaCl juga
20tpm kristaloid dimana mengandung dapat menimbulkan
natrium dan clorida. Cairan infuse kontraindikasi jika digunakan
ini digunakan untuk menggantikan oleh orang-orang yang
cairan tubuh yang hilang, memiliki kondisi kesehatan
mengoreksi ketidakseimbangan tertentu, seperti orang dengan
elektrolit, dan menjaga tubuh agar riwayat asidosis akibat
tetap terhidrasi dengan baik. penggunaan natrium klorida
dan retensi cairan seperti
hipernatremia, hipokalemia,
dan gagal jantung.

Ceftriaxon Untuk mengatasi infeksi bakteri Pada pasien dengn riwayat


1x3gr gram negative maupun gram positif. hipersensitivitas terhadap obat
Dosis ceftriaxon yang diberikan ini atau golongan sefalos porin
biasanya berkisar antara 1-2 gram lainnya. Penggunaan harus
per 12/24 jam, tergantung pada hati-hati pada pasien dengan
penyakit dan tingkat keparahan riwayat alergi penicillin karena
infeksi. Dosis maksimal yang dapat bisa terjadi reaksi silang
diberikan adalah 4 gram/hari

PCT 3x1 tab Untuk meredakan gejala nyeri dan pasien yang mengalami
demam pada berbagai penyakit hipersensitivitas terhadap
seperti demam dengue, thypoid dan paracetamol dan penyakit
infeksi saluran kemih. hepar aktif derajat berat

Ibu profen Untuk meringankan nyeri ringan Penderita dengan ulkus


3x400 mg sampai sedang antara lain nyeri saat peptikum (tukak lambung dan
sakit kepala, nyeri haid, nyeri pada duodenum) yang berat dan
penyakit gigi atau pencabutan gigi aktif. Penderita dengan riwayat
dan nyeri setelah operasi hipersensitivitas terhadap ibu
profen dan obat anti inflamasi
non steroid lain.

Ranitidinie 2x1 Untuk eradikasi infeksi tukak Bila terdapat riwayat porfiria
ampul lambung dan asam lambung akut dan hipersensitivitas
sebelum anastesi umum terhadap ranitidine

Ondansentron Untuk mengatasi mual dan muntah Pada pasien dengan gangguan
yang mungkin terjadi akibat fungsi hati berat dan pada ibu
kemoterapi, setelah tindakan operasi hamil karena akan
ataupun radioterapi memberikan efek smping
konstipasi, pusing dan ruam

11. Harapan Klien/ Keluarga Sehubung dengan Penyakitnya


Pasien dan keluarga pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan
pulang dari rumah sakit

12. Genogram
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. Y


No. Register : 00xxxx

No Kelompok Data Masalah Etiologi

1. DS : pasien mengatakan panas dari Hipertermi Bakteri mengadakan


4 hari yang lalu multiplikasi di usus
DO : pasien tampak lemas,
mukosa bibir, akral teraba hangat Proses inflamasi
TD 110/90 mmHg, S 38,7oC, N
80x/menit, Rr 20x/menit Peningkatan suhu

Hipertermi

2. DS : pasien mengatakan mual Ketidakseimbangan nutrisi Mual muntah


muntah, nafsu makan berkurang, kurang dari kebutuhan tubuh
makan 2x sehari dengan porsi Nafsu makan menurun
sedikit, minum air putih 5-6 gelas
sehari. BB sebelum sakit 60 kg Intake makanan tidak adekuat
DO : pasien tampak lemas, dan
kurang bertenaga, pasien tampak Ketidakseimbangan nutrisi
tidak menghabiskan makanan yang kurang dari kebutuhan tubuh
disediakan .
TD 110/90 mmHg
S 38,7oC
N 80x/menit
Rr 20x/menit
BB saat sakit 58 kg
Diit bubur
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. Y


No. Register : 00xxxx

Tanggal Teratasi TTD


Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan

23 Pebruari 2021 Hipertermi b/d proses penyakit 23 Pebruari 2021


ditandai dengan kenaikan suhu
tubuh 38,7oC dan akral teraba
hangat Devi

23 Pebruari 2021 Ketidakseimbangan nutrisi kurang 23 Pebruari 2021


dari kebutuhan tubuh b/d intake
makanan tidak adekuat ditandai
dengan pasien mual muntah Devi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. Y


No. Register : 00xxxx

Tanggal No Tujuan Kriteria Hasil


Dx
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Suhu tubuh dalam batas normal
23-02-2021 1 selama 1x8 jam diharapkan demam turun 36,5oC – 37,0oC
dan pasien tidak mengalami hipertermi 2. Badan pasien tidak teraba hangat
3. Kesadaran compos mentis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi


23-02-2021 2 selama 1x8 jam diharapkan kebutuhan 2. Berat badan pasien tidak mengalami
nutrisi pasien terpenuhi penurunan
3. Nafsu makan pasien meningkat

Tanggal No Intervensi Rasional TTD


Dx
23-02-2021 1 1. Monitor suhu tubuh pasien 1. Untuk mengetahui adanya
2. Anjurkan pasien banyak minum perubahan suhu tubuh
air putih 2. Untuk membantu mencegah
3. Berikan kompres hangat pada dehidrasi
dahi pasien 3. Untuk membantu menurunkan
4. Kolaborasi dengan ahli medis suhu tubuh pasien
dalam pemberian obat 4. Untuk proses penyembuhan Devi
pasien
23-02-2021 2 1. Monitor intake dan output 1. Untuk mengetahui input dan
cairan output cairan pada pasien
2. Berikan makanan dalam bentuk 2. Untuk mencegah terjadinya
bubur (porsi kecil dengan penurunan BB pasien
frekuensi sering) 3. Untuk mengetahui adanya
3. Monitor berat badan pasien penurunan maupun peningkatan
4. Anjurkan pasien duduk pada BB pasien
posisi tegak dikursi, jika 4. Untuk mengurangi rasa mual dan
memungkinkan memudahkan pasien untuk makan
5. Kolaborasi dengan ahli medis 5. Untuk mempercepat proses Devi
dalam pemberian obat penyembuhan pasien
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. Y


No. Register : 00xxxx

No Tanggal/jam No Implementasi Respon TTD


Dx

1. 23 Pebruari 1 Memonitor suhu tubuh RS : pasien mengatakan bersedia


2021 pasien dilakukan pemeriksaan
12.15 WITA RO : pasien tampak lemas, muka
pucat, mukosa bibir kering, akral
teraba hanga.
TD : 110/90 mmHg
S : 38,7oC
N : 80x/menit Devi
Rr : 20x/menit

12.15 WITA 1 RS : pasien mengatakan bersedia


Menganjurkan pasien untuk minum air putih
banyak minum air putih RO : pasien tampak minum satu
gelas air putih Devi

13.00 WITA 2 RS : pasien mengatakan bersedia


Memberikan makanan untuk memakan bubur yang
dalam bentuk bubur (porsi disediakan. Mual (+)
kecil dengan frekuensi RO : pasien tampak makan bubur
sering) setengah porsi dan masih tampak Devi
lemas
No Tanggal/jam No Implementasi Respon TTD
Dx

2. 24 Pebruari 2 Memonitor intake dan output RS : pasien mengatakan mual


2021 cairan masih, sudah tidak muntah
15.20 WITA RO : pasien tampak terpasang
infuse RL di tangan sebelah kiri, Devi
mukosa bibir kering

17.00 WITA 1 Mengkolaborasikan dengan RS : pasien mengatakan masih


ahli medis dalam pemberian pusing, mual (-)
obat RO : pasien tampak meminum
obat tablet yang diberikan oleh
petugas medis, pasien tampak
menahan nyeri saat diberikan obat Devi
injeksi melalui selang infus

17.00 WITA 1 Memberikan kompres hangat RS : pasien mengatakan bersedia


pada dahi pasien dilakukan pemeriksaan dan
meminta bantuan keluarga untuk
memberi kompres hangat
RO : akral masih teraba hangat
S : 37,7oC
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit Devi
Rr : 20x/menit

3. 25 Pebruari 2 Memonitor berat badan RS : pasien mengatakan bersedia


2021 pasien dilakukan pemeriksaan. Mual (-),
09.00 WITA muntah (-)
Sebelum sakit, BB 60 kg, TB 154
RO : mukosa bibir sudah lembab.
BB pasien sekarang 58,5 kg Devi

09.00 WITA 2 Menganjurkan pasien untuk RS : pasien mengatakan sudah


duduk pada posisi tegak tidak mual dan sudah mulai
dikursi, jika memungkinkan menghabiskan makanan yang
diberikan
RO : pasien tampak duduk
dikasur dan sedang memakan
bubur yang disediakan Devi
09.00 WITA 2 Mengkolaborasikan dengan RS : pasien mengatakan bersedia
ahli medis dalam pemberian untuk minum obat, sudah tidak
obat demam /panas, mual (-), muntah
(-)
RO : pasien tampak meminum
obat yang diberikan, mukosa bibir
lembab
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36oC
Rr : 20x/menit Devi
EVALUASI

Nama Pasien : Ny. Y


No. Register : 00xxxx

No Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD

1. 25 Pebruari Hipertermi b/d proses penyakit S : pasien mengatakan sudah


2021 ditandai dengan kenaikan suhu tidak demam, tidak pusing dan
09.15 WITA tubuh 38,7oC dan akral teraba tidak ada keluhan
hangat O : KU cukup, mukosa bibir
lembab.
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36oC
Rr : 20x/menit
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi, pasien
pulang
Kie pasien dan keluarga
konsumsi obat yang sudah Devi
diresepkan

2. 09.20 WITA Ketidakseimbangan nutrisi kurang S : pasien mengatakan tidak ada


dari kebutuhan tubuh b/d intake keluhan. Mual (-), muntah (-),
makanan tidak adekuat ditandai nafsu makan mulai meningkat
dengan pasien mual muntah O : KU cukup, pasien tampak
menghabiskan bubur yang
disediakan, mukosa bibir
lembab.
BB : 58,5 kg
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36oC
Rr : 20x/menit
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi, pasien
pulang.
Kie pasien dan keluarga
mengenai konsumsi
bubur/makanan yang tidak
pedas untuk dikonsumsi Devi

Anda mungkin juga menyukai