Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R.

A DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN DEMAM THYPOID DI RUANG ANAK
LT2 K3RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO

KELOMPOK 3 (DAR):
ABD RAZAK HEMETO
EKA FAJRIN DAUD
LIDYA MUSTAFA
MOH. SYAHRUL RAMADHAN
MUH. HIDAYAT A. KARIM
NURMIN ABAS
PIAN USMAN
RISKA USMAN
RAHMATIYA THALIB
RIAN RIFALDI KADULLAH
RINDI BELLA PUTRI TINUMBIA
RIZALDI YUSUF
SARLIN HAMZAH
SELVIN TILAHUNGA
SITI HARMINA
SRI APRIANSYAH HUNOWU
SRI INDAH KOMALASARI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


JURUSAN KEPERAWATAN
2014-2015

Konsep Medik
1. Pengertian
Tifus abdominalis (demam tipoid) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat
pada saluran pencernaan dengan gejala demam 1-2 minggu disertai penurunan kesadaran.
2. Etiologi
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kuman :
a.

Salmonella thyposa

b.

Salmonella parathypi antigen A, B, dan C


Mempunyai tiga antigen
1) antigen O ( AGO ) : antigen pada bagian yang sama
2) antigen H ( AGH ) : antigen pada bagian flagal ( alat gerak )
3) antigen V1 ( AGV1 ) : antigen pada bagian kapsul membungkus sama.

3. Patofisiologi
Salmonella thyposa masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar.
Sebagian kuman di musnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
dan mencapai jaringan limfoid perdarahan dan perforosa internal. Kuman menembus
lamina propia, masuk ke dalam limfe, hati dan bagian-bagian lain sistem retikulo
endotelial. Endotoksin salmonella thypi berperan dalam proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak. Salmonella thyposa dan endotoksinnya
merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang
sehingga terjadi demam.

Salmonella thyposa
Saluran pencernaan
Di serap usus halus
Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar limfoid usus halus


Tukak
Perdarahan dan perforasi usus

Hati
Hepatomegali

Limfa
Splenomegali

Endotoksin
Demam

Nyeri perabaan

4. Tanda dan Gejala


Gejala-gejalanya adalah demam dapat berlangsung terus menerus minggu pertama
suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari biasanya menurubn pada pagi hari dan
meningkat pada sore hari/ malam hari minggu kedua penderita terus dalam keadaan
demam. Minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal kembali di akhir
minggu. Gangguan pada saluran pencernaan, nafas tidak sedap, bibir kering dan pecahpecah, lidah di tutupi selaput kotor, ujung dan tepinya kemerahan, bisa perut kembung,
hati dan limfe membesar timbul rasa nyeri bila diraba. Biasanya sulit buang air besar tetapi
mungkin juga normal bahkan dapat terjadi diare. Gangguan kesadaran, umumnya
kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam yaitu menjadi apatis (acuhtak acuh), mengantuk.

5. Komplikasi
a.

Usus halus
1)

Perdarahan usus
Biasanya ditemukan apabila dilakukan pemeriksaan tinja dengan Penzidin. Jika
perdarahan banyak terjadi melena, dapat disertai nyeri perut dengan tanda-tanda
keringatan.

2)

Perforasi usus
Biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada bagian distal usus.

3)

Peritonitis
Ditemukan adanya gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dinding
abdomen tegang dan nyeri tekan.

b.

Di luar usus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia) yaitu meningitis,
kolesistis, enselopati dan terjadi karena infeksi sekunder bronkopneumonia.

6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
a.

Pemeriksaan darah tepi


Terdapat gambaran dari semua leukosit (leukopenia) yang kurang dari normal dan
limfositis yang meningkat.

b.

Pemeriksaan kultur empedu


Terdapat basil salmonella thyposa pada urine dan tinja. Jika tidak didapatkan basil
salmonella thyposa selama pemeriksaan dua kali berturut-turut maka pasien dinyatakan
sembuh.

c.

Pemeriksaan Widal
Didapatkan titer antigen O adalah 1/200 atau lebih sedangkan titer terhadap antigen H
walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menegakan diagnosis karena titer H
dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau apabila penderita telah lama
sembuh.

7. Perawatan
a.

Isolasi pasien, disinfeksi pakaian.

b.

Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi mengingat sakit yang


lama,lemah dan anoreksia.

c.

Istrahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah normal kembali,


kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan

d.

Diit makanan harus menggunakan cukup cairan, kalori dan tinggi protein, bahan
makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak
mengandung gas, susu 2 gelas sehari

e.

Bila perlu timbang berat badan anak setiap hari untuk mengetahui keadaan status
nutrisi anak.

8. Pengobatan
a.

Cloramfenikol, diberikan dengan dosis tinggi yaitu 100 mg/kg/BB/hari (maksimal


2 gr/ hari, di berikan 4 kali sehari/oral atau IV dan obat antipiretik yang lain)

b.

Kotrimoksazole diberikan bila pasien tidak serasi / tidak cocok dengan


cloramfenikol

c.

Anti biotik seperti Ampisilin, Amoksilin, Visilin diberikan sesuai indikasi.

B. Konsep Keperawatan
1.

Pengertian Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah metode sistematika dimana secara langsung perawat dan
bersama-sama menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan dan implementasi
serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan tersebut. Tayler, C., dalam Gafar, L.J.,
(1999:54).

2.

Tujuan Proses keperawatan


Tujuan proses keperawatan adalah memberikan pelayanan yang utama berdasarkan
pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam aspek bio-psiko-sosial yang
komprehensif ditujukan pada individu, keluarga maupun komunitas yang sehat dan sakit.

3.

Tahap-Tahap Proses keperawatan


a.

Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan
secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan,
dikumpulkan, dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan:
1. Biodata
Terdiri dari Nama, Tempat tanggal lahir, Umur, Jenis kelamin, Tanggal MRS,
Tanggal dikaji, No.CM, No. Reg, Penanggung jawab.
Riwayat Kesehatan
a)

Riwayat kesehatan sekarang


Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama yang dirasakan, riwayat keluhan utama,
keluhan l ain yang menyertai, diagnosa medik

b)

Riwayat kesehatan masa lalu


Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit sebelumnya, kebiasaan.

c)

Riwayat kesehatan keluarga


1)

Genogram 3 generasi

2)

Identitas berbagai penyakit turunan

Riwayat kehamilan persalinan


a) Antenatal (Pre natal)
Keadaan kesehatan selama hamil, terdapat tanda-tanda preeklamsia ataupun
eklamsia, penyakit yang diderita selama masa hamil.
b) Natal
Usia kehamilan, berat badan waktu lahir, jenis persalinan, keadaan anak
setelah lahir
c) Neonatal (post natal)
Nilai apgar score, warna kulit, suhu tubuh, kejang, memiliki kelainan
kongenital, setelah lahir bayi mengalami kesakitan menelan dan menghisap.
Riwayat Tumbuh Kembang
a) Cross motor (motorik kasar)
b) Fire motor (motorik halus)

c) Languange (bahasa)
d) Imunisasi
BCG, Polio 1,2,3,4, DPT 1,2,3, Campak, Hepatitis
Pola kegiatan sehari-hari
Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni: pola nutrisi, pola
istrahat dan tidur, personal hygiene.
Pemeriksaan fisik
a) keadaan umum : nampak sakit berat, sedang ataupun ringan.
b) kesadaran : Gangguan kesadaran, acuh tak acuh, mudah tertidur, koma.
c) Kepala : bentuk kepala normal, tidak nyeri kepala, tidak pusing
d) Tanda-tanda vital : TD darah pada anak 110/60 mmHg,terjadi peningkatan SB,
nadi reguler dan pernapasan normal 100-120x/m.
e) Pengukuran antro pometri : tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar
dada,

lingkar perut, lingkar lengan.

f) Sistem Kardiovaskuler
Apakah teraba ictus cordis, apakah terdapat distensi vena jugularis, terdengar
bunyi jantung 1 dan 2, apkah terdengar bunyi jantung tambahan.
g) Sistem pernapasan
Apakah ada pernapasan cuping hidung, frekuensi pernapasan, bunyi napas, nyeri
dada, dispnoe, takipneu, cyanosis, adanya ronchi dan wheezing.
h) Sistem persyarafan
Kesadaran menurun, terdapat nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik negatif,
terasa pusing saat bergerak.
i) Sistem muskuloskletal
Kekuatan otot, gangguan pergerakan ekstremitas, adanya spasme otot, nyeri,
tonus otot normal atau tidak.
j) Sistem limpatik
Terdapat hepatomegali,terdapat Splenomeali,dan ada nyeri tekan.
k) Sistem Pencernaan
abdomen simetris, terdengar bising usus 10x/m, pembesaran hati dan limfa, nyeri
saat ditekan, terjadi perdarahan pada usus.

l) Sistem perkemihan dan genetalia


m) Apakah ada kelainan pada alat kelamin, nyeri pinggang, edema, frekuensi
berkemih, bau khas amoniak, warna urine, lesi, scrotum dan testis simetris.
o) Refleks
Menghisap, moro, berjalan atau melangkah, memegang dan menggenggam

2. Diagnosa keperawatan (Nursalam, dkk)


a.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat

b.

hipertermi tubuh b/d proses infeksi

c.

Gangguan pola tidur b/d pengaktifan RAS oleh syaraf simpatis

3. Prioritas Masalah
a.

hipertermi tubuh b/d proses infeksi

b.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat

c.

Gangguan pola tidur b/d pengaktifan RAS oleh syaraf simpatis

3. Perencanaan
N
O
1.

DX.

TUJUAN & KRITERIA

KEPERAWATAN
Hipertermi

NIC :

Kriteria hasil :

Fever treatment

Definisi :

Suhu tubuh dalam

Suhu tubuh naik diatas

rentang normal
Nadi dan RR dalam

rentag normal .
Batasan karateristik :
Kenaikan

suhu

tubuh diatas normal


Serangan
atau
konvulsi (kejang)
Kulit kemerahan
Pertambahan RR
Takikardi
Saat
disentuh

INTERVENSI (NIC)

HASIL (NOC)
NOC : Thermorugalation

rentang normal
Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing .

Monitor suhu sesering mungkin


Monitor IWL
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah,nadi,

dan RR
Monitor penurunan tingkat

kesadaran
Monitor WBC, HB, dan HCT
Monitor intake dan output
Berikan antipireutik
Berikan pengobatan untuk

mengatasi penyebab demam


Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Kolaborasikan pemberian cairan

IV
Kompres pasien pada lipat paha

dan axila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk

tangan terasa hangat

Factor

yang

berhubungan :
Penyakit

atau

mencegah terjadinya menggigil

trauma
Peningkatan
metabolism
Aktivitas

Temperatur Regulation :
yang

berlebihan
Pengaruh medikasi
atau anastesi
Ketidakmampuan
atau

penurunan

Monitor suhu minimal 2 jam.


Rencanakan monitoring suhu

secara kontinyu.
Monitoring tekanan darah, nadi

dan RR.
Monitoring warna dan suhu
kulit.

kemamp[uan untuk

Monitoring tanda-tanda

berkeringat
Terpapar dengan

hipertermi dan hipotermi.


Tingkatkan intake cairan dan

nutrisi.
Selimuti pasien untuk

lingkungan panas
Dehidrasi Pakaian

yang tidak tepat

mencegah hilangnya

kehangatan tubuh.
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat

panas.
Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative dari

kedinginan.
Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang

diperlukan.
Ajarkan indikasi dari hipotermi
dan penanganan yang

diperlukan.
Berikan anti pioretik jika
diperlukan.

Vital sign monitoring :

Monitoring TD, nadi, suhu

dan RR
Catat adanya fluktuasi

tekanan darah
Monitoring VS saat pasien
berbaring, duduk, atau

berdiri.
Auskultasi TD pada kedua

lengan dan bandingkan.


Monitoring TD, nadi, RR

sebelum dan sesudah

aktivitas.
Monitoring kualitas dari nadi
Monitoring frekuensi dan

irama pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan

abnormal
Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit
Monitoring sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)

2.

Ketidakseimbanga
n nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan
pemasukan/ mencerna/
mengabsorbsi zat-zat
gizi karena factor
biologis dan psikologi
Batasan
Karakteristik
Berat badan 20%
atau lebi dibawah
ideal
Dilaporkan adanya
intake makanan
yang kurang dari
RDA

Identifikasi penyebab dari vital sign


- manajemen nutrisi
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dbutuhkan klien
Anjurkan klien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan klien untuk
meningkatkan protein dan
Vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang di makan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Ajarkan klien bagaiman membuat
catatan makanan harian
Monitor jumlah nutrisi dan

(Recommended
Daily Allowance)
Membran mukosa
dan konjungtiva
pucat
Kelemahan otot

kandungan kalori
Berikan informasi temtang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan klien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

yang digunakan
untuk menelan atau
mengunyah
Luka, inflamasi
pada rongga mulut
Mudah terasa
kenyang, sesaat
setelah mengunyah

Pemantauan nutrisi
BB klien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orang

makanan
Dilaporkan atau

tua selama makan


Monitor lingkungan selama

fakta adanya

makan
Jadwalkan pengobatan dan

kekurangan
makanan
Dilaporkan adanya
perubahan sensasi
rasa
Perasaan
ketidakmampuan
untuk menguyah
makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB
dengan makanan
cukup
Keenggangan untuk
makan
Kram pada
abdomen tonus otot

tindakan tidak selama jam makan


Monitor kulit kering dan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekiringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, HB dan HT
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan,
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema, hiperemi,
hipertonik, papilalida, dan cavitas

telek
Nyeri abdominal

oral
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

dengan atau tanpa


patologi
Kurang berminat
terhadap makanan
Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
Diare atau
steatorrhea
Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
Suara usus
hiperaktif
Setelah

dilakukan Sleep Enchancement

intervensi selama 2 x24 1. batasi aktivitas sebelum tidur


jam, diharapkan kebutuhan 2. kaji pola tidur klien
tidur klien terpenuhi dan 3. identifikasi kemungkinan efek
kembali normal, dengan obat terhadap pola tidur
kriteria hasil:

4. minitor pola tidur dan jam tidur

- jam tidur kembali normal klien


seperti biasa (4)
-

klien

5.

diskusikan

mengatakan kemungkinan

kwalitas tidur baik (3)

pada

faktor

lain

klien
yang

menyebabkan gangguan pola tidur

- bangun tidur klien merasa 6. monitor waktu pemberian obat


segar (3)

dan tindakan diluar jam tidur


7. monitor kenyamanan lingkungan,
cahaya, dll sebelum tidur
8. ajarkan klien tehnik relaksasi
9. kolaborasi pemberian obat
10. observasi tanda-tanda vital

4. Implementasi
Merupakan pelaksanaan perawatan oleh perawat kepada pasien sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara cermat serta efisien pada
situasi yang tepat guna memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
5. Evaluasi
Akhir dari proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang yang telah
ditentukan berdasarkan keakuratan, kelengkapan, kualitas data. Proses
dilakukan dengan menggunakan format SOAP.

evaluasi

DAFTAR PUSTAKA
--------------, 2002, Ilmu Kesehatan Anak, Infomedika, Jakarta.
Gafar, L.J., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Mansoer, A., 1997, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta.
Nursalam, dkk., 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Salemba Medika.
Suhadi, Y.R., 2001, Asuhan Keperawatan pada Anak Balita, CV Agung Seto, Jakarta.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R.A DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN DEMAM THYPOID DI RUANG ANAK LT2 K3 RSUD PROF. DR. H.
ALOEI SABOE KOTA GORONTALO
A. Pengkajian
1. Data Demografi
a. Identitas anak
Nama

: An. R.A

Tempat/tgl lahir

: Gorontalo, 17 Maret 2001

Umur

: 8 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tgl MRS

: 03-02-2009

Tgl dikaji

: 10-02-2009

b. Identitas penanggung jawab


1) Identitas Ayah
Nama

: Tn A.A

Umur

: 43 tahun

Pekerjaan

: Nelayan

Alamat

: Payunga, Batudaa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

2) Identitas Ibu
Nama

: Ny. L.A

Umur

: 42 tahun

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Payunga, Batudaa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

2. Status kesehatan sekarang


a. Alasan masuk rumah sakit
Klien masuk rumah sakit tanggal 03-02-2014 jam 11.30 dengan keluhan panas sudah 1
minggu , Suspek thypoid (+), BAB + 5 x/hari, makan kurang, muntah 2 kali, tekanan
darah 90/60 mmHg, SB=38,50 C, N= x/m85enit, R= 18 x/menit.
b. Keluhan Saat Dikaji
Pada saat di kaji tanggal 10-02-2014 jam 08.00, klien dan orang tua klien mengeluh
panas yang naik turun. SB: 38C, TD: 90/60 mmHg, N: 120 x/menit, R: 24 x/menit,
c. Keluhan yang menyertai
Orang tua klien mengatakan pola makan klien berkurang, susah tidur dan klien sering
terbangun, orang tua klien sering bertanya-tanya tentang keadaan anaknya, orang tua
klien nampak cemas.
3. Riwayat Kehamilan & Persalinan
a. Antenatal
Selama dalam kehamilan ibu dalam keadaan sehat, tidak preaklamasi, klein tidak
pernah menderita penyakit infeksi klien dilakukan pemeriksaan x-ray. Selama hamil
tidak tergantung obat-obat, tempat pemeriksaan di RSUD Aolei Saboe. Selama amil
jumlah kunjungan puskesmas sekitar + 6 x untuk pemeriksaan.
b. Natal
Lama usia kehamilan + 36 minggu , berat badan saat lahir 3,150 gr, jenis persalinan
spontan, keadaan bayi sejak lahir langsung menangis.
c. Neo Natal (post natal)
Kelainan kogenital tidak ada, warna kulit putih, tidak panas dan tidak kejang dan juga
tidak sulit dalam mengisapaan dan menelan.
4. Pola hidup sehari-hari/ Basic Need
a) Minuman
Sebelum sakit : Klien makan nasi, lauk pauk 3x/hari porsi makan dihabiskan waktu
makan teratur, klien tidak mual, muntah, atau gangguan menelan
BB 20 kg

Saat dikaji

: Klien makan bubur, porsi makan tidak dihabiskan + 2-4 sendok,


klien mual orang tua klien mengatakan klien sering kurang nafsu
makan, BB saat sakit 18 kg klien mengalami penurunan berat badan.

b) Minum / cairan
Sebelum sakit : Klien minum air, teh dan kadang-kadang susu waktu tidak menentu,
klien minum 1 gelas + 250 cc atau 2500cc per hari, tidak alergi
makanan/minuman dan tidak ada pantangan dalam makanan
Saat dikaji

: Klien minum air aqua, teh dan kadang-kadang susu dengan waktu
tidak menentu. Klien minum 1 gelas air, 1 botol aqua, teh + 2500cc
per hari. Ortu klien mengatakan tidak ada gangguan dalam
kebutuhan cairan/minum.

c) Pola tidur
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien tidur siang 11.00 s/d 17.00 malam hari
20.00 s/d 06.00. lama tidur tiap hari + 17 jam/hari. Klien tidur lelap.
Klien tidak memiliki kebiasaan sebelum tidur.
Saat dikaji

: Orang tua klien mengatakan anaknya tidak dapat tidur dengan


nyenyak, Klien tidur jam 11.00-13.00 siang dan malam hari 20.0003.00 pagi. anaknya sering terjaga saat tidur karena merasa panas
dan klien sulit untuk memulai tidur,jumlah jam tidur klien
berkurang.

Pola eliminasi
1. BAB
Sebelum sakit : Frekuensi BAB 2-3 x/hari dengan waktu tidak menentu warna
kuning konsistensi padat dan berbentuk.
Saat dikaji

: Frekuensi BAB tidak menentu, saat dikaji/ibu klien mengatakan


sudah BAB 1 x tadi pagi

2. BAK
Sebelum sakit : Frekuensi BAK 4x/hari dengan warna kekuning-kuningan dan
bau khas amoniak dengan waktu tidak menentu.
Saat dikaji

: Frekuensi BAK klien 4-5 x/hari dengan warna kuning dan bau
khas obat tidak adan nyeri pada saat BAK.

e) Istirahat dan bermain


Sebelum sakit

: Waktu bermain klien, tidak menentu disaat bermain. Klien bermain


di rumah dan diluar rumah, jenis permainan sesuai kemampuan
klien.

Saat dikaji

:.Keadaan umum klien lemah/orang tua klien mengatakan bermain di


tempat

tidur

dan

kadang-kadang

bermain

dilantai

dengan

menggunakan permainan terbuat dari plastik.


f) Hygiene
Sebelum sakit

: Klien mandi 2 x/hari dengan dibersihkan oleh ibunya saat mandi


klien menyikat gigi, dan diberi sampai menggunakan bedak sesudah
mandi, kuku bersih, rambut disisir rapi.

Saat dikaji

: Klien hanya dilap dengan menggunakan air hangat dan kadangkadang mandi 1x pada pagi hari. dengan oral hygiene 1 x/hari yaitu
pada pagi hari, kuku bersih, rambut tidak disisir

g) Tumbuh Kembang
1. Fine motor
a. Klien sudah bisa melompat
b. Klien sudah bisa berjalan
2. Cross motor
Klien sudah dapat bermain dan mengambil sesuatu didekatnya
3. Languangge
a. Klien sudah dapat tertawa
b. Klien menangis untuk mengekspresikan ketidaknyaman
h) Imunisasi
Menurut orang tua klien imunisasi klien sudah lengkap yaitu BCG sudah diberikan 4
bulan, DPT 1,2,3 : 4-5-6 bulan polio sudah diberikan, hepatitis akan campak sudah
diberikan
i) Penyakit- penyakit yang lampau.
Klien pernah menderita penyakit yang sama pada umur kurang lebih 2 tahun dan
langsung dibawah kedokter dan puskesmas terdekat dan oleh dokter klien hanya
diberi obat penurun panas

j) Personal dan Sosial History


Klien bermain dirumah dengan kakaknyua dan sesekali bermain di luar rumah,
hubungan dengan orang tua baik.
k) Family history
Lama usia perkawinan Orang tua klien 27 tahun dan keluarga tidak ditemukan
penyakit menular/penyakit keturunan, klien anak ke-4 dari 4 bersaudara. Hubungan
anak dan orang tua baik. Kondisi rumah baik, rumah permanen dan status milik
sendiri dengan jumlah 4 kamar 1 gudang.
l) Genogram

Keterangan Genogram:
: Laki-laki

: Nikah

: Perempuan

: Keturunan

: Klien

: Serumah

Dalam keluarga tidak ada dikemukakan penyakit menular dan keluarga klien belum
ada yang meninggal.

m) Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian Umum
TTV : TD

: 90/60 mmHg

SB

: 38O C

: 120 x/mnt

: 24 x/mnt

KU

: lemah

Tinggi badan : 116 cm


Berat badan

: 18 kg sebelum sakit 20 kg

Lingkar kepala : 50 cm
Lingkar dada : 60 cm
2. Sistem Kadiovaskuler
Tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak simetris pada sekitar hidung, vena
jugularis tidak tampak, nadi teraba jelas N : 120 x/m tidak ada palpitasi, tidak
nyeri dada pengisian kapiler 2 detik, tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan
alat bantu pernapasan IFDR RL 8 gtt/m.
3. Sistem pernapasan
Pernapasan teratur / reguler, tidak ada bunyi ronci, tidak ada suara nafas
tambahan, bentuk dada simetris kiri dan kanan, pole pengembangan dada
mengikuti pola nafas, tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan R: 24x/menit.
4. Sistem Persayarafan
Tingkat kesadaran compos mentis, pupil isokor, tingkah laku aktif, fungsi
pergerakan baik, refleks babinski negatif, bentuk kepala mesosepalus, orientasi
orang baik, klien tidak pusing, tidak ada nyeri pada kepala, status bisep-trisep,
patela dan akhlies tidak ada kelainan, klien tidak kaku kuduk.
Pemeriksaan Nervus
NI

: Fungsi penciuman normal.

N II

: Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan lapang pandang


normal.

N III, IV dan VI: Refleks cahaya normal, gerakan bola mata juga normal.
NV

: Pada saat kornea disentuh oleh kapas pasien masih bisa


mengedipkan mata.

N VII

: Klien masih bisa meringis dan tersenyum, dan tetap ada


kesimetrisan.

N VIII

: Klien masih dapat membedakan rasa pahit dan manis.

N X, IX

: Rangsangan menelan mengalami gangguan.

N XI

: Klien masih bisa menahan tahanan saat kepala dimiringkan.

N XII

: Mengerakkan lidah kesisi kiri dan kanan normal.

5. Sistem pengideraan
a) Mata
Bentuk mata simetris kiri dan kanan, tidak edema, pupil mengecil saat diberi
cahaya, tidak terdapat tanda-tanda peradangan, konjungtiva pucat, terdapat
lingkaran hitam dibawah m,ata, sklera putih, pergerakan bola mata baik,
fungsi penglihatan baik.
b) Hidung
Bentuk simetris, septum mata berada ditengah, tidak ada sekret, tidak ada
tanda-tanda peradangan, tidak ada kelainan fungsi penciuman.
c) Telinga
Bentuk simetris, nampak terdapat ada seremun, tidak ada tanda-tanda
peradangan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
d) Mulut
Bentuk simetris atas dan bawah, bibir tampak kering, fungsi pengecapan baik,
tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada pembengkakan tonsil, lidah kotor,
gigi utuh.
6. Sistem Pencernaan
Bibir kering, tidak stomatitis, lidah kotor, gigi utuh,warna kulit merata bagian
abdomen, auskultasi peristaltik usus 10x/m, perpusi perut bunyi timpani, saat
palpasi tidak ada masa, tidak ada kesulitan dalam hal menelan, dan ada nyeri
tekan pada bagian perut, tidak terdapat pembesaran hepar.
7. Sistem perkemihan

Tidak ada kelainan pada alat kelamin anak, tidak ada nyeri saat berkemih, tidak
ada distensi kandung kemih, karakteristik urin bau khas obat, warna kuning, tidak
ada retensi urin dan tidak menggunakana alat bantu.
8. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesasar kelenjar tiroid
9. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak bebas, tidak terdapat odema dan
kemerahan, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada peradangan pada sendi, kekuatan
otot 5

tidak ada fraktur.

10. Sistem Intugumen


Pigmentasi kulit merata, warna kulit sawo matang, kulit teraba panas, turgor kulit
baik SB : 38OC, kulit kering, kulit nampak bersih.
n) Pemeriksaan laboratorium (tanggal 04 Februari 2014)
1) Hematologi
HB

Nilai rujukan

13,2 gr

L : 13-18 P: 11-16.5 H amil : 11-13,5

Leukosit 9,900 %

4000-11.00 /UL

Trombosit 351.000

150.000-450.000 /UL

Hematokrit 39.0 /UL

L :40-50% P: 36-45%

2) Kimia klinis
SGOT 41 /UL

L:<25(30OC), P<21 (30OC), < 31 (37OC)

SGPT 46 /UL

L : <29(30OC), <31(37OC)

3) Salmonela
S TYPHI

(+) 1/320

S PRATIPHI BO

(+) 1/320

T-D

(+) 1/160

T-H

(-)

PA-D

(-)

o) Pengobatan
IVFD RL 8 gtt/m
Cefriaxone 2 x 300 g/IV

Gentacimin 2 x 50 g/IV
Antasida sirup 3 x 1
Rannitidin 3 x 500 g/IV

KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif :
1. Orang tua klien mengeluh anaknya panas
2. Orang tua klien mengeluh suhu badan anaknya naik turun
3. Orang tua klien mengeluh anaknya kurang nafsu makan
4. Orang tua klien mengeluh anaknya mual
5. Orang tua klien mengeluh anaknya susah tidur
6. Orang tua klien mengatakan anaknya sering terjaga
7. Orang tua klien mengatakan lingkungan bising
Data Objektif :
1.

Keadaan umum lemah

2. Badan terasa panas


3.

Lidah kotor

4.

BB sebelum sakit 20 kg, saat sakit 18 kg

5.

Porsi makan tidak dihabiskan

6.

Klien mual

7.

Konjungtiva pucat

8. Terdapat lingkaran hitam dibawah mata


9.

Bibir tampak kering

10. TTV
N

: 120 x/mnt

: 28 X/mnt

SB

: 39O C

TD : 90/60 mmHg
11. HB 13,2 /m
Leukosit 9.900 /%
Trombosit 35.00 /%
Hematokrit 39,8 vol %
SGOT 41 %
SGPT 46 %
VA.O (-)

S TYPHI

O (+) 1/320

S PRATIPHI BO (+) 1/320


T-D

(+) 1/160

T-H

(-)

ANALISA DATA
NO
1 1.

DATA
Data

ETIOLOGI
Salmonela Thypi

PROBLEM
Hipertemi

Subjektif
-

Orang tua

Lambung/usus halus

klien mengeluh
anaknya panas
-

Saluran linfatik diskurlasi ke

Orang tua

sistemik

klien mengeluh suhu


badan anaknya naik

Bakterimia

turun
2.

Data

Retikala enditelia sistem

Obyektif

(hati, line dan tulang)

- KU : lemah
- Badan terasa panas
- Lidah kotor

Infeksi pada hati, lien, dan


usus

- Bibir tampak kering


- TD : 90/60 mmHg

Viruslensia kuman pada usus

SB : 39O C
N : 120 x/mnt

Infeksi pada usus

R : 28 x/mnt
Melapaskan zat pirogen oleh
leukosit pada jaringan
meradang

Hipertemi
Salmonela thypi

1. Data Subjektif
-Orang

tua

mengeluh

klien
anaknya

kurang nafsu makan


-Orang

tua

klien

Nutrisi
kurang dari
kebutuhan

Mengeluarkan gas dan toksin tubuh

mengeluh

anaknya

mual

Mempunyai kerja traktus G1

-Orang

tua

mengeluh
jika

klien
anaknya

makan

Anoreksia

terasa

panas
Intek tidak adekuat
2. Data Objektif
-Porsi

makan tidak

dihabiskan

2-4 Perubahan nutrisi kurang dari

sendok

kebutuhan

-BB 18 kg
-Klien mual
-Klien

mengalami

penurunan BB
-TB : 116 cm
-LD : 60 cm
-LK : 50 cm
3

-LP : 50 cm
1. Data Obyektif
-Orang

Invasi kuman

tua

mengeluh

klien
anaknya

pola tidur
Proses Peradangan

susah tidur
-Orang

tua

klien

mengatakan anaknya
sering terjaga
-Orang

tua

tidur

Bakteri
melepaskan/mengeluarkan
endokrin

klien

mengatakan

jam

Distimulus ke hipotalamus

11.00-13.00

siang dan malam hari


20.00-03.00 pagi

Gangguan

Hipertemi

Peningkatan metabolisme
2. Data Subjektif
-Konjungtiva pucat
-Terdapat

lingkaran

Saraf simpatik merangsang


untuk mamacu Ras

hitam dibawah mata


-HB 13,2 g%

Rem menurun

-Leukosit 9.900 /UL


-Trombosit
315.000/UL
-hematokrit 39,8 vol
%

Gangguan pola tidur

Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemi b/d inflamasi kuman
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
3. gangguann pola tidur b/d peningkatan suhu tubuh
Prioritas Masalah
1. Hipertemi b/d inflamasi kuman
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat
3. Gangguan pola tidur b/d peningkaran suhu tubuh

KEPERAWATAN PADA An. R.A DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN DEMAM THYPOID DI RUANG ANAK LT2 K3
RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO
Nama

: An R.A

Dx Medik

: Demam Thypoid

Umur

: 8 tahun

Tgl MRS

: 28 Januari 2014

Alamat

: Payunga Batudaa

Tgl Dikaji

: 3 Fenruari 2014

DIAGNOSA

Senin, 3

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TUJUAN
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Hipertemi
b/d
proses Dalam tindakan keperawatan
Fever treatment

februari

peradangan inflamasi ditandai 1x24 jam dengan kriteria:

NO HARI/TGL

2014

dengan :

DS :
-

Ortu klien tidak


mengeluh panas

Orang tuan klien mengeluh anaknya panas

mengeluh

Orang tuan klien


mengeluh

Ortu
suhu

klien
badan

Berikan antipireutik
Berikan pengobatan untuk mengatasi

penyebab demam
Selimuti pasien
Kolaborasikan pemberian cairan IV
Kompres pasien pada lipat paha dan
axila

anaknya normal

suhu

badan -

anaknya naik turun

KU baik
Badan

klien

tidak teraba panas


DO :

SB normal 36OC-

Temperatur Regulation :

Monitor suhu minimal 2 jam.


Monitoring tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi.

KU lemah

Badan

37OC
terasa -

Lidah kotor

panas

Vital sign monitoring :

Lidah kotor

Bibir

Monitoring TD, nadi, suhu dan RR

tampak

kering
TD : 90/60 mmHg
SB : 39O C
N : 120 x/mnt
2

Senin, 3

R : 28 x/mnt
kebutuhan nutrisi kurang dari

Kebutuhan

februari

kebutuhan tubuh b/d intek yang

terpenuhi dengan kriteria :

2014

tidak adekuat ditandai dengan :

-Nafsu makan baik

1. Data Obyektif

-Klien tidak mual

nutrisi

-Orang tua klien mengeluh -Porsi makan dihabiskan


anaknya

kurang

nafsu -BB kembali normal

makan
-Orang tua klien mengeluh
anaknya mual
-Orang tua klien mengeluh

dapat - manajemen nutrisi


Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dbutuhkan klien
Yakinkan diet yang di makan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Berikan informasi tentang kebutuhan

anaknya jika makan terasa

nutrisi

panas
2. Data Subjektif
-Porsi

makan

Pemantauan nutrisi

tidak

Monitor adanya penurunan berat badan


Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang

dihabiskan + 2-4 sendok


-BB 18 kg

biasa dilakukan
Monitor mual dan muntah
Monitor makanan kesukaan

-Klien mual
-Klien mengalami penurunan
BB 2 kg
-TB : 116 cm
-LD : 60 cm
-LK : 50 cm
3

Senin, 3

-LP : 50 cm
Gangguan pola tidur b/d

Dalam tindakan keperawatan . batasi aktivitas sebelum tidur

februari

peningkatan suhu tubuh

1x24 jam :

ditandai dengan :

2014

1. Data Obyektif

-Orang tua klien mengatakan

Ortu klien tidak 3. identifikasi kemungkinan efek obat


mengeluh anaknya

-Orang tua klien mengeluh


anaknya susah tidur

2. kaji pola tidur klien

tidur
-

susah terhadap pola tidur


4. minitor pola tidur dan jam tidur klien

Ortu

klein 5. diskusikan pada klien kemungkinan

mengatakan anaknya tidur faktor lain yang menyebabkan gangguan

anaknya sering terjaga


2. Data Subjektif

nyenyak
-

-Konjungtiva pucat

pola tidur
Konjungtiva

menurun

-Terdapat lingkaran hitam dibawah mata

lingkaran

-HB 13,2 g%

6. monitor waktu pemberian obat dan


tindakan diluar jam tidur

Tidak

terdapat 7.

monitor

hitam

dibawah cahaya, dll sebelum tidur

mata

-Leukosit 9.900 /UL


-Trombosit 315.000/UL
-hematokrit 39,8 vol %

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No

Hari/Tgl

Jam

Implementasi

Evaluasi

kenyamanan

lingkungan,

Selasa, 4

08.10

februari

Monitoring TD, nadi, suhu dan RR Pukul 14.00


dengan hasil :

2014

08.25

D:

TD : 90/60 mmHg

Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya

SB : 39O C

panas, orang tua klien mengatakan panasnya

N : 120 x/mnt

naik turun, klien teraba panas, lidah kotor,

R : 28 x/mnt

suhu badan 38,4 oC

mengomompres pasien pada lipat

A:

paha dan axila DE dengan hasil klien Memberikan antipieretik yaitu paracetamol
di kompres pada bagian lipatan paha sesuai indikasi, mengompres klien pada
dan axila

lipatan paha, ku lemah.

Monitor suhu minimal 2 jam dengan


08.35

hasil suihu badan klien di pantau 2

R:

jam

Respon klien menggigil, suhu badan 38,4


oC, pengobatan mengurangi panas

Kolaborasikan pemberian cairan IV


dengan hasil pemberian IVDRL 20
08.45

ggt/tetes
Memberikan antipireutik dengan
hasil pemberian obat Paracetamol

09.00

Selasa

09.10

Mengkaji adanya alergi makanan

4 februari

dengan hasil klien tidak alergi pada

2014

makanan tertentu
Berikan informasi tentang kebutuhan
09.20

nutrisi dengan hasil klien dan kelurga


klien mengerti
Monitor adanya penurunan berat badan

09.30

09.40

09.50

dengan hasil terjadi penurunan 2kg


Monitor makanan kesukaan dengan
hasil klien menyukai makanan ayam.
Monitor interaksi anak atau orang tua

Pukul 14.00
D:
Orang tua klien mengatakan anaknya tidak
mau makan, klien sring muntah, porsi makan
tidak dihabiskan.
A
Mengajarkan kepada klien untuk makan
sedikit dan sering.

selama makan dengan hasil ada

interaksi ibu dan anak.

Klien masih mengeluha mual muntah, klien


masih susah untuk makan

Selasa

10.00

4 februari

batasi

aktivitas

sebelum

tidur 14.00

dengan hasil klien sulit untuk D :

2014

Keluarga klien mengatakan klien sering

membatasi tidurnya
1020

kaji pola tidur klien dengan hasil terjaga, susah untuk memulai tidur.
dengan hasil klien hanya tidur 3
A:

jam
10.30

identifikasi kemungkinan efek obat Biasakan klien untuk memulai kebiasaan


terhadap pola tidur dengan hasil sebelum tidur contoh mendengarkan musik,
mendemgar dosen.
klien meminum obat paracetamol

10.40

diskusikan pada klien kemungkinan


menyebabkan R :
gangguan pola tidur dengan hasil Klien sudah mulai bisa tertidur.
faktor

lain

yang

klien

tidak

bias

tidur

karena

lingkungan bising
10.50

monitor kenyamanan lingkungan,


cahaya, dll sebelum tidur dengan

11.55

hasil lingkungan bising, klien suka


tidur dalam keadaan gelap, klien

suka mendengar cerita sebelum


tidur

Anda mungkin juga menyukai