Anda di halaman 1dari 81

ASFIKSIA NEONATORUM

PELATIHAN MANAJEMEN ASFIKSIA


15 DES 2018
Pengertian
 Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan napas
secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir.
PRINSIP DASAR
 Asfiksia merupakan penyebab kematian paling tinggi.
Menurut SKRT 2001, 27% kematian neonatal diakibatkan
oleh Asfiksia dan sekitar kematian 41.94% terjadi di RS
pusat rujukan propinsi.

 Asfiksia perinatal dapat terjadi selama antepartum,


intrapartum maupun postpartum

 Asfiksia selain dapat menyebabkan kematian juga dapat


mengakibatkan kecacatan
ASFIKSIA adalah
KEADAAN GAWAT DAN DARURAT
Langkah promotif / preventif
 Pemeriksaan selama kehamilan secara teratur yang
berkualitas,
 Meningkatkan status nutrisi ibu
 Manajemen persalinan yang baik dan benar
 Melaksanakan Pelayanan neonatal esensial terutama
dengan melakukan resusitasi yang baik dan benar yang
sesuai standar.
PATOFISIOLOGI
 Pernapasan adalah tanda vital pertama yang berhenti ketika BBL
kekurangan oksigen.
 Pada periode awal BBL mengalami napas cepat (rapid breathing) yang
disebut dengan gasping primer
 Setelah periode awal ini akan diikuti dengan keadaan bayi tidak
bernapas (apnu) yang disebut ”apnu primer”. Frekuensi jantung mulai
menurun, namun tekanan darah masih tetap bertahan

RAPID BREATHING
APNEU PRIMER
HEART RATE 
BLOOD PRESSURE
PATOFISIOLOGI
 Bila berlangsung lama dan tidak dilakukan pertolongan, maka BBL akan
melakukan usaha napas megap-megap yang disebut ”gasping sekunder”
dan kemudian masuk ke dalam periode ”apnu sekunder”. Frekuensi
jantung semakin menurun dan tekanan darah semakin menurun dan bisa
menyebabkan kematian.
 Setiap kasus dengan apnu, harus dianggap sebagai apnu sekunder
dan segera dilakukan resusitasi

GASPING SECONDAIRE
APNEU SECONDAIRE
HEART RATE 
BLOOD PRESSURE 
Faktor risiko antepartum
 Hipertensi kehamilan  Kehamilan lewat waktu
 Diabetes maternal  Kehamilan ganda
 Hipertensi kronik  Berat janin tidak sesuai masa
 Anemia kehamilan

 Riwayat kematian janin


 Terapi obat-obatan, Mis:Kar-
bonat, Litium, Mg, beta bloker
 Perdarahan trimester 2 atau 3
 Ibu pengguna obat bius
 Infeksi maternal
 Malformasi janin
 Ibu dengan peny. jantung, ginjal,
paru, tiroid, atau kelainan  Berkurangnya gerakan janin
neurologi  Tanpa pemeriksaan antenatal
 Polihidramnion  Usia < 16 atau > 35
 Ketuban pecah dini
Faktor risiko intrapartum
 Operasi kaesar darurat  Bradikardia
 Kelahiran dengan  FJ janin tak beraturan
ekstraksi vakum  Penggunaan anestesi umum
 Letak sungsang  Tetani uterus
 Kelahiran prematur  Penggunaan obat narkotik dlm
 Persalinan presipitatus 4 jam sebelum persalinan
 Air ketuban hijau kental
 Korioamnionitis
bercampur mekonium
 Ketuban pecah lama
(> 18 jam)  Prolaps tali pusat
 Solusio plasenta
 Partus lama ( > 24 jam)
 Plasenta previa
 Kala lama 2 (> 2 jam)
SKOR APGAR
0 1 2
Warna Kulit/ Seluruh badan Warna kulit tubuh Seluruh tubuh
Appearence biru/ pucat kemerahan kemerahan, tidak
tangan dan kaki ada sianosis
kebiruan
Denyut Jantung/ Tidak ada < 100x/ menit > 100x/ menit
Pulse
Refleks/ Grimace Tidak ada respon Meringis/ menangis Menangis
terhadap stimulasi lemah saat
distimulasi
Tonus Otot/ Lemah/ tidak ada Sedikit gerakan Gerak aktif, fleksi
Activity respon
Pernafasan/ Tidak ada Lemah/ tidak Menangis kuat,
Respiration teratur nafas baik teratur
DIAGNOSTIK
Anamnese
KENALI FAKTOR RESIKO ASFIKSIA.
Pemeriksaan fisik:
 Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap
 Denyut jantung kurang dari 100X/menit
 Kulit sianosis, pucat.
 Tonus otot menurun.
 Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu nilai Skor Apgar
BAGAN ALUR : MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR
(Pelayanan Kesehatan Neonatal Essensial, Depkes, 2011)

PERSIAPAN

PENILAIAN
Sebelum bayi lahir
1. Apakah kehamilan cukup bulan
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
Segera setelah bayi lahir
3. Apakah bayi menangis atau bernafas tidak megap-megap
4. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif

YA TIDAK

A B
Manajemen bayi Manajemen bayi baru lahir
baru lahir normal dengan asfiksia
BAGAN ALUR A
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR NORMAL

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

1. Jaga bayi tetap hangat


2. Isap lendir dari mulut dan hidung
3. Keringkan
4. Pemantauan tanda bahaya
5. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun kira-kira 2
menit setelah lahir
6. Melakukan IMD
7. Injeksi vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral setelah IMD
8. Beri salep antibiotika pada kedua mata
9. Pemeriksaan fisik
10. Imunisasi Hepatitis B 0.5 ml IM di paha anterolateral kanan kira-kira 1-2
jam setelah injeki vitamin K1
BAGAN ALUR B MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA

PENILAIAN
1. Apakah kehamilan cukup bulan
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
3. Apakah bayi menangis atau bernafas tidak megap-megap
4. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif

Bayi tidak cukup bulan dan atau tidak Air ketuban keruh + mekonium
menangis dan atau megap-megap dan atau
tonus otot tidak baik
NILAI NAFAS

Potong Tali Pusat

Jika bayi Jika bayi Tidak


LANGKAH AWAL
menangis atau bernafas atau
1.Jaga bayi tetap hangat
bernafas normal megap-megap
2.Atur posisi bayi
3.Isap lendir
4.Keringkan+ rangsang taktil Buka mulut lebar,
Potong Tali
usap dan isap lendir
NILAI NAFAS Pusat
dari mulut
NILAI NAFAS

Jika bayi bernafas normal Jika bayi tidak bernafas/ megap-megap


VENTILASI
ASUHAN PASCA RESUSITASI 1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan
1. Pemantauan tanda bahaya 2. Ventilasi 2 x tekanan 30 cm H20
2. Perawatan tali pusat 3. Jika mengembang ventilasi 20x-30 detik
3. Inisiasi Menyusu Dini tekanan 20 cm H20
4. Pencegahan Hipotermi
5. Injeksi Vitamin K1 NILAI NAFAS
6. Salep mata
7. Pemeriksaan Fisik
Jika bayi tidak bernafas/ megap-megap
8. Pencatatan dan pelaporan
1. Ulangi ventilasi 20x selama 30 detik
Bernafas Normal : 2. Hentikan ventilasi & nilai nafas tiap 30 ‘‘
Hentikan resusitasi, 3. Jika bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 mnt,
ASUHAN PASCA RESUSITASI siapkan rujukan, nilai denyut jantung

Jika bayi dirujuk


1. Konseling Jika tidak mau dirujuk & tidak berhasil
2. Lanjutkan resusitasi
3. Pemantauan tanda bahaya 1. Sesudah 10 menit bayi tidak bernafas spontan
4. Pencegahan hipotermia dan tidak terdengar denyut jantung
5. Pemberian injeksi vitamin K1* pertimbangkan menghentikan resusitasi
6. Pemberian salep mata * 2. Konseling
7. Pencatatan dan pelaporan 3. Pencatatan dan pelaporan
Resusitasi Neonatus IDAI
Perawatan Rutin
•Bernafas atau menangis ? •Pastikan bayi tetap hangat
Ya
•Tonus otot baik ? •Keringkan bayi
Tidak •Lanjutkan observasi nafas, frekuensi denyut
Langkah Awal (nyalakan pencatat waktu) jantung dan tonus
30 Detik

•Pastikan bayi tetap hangat


•Posisikan dan bersihkan jalan nafas Pada bayi ≤ 1500 gram bayi langsung
•Keringkan dan stimulasi dibungkus plastik bening tanpa dikeringkan kecuali
•Posisikan kembali wajah, pasang topi, bayi tetap dapat distimulasi
walaupun dibungkus plastik

Observasi nafas, FDJ, dan tonus otot Bila FDJ > 100 x/’& target SPO2 tercapai
• Tanpa alat : lanjutkan ke perawatan observasi
•Dengan alat : Lanjutkan ke perawatan paska
Tidak bernafas/ megap2 Bernafas spontan resusitasi
dan atau FDJ 100x/mnt
30 Detik

Waktu Target SPo2


VTP Distres nafas (takipneu, Sianosis sentral peristen 1 menit 60-70%
pemantauan SPO2 retraksi atau merintih tanpa distres nafas
2 menit 65-85%
3 menit 70-90%
FDJ tetap <100x/mnt CPAP PEEP 5-8 cmH2O Suplementasi oksigen
4 menit 75-90%
Pantau SPO2 Pantau SPO2
Tiap 30 “ nilai FDJ, usaha nafas dan

5 menit 80-90%
Pengembanagan dada Gagal CPAP PEEP 8, Fi02 > 40% +
adekuat?, 10 menit 85-95%
distres nafas
Pertimbangkan Intubasi
tonus

Ya Tidak
Intubasi endotrakeal dapat
Dada mengembang adekuat, Evaluasi posisi kepala bayi, dipertimbangkan pada langkah ini bila
FDJ < 60x/mnt obstruksi jalan nafas, keocoran VTP tidak efektif atau sudah dilakukan
VTP+Kompresi dada 3:1 sungkup, tekanan puncak insp selama 2 menit
Perimbangkan intubasi cukup/tidak
Obs FDJ, usaha nafas & SPO2 Pertimbankan pemberian obat dan cairan
FDJ < 60x/menit intravena
Hal - Hal Penting
 10% BBL memerlukan sebagian tindakan resusitasi, 1% memerlukan
resusitasi lengkap
 Walaupun tidak semua, kebanyakan resusitasi BBL dapat
diantisipasi. Penting untuk menilai faktor risiko intra dan antepartum
yang berhubungan dengan kebutuhan resusitasi.
 Setiap persalinan dihadiri paling sedikit 1 tenaga yang bertanggung
jawab pada bayi & dapat memulai tindakan resusitasi. Petugas tsb
harus mampu melakukan resusitasi dgn lengkap.
 Jika telah diketahui kemungkinan kebutuhan resusitasi yang
kompleks maka cari petugas lain yang diperlukan di kamar bersalin
sebelum persalinan.
 Siapkan peralatan resusitasi sebelum kelahiran.
Masalah pada transisi BBL
Pernapasan yang tidak adekuat

 tidak cukup mengeluarkan cairan paru dari alveoli


Kehilangan banyak darah, kontraktilitas jantung << atau
bradikardia karena hipoksia  hipotensi sistemik
Penyempitan pembuluh darah paru yang berlanjut
menghambat aliran O2 ke jaringan.
Bayi Kurang Bulan (BKB)
BKB berisiko >>> untuk kebutuhan resusitasi, karena:
 Paru-paru BKB mungkin kurang surfaktan

 BKB lebih mudah mengalami kehilangan panas

 BKB lebih sering lahir disertai infeksi

 Pembuluh darah otak BKB lebih rentan terhadap


perdarahan karena stres
Menilai reaksi bayi saat lahir
Selalu
diperlukan
Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan napas,
rangsang, & beri O2 (bila perlu)

Berikan ventilasi yang efektif:


Balon & sungkup
Lebih jarang Intubasi endotrakeal
diperlukan
Kompresi dada

Pemberian
Kadang- obat2an
kadang
Antisipasi
 Resusitasi sering dapat diprediksi diawal : komunikasikan
dengan obgyn
 Datang lebih awal untuk mempersiapkan ruang operasi
 Mempersiapkan alat untuk resusitasi
 Mengumpulkan data mengenai kondisi ibu dan janin
 Selalu siap untuk resusitasi
 Telepon utk minta bantuan jika dalam antisipasi awal
bermasalah
Key Points
 Kunci utama keberhasilan resusitasi neonatus :
 Antisipasi
 Persiapan memadai
 Evaluasi dengan tepat
 Dukungan berbagai pihak
Alat-alat
 Peralatan suction
 Bulb syringe
 Mechanical suction and tubing
 Suction catheters, 5F or 6F, 8F, and 10F or 12F
 8F feeding tube and 20-mL syringe
 Meconium aspiration device
 Bag-and-mask equipment
 Neonatal resuscitation bag with a pressure-release valve or
pressure manometer (the bag must be capable of delivering 90%
to 100% oxygen)
 Face masks, newborn and premature sizes (masks with cushioned
rim preferred)
 Oxygen with flowmeter (flow rate up to 10 L/min) and tubing
 Intubation equipment
 Laryngoscope with straight blades, No. 0 (preterm) and No. 1
(term)
 Extra bulbs and batteries for laryngoscope
 Tracheal tubes, 2.5, 3.0, 3.5, and 4.0 mm ID
 Stylet
 Scissors
 Tape or securing device for tracheal tube
 Alcohol sponges
 Medications
 Epinephrine 1:10 000 (0.1 mg/mL)
 Isotonic crystalloid (normal saline or Ringer’s lactate) for volume
expansion—100 or 250 mL
 Sodium bicarbonate 4.2% (5 mEq/10 mL)
 Naloxone hydrochloride 0.4 mg/mL—1-mL ampules; or 1.0
mg/mL—2-mL ampules
 Normal saline, 30 mL
 Dextrose 10%, 250 mL
 Feeding tube, 5F (optional)
 Umbilical vessel catheterization supplies
 Sterile gloves
 Scalpel or scissors
 Povidone-iodine solution
 Umbilical tape
 Umbilical catheters: 3.5F, 5F
 Three-way stopcock
 Syringes: 1, 3, 5, 10, 20, and 50 mL
 Needles: 25-, 21-, and 18-gauge
 Perlengkapan tambahan :
 Gloves and appropriate personal protection
 Radiant warmer or other heat source
 Firm, padded resuscitation surface
 Clock (timer optional)
 Warmed linens
 Stethoscope
 Tape, 1⁄2 or 3⁄4 inch
 Cardiac monitor and electrodes and/or pulse oximeter with probe
(optional for delivery room)
 Oropharyngeal airways
Personil
Tim Resusitasi untuk tiap neonatus
 Pemimpin tim
 Kontrol airway & breathing
 Memberi instruksi pada tim penyelamat lainnya
 Tim kedua
 Kontrol sirkulasi, kompresi dada
 Tim ketiga
 Kontrol obat dan tindakan lainnya
Radiant warmer
Penilaian awal yang cepat dan langkah awal
Ventilasi
Kompresi dada
Pemberian obat dan cairan
Golden Minute
 60 detik melakukan langkah awal, mengevaluasi kembali, dan
mulai dari ventilasi jika diperlukan
 Keputusan tindakan lanjut dgn penilaian 2 karakteristik vital
 Respirasi : apnea, gasping, nafas spontan atau tidak.
 Heart rate: bisa lebih atau kurang dari 100x/m
Langkah awal
 Keringkan dan hangatkan
 Mencegah suhu turun adalah VITAL  tempatkan di
radiant warmer atau tempat hangat
 Keringkan dengan handuk hangat, ganti jika handuk
basah
 Hati-hati jika BBLR atau premature
 Posisi, bebaskan dan bersihkan jalan napas jika perlu
 Supine, posisi netral
 Letakkan handuk dibawah bahu bayi
 Bersihkan mulut lalu hidung.
Neutral Sniffing Position
Bebaskan jalan napas
 Jika cairan amnion
 Suction segera setelah kelahiran untuk bayi yang memiliki
gangguan dalam bernapas spontan atau yang membutuhkan
ventilasi tekanan positif
 Jika ada cairan mekonium
 Lakukan suction ET untuk bayi dengan cairan ketuban yang
bercampur mekonium
 Namun, jika intubasi terlalu lama atau tidak berhasil , bag-mask
ventilasi harus dipertimbangkan , terutama jika ada bradikardi
persisten.
Meconium Aspirator
 Rangsang bayi untuk bernapas
 Rangsang taktil:
 Keringkan dan suction
 Usap dengan lembut punggung bayi
 Sentil telapak kaki bayi
Rangsang taktil
Tindakan berbahaya Kemungkinan akibat

Menepuk punggung Perlukaan


Menekan rongga dada Patah tulang pnemotoraks,
distres pernapasan, kematian
Menekankan paha ke perut Pecahnya hati atau limpa

Mendilatasi sfingter ani Robeknya sfingter ani


Menggunakan kompres Hipotermi, hipertermi, luka
dingin bakar
Menggoyang-goyang tubuh Kerusakan otak
Rangsangan taktil
Perawatan rutin
 Bayi sehat
 Keringkan, berikan kehangatan
 Bersihkan jalan napas bila perlu
 Evaluasi pernapasan, nadi, warna kulit
 Beri ke ibu bayi
Setelah langkah utama dalam
Golden Minute….

Tekanan ventilasi
positif atau CPAP dan
MONITORING SpO2
PENGGUNAAN BALON & SUNGKUP
RESUSITASI
Balon tidak mengembang sendiri
Balon mengembang sendiri
Balon mengembang sendiri
Keuntungan:
 Selalu akan terisi setelah diremas, walau tanpa sumber gas.
 Katup pelepas tekanan mengurangi pengembangan yang berlebihan

Kerugian :
 Tetap mengembang walaupun tidak terdapat lekatan antara sungkup dan
wajah pasien.
 Memerlukan pemasangan reservoar O2 untuk dapat memberikan O2
mendekati kadar 100%.
 Tidak dapat memberikan O2 aliran bebas 100%.
CARA KERJA Balon mengembang sendiri
 B.M.S.:
 Mengembang tanpa perlu disambungkan ke sumber gas
 Bila perlu O2 kadar tinggi  perlu disambungkan ke O2

 Bayi harus mendapat O2 90%-100%: (?)


 Tanpa reservoar  kadar O2 ke bayi: 40%
 Dgn reservoar  kadar O2 ke bayi: 90%-100%
Alat Pengaman
Tiap balon resusitasi harus memiliki:

1. Manometer & katup pengontrol aliran

2. Katup pelepas tekanan


Indikasi VTP
 Apnea or gasping
 HR < 100 bpm
Sebelum ventilasi dgn balon & sungkup, perlu
dipikirkan:
 Pilih sungkup ukuran yang sesuai
 Jalan napas terbuka
 Posisi kepala bayi
 Posisi penolong
Kecepatan Melakukan Ventilasi

 40-60 kali/menit

Remas lepas Remas lepas


(pompa) (dua … tiga) (pompa) (dua … tiga)
Bila dada tidak mengembang
Kondisi Tindakan
 Lekatan tidak • Pasang kembali sungkup
adekuat ke wajah.
• Reposisi kepala.
• Periksa sekresi, hisap bila ada
 Jalan napas
tersumbat • Lakukan ventilasi dengan mulut
sedikit terbuka.

• Naikkan tekanan sampai tampak


 Tidak cukup gerakan naik turun dada yang
tekanan
mudah
• Pertimbangkan intubasi ET.
Evaluasi lanjutan
 SetelahVTP atau pemberian tambahan oksigen dimulai, 3 hal
penting :
 Heart rate
 Respirations
 State of oxygenation  optimal dengan pulse oximeter
Tekanan akhir ekspirasi
 Para ahli merekomendasikan pemberian continuous positive
airway pressure (CPAP) untuk bayi yang bernapas spontan,
tetapi disertai kesulitan
 Dimulainya dgn CPAP mengurangi tingkat intubasi dan ventilasi
mekanik, penggunaan surfaktan, dan lamanya ventilasi, tetapi
meningkatkan risiko pneumotoraks
Neopuff
CPAP dgn
Neopuff
INGAT !!
 Pemberian ventilasi yang adekuat menjadi perhatian utama
 Memberikan O2 aliran bebas dengan stimulasi taktil untuk bayi
dengan HR <100x / m atau apnea neonatus tidak akan
membantu dan hanya menghabiskan waktu.
Targeted Preductal SpO2
PERTIMBANGAN KHUSUS
I. Komplikasi yang harus dipertimbangkan bila bayi
tidak membaik
setelah usaha awal resusitasi

a) Bayi gagal bernafas spontan

b) VTP gagal menimbulkan ventilasi yang adekuat

c) Bayi tetap sianosis atau bradikardia meskipun ventilasi telah


adekuat
a. Penyebab bayi gagal bernapas
spontan

Kerusakan otak (ensefalopati iskemik–


hipoksik) atau kelainan neuromuskuler
kongenital
Efek sedasi obat pada ibu yang melewati
plasenta
b. Penyebab kegagalan VTP menimbulkan
ventilasi adekuat

1. Sumbatan mekanik jalan napas


 Mekonium atau sekret di farings atau trakea
 Atresia choana
 Malformasi jalan napas faringeal (Pierre Robin)
 Kondisi lain (laryngeal web)
Penyebab kegagalan VTP menimbulkan
ventilasi adekuat
2. Gangguan fungsi paru
 Pnemotoraks
 Efusi pleura kongenital
 Hernia diafragmatika kongenital
 Hipoplasia paru
 Prematuritas berat
 Pnemonia kongenital
Sumbatan lendir atau mekonium
Intervensi

 Hisap lebih dalam pada mulut &


hidung dgn kateter 10F atau 12F
 Intubasi dan hisap lendir
c. Bayi tetap bradikardi atau sianosis
Ventilasi tidak adekuat
 Intervensi : pastikan dada mengembang, suara napas
terdengar di kedua sisi dan diberikan oksigen 100%

Kelainan jantung kongenital


 Intervensi : pastikan diagnosis dengan foto rontgent,
EKG dan echokardiografi
II. Tatalaksana pasca resusitasi
 Bayi harus diawasi dan dipantau
 Intervensi
Pantau frekuensi jantung
Pantau saturasi oksigen
Pantau tekanan darah
Periksa hematokrit dan gula darah
Periksa analisa gas darah
Pertimbangan etik
Pedoman resusitasi
 Bayi baru lahir mendapat perlakuan etik yang sama dgn
anak atau orang dewasa
 Penghentian resusitasi setelah resusitasi dapat
dipertimbangkan secara etik
 Keputusan untuk melakukan atau menghentikan resusitasi
harus didasarkan pada informasi obyektif
 Bila diantisipasi kemungkinan resusitasi, diskusikan dengan
keluarga
Tidak melakukan resusitasi
dapat diterima pada keadaan:

 Masa gestasi < 23 mgg atau


BB < 400 gram
 Anensefali
 Terbukti trisomi 13
Penghentian resusitasi
 Dapat dilaksanakan setelah 10 menit denyut
jantung tidak ada dengan resusitasi
maksimal.

 Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan


keputusan.
IV. Teknik resusitasi bayi lahir di luar RS
atau di luar masa neonatal dini

Prinsip dan langkah resusitasi
tetap sama

Prioritas utama resusitasi bayi dalam masa neonatus tanpa


memandang tempat ialah memberikan VENTILASI yang
adekuat
Kesimpulan
Hanya 10% kebutuhan resusitasi bayi baru lahir dan 1%
memerlukan resusitasi yang lengkap
• Tetap siap untuk resusitasi di setiap persalinan ( termasuk
personil dan peralatan)
• ventilasi harus menjadi perhatian utama
• Evaluasi: HR, pernapasan dan warna kulit
Keterampilan ~ latihan

Anda mungkin juga menyukai