KELOMPOK 3 (DAR):
ABD RAZAK HEMETO
EKA FAJRIN DAUD
LIDYA MUSTAFA
MOH. SYAHRUL RAMADHAN
MUH. HIDAYAT A. KARIM
NURMIN ABAS
PIAN USMAN
RISKA USMAN
RAHMATIYA THALIB
RIAN RIFALDI KADULLAH
RINDI BELLA PUTRI TINUMBIA
RIZALDI YUSUF
SARLIN HAMZAH
SELVIN TILAHUNGA
SITI HARMINA
SRI APRIANSYAH HUNOWU
SRI INDAH KOMALASARI
Konsep Medik
1. Pengertian
Tifus abdominalis (demam tipoid) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat
pada saluran pencernaan dengan gejala demam 1-2 minggu disertai penurunan kesadaran.
2. Etiologi
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kuman :
a.
Salmonella thyposa
b.
3. Patofisiologi
Salmonella thyposa masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar.
Sebagian kuman di musnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
dan mencapai jaringan limfoid perdarahan dan perforosa internal. Kuman menembus
lamina propia, masuk ke dalam limfe, hati dan bagian-bagian lain sistem retikulo
endotelial. Endotoksin salmonella thypi berperan dalam proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak. Salmonella thyposa dan endotoksinnya
merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang
sehingga terjadi demam.
Salmonella thyposa
Saluran pencernaan
Di serap usus halus
Bakteri memasuki aliran darah sistemik
Hati
Hepatomegali
Limfa
Splenomegali
Endotoksin
Demam
Nyeri perabaan
5. Komplikasi
a.
Usus halus
1)
Perdarahan usus
Biasanya ditemukan apabila dilakukan pemeriksaan tinja dengan Penzidin. Jika
perdarahan banyak terjadi melena, dapat disertai nyeri perut dengan tanda-tanda
keringatan.
2)
Perforasi usus
Biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada bagian distal usus.
3)
Peritonitis
Ditemukan adanya gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dinding
abdomen tegang dan nyeri tekan.
b.
Di luar usus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia) yaitu meningitis,
kolesistis, enselopati dan terjadi karena infeksi sekunder bronkopneumonia.
6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
a.
b.
c.
Pemeriksaan Widal
Didapatkan titer antigen O adalah 1/200 atau lebih sedangkan titer terhadap antigen H
walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menegakan diagnosis karena titer H
dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau apabila penderita telah lama
sembuh.
7. Perawatan
a.
b.
c.
d.
Diit makanan harus menggunakan cukup cairan, kalori dan tinggi protein, bahan
makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak
mengandung gas, susu 2 gelas sehari
e.
Bila perlu timbang berat badan anak setiap hari untuk mengetahui keadaan status
nutrisi anak.
8. Pengobatan
a.
b.
c.
B. Konsep Keperawatan
1.
2.
3.
Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan
secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan,
dikumpulkan, dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan:
1. Biodata
Terdiri dari Nama, Tempat tanggal lahir, Umur, Jenis kelamin, Tanggal MRS,
Tanggal dikaji, No.CM, No. Reg, Penanggung jawab.
Riwayat Kesehatan
a)
b)
c)
Genogram 3 generasi
2)
c) Languange (bahasa)
d) Imunisasi
BCG, Polio 1,2,3,4, DPT 1,2,3, Campak, Hepatitis
Pola kegiatan sehari-hari
Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni: pola nutrisi, pola
istrahat dan tidur, personal hygiene.
Pemeriksaan fisik
a) keadaan umum : nampak sakit berat, sedang ataupun ringan.
b) kesadaran : Gangguan kesadaran, acuh tak acuh, mudah tertidur, koma.
c) Kepala : bentuk kepala normal, tidak nyeri kepala, tidak pusing
d) Tanda-tanda vital : TD darah pada anak 110/60 mmHg,terjadi peningkatan SB,
nadi reguler dan pernapasan normal 100-120x/m.
e) Pengukuran antro pometri : tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar
dada,
f) Sistem Kardiovaskuler
Apakah teraba ictus cordis, apakah terdapat distensi vena jugularis, terdengar
bunyi jantung 1 dan 2, apkah terdengar bunyi jantung tambahan.
g) Sistem pernapasan
Apakah ada pernapasan cuping hidung, frekuensi pernapasan, bunyi napas, nyeri
dada, dispnoe, takipneu, cyanosis, adanya ronchi dan wheezing.
h) Sistem persyarafan
Kesadaran menurun, terdapat nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik negatif,
terasa pusing saat bergerak.
i) Sistem muskuloskletal
Kekuatan otot, gangguan pergerakan ekstremitas, adanya spasme otot, nyeri,
tonus otot normal atau tidak.
j) Sistem limpatik
Terdapat hepatomegali,terdapat Splenomeali,dan ada nyeri tekan.
k) Sistem Pencernaan
abdomen simetris, terdengar bising usus 10x/m, pembesaran hati dan limfa, nyeri
saat ditekan, terjadi perdarahan pada usus.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
b.
c.
3. Prioritas Masalah
a.
b.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
c.
3. Perencanaan
N
O
1.
DX.
KEPERAWATAN
Hipertermi
NIC :
Kriteria hasil :
Fever treatment
Definisi :
rentang normal
Nadi dan RR dalam
rentag normal .
Batasan karateristik :
Kenaikan
suhu
INTERVENSI (NIC)
HASIL (NOC)
NOC : Thermorugalation
rentang normal
Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing .
dan RR
Monitor penurunan tingkat
kesadaran
Monitor WBC, HB, dan HCT
Monitor intake dan output
Berikan antipireutik
Berikan pengobatan untuk
IV
Kompres pasien pada lipat paha
dan axila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
Factor
yang
berhubungan :
Penyakit
atau
trauma
Peningkatan
metabolism
Aktivitas
Temperatur Regulation :
yang
berlebihan
Pengaruh medikasi
atau anastesi
Ketidakmampuan
atau
penurunan
secara kontinyu.
Monitoring tekanan darah, nadi
dan RR.
Monitoring warna dan suhu
kulit.
kemamp[uan untuk
Monitoring tanda-tanda
berkeringat
Terpapar dengan
nutrisi.
Selimuti pasien untuk
lingkungan panas
Dehidrasi Pakaian
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh.
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas.
Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative dari
kedinginan.
Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan.
Ajarkan indikasi dari hipotermi
dan penanganan yang
diperlukan.
Berikan anti pioretik jika
diperlukan.
dan RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitoring VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri.
Auskultasi TD pada kedua
aktivitas.
Monitoring kualitas dari nadi
Monitoring frekuensi dan
irama pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitoring sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
2.
Ketidakseimbanga
n nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan
pemasukan/ mencerna/
mengabsorbsi zat-zat
gizi karena factor
biologis dan psikologi
Batasan
Karakteristik
Berat badan 20%
atau lebi dibawah
ideal
Dilaporkan adanya
intake makanan
yang kurang dari
RDA
(Recommended
Daily Allowance)
Membran mukosa
dan konjungtiva
pucat
Kelemahan otot
kandungan kalori
Berikan informasi temtang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan klien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
yang digunakan
untuk menelan atau
mengunyah
Luka, inflamasi
pada rongga mulut
Mudah terasa
kenyang, sesaat
setelah mengunyah
Pemantauan nutrisi
BB klien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orang
makanan
Dilaporkan atau
fakta adanya
makan
Jadwalkan pengobatan dan
kekurangan
makanan
Dilaporkan adanya
perubahan sensasi
rasa
Perasaan
ketidakmampuan
untuk menguyah
makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB
dengan makanan
cukup
Keenggangan untuk
makan
Kram pada
abdomen tonus otot
telek
Nyeri abdominal
oral
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
klien
5.
diskusikan
mengatakan kemungkinan
pada
faktor
lain
klien
yang
4. Implementasi
Merupakan pelaksanaan perawatan oleh perawat kepada pasien sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara cermat serta efisien pada
situasi yang tepat guna memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
5. Evaluasi
Akhir dari proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang yang telah
ditentukan berdasarkan keakuratan, kelengkapan, kualitas data. Proses
dilakukan dengan menggunakan format SOAP.
evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
--------------, 2002, Ilmu Kesehatan Anak, Infomedika, Jakarta.
Gafar, L.J., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Mansoer, A., 1997, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta.
Nursalam, dkk., 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Salemba Medika.
Suhadi, Y.R., 2001, Asuhan Keperawatan pada Anak Balita, CV Agung Seto, Jakarta.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R.A DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN DEMAM THYPOID DI RUANG ANAK LT2 K3 RSUD PROF. DR. H.
ALOEI SABOE KOTA GORONTALO
A. Pengkajian
1. Data Demografi
a. Identitas anak
Nama
: An. R.A
Tempat/tgl lahir
Umur
: 8 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tgl MRS
: 03-02-2009
Tgl dikaji
: 10-02-2009
: Tn A.A
Umur
: 43 tahun
Pekerjaan
: Nelayan
Alamat
: Payunga, Batudaa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
2) Identitas Ibu
Nama
: Ny. L.A
Umur
: 42 tahun
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Payunga, Batudaa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Saat dikaji
b) Minum / cairan
Sebelum sakit : Klien minum air, teh dan kadang-kadang susu waktu tidak menentu,
klien minum 1 gelas + 250 cc atau 2500cc per hari, tidak alergi
makanan/minuman dan tidak ada pantangan dalam makanan
Saat dikaji
: Klien minum air aqua, teh dan kadang-kadang susu dengan waktu
tidak menentu. Klien minum 1 gelas air, 1 botol aqua, teh + 2500cc
per hari. Ortu klien mengatakan tidak ada gangguan dalam
kebutuhan cairan/minum.
c) Pola tidur
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien tidur siang 11.00 s/d 17.00 malam hari
20.00 s/d 06.00. lama tidur tiap hari + 17 jam/hari. Klien tidur lelap.
Klien tidak memiliki kebiasaan sebelum tidur.
Saat dikaji
Pola eliminasi
1. BAB
Sebelum sakit : Frekuensi BAB 2-3 x/hari dengan waktu tidak menentu warna
kuning konsistensi padat dan berbentuk.
Saat dikaji
2. BAK
Sebelum sakit : Frekuensi BAK 4x/hari dengan warna kekuning-kuningan dan
bau khas amoniak dengan waktu tidak menentu.
Saat dikaji
: Frekuensi BAK klien 4-5 x/hari dengan warna kuning dan bau
khas obat tidak adan nyeri pada saat BAK.
Saat dikaji
tidur
dan
kadang-kadang
bermain
dilantai
dengan
Saat dikaji
: Klien hanya dilap dengan menggunakan air hangat dan kadangkadang mandi 1x pada pagi hari. dengan oral hygiene 1 x/hari yaitu
pada pagi hari, kuku bersih, rambut tidak disisir
g) Tumbuh Kembang
1. Fine motor
a. Klien sudah bisa melompat
b. Klien sudah bisa berjalan
2. Cross motor
Klien sudah dapat bermain dan mengambil sesuatu didekatnya
3. Languangge
a. Klien sudah dapat tertawa
b. Klien menangis untuk mengekspresikan ketidaknyaman
h) Imunisasi
Menurut orang tua klien imunisasi klien sudah lengkap yaitu BCG sudah diberikan 4
bulan, DPT 1,2,3 : 4-5-6 bulan polio sudah diberikan, hepatitis akan campak sudah
diberikan
i) Penyakit- penyakit yang lampau.
Klien pernah menderita penyakit yang sama pada umur kurang lebih 2 tahun dan
langsung dibawah kedokter dan puskesmas terdekat dan oleh dokter klien hanya
diberi obat penurun panas
Keterangan Genogram:
: Laki-laki
: Nikah
: Perempuan
: Keturunan
: Klien
: Serumah
Dalam keluarga tidak ada dikemukakan penyakit menular dan keluarga klien belum
ada yang meninggal.
m) Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian Umum
TTV : TD
: 90/60 mmHg
SB
: 38O C
: 120 x/mnt
: 24 x/mnt
KU
: lemah
: 18 kg sebelum sakit 20 kg
Lingkar kepala : 50 cm
Lingkar dada : 60 cm
2. Sistem Kadiovaskuler
Tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak simetris pada sekitar hidung, vena
jugularis tidak tampak, nadi teraba jelas N : 120 x/m tidak ada palpitasi, tidak
nyeri dada pengisian kapiler 2 detik, tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan
alat bantu pernapasan IFDR RL 8 gtt/m.
3. Sistem pernapasan
Pernapasan teratur / reguler, tidak ada bunyi ronci, tidak ada suara nafas
tambahan, bentuk dada simetris kiri dan kanan, pole pengembangan dada
mengikuti pola nafas, tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan R: 24x/menit.
4. Sistem Persayarafan
Tingkat kesadaran compos mentis, pupil isokor, tingkah laku aktif, fungsi
pergerakan baik, refleks babinski negatif, bentuk kepala mesosepalus, orientasi
orang baik, klien tidak pusing, tidak ada nyeri pada kepala, status bisep-trisep,
patela dan akhlies tidak ada kelainan, klien tidak kaku kuduk.
Pemeriksaan Nervus
NI
N II
N III, IV dan VI: Refleks cahaya normal, gerakan bola mata juga normal.
NV
N VII
N VIII
N X, IX
N XI
N XII
5. Sistem pengideraan
a) Mata
Bentuk mata simetris kiri dan kanan, tidak edema, pupil mengecil saat diberi
cahaya, tidak terdapat tanda-tanda peradangan, konjungtiva pucat, terdapat
lingkaran hitam dibawah m,ata, sklera putih, pergerakan bola mata baik,
fungsi penglihatan baik.
b) Hidung
Bentuk simetris, septum mata berada ditengah, tidak ada sekret, tidak ada
tanda-tanda peradangan, tidak ada kelainan fungsi penciuman.
c) Telinga
Bentuk simetris, nampak terdapat ada seremun, tidak ada tanda-tanda
peradangan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
d) Mulut
Bentuk simetris atas dan bawah, bibir tampak kering, fungsi pengecapan baik,
tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada pembengkakan tonsil, lidah kotor,
gigi utuh.
6. Sistem Pencernaan
Bibir kering, tidak stomatitis, lidah kotor, gigi utuh,warna kulit merata bagian
abdomen, auskultasi peristaltik usus 10x/m, perpusi perut bunyi timpani, saat
palpasi tidak ada masa, tidak ada kesulitan dalam hal menelan, dan ada nyeri
tekan pada bagian perut, tidak terdapat pembesaran hepar.
7. Sistem perkemihan
Tidak ada kelainan pada alat kelamin anak, tidak ada nyeri saat berkemih, tidak
ada distensi kandung kemih, karakteristik urin bau khas obat, warna kuning, tidak
ada retensi urin dan tidak menggunakana alat bantu.
8. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesasar kelenjar tiroid
9. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak bebas, tidak terdapat odema dan
kemerahan, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada peradangan pada sendi, kekuatan
otot 5
Nilai rujukan
13,2 gr
Leukosit 9,900 %
4000-11.00 /UL
Trombosit 351.000
150.000-450.000 /UL
L :40-50% P: 36-45%
2) Kimia klinis
SGOT 41 /UL
SGPT 46 /UL
L : <29(30OC), <31(37OC)
3) Salmonela
S TYPHI
(+) 1/320
S PRATIPHI BO
(+) 1/320
T-D
(+) 1/160
T-H
(-)
PA-D
(-)
o) Pengobatan
IVFD RL 8 gtt/m
Cefriaxone 2 x 300 g/IV
Gentacimin 2 x 50 g/IV
Antasida sirup 3 x 1
Rannitidin 3 x 500 g/IV
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif :
1. Orang tua klien mengeluh anaknya panas
2. Orang tua klien mengeluh suhu badan anaknya naik turun
3. Orang tua klien mengeluh anaknya kurang nafsu makan
4. Orang tua klien mengeluh anaknya mual
5. Orang tua klien mengeluh anaknya susah tidur
6. Orang tua klien mengatakan anaknya sering terjaga
7. Orang tua klien mengatakan lingkungan bising
Data Objektif :
1.
Lidah kotor
4.
5.
6.
Klien mual
7.
Konjungtiva pucat
10. TTV
N
: 120 x/mnt
: 28 X/mnt
SB
: 39O C
TD : 90/60 mmHg
11. HB 13,2 /m
Leukosit 9.900 /%
Trombosit 35.00 /%
Hematokrit 39,8 vol %
SGOT 41 %
SGPT 46 %
VA.O (-)
S TYPHI
O (+) 1/320
(+) 1/160
T-H
(-)
ANALISA DATA
NO
1 1.
DATA
Data
ETIOLOGI
Salmonela Thypi
PROBLEM
Hipertemi
Subjektif
-
Orang tua
Lambung/usus halus
klien mengeluh
anaknya panas
-
Orang tua
sistemik
Bakterimia
turun
2.
Data
Obyektif
- KU : lemah
- Badan terasa panas
- Lidah kotor
SB : 39O C
N : 120 x/mnt
R : 28 x/mnt
Melapaskan zat pirogen oleh
leukosit pada jaringan
meradang
Hipertemi
Salmonela thypi
1. Data Subjektif
-Orang
tua
mengeluh
klien
anaknya
tua
klien
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
mengeluh
anaknya
mual
-Orang
tua
mengeluh
jika
klien
anaknya
makan
Anoreksia
terasa
panas
Intek tidak adekuat
2. Data Objektif
-Porsi
makan tidak
dihabiskan
sendok
kebutuhan
-BB 18 kg
-Klien mual
-Klien
mengalami
penurunan BB
-TB : 116 cm
-LD : 60 cm
-LK : 50 cm
3
-LP : 50 cm
1. Data Obyektif
-Orang
Invasi kuman
tua
mengeluh
klien
anaknya
pola tidur
Proses Peradangan
susah tidur
-Orang
tua
klien
mengatakan anaknya
sering terjaga
-Orang
tua
tidur
Bakteri
melepaskan/mengeluarkan
endokrin
klien
mengatakan
jam
Distimulus ke hipotalamus
11.00-13.00
Gangguan
Hipertemi
Peningkatan metabolisme
2. Data Subjektif
-Konjungtiva pucat
-Terdapat
lingkaran
Rem menurun
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemi b/d inflamasi kuman
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
3. gangguann pola tidur b/d peningkatan suhu tubuh
Prioritas Masalah
1. Hipertemi b/d inflamasi kuman
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat
3. Gangguan pola tidur b/d peningkaran suhu tubuh
: An R.A
Dx Medik
: Demam Thypoid
Umur
: 8 tahun
Tgl MRS
: 28 Januari 2014
Alamat
: Payunga Batudaa
Tgl Dikaji
: 3 Fenruari 2014
DIAGNOSA
Senin, 3
februari
NO HARI/TGL
2014
dengan :
DS :
-
mengeluh
Ortu
suhu
klien
badan
Berikan antipireutik
Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
Selimuti pasien
Kolaborasikan pemberian cairan IV
Kompres pasien pada lipat paha dan
axila
anaknya normal
suhu
badan -
KU baik
Badan
klien
SB normal 36OC-
Temperatur Regulation :
KU lemah
Badan
37OC
terasa -
Lidah kotor
panas
Lidah kotor
Bibir
tampak
kering
TD : 90/60 mmHg
SB : 39O C
N : 120 x/mnt
2
Senin, 3
R : 28 x/mnt
kebutuhan nutrisi kurang dari
Kebutuhan
februari
2014
1. Data Obyektif
nutrisi
kurang
makan
-Orang tua klien mengeluh
anaknya mual
-Orang tua klien mengeluh
nutrisi
panas
2. Data Subjektif
-Porsi
makan
Pemantauan nutrisi
tidak
biasa dilakukan
Monitor mual dan muntah
Monitor makanan kesukaan
-Klien mual
-Klien mengalami penurunan
BB 2 kg
-TB : 116 cm
-LD : 60 cm
-LK : 50 cm
3
Senin, 3
-LP : 50 cm
Gangguan pola tidur b/d
februari
1x24 jam :
ditandai dengan :
2014
1. Data Obyektif
tidur
-
Ortu
nyenyak
-
-Konjungtiva pucat
pola tidur
Konjungtiva
menurun
lingkaran
-HB 13,2 g%
Tidak
terdapat 7.
monitor
hitam
mata
Hari/Tgl
Jam
Implementasi
Evaluasi
kenyamanan
lingkungan,
Selasa, 4
08.10
februari
2014
08.25
D:
TD : 90/60 mmHg
SB : 39O C
N : 120 x/mnt
R : 28 x/mnt
A:
paha dan axila DE dengan hasil klien Memberikan antipieretik yaitu paracetamol
di kompres pada bagian lipatan paha sesuai indikasi, mengompres klien pada
dan axila
R:
jam
ggt/tetes
Memberikan antipireutik dengan
hasil pemberian obat Paracetamol
09.00
Selasa
09.10
4 februari
2014
makanan tertentu
Berikan informasi tentang kebutuhan
09.20
09.30
09.40
09.50
Pukul 14.00
D:
Orang tua klien mengatakan anaknya tidak
mau makan, klien sring muntah, porsi makan
tidak dihabiskan.
A
Mengajarkan kepada klien untuk makan
sedikit dan sering.
Selasa
10.00
4 februari
batasi
aktivitas
sebelum
tidur 14.00
2014
membatasi tidurnya
1020
kaji pola tidur klien dengan hasil terjaga, susah untuk memulai tidur.
dengan hasil klien hanya tidur 3
A:
jam
10.30
10.40
lain
yang
klien
tidak
bias
tidur
karena
lingkungan bising
10.50
11.55