Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. C UMUR 19 TAHUN DENGAN DISMENOREA


DI PMB SEPTINA, SST., Bdn

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktik Kebidanan Stase Remaja dan Pra
Nikah
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh:
Nama : Maria Oktavia
NIM : PO.62.24.2.21.547

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. C USIA 19 TAHUN DENGAN DISMENOREA


DI PMB SEPTINA, SST., Bdn

Disusun oleh:

Nama : Maria Oktavia


NIM : PO.62.24.2.21.547

Kelas : Pendidikan Profesi Bidan Angkatan III Semester I

Tanggal Pemberian Asuhan : 27 Agsutus 2021

Disetujui:

Pembimbing Lapangan

Tanggal :

Di :

Septina, SST., Bdn


NIP. 19650910 199303 1 012

Pembimbing Institusi

Tanggal :

Di :

Oktaviani, S. SiT., M. Keb


NIP. 1901017 200212 20031

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kebidanan Pada Remja


Telah disahkan pada tanggal :

Mengesahkan,
Pembimbing Institusi

Oktaviani, S.SiT., M.Keb


NIP. 1901017 200212 2003

Mengetahui,

Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Koordinator MK. Remaja dan Pranikah
Dan Pendidikan Profesi Bidan

Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Erina Eka Hatini, SST., MPH
NIP. 19781027 200501 2001 NIP. 190060 200112 2 001

iii
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Kasus ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Laporan Kasus ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pembuatan guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Kebidanan Fisiologi
Holistik Remaja dan Pra Nikah
Harapan penulis semoga Laporan Kasus ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
tugas ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Pada Laporan Kasus ini penulis mengakui masih banyak kekurangan karena keterbatasan
penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memaklumi serta memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan selanjutnya.

Palangka Raya, September 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................................2
1. Umums ..........................................................................................................2
2. Khusus ...........................................................................................................2
D. Manfaat .................................................................................................................2
1. Klien ..............................................................................................................2
2. Mahasiswa .....................................................................................................2
3. Lahan Praktik ................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................2
A. Teori Asuhan Kebidanan yang diterapkan Pada Kasus Remaja ..........................2
B. Teori Evidanced Based Midwifery pada Stase Remaja .......................................9
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................................15
A. Judul Kasus ..........................................................................................................15
B. Pelaksanaan Asuhan .............................................................................................15
C. Identitas Pasien .....................................................................................................15
D. Manajemen Asuhan Kebidanan (SOAP) ..............................................................21
E. Catatan Implementasi ...........................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................27
BAB V PENUTUP ...................................................................................................32
A. Kesimpulan ...........................................................................................................32
B. Saran .....................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa yunani, kata dys yang berarti
sulit, nyeri, abnormal, meno yang berarti bulan, dan orrhea yang berarti aliran.
Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid atau menstruasi yang
dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang yang ditandai dengan
nyeri atau rasa sakit didaerah perut maupun panggul (Judha, 2012).
Menurut data dari WHO didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%)
wanita mengalami dismenore dengan 10-15% mengalami dismenore berat. Lebih dari
50% wanita yang menstruasi mengalami dismenore disetiap negara (Hudson, 2007).
Sebanyak 50 % wanita mengalami dismenore primer tanpa patologi pelvis, sedangkan
10 % wanita mengalami nyeri hebat selama menstruasi, sehingga membuat mereka
tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya
(Yunitasari R, 2017), Indonesia angkanya diperkirakan sebesar 64,25% yang terdiri
dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder perempuan usia
produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi (Fitri et al., 2014), Dalam study
yang dilakukan oleh Aprillita (2013) Sebanyak 78 mahasiswi jurusan kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangkaraya yang dipilih sebagai
responden, sebanyak 62,82% mengalami dismenorea. Dalam survey yang dilakukan
peneliti di MAN Kota Palangka Raya dari 12 orang remaja putri, terdapat 7 orang
siswi yang mengalami dismenore dan 2 diantaranya pergi ke UKS untuk beristirahat.
Faktor penyebab terjadinya dismenore yaitu keadaan psikis dan fisik yang
terganggu seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, dan kondisi tubuh yang
menurun. Pendidikan, faktor psikis seperti stress, dan kesehatan yang rendah seperti
anemia dapat memperburuk keadaan dismenorea (Yunitasari R, 2017)
Berdasarkan uraian diatas maka tenaga kesehatan terutama bidan berperan
penting dalam memberikan penanganan terkait dismenore, dimana ini ini merupakan
salah satu gangguan kesehatan reproduksi pada wanita. Salah satu terapi yang bisa
digunakan untuk penurunan nyeri yaitu menggunakan kompres air hangat, menurut
penelitian dari (Oktaviana S. Rattu, Windatania Mayasari, Epi Dusra, 2021)
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan
mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal.
Umumnya panas cukup bergauna untuk pengobatan. Dismenore terjadi karena reaksi
1
kontraksi otot miometrium yang mengakibatkan kontraksi berlebih yang membuat
perut terasa mulas / nyeri, dan nyeri ini dapat diturunkan dengan kompres air hangat.
Suhu yang hangat dapat membuat sirkulasi darah lancar, vaskularisasi lancer dan
terjadinya vasodilatasi yang membuat relaksasi pada otot karena otot mendapat nutrisi
berlebih yang dibawa oleh darah sehingga kontraksi otot menurun.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidana Pada Nn. C Umur 19 Tahun dengan Dismenorea
C. Tujuan
1. Umum
Tujuan Laporan kasus ini untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Nn. C
Umur 19 tahun dengan Dismenorea
2. Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data asuhan kebidanan pada kasus
dismenorea pada remaja.
b. Mampu menegakan diagnose kebidanan dengan dismenorea berdasarkan
nomeklatur kebidanan.
c. Mampu melakukan ashan kebidanan remaja dengan dimesnorea dengan
pendekatan holistic berdasarkan evidenced based midwifery dengan
menggunakan metode SOAP dilahan Praktek.
D. Manfaat
1. Klien
Diharapkan dengan diberikan asuhan kebidanan mengenai nyeri haid pada Nn.
C ini dapat mengurangi dan mencegah nyeri haid yang dialami, dan dijadikan
pelajaran jika ada nyeri haid yang akan datang dan juga upaya pencegahan agar
nyeri haid ini tidak kambuh lagi.
2. Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya laporan kasus ini bisa dijadikan sebagai pegangan
untuk pencegahan dalam mengurangi rasa haid yang terjadi pada remaja salah
satunya haid yang normal dan juga sebagai panduan bagi mahasiswa terutama
mahasiswa Profesi Kebidanan Poltekkes Palangka Raya dalam pembuatan
laporan kasus dengan nyeri haid pada remaja
3. Lahan Praktik

2
Diharapkan dengan adanya laporan kasus ini bisa dijadikan panduan untuk
pengurangan dan pencegahan rasa nyeri haid pada remaja yang ada di lahan
praktik

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Asuhan Kebidanan yang diterapkan pada Remaja


1. Pengertian Dismenorea
Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam
bahasa Inggris, dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau
menstruasi yang menyakitkan, nyeri menstruasi terjadi terutama di perut bagian
bawah, tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang,
panggul, paha atas, hingga betis (Ernawati, Nonon, Suprihatin, 2017) .
2. Klasifikasi Dismenorea
a. Dismenorea Primer
Dismenorea primer adalah proses normal yang dialami ketika
menstruasi. Kram menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi otot rahim
yang sangat intens, yang dimaksudkan untuk melepaskan lapisan dinding
rahim yang tidak diperlukan lagi. Dismenorea primer disebabkan oleh zat
kimia alami yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut
prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang otot otot halus dinding rahim
berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin, kontraksi akan makin kuat,
sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari
pertama menstruasi kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua dan
selanjutnya, lapisan dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar
prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan nyeri haid pun akan berkurang
seiring dengan makin menurunnya kadar prostaglandin (Ernawati, Nonon,
Suprihatin, 2017).
b. Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder umumnya disebabkan oleh kelainan atau
gangguan pada sistem reproduksi, misalnya fibroid uterus, radang panggul,
endometriosis atau kehamilan ektopik. Dismenorea sekunder dapat diatasi
hanya dengan mengbati atau menangani penyakit atau kelainan yang
menyebabkannya.
4
1) Fibroid adalah pertumbuhan jaringan di luar, di dalam, atau pada dinding
rahim. Banyak kasus fibroid yang tidak menimbulkan gejala, artinya
perempuan yang memiliki fibroid tidak merasakan gangguan atau rasa
sakit yang nyata. Gejala fibroid bisa muncul atau tidak bergantung pada
lokasi, ukuran dan jumlah fibroid. Fibroid yang terdapat pada dinding
rahim dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang parah. Fibroid yang
menimbulkan gejala biasanya ditandai dengan perdarahan menstruasi
yang berat, durasi atau periode menstruasi lebih dari satu minggu, sakit
atau pegal pada panggul, dan sering berkemih.
2) Endometriosis adalah suatu kelainan di mana jaringan dari lapisan dalam
dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim. Lokasi
endometriosis yang paling sering adalah pada organorgan di dalam
rongga panggul (pelvis), seperti indung telur (ovarium), dan lapisan yang
melapisi rongga abdomen (peritoneum), atau pada tuba fallopii dan
disamping rongga rahim. Jaringan tersebut juga mengalami proses
penebalan dan luruh, sama dengan endometrium normal yang terdapat di
dalam rongga rahim. Tetapi karena terletak di luar rahim, darah tersebut
akhirnya mengendap dan tidak bisa keluar. Perdarahan ini menimbulkan
rasa sakit dan nyeri, terutama di sekitar masa menstruasi. Endapan
perdarahan tersebut juga akan mengiritasi jaringan di sekitarnya, dan
lama-kelamaan jaringan parut atau bekas iritasi pun terbentuk. Rasa sakit
luar biasa saat menstruasi yang menjadi gejala utama penyakit ini dapat
dikurangi dengan obat pereda sakit atau terapi hormon. Penanganan
dengan operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat jaringan
endometriosis, terutama untuk penderita yang berencana untuk memiliki
anak.
3) Adenomiosis adalah adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium
tumbuh di dalam dinding otot rahim. Biasanya terjadi di akhir masa usia
subur dan pada wanita yang telah melahirkan.
4) Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berkembang di luar rahim,
biasanya di dalam tuba falopii. Situasi ini membahayakan nyawa karena
dapat menyebabkan pecahnya tuba falopii jika kehamilan berkembang.
Penanganannya harus dilakukan dengan cara operasi atau melalui obat-
obatan (Ernawati, Nonon, Suprihatin, 2017).
5
3. Derajat Dismenorea
Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal menstruasi
namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Sedangkan menurut Menurut
Karim (2009), ditinjau dari berat ringannya rasa nyeri, Dismenorea dibagi
menjadi:
a. Dismenorea ringan yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang
berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk
menghilangkan nyeri tanpa disertai pemakaian obat.
b. Dismenorea sedang yaitu dismenorea yang memerlukan obat untuk
menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-
hari.
c. Dismenorea berat yaitu dismenorea yang memerlukan istirahat
sedemikian lama dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari
selama 1 hari atau lebih.
4. Patofisiologis Dismenorea
Peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya (terutama
PGF2α) dari endometrium selama menstruasi menyebabkan kontraksi uterus
yang tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga menimbulkan nyeri.
Selama periode menstruasi, wanita yang mempunyai riwayat dismenorea
mempunyai tekanan intrauteri yang lebih tinggi dan memiliki kadar
prostaglandin dua kali lebih banyak dalam darah (menstruasi) dibandingkan
dengan wanita yang tidak mengalami nyeri. Uterus lebih sering berkontraksi
dan tidak terkoordinasi atau tidak teratur. Akibat peningkatan aktivitas uterus
yang abnormal tersebut, aliran darah menjadi berkurang sehingga terjadi
iskemia atau hipoksia uterus yang menyebabkan timbulnya nyeri.
Mekanisme nyeri lainnya disebabkan oleh protaglandin (PGE2) dan hormon
lain yang membuat saraf sensori nyeri diuterus menjadi hipersensitif terhadap
kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder,
2013).
Kadar vasopresin mengalami peningkatan selama menstruasi pada
wanita yang mengalami dismenorea primer. Apabila disertai dengan
6
peningkatan kadar oksitosin, kadar vasopresin yang lebih tinggi
menyebabkan ketidakteraturan kontraksi uterus yang mengakibatkan adanya
hipoksia dan iskemia uterus. Pada wanita yang mengalami dismenorea
primer tanpa disertai peningkatan prostaglandin akan terjadi peningkatan
aktivitas alur 5-lipoksigenase. Hal seperti ini menyebabkan peningkatan
sintesis leukotrien, vasokonstriktor sangat kuat yang menginduksi kontraksi
otot uterus (Reeder, 2013).
5. Faktor Resiko Dismenorea
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab
dismenorea primer, tetapi patofisiologisnya belum jelas dimengerti. Factor
yang memegang peranan sebagai penyebab dismenorea primer adalah
Prostaglandin. Prostagladin terbentuk dari asam lemak tak jenuh yang
disintesis oleh deluruh sel yang ada dalam tubuh (Anurogo dan Wulandari
2011). Hal ini menyebabkan kontraksi otot polos yang akhirnya
menimbulkan rasa nyeri.
Menurut Anurogo dkk (2011) dan Norton (2008), banyak faktor lain
yang menyebabkan dismenorea primer antara lain:
a. Faktor endokrin Pada umumnya kejang yang terjadi pada dismenorea
primer disebabkan oleh kontraksi otot uterus yang berlebihan. Hormone
estrogen merangsang kontraktiltas uterus, sedangkan hormone
progesterone menghambat atau mencegahnya.
b. Faktor konstitusi seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat
mempengaruhi timbilnya dismenorea. Saat seseorang menderita anemia
maka sensitivitas tubuh terhadap nyeri akan meningkat. Hipersensitivitas
pada jaringan ini dipengaruhi karena adanya peningkatan kadar
prostaglandin dalam tubuh. Prostaglandin sendiri merupakan zat yang
dihasilkan oleh jaringan yang sedang terluka, sehingga peningkatan
prostaglandin dapat dipengaruhi oleh adanya kerusakan jaringan yang
disebabkan oleh anemia.
c. Merokok Rokok adalah stimula yang tidak hanya menyebabkan
ketegangan dalam system saraf, tetapi juga mendistorsi produksi
hormone yang menyebabkan produksi prostaglandin yang berlebihan.
Oleh karena itu, wanita perokok lebih cenderung mengalami nyeri
menstruasi .
7
d. Kekurangan gizi Kekurangan gizi disebabkan oleh asupan yang kurang
pada zat gizi dan diet yang tidak sehat. Zat gizi dibagi dalam dua
golongan besar, yaitu: makro nutrient dan mikro nutrient. Kekurangan
zat gizi makro, seperti essensial fatty acid akan memicu dismenorea ,
karena essensial fatty acid ini berfungsi sebagai bahan awal untuk
mengatur hormone molekul seperti molekul (prostaglandin) yang
mengatur aktivitas sel, terdapat hubungan antara zat gizi mikro kalsium
dan vitamin C dengan kejadian dismenorea .
e. Stress psikologis dan fisiologis terhadap peristiwa yang mengganggu
keseimbangan seseorang dalam beberapa cara yang menyebabkan
ketidakseimbangan kimia dalam otak yang mengakibatkan menstruasi
tidak teratur atau kram menstruasi.
f. Status gizi Wanita yang memiliki berat badan berlebih memiliki resiko
dua kali lebih kuat mengalami nyeri menstruasi daripada wanita yang
berat badan normal. Sedangkan status gizi yang kurang dapat
memperparah keadaan dismenorea tersebut.
g. Usia menarche Menarche adalah menstruasi pertama terjadi yang
merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak
hamil. Status gizi remaja mempengaruhi terjadinya menarche baik dari
fakotr usia terjadinya menarche, adanya keluhan-keluhan selama
menarche maupun lamanya hari menarche. Usia gadis remaja pada
waktu pertama kalinya mendapat menstruasi (menarche) bervariasi lebar,
yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistic
menunjukan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh factor keturunan,
keadaan gizi dan kesehatan umum.

6. Gejala Dismenore
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual,
muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat
juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga
jatuh pingsan Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan
awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang
berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul
dan sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi
8
mulas yang menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis. Beberapa
wanita mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan
diare, serta kelabilan emosi selama menstruasi (Reeder, 2013).
7. Pencegahan Dismenorea
Pencegahan dismenore menurut Anurogo (2011) yaitu
1. Menghindari stress
2. Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai,
memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna
3. Hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, saat menjelang haid
4. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak
menguras energi yang berlebihan
5. Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam
dalam sehari
6. Lakukan olahraga ringan secara teratur
7. Penatalaksanaan Dismenorea
Menurut Anurogo (2011), Penatalaksanaan dismenore primer meliputi
penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi, yaitu
a. Terapi Farmakologi Penanganan dismenore yang dialami oleh individu
dapat melalui intervensi farmakologi. Terapi farmakologi, penanganan
dismenore meliputi beberapa upaya. Upaya farmakologi pertama yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan obat analgetik yang
berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Obat- 20 obatan paten yang
beredar dipasaran antara lain novalgin, ponstan, acetaminophen dan
sebagainya. Upaya farmakologi kedua yang dapat dilakukan adalah
dengan pemberian terapi hormonal. Tujuan terapi hormonal adalah
menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan bahwa
gangguan yang terjadi benar-benar dismenore primer. Tujuan ini dapat
dicapai dengan memberikan salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
b. Terapi Non Farmakologi Selain terapi farmakologi, upaya untuk
menangani dismenore adalah terapi non farmakologi. Terapi
nonfarmakologi merupakan terapi alternatifkomplementer yang dapat
dilakukan sebagai upaya menangani dismenore tanpa menggunakan
obat-obatan kimia. Tujuan dari terapi non farmakologi adalah ntuk
meminimalisir efek dari zat kimia yang terkandung dalam obat.
9
Penanganan nyeri secara nonfarmakologi terdiri dari
1) Terapi es dan panas Terapi es dan terapi panas adalah dua terapi
yang berbeda. Terapi es dan terapi panas dapat dilakukan
menggunakan air hangat atau es batu yang dimasukkan ke dalam
wadah kemudian dikompreskan pada bagian yang terasa nyeri.
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat
sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi.
2) Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke
suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
memprcepat penyembuhan
3) Penjelasan dan Nasehat Penjelasan dan nasehat merupakan upaya
penambahan wawasan untuk penderita dismenore. Memberikan
edukasi kepada klien merupakan 21 tugas seorang perawat. Menurut
Judha (2012) pemberian edukasi mengenai dismenore, meliputi apa
saja yang dapat menyebabkan bertambahnya nyeri, teknik apa saja
yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu dapat
dilakukan dengan cara berdiskusi mengenai pola makan yang benar
dan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, serta menentukan
olahraga yang sesuai.
4) Pengobatan Herbal Pengobatan herbal tergolong pengobatan yang
paling diminati oleh masyarakat. Disamping biaya yang murah,
pengobatan herbal bisa dilakukan dengan mudah. Menurut
(Anurogo 2011) pengobatan herbal dapat dilakukan dengan
membuat minuman dari tumbuhtumbuhan seperti kayu manis
(mengandung asam sinemik untuk meredakan nyeri), kedelai
(mengandung phytoestrogens untuk menyeimbangkan hormon),
cengkeh, ketumbar, kunyit, bubuk pala, jahe. Relaksasi Sama seperti
pengobatan herbal, saat ini relaksasi merupakan cara yang banyak
dipilih untuk digunakan.
5) Relaksasi cukup mudah untuk dilakukan kapan saja dan dimana
saja. Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan
ketegangan. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas
abdomen dengan frekuensi lambat, berirama, teknik relaksasi nafas
10
dalam (contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan). Berbagai cara
untuk relaksasi diantaranya adalah dengan meditasi, yoga,
mendengarkan musik, dan hipnotherapy. Relaksasi juga dapat
dilakukan untuk mengontrol sistem saraf (Anurogo, 2011).
B. Teori Evidanced Based Midwifery Dismenorea
1. Pengertian Dismenore
Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya
terjadi di daerah perut bagian bawah, pinggang, bahkan punggung bisa juga berupa
kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai
gejala gastrointestinal dan neurologis seperti kelemahan (Asih et al., 2020)
2. Klasifikasi Dismenorea
a. Nyeri haid primer didefinisikan sebagai nyeri kram yang berulang yang terjadi
saat menstruasi tanpa ada kelainan patologik pada pelvis.
Nyeri haid primer biasanya mulai saat usia remaja, saat dimana siklus ovulasi
mulai teratur. Penyebab nyeri haid primer sampai saat ini masih belum jelas,
tetapi beberapa teori menyebutkan bahwa kontraksi miometrium akan
menyebabkan iskemia pada uterus sehingga menyebabkan rasa nyeri. Kontraksi
miometrium tersebut disebabkan oleh sintesis prostaglandin. Prostaglandin
disebut dapat mengurangi atau menghambat sementara suplai darah ke uterus,
yang menyebabkan uterus mengalami kekurangan oksigen sehingga
menyebabkan kontraksi miometrium dan terasa nyeri
b. Nyeri haid sekunder adalah nyeri saat haid yang didasari oleh adanya kelainan
patologik pada pelvis, contohnya endometriosis (Damayanti et al., 2020)

3. Derajat Dismenorea
Dismenore sering di klasifikasikan sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan
intensitas relatif nyeri. Nyeri tersebut dapat berdampak pada kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Intensitas nyeri menurut Multidimensional Scoring of
Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri dismenore sebagai berikut.
a. Dismenore ringan didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan
aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan
sistemik.

11
a. Dismenore sedang didefinisikan sebagai nyeri haid yang memengaruhi
aktifitas sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa
sakit dan terdapat beberapa keluhan sistemik.
b. Dismenore berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah
pada aktifitas sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit
minimal, dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain
sebagainya (Larasati, T. A. & Alatas, 2016).

4. Faktor Resiko Dismenorea


Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan dismenore primer
yaitu kelainan endokrin, organik, konstitusi, alergi, usia saat menstruasi pertama 7
hari, perdarahan menstruasi yang berlebihan, merokok, riwayat keluarga,
kegemukan, faktor psikologis, kualitas tidur, dan konsumsi alcohol (Yani Amalia
Hikma et al., 2021)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dismenore primer dapat terjadi salah
satunya adalah siklus menstruasi yang tidak teratur setiap bulannya, dimana
kemungkinan tingkat nyeri yang dirasakan pada siklus menstruasi tidak teratur
makin besar Siklus menstruasi dialami oleh remaja wanita pada hari pertama
sampai datangnya periode selanjutnya. Sebesar 90% wanita mengalami siklus
menstruasi antara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus normal
sekitar 28 hari. Remaja wanita yang memiliki siklus tidak teratur dapat
menyebabkan terjadinya masalah kesuburan (Yani Amaliah Hikma et al., 2021)
Faktor yang secara bermakna terkait dengan intensitas dismenore primer ialah
usia yang lebih muda, pendidikan formal yang rendah, riwayat keluarga
dismenore, perdarahan lebih banyak, dan periode interval menstruasi yang lebih
pendek (Kojo et al., 2021).
5. Gejala Dismenorea
Gejala dismenore primer antara lain pada area abdomen bagian bawah terasa
nyeri kolik dan menyebar ke bagian punggung bawah. Rasa nyeri yang terasa di
area suprapubis bisa berupa nyeri tajam, dalam, atau tumpul/sakit, atau rasa kram.
Di daerah pelvis akan terasa sensasi penuh, dan sensasi mulas juga akan menjalar
ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis. Selain rasa nyeri, dismenore

12
primer juga dapat menyebabkan nausea dan vomitting (rasa mual dan muntah),
sakit kepala, pusing, letih, diare, emosi yang labil selama menstruasi, bahkan
pingsan (Triyani et al., 2021)
6. Pencegahan Dismenore
Nyeri haid (disminorea) dapat dikurangi dengan pengobatan secara
farmakologi dan non-farmakologi Pengurangan nyeri disminorea secara
farmakologi dengan menggunakan obat-obatan hanya dapat diberikan sesuai
dengan gejala yang timbul,
karena setiap obat dapat menimbulkan efek samping yang tidak dikehendak.
Tindakan kebidanan harusnya lebih mengutamakan yang lebih alamiah secara
non farmakologi yaitu seperti akupresure, kompre hangat untuk mencegah /
meringankan gejala disminorea (Fitria & Haqqattiba’ah, 2020).
7. Penatalaksaan kasus nyeri dengan berbagai Upaya pengobatan secara
Farmakologi dan Non-faramkologi menurut Referensi beberapa jurnal dan
berdasarkan EBM
a. Pengaruh Pemberian Coklat Hitam terhadap Penurunan Nyeri Haid pada
Dismenorhea Primer.
Menurut peneltian dari (Arfailasufandi & Andiarna, 2018) Coklat
mengandung tembaga yang digunakan di dalam tubuh untuk mensintesis
kolagen dan neurotransmitter, yaitu endorphin. Hormon endorphin akan
menjadi analgesik dan penenang alami sehingga mampu menurunkan
intensitas nyeri seperti pada nyeri haid. Coklat hitam memiliki kandungan
kakao lebih banyak, sehingga menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan
manfaat kesehatan. Coklat memiliki berbagai manfaat bagi tubuh, seperti
melepas neurotransmitter yang meningkatkan suasana hati dan tinggi
antioksidan. Coklat juga mengandung vitamin dan mineral, serta merangsang
otak untuk melepaskan hormon endorphin. Coklat mengandung tembaga yang
digunakan di dalam tubuh untuk mensintesis kolagen dan neurotransmitter,
yaitu endorphin. Endorphin merupakan substansi yang dikeluarkan oleh tubuh
yang berfungsi menghambat impuls nyeri. Hormon endorphin akan menjadi
analgesik alami dan penenang alami sehingga mampu menurunkan intensitas
nyeri seperti pada nyeri haid, Hasil dari penelitian ini mengatakan : Hasil
perhitungan Uji T Independen didapatkan nilai signifikansi (p), nilai p pada uji
t independen adalah 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai alpha (p
13
< 0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 diterima,
artinya pemberian coklat hitam berpengaruh terhadap penurunan nyeri haid
pada dismenorhea primer mahasiswi PSIK Universitas Muhammadiyah
Malang.
b. Pengaruh Kompres hangat terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Haid
Menurut penelitian dari (Munthe & Harahap, 2021) Kompres hangat
merupakan pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli
panas atau botol air panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana
terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan terjadi penurunan ketegangan
otot sehingga nyeri haid yang di rasakan akan berkurang atau hilang. Kompres
hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri. Dampak
fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat
otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan
memperlancar aliran darah. Hasil dari penelitian ialah : bahwa Nyeri
Dismenorea pada Remaja sebelum diberikan Kompres Air Hangat di Wilayah
Puskesmas Simangalam Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2020 adalah
sebagian besar nyeri sedang, Nyeri Dismenorea pada Remaja sebelum
diberikan Kompres Air Hangat di Wilayah Puskesmas Simangalam Kabupaten
Labuhanbatu Utara Tahun 2020 adalah sebagian besar nyeri ringan. hasil uji
Paired Sample –Test didapat nilai p- 0,0001< α=0,05 maka H0 ditolak artinya
secara simultan terdapat Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat terhadap
Nyeri Dismenorea pada Remaja di Wilayah Puskesmas Simangalam
Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2021.
c. Pengaruh Air Kelapa terhadap Penurunan Nyeri Haid
Menurut penelitian dari (Oktaviana S. Rattu, Windatania Mayasari, Epi
Dusra, 2021) Kandungan yang terdapat pada air kelapa antara lain asam
askorbat atau vitamin c, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium.
Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang
terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah
kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram. Manfaat air kelapa yaitu
rehidrasi cairan tubuh, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan
sistem imun, meningkatkan sirkulasi, menjaga keseimbangan elektrolit,
mengurangi nyeri haid. Serta mengandung sejumlah cairan berelektrolit yang
14
dapat mencegah terjadinya dehidrasi karena pada saat menstruasi tubuh
mengeluarkan cairan dan darah asam folat yang terkandung di dalamnya juga
bermanfaat untuk menggantikan darah yang keluar. Hasil penelitian : Hasil
penelitian menunjukan bahwa setelah dilakukan pemberian air kelapa hijau
menunjukkan nilai p=0,000 (<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh pemberian air kelapa hijau terhadap nyeri haid.
d. International Journal
1) The Effectiveness of Fish Oil and Ginger Drink in Reducing
Dysmenorrhea: A Meta Analysis
Menurut Penelitian dari (Novitasari et al., 2021), Omega-3 rantai
panjang tak jenuh gandaasam lemak, asam eicosapentaenoic (EPA)dan
asam docosahexaenoic (DHA), adalahbahan aktif utama dalam diet
minyak ikansuplemen dan lemak omega-3 murniasam (Hilleman et al.,
2020). Omega 3asam lemak memiliki banyak efek menguntungkan pada
kesehatan dan mengonsumsi suplemen minyak ikan adalahcara alternatif
untuk meningkatkan asupan asam lemak esensial. Suplemen minyak ikan
meningkatkan stabilitas kimia dengan mencegahoksidasi dan memastikan
organoleptik yang baikproperti. Beberapa manfaat minyak ikan adalah
untuk melindungi hati sehingga mencegah penyakit jantung koroner,
menurunkan trigliserida, dan anti-inflamasi. Sedangkan (dari rizhome
of Zingiber officinale Roscoe ) telah banyak digunakan dalam
ethnomedicine untuk pengobatan beberapa penyakit. Bahan aktif utama
dalam jahe adalah senyawa fenolik yang disebut jahe. Komposisi yang
terkandung dalam jahe banyak digunakan untuk mengobati mual dan
muntah pada ibu hamil modern. Gingerol dan shogaol dapat menghambat
sintesis sitokin proinflamasi, dalam makrofag, shogaol dapat mengurangi
inflamasi mation dan ekspresi gen COX-2. Jahe menunjukkan efek anti-
inflamasi dengan menekan sintesis prostaglandin juga sebagai gangguan
sinyal sitokin. Bubuk jahe sama efektifnya dengan ibuprofen dalam
pengobatan dismenore. Hasil dari Penlitian ini : Sebanyak 14 artikel
ditinjau di meta-analisis dalam penelitian ini. Meta-analisis dari 6 artikel
menunjukkan bahwa minyak ikan mengurangi dys- nyeri haid pada wanita
usia subur lebih tinggi dari plasebo (Standardized Mean Difference) =
-1,06; 95% CI= -1,76 hingga -0,36; p= 0,003). Meta-analisis dari 8 artikel
15
menunjukkan bahwa jahe mengurangi nyeri dismenore pada wanita usia
subur lebih dari plasebo (Standar-Selisih Rata-rata dized= -0,77; 95% CI=
-1,26 hingga-0,27; p=0,002). Kesimpulan : Minyak ikan dan jahe efektif
dalam mengurangi nyeri dismenore pada wanita usia reproduksi.

2) Effect of Moxibustion Therapy on Intensity of Primary Dysmenorrhea in


Adolescents Girl at Cimahi Negeri 2 Junior High School.
Menurut Penelitian dari (Roswendi, 2021) Moksibusi merupakan salah
satu
terapi nonfarmakologis dengan menggunakan moxa warming. Moksa
adalah alat berbentuk silinder atau kerucut yang terbuat dari tumbuhan
kering yaitu Hia (Artemisia vulgaris) daunnya, untuk menghangatkan titik
akupuntur / titik akupuntur. Tanaman ini terbukti meningkatkan sirkulasi
darah ke daerah panggul, rahim, merangsang menstruasi dan over-datang
kram saat haid/dismenorea. Penyedia panas Stimulasi pada titik
akupunktur dengan teknik moksibusi dapat mengatasi nyerisensasi melalui
peningkatan endorphin, hormon yang mampu membawa rileks perasaan
ke tubuh secara alami, menghalangi reseptor rasa sakit ke otak
menggunakan terapi moksibusi dengan 3 titik akupuntur yaitu Guanyuan
(CV4), Shenque (CV8), dan Sanyinjiao (SP6) dapat menguranginyeri haid
kepada responden dengan karakteristik remaja awal usia 11-14 tahun
dengan pemberian terapi moksibusi selama 15 menit, sehingga
menerapkan beberapa stimulasi moksibusi ke beberapa titik akupuntur di
perut bagian bawahyang terletak secara anatomis di atas rahim. Stimulasi
panas dapat meningkatkan aliran darahdi pembuluh darah dekat rahim
yang menyebabkan sekresi prostaglandin, bradykinin, histamin di
intravaskular untuk meningkatkan aliran darah juga meningkatkan
oksigenasi jaringan. yang mendapatkan terapi moksibusi
mengalamipenurunan rasa sakit (nyeri kram), dan peningkatan gejala
genital ekstra, seperti : seperti mual, sakit kepala, sakit punggung, gejala
pramenstruasi yang disebabkan oleh retensi cairan,dan ketegangan
payudara. Keluhan ini dapat membaik dalam satu kali pengobatan,
sehingga penelitian ini berharapuntuk menunjukkan kemanjuran terapi

16
moksibusi dalam mengatasi nyeri haid. Hasil dari Penelitian ini : Hasil
penelitian membuktikan perbedaan nilai rata-rata skala nyeri dismenore
primer pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
(p-value =0,000) sehingga ada pengaruh terapi moksibusi terhadap
intensitas primer dismenore pada remaja. Terapi moksibusi dapat
direkomendasikan untuk diterapkan sebagai tindakan nonfarmakologis
untuk mengobati dismenore dan dapat dilakukan secara mandiri

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. C UMUR 19 TAHUN DENGAN DISMENOREA


PRIMER DI PMB SEPTINA, SST., Bdn
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Pada Nn. C Umur 19 Tahun Dengan Dismenorea Primer Di Pmb
Septina, Sst., Bdn
B. Pelaksanaan Asuhan
Hari / Tanggal : 27 Agustus 2021
Jam : 19.00 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Septina, SST., Bdn
Pemberi Asuhan : Maria Oktavia
C. Identitas Pasien
Nama : Nn. C Nama Panggilan : Clara
TTL : P.Raya 12 Sep 2004 Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Suku/Bangsa : Dayak/Indo
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Kelas : XII-SMA
Pekerjaan : Belum bekerja

17
Alamat Rumah: Jl. Bukit raya No. 91
Telepon/ Hp : 0812xxxxxxxxxx

IDENTITAS/ BIODATA ORANG TUA


Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn.S
Umur : 39 thn Umur : 50 thn
Suku/Bangsa : Dayak/Indo Suku/Bangsa : Dayak/Indo
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah: JL.gang aben Alamat rumah : JL.gang aben
Telepon/ Hp : 08xxxxxxxxxx Telepon/ Hp : 0823xxxxxxxx

IDENTITAS SAUDARA KANDUNG


No. Nama TTL/Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Keterangan
1. An. B 04 Huni 2006 Laki-Laki Siswa -

D. Alasan kunjungan & Keluhan


Saat ini sedang menstruasi, nyeri haid 2 hari, nyeri dibagian bawah perut di bagian
tengah, tidak menjalar sampai ke pinggang, dan tidak menganggu aktivitas keseharianya.

E. Kesehatan Reproduksi Remaja Putri


1. Apakah remaja putri sudah mengalami haid : Sudah / Belum
2. Haid pertama kali pada usia : 13 tahun
3. Siklus Haid
a. Teratur : Ya / Tidak teratur
b. Siklus 28 hari
c. Lamanya 4-6 hari
d. Nyeri saat haid : ya / tidak
e. Keluhan lain saat haid : Ada / Tidak ada
f. Kebiasaan pada saat mengalami nyeri haid
Minum obat : Ya / tidak
Minum jamu : Ya / tidak

18
Lain-lain, sebutkan : Tidak ada
4. Apakah pernah mendapatkan informasi tentang kebersihan saat haid
: Ya / Tidak
5. Apakah saudara pernah mendengar informasi tentang anemia : Ya / Tidak
6. Apakah saudara pernah ada keluhan terdapat benjolan pada payudara ? Ya / Tidak
7. Apakah saudara pernah mendapatkan informasi mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari) : Ya / Tidak
8. Apakah saudara mengalami hal berikut dalam 1 (Satu) bulan terakhir
No
Kondisi Ya Tidak
.
Sulit berkosentrasi pada saat
1. √
belajar
Merasa sering Letih, lelah,
2. √
lesu, lemah, lalai
3. Mudah sakit √
Apakah ada minum obat
4. √
tambah darah ?
Apakah meminum obat
tambah darah 1 tablet setiap
5. √
minggu dan 1 tablet selama
haid

9. Apakah pernah mendapat Informasi tentang kesehatan reproduksi : Ada / tidak ada
10. Saudara mendapat informasi, menanyakan atau membicarakan hal-hal mengenai
kesehatan reproduksi kepada :
a. Teman : Ya / Tidak
b. Ibu : Ya / Tidak
c. Ayah : Ya / Tidak
d. Saudara Kandung : Ya / Tidak
e. Keluarga lainnya : Ya / Tidak
f. Guru : Ya / Tidak
g. Petugas kesehatan : Ya / Tidak
h. Pemuka agama : Ya / Tidak
i. Internet : Ya / Tidak
j. Lain-lain, sebutkan :

19
11. Pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi sebagai berikut :
a. Sistem reproduksi manusia : Ya / Tidak
b. Kehamilan : Ya / Tidak
c. HIV/ AIDS : Ya / Tidak
d. Infeksi Menular Seksual lainnya : Ya / Tidak
e. Napza ( Narkotika, Alkohol, psikotropika dan Zat adiktif) : Ya / Tidak

12. Apakah ada Pelayanan kesehatan reproduksi / wadah atau tempat memperoleh informasi
dan konsultasi mengenai kesehatan reproduksi remaja : Ya / Tidak

13. Apa nama tempat tersebut :


a. PIK-R : Ya / Tidak
b. Puskesmas PKPR : Ya / Tidak
c. Youth Centre : Ya / Tidak
d. Lainnya, Sebutkan : ..............................................
e. Tidak ingat/ tidak tahu : Ya / Tidak

14. Layanan yang tersedia di tempat tersebut :


a. Informasi Kespro : Ya / Tidak
b. Konseling : Ya / Tidak
c. Pemeriksaan kesehatan : Ya / Tidak
d. Pengobatan IMS, Alat/ Cara Kontrasepsi : Ya / Tidak

15. Apakah saudara pernah mengunjungi tempat tersebut : Ya / Tidak

F. Riwayat Merokok, Alkohol dan Napza


1. Apakah saudara pernah merokok : Ya / Tidak
2. Apakah saudara perokok aktif : Ya / Tidak
3. Umur berapa saudara mulai merokok : Ya / Tidak
4. Apakah di rumah saudara ada yang merokok : Ya / Tidak
5. Apakah saudara pernah minum minuman beralkohol : Ya / Tidak
6. Umur berapa saudara minum minuman beralkohol : - tahun
7. Apakah saudara pernah mengkonsomsi Narkoba ( Narkotika dan bahan/ obat berbahaya )
20
? : Ya / Tidak

G. Riwayat kesehatan
1. Apakah dalam 6 bulan terakhir pernah mengalami sakit ? Ya / Tidak
2. Jika pernah, apa diagnosanya ? Tidak
3. Apakah dirawat di fasilitas kesehatan ? -
4. Berapa lama ?-
5. Apakah ada riwayat alergi ? Ya / Tidak
6. Jika ada, alergi apa ? Tidak

H. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Pola nutrisi
a. Berapa kali makan dalam sehari : 3 x sehari
b. Apakah ada pantangan makanan : Ya / Tidak , bila Ya sebutkan jenis makanannya :

c. Makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi


No Jenis Makanan Ya Tidak
1. Nasi √
2. Lauk hewani / nabati √
3. Sayur √
4. Buah √
5. Air Putih √
6 Susu √
7. Makanan cepat saji/ jajanan/ minuman kotakan √

2. Pola eliminasi
Pola BAB : teratur / tidak teratur
Pola BAK : 3 x / hari

3. Pola istirahat dan tidur


Istirahat siang : Ya / Tidak , berapa lama : 2 jam
Tidur malam 4 jam sehari

4. Pola personal hygiene


Mandi : 2 x / hari
Sikat gigi : 2 x / hari

21
Keramas : 1 x / hari
Ganti pembalut saat haid : 3 x / hari
Ganti pakaian dalam : 3 x / hari

5. Pola latihan dan aktivitas


Sebutkan aktivitas di rumah yang rutin dikerjakan setiap hari :Tidak
Apakah melakukan olahraga rutin ? Ya / Tidak
Sebutkan jenis olahraga yang dilakukan rutin ? Tidak ada

DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran umum : Komposmentis

2. Tanda-tanda Vital
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,6 oC
3. BB sekarang : 48
TB : 154 cm
Lila : 23 cm
IMT : 19,1 (Normal
4. Muka Terlihat pucat : Ya / Tidak
5. Conjungtiva pucat : Ya / Tidak
6. Telapak tangan terlihat pucat : Ya / Tidak
7. Payudara ( bila ada keluhan ) : ada benjolan / tidak ada benjolan / tidak diperiksa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium : dilakukan pemeriksaan/ tidak diperiksa
Tanggal : ............................................
Pemeriksaan Hb : ...........................g %

22
D. Manajemen Asuhan Kebidanan (SOAP)
Asuhan Kebidanan Pada Nn. C Usia 19 Tahun Dengan Dismenorea
Di Pmb Septina, Sst., Bdn
S  Saat ini sedang menstruasi
 Nyeri haid 2 hari
 Nyeri dibagian bawah perut di bagian tengah
 Tidak menjalar sampai ke pinggang, dan
 Tidak menganggu aktivitas keseharianya.
O  Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Komposmentis
 Tanda-Tanda Vital : TD : 110 mmHg, N : 88 x/menit, S : 36,6 oC, R : 20
x/menit
 BB sekarang : 48 Kg
 TB ; 154 cm
 IMT : 19,5 Normal
 Lila : 23 cm
 Muka tidak terlihat pucat
 Conjungtiva tidak pucat
 Telapak tangan tampak tidak terlihat pucat
A  Diagnosa : Nn. C umur 19 Tahun dengan dismenorea
 Masalah : Dismenorea
 Kebutuhan : KIE Pencegahan Dismenorea
KIE Penatalaksanaan Dimenorea
P  Melakukan komunikasi terapeautik kepada pasien. Pasien merespon
dengan baik.
Rasionalisasi : Kemampuan komunikasi terapeutik dalam pemberian
informasi harus digunakan dalam menghadapi berbagai macam reaksi
dalam interaksi tersebut, salah satunya adalah kemampuan
mendengarkan saat berinteraksi dan terlibat dalam percakapan (Siti

23
Arifah & Ida Nuriala 2021) .
 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa keadaan umum baik,
komposmentis, tanda-tanda vital : TD: 110/70 mmHg, S : 36,60c, N:
88x/menit, R: 20x/menit, lila: 22cm, IMT: 19,5 (Normal) dan tidak
terlihat pucat. Pasien mengerti atas hasil pemeriksaan
Rasionalisasi: hak dan kewajiban pasien memperoleh informasi tentang
tata tertib dan perturan yang berlaku , memperoleh layanan kesehatan
yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi, bermutu sesuai
standar profesi dan standar prosedur operasional efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. Mendapat
informasi yang melipu ti diagnosa tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang diatur
dalam (U.U R.S. No.44 Tahun 2009 pasal 32 tentang hak dan kewajiban
pasien)
 Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan pasien, pasien
mengalami dismenora primer, akan tetapi hal ini normal karena nyeri
menstruasi primer timbul sejan menstruasi pertama dan akan pulih
sendirinya dengan berjalannya waktu. Pasien mengerti dan senang bahwa
nyeri yang dirasakan merupakan hal yang normal
Rasionalisasi: Dismenorea primer didefinisikan sebagai nyeri haid yang
tidak berhubungan dengan patologi pelvis makroskopis (yaitu, terjadi
karena tidak adanya penyakit panggul). Ini biasanya terjadi dalam 6
sampai 12 bulan setelah menarche atau setelah siklus ovulasi ditetapkan.
Dismenorea disebabkan oleh pelepasan prostaglandin berlebih yang
menyebabkan kram serta hipoksia pada otot Rahim (Kojo, Kunang, Rattu
2021).
 Menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi yang
berlebihan yaitu bisa diakibatkan faktor psikis dan juga faktor strees,
shock, kecemasan dan kelelahan pola nutrisi. Pasien mengerti dan akan
menghindari yang dapat memicu nyeri haid
Rasionalisasi: Nyeri saat haid banyak disebabkan berabagai faktor salah
satunya adalah fakrot hormone yang meningkat tetapi ada faktor-faktor
lain yang menimbulkan resiko kejadian dismenorea adalah menarche

24
pada usia lebih awal, lama menstruasi lebih dari normal, status gizi,
strees, kecemasan, kelelahan berhubungan erat dengan kejadian
dismenorea primer ( Sri Hayati, Sleepy, Madiarti, 2020).
 Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan
menyembuhkan nyeri menstruasi yaitu menghindari strees yang
menimbulkan kescemasan, memiliki pola makan yang teratur, istirahat
yang cukup, olahraga teratur, meningkatkan kosumsi sayur, buah, ikan,
daging dan makanan yang mengandung vitamin. Pasien mengerti dan
akan mulai menerapkan cara pencegahan untuk mengurangi nyeri
menstruasinya
Rasionalisai: Pencegahan dismenore menurut Anurogo (2011) yaitu :
Menghindari stress, Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi
yang memadai, memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna, Hindari makanan
yang cenderung asam dan pedas, saat menjelang haid, Istirahat yang
cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak menguras
energi yang berlebihan, Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan
masing-masing 6-8 jam dalam sehari, Lakukan olahraga ringan secara
teratur (Larasati & Alatas, 2016).
 Menjelaskan kepada pasien untuk penanganan nyeri saat haid bisa
menggunakan kompres hangat yang diletakakan pada bagi perut yang
terasa nyeri selama 10-20 menit. Pasien mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
Rasionalisasi: Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan
vasodilatasi pada pembuluh darah yang meningkatkan aliran darah ke
jaringan penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan
pembuangan dari zat-zat diperbaiki, yang dapat mengurangi rasa nyeri
haid yang disebakan suplai darah ke endomentrium kurang, pemberian
kompres hangat memakai prinsip pengantaran panas melalui cara
konduksi yaitu perpindahan panas dari buli-buli panas kedalam perut
sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita dengan dismenorea (Ijah
Munthe dan Risky Novianti, 2021)
 Memberitahu kepada pasien obat peroral guna mengurangi rasa nyeri
menstruasi bisa dibeli diapotik yaitu bisa menggunakan paracetamol saat

25
nyeri haid. Pasien mengerti dan akan meminum obat sesuai anjuran
Rasionalisasi: Beberapa terapi yang dapat mengurangi nyeri haid yaitu
secara farmakologi adalah pemberian dengan obat-obat analgesic, obat
golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflamantori Drugs) dapat
meredakan nyeri dengan cara memblok prostaglandin yang
menyebabkan nyeri (Triyana Indrayani, Oartini, Vivi Silawati, 2020)
Salah satunya ada Paracetamol adalah obat golongan analgesik
(pereda nyeri) yang bermanfaat untuk meredakan rasa nyeri ringan
hingga sedang akibat sakit kepala, sakit gigi, menstruasi, sakit punggung,
hingga terkilir. Selain meredakan nyeri, paracetamol juga
berguna untuk menurunkan demam (Parisa & Kurniati, 2020).
 Mendiskusikan kunjugan ulang 2 hari lagi atau jika ada keluhan dan
nyeri semakin hebat. Pasien bersedia melakukan kunjungan ulang
 Melakukan pendokumentasian
- Telah dilakukan pendokumentasian

E. Catatan Perkembangan
Pada Nn. C Usia 19 Tahun Dengan Dismenorea
Di Pmb Septina, Sst., Bdn

S  Pasien mengatakan rasa nyeri menstruasinya sudah tidak lagi dirasakan,


sekarang pasien sudah dapat beraktifitas seperti biasanya tanpa
merasakan nyeri haid pada perut dibagian bawah.

O  Keadaan umum : Baik


 Kesadaran : Komposmentis
 Tanda-tanda Vital :
 TD : 110/70 mmHg
 N : 80 x/menit
 R ; 21 x/menit
 S : 36,60C
A  Nn.C umur 19 tahun telah sembuh dari nyeri haid yaitu dimenorea

P  Memberitahu pasien bahwa keadaanya dalam keadaan baik. E: merasa

26
senang dengan keaadanya dan pasien sudah beraktifitas seperti
biasanya.
Rasionalisasi : hak dan kewajiban pasien memperoleh informasi
tentang tata tertib dan perturan yang berlaku , memperoleh layanan
kesehatan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi, bermutu
sesuai standar profesi dan standar prosedur operasional efektif dan
efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
Mendapat informasi yang melipu ti diagnosa tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
diatur dalam (U.U R.S. No.44 Tahun 2009 pasal 32 tentang hak dan
kewajiban pasien)
 Menganjurkan pasien agar tetap mengkonsusmi sayur-sayuran, buah-
buahan, ikan, dan makanan bergizi lainya serta pola makan pasien
P : Pasien mengerti an bersedia mengikuti anjuran
Rasionalisasi : Dimenorea dapat dicegah mengatur pola makan yang
teratur dengan asupan gizi yang memadai yang memenuhi standar 4
sehat 5 sempurna, pola makan sangat mempengaruhi keadaan gizi
seseorang selain itu asupan gizi yang seimbang seperti asupan vitamin
dan mineral dapat juga mengatasi beberapa masalah yang terjadi
sebelum dan selama menstruasi (Maria dan Nurhada, 2021).
 Menganjurkan dan meningatkan kepada pasien untuk beristirahat yang
cukup mengurangi dan menghindari stress, olahraga teratur dan hidup
sehat
P : Pasien mengerti dan bersedia
Rasionalisasi : Dismenorea dapat diatasi dengan cara farmakologi dan
non farmakologi, non farmakologi seperti kompres air hangat, mandi
air hangat, yoga, distraksi message, tidur dan istirahat yang cukup,
hindari stress berlebihan dan kecemasaan (Yunita, Ida Nurjannah,
2021).
 Memberitahu pasien jika ada nyeri mesntruasi segera datang kepetugas
kesehatan terdekat untuk mengetahui penyebab nyeri berkepanjangan.
P : Pasien mengerti dan akan mengikut anjuran yang disampaikan
 Menganjurkan kepada pasien untuk berucap syukur karena nyeri

27
menstruasinya sudah tidak terasa lagi.
 P : Pasien mengerti atas penjelasan yang disampaikan
 Pendookumentasi Asuhan
- Dokumentasi telah dilakukan

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Dismenorea yang dialami Nn. C


Teori dari buku (Ernawati, Nonon, Suprihatin, 2017) mengatakan bawah
Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam bahasa
Inggris, dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau menstruasi yang
menyakitkan, nyeri menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi dapat
menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga
betis (Ernawati, Nonon, Suprihatin, 2017)
Menurut Jurnal (Asih et al., 2020) Dismenore adalah nyeri sewaktu haid.
Dismenore atau nyeri haid biasanya terjadi di daerah perut bagian bawah, pinggang,
bahkan punggung bisa juga berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke
punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan neurologis seperti
kelemahan (Asih et al., 2020).
Hasil kajian kasus di lapangan terhadap nyeri haid pada Ny. C bahwa Nn. C
mengatakan nyeri haid dibagian bawah perut dimana nyeri haid berlangsung pada hari
kedua haid Nn. C berlangsung, sehingga antara teori, jurnal dan kasung memiliki
kesesuaian dimana nyeri haid merupakan kram menstruasi atau nyeri menstruasi
dimana terjadi dibagian bawah perut dan dapat menyebar hingga punggung.
B. Tipe Dismenorea yang dialami Nn. C
Menurut Buku (Ernawati, Nonon, Suprihatin, 2017). Dismenorea primer
adalah proses normal yang dialami ketika menstruasi. Kram menstruasi primer
disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang dimaksudkan untuk
melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi. Dismenorea primer
disebabkan oleh zat kimia alami yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim

28
yang disebut prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang otot otot halus dinding
rahim berkontraksi. Rasa sakit dan nyeri haid pun akan berkurang seiring dengan
makin menurunnya kadar prostaglandin.

Menurut Jurnal (Damayanti et al., 2020) Nyeri haid primer didefinisikan


sebagai nyeri kram yang berulang yang terjadi saat menstruasi tanpa ada kelainan
patologik pada pelvis. Nyeri haid primer biasanya mulai saat usia remaja, saat
dimana siklus ovulasi mulai teratur. Penyebab nyeri haid primer sampai saat ini
masih belum jelas, tetapi beberapa teori menyebutkan bahwa kontraksi
miometrium akan menyebabkan iskemia pada uterus sehingga menyebabkan rasa
nyeri. Kontraksi miometrium tersebut disebabkan oleh sintesis prostaglandin.
Prostaglandin disebut dapat mengurangi atau menghambat sementara suplai darah
ke uterus, yang menyebabkan uterus mengalami kekurangan oksigen sehingga
menyebabkan kontraksi miometrium dan terasa nyeri.

Hasil kajian kasus di lapangan terhadap nyeri haid pada Nn. C, Nn. Hanya
mengalami nyeri haid saat menstruasi dan nyeri pada hari kedua, dan Nn. C juga
mengatakan bahwa tidak ada penyakit penyerta dimana murni diakibat oleh
menstruasi, dimana disini bisa disimpulkan bahwa Nn. C mengalami dismenorea
primer (normal). sehingga antara teori, jurnal dan kasus memiliki kesesuaian
dimana dismenore yang dialami tanpa penyakit penyerta lainya atau diakibatkan
karena faktor hormone yang disebut prostaglandin yang dapat mengurangi atau
menghambat suplai darah ke uterus sehingga uterus mengalami kekurangan
oksigen sehingga menyebabkan kontraksi miometrium dan terasa nyeri.
C. Derajat Dismenorea pada Kasus Nn. C
Menurut Buku Karim, 2009, Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri,
terutama pada awal menstruasi namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda.
Ditinjau dari berat ringannya rasa nyeri, Dismenorea yang dialami Nn. C merupakan
dismenorea ringan, dismenorea ringan yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang
berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan
nyeri tanpa disertai pemakaian obat.

29
Menurut jurnal dari (Larasati, T. A. & Alatas, 2016) Dismenore sering di
klasifikasikan sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan intensitas relatif nyeri.
Nyeri tersebut dapat berdampak pada kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Intensitas nyeri menurut Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom
mengklasifikasikan nyeri dismenore ringan adalah didefinisikan sebagai nyeri haid
tanpa adanya pembatasan aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak
ada keluhan sistemik.
Hasil kajian kasus di lapangan terhadap nyeri haid pada Ny. C bahwa Nn. C
mengatakan nyeri haid tidak sampai mengganggu aktivitasnya hanya saja nyeri yang
berlebihan menganggu saat haid, hasil kajian juga menunjukan bhawa saat dilakukan
anamnesa Nn. C tidak manampakan kesakitan yang serius dimana akspresi saat kajian
cenderung normal saja, sehingga antara teori, jurnal dan kasus memiliki kesesuaian
dimana Nn. C ini mengalami dismenorea ringan yaitu dismenorea dengan rasa nyeri
yang berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan
nyeri tanpa disertai pemakaian obat.
D. Faktor Penyebab Resiko terjadinya Haid pada Nn.C
Menurut Anurogo dkk (2011) dan Norton (2008), banyak faktor lain yang
menyebabkan dismenorea primer salah satunya Stress psikologis dan fisiologis
terhadap peristiwa yang mengganggu keseimbangan seseorang dalam beberapa cara
yang menyebabkan ketidakseimbangan kimia dalam otak yang mengakibatkan
menstruasi tidak teratur atau kram menstruasi.
Menurut Jurnal dari (Yani Amalia Hikma et al., 2021) Terdapat beberapa faktor
risiko yang dapat menyebabkan dismenore primer yaitu kelainan endokrin, organik,
konstitusi, alergi, usia saat menstruasi pertama 7 hari, perdarahan menstruasi yang
berlebihan, merokok, riwayat keluarga, kegemukan, faktor psikologis, kualitas tidur,
dan konsumsi alcohol.
Hasil kajian kasus di lapangan terhadap nyeri haid pada Nn. C, Nn. C mengatakan
bahwa dia tidur malam selama 4-5 jam saja, Nn. C mengatakan juga bahwa dia lagi
sekolah menengah atas dan banyak tugas yang dihadapinya, jadi ini merupakan salah
satu gangguan yang psikologis Nn.c yang menghambat haidnya menjadi nyeri yaitu
pola hidup sehat yang kurang diterapkan. Sehingga antara teori, jurnal dan kasus
memiliki kesesuaian dimana salah 1 faktor penghambat terjadinya nyeri haid adalah
salah satunya Stress psikologis dan fisiologis terhadap peristiwa yang mengganggu

30
keseimbangan seseorang dalam beberapa cara yang menyebabkan ketidakseimbangan
kimia dalam otak yang mengakibatkan menstruasi tidak teratur atau kram menstruasi.
E. Gejala Dismenorea yang dialami Nn. C
Menurut buku dari (Reeder, 2013). Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak
badan, lelah, mual, muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-
kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah,
hingga jatuh pingsan Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan
awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang berlokasi di
area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul dan sakit. Sering kali
terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi mulas yang menjalar ke paha
bagian dalam dan area lumbosakralis. Beberapa wanita mengalami mual dan muntah,
sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta kelabilan emosi selama
menstruasi.
Menurut Penelitian dari (Triyani et al., 2021) Gejala dismenore primer antara
lain pada area abdomen bagian bawah terasa nyeri kolik dan menyebar ke bagian
punggung bawah. Rasa nyeri yang terasa di area suprapubis bisa berupa nyeri tajam,
dalam, atau tumpul/sakit, atau rasa kram. Di daerah pelvis akan terasa sensasi penuh,
dan sensasi mulas juga akan menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis.
Selain rasa nyeri, dismenore primer juga dapat menyebabkan nausea dan vomitting
(rasa mual dan muntah), sakit kepala, pusing, letih, diare, emosi yang labil selama
menstruasi, bahkan pingsan.
Hasil kajian kasus di lapangan terhadap nyeri haid pada Nn. C, Nn. C
mengatakan bahwa saat haid ini dia merasakan nyeri atau kram dibagian bawah perut
dan dari hasil kajian Nn. C mengatakan bahwa dia sampai merasa lelah, Sehingga
antara teori, jurnal dan kasus memiliki kesesuaian dimana Gejala-gejala umum seperti
rasa tidak enak badan, lelah, mual, muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit
kepala, kadang-kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas
dan gelisah, hingga jatuh pingsan Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau
bersamaan dengan awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam.
Nyeri yang berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram,
tumpul dan sakit.
F. Pencegahan Dismenorea
Menurut buku dari Anurogo (2011) Pencegahan dismenore yaitu :
Menghindari stress, Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang
31
memadai, memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna, Hindari makanan yang cenderung
asam dan pedas, saat menjelang haid, Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar
tidak terlalu lelah, dan tidak menguras energi yang berlebihan, Tidur yang cukup,
sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam dalam sehari, Lakukan olahraga
ringan secara teratur.
Menurut penelitian dari (Fitria & Haqqattiba’ah, 2020)., Nyeri haid
(disminorea) dapat dikurangi dengan olahraga teratur, makan-makanan yang bergizi,
hindari dari stress, kecemasan, dan perbanyak istirahat dan adapun pengobatan secara
farmakologi dan non-farmakologi
Hasil kajian yang dilakukan dilapangan dengan Nn. C, dalam memberikan
asuhan kebidanan sesuai antara kasus, teori dan juga jurnal dimana untuk pencegahan
harus Menghindari stress, Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang
memadai, memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna, Hindari makanan yang cenderung
asam dan pedas, saat menjelang haid, Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar
tidak terlalu lelah, dan tidak menguras energi yang berlebihan, Tidur yang cukup,
sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam dalam sehari, Lakukan olahraga
ringan secara teratur sehingga rasa nyeri haid tidak terlalu nyeri jika datang s
G. Penatalaksanaan yang diberikan kepada Nn. C untuk mengatasi nyeri
Menurut buku dari (Anurogo, 2011) salah satu upaya untuk menangani
dismenore adalah terapi non farmakologi. Terapi nonfarmakologi merupakan terapi
alternatif komplementer yang dapat dilakukan sebagai upaya menangani dismenore
tanpa menggunakan obat-obatan kimia. Tujuan dari terapi non farmakologi adalah
ntuk meminimalisir efek dari zat kimia yang terkandung dalam obat Penanganan nyeri
salah satunya dengan terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah
ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan memprcepat
penyembuhan nyeri.
Menurut penelitian dari (Munthe & Harahap, 2021) Kompres hangat
merupakan pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli panas
atau botol air panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi
pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga menyebabkan pelebaran
pembuluh darah dan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang di
rasakan akan berkurang atau hilang. Kompres hangat sebagai metode yang sangat
efektif untuk mengurangi nyeri. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah
pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau
32
menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah.
Hasil kajian yang dilakukan dilapangan dengan Nn. C, dalam memberikan
asuhan kebidanan memiliki kesusuaian antara kasus, teori dan juga jurnal dimana
untuk penatalaksanaan yang diberikah salah satunya denan terapi komplementer yaitu
dengan kompres air hangat dibagian perut bawah yang mengalami nyeri dimana
Kompres hangat merupakan pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan
buli-buli panas atau botol air panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi
dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan terjadi penurunan ketegangan otot
sehingga nyeri haid yang di rasakan akan berkurang atau hilang.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kasus Asuhan Kebidanan Remaja pada Nn. C di PMB
Septina, SST., Bdn, yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Asuhan Kebidanan Remaja pada Ny. C yang telah dilakukan meliputi asuhan
penanganan rasa nyeri haid dimana setelah dilakukan asuhan Nn. C lebih memahami
dan mengerti apa saja yang jadi faktor resiko penyebab haid, bagimana pencegahan
nyeri haid, dan penatalaksaan yang bisa dilakukan secara mandiri dirumah, dimana
Nn. C mengatakan sudah jauh lebih memahami mengenai nyeri haid yang dialami.

B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk
pencegahan hadi kedepanya supaya bisa mengatasi nyeri hadi dengan mandiri
2. Bagi institusi pendidikan
Untuk laporan ini sebagai bahan evaluasi dalam menilai keterampilan
mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif agar
institusi pendidikan dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa kebidanan
agar dapat mengaplikasikan tindakan secara optimal dan lebih terarah sesuai
dengan standar operasional.
3. Bagi PMB Septina, SST., Bdn
33
Diharapkan semoga laporan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
terhadap asuhan yang diberikan pada remaja disekitar PMB Septina, SST., Bdn
dimana kompres hangat salah satu terapi yg cukup mudah dan bisa dilakukan
secara mandiri bagi remaja, sehingga ini bisa menjadi salah satu pelayanan yang
baik untuk remaja dalam mengatasi nyeri haid.
4. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menerapkan asuhan kebidanan pada remaja yang bisa
dilakukan dari trimester pertama agar lebih baik lagi dan menambah wawasan,
menambah pengalaman nyata pada kasus nyeri haid pada remaja dan menjadi
bahan referensi atau rujukan bagi penulis selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Judha, Mohamad (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Solo : Rahma
Surakarta.

Arfailasufandi, R., & Andiarna, F. (2018). Pengaruh Pemberian Coklat Hitam terhadap
Penurunan Nyeri Haid pada Dismenorhea Primer. Journal of Health Science and
Prevention, 2(1), 27–35.

Asih, S. N., Yuviska, I. A., & Astriana. (2020). Pengaruh Dark Chocolate Terhadap
Pengurangan Nyeri Haid. Jurnal Kebidanan, 6(4), 499, 501.
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/download/680/408%0Ahttps://docplay
er.info/42489606-Dark-chocolate-dan-nyeri-dysmenorrhea.html

Damayanti, N. K. S., Sunarsih, S., & Utami, V. W. (2020). Terapi Zinc Dalam Menurunkan
Nyeri Menstruasi (Dysmenorrhea). Jurnal Kebidanan Malahayati, 6(3), 394–400.
https://doi.org/10.33024/jkm.v6i3.1687

Ernawati, Nonon, Suprihatin, N. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Buku


Manajemen Kesehatan Mestruasi.

Fitri, S. A., Salafas, E., Rahmadini, A. F., & Maria, Y. (2014). Yoga Pada Remaja untuk
Mengatasi Dismenore. 149–156.
34
Fitria, F., & Haqqattiba’ah, A. (2020). Pengaruh Akupresur dengan Teknik Tuina terhadap
Pengurangan Nyeri Haid (Disminore) pada Remaja Putri. Jurnal Ners Dan Kebidanan
(Journal of Ners and Midwifery), 7(1), 073–081.
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i1.art.p073-081

Hikma, Yani Amalia, Hapsari, A., Yunus, M., Kesehatan, I., Malang, U. N., & Koresponden,
P. (2021). Hubungan Kualitas Tidur dengan Dismenore Primer pada Santriwati Pondok
Pesantren Sabilurrosyad Malang di Masa Pandemi Covid-19. Conference.Um.Ac.Id,
April, 134–138. http://conference.um.ac.id/index.php/psi/article/view/1116

Hikma, Yani Amaliah, Yunus, M., & Hapsari, A. (2021). Hubungan Siklus Menstruasi ,
Kualitas Tidur , dan Status Gizi , Terhadap Dismenore Primer pada Remaja Putri. 3(8),
630–641. https://doi.org/10.17977/um062v3i82021p630-641

Kojo, N. H., Kaunang, T. M. D., & Rattu, A. J. M. (2021). Hubungan Faktor-faktor yang
Berperan untuk Terjadinya Dismenore pada Remaja Putri di Era Normal Baru. E-CliniC,
9(2), 429. https://doi.org/10.35790/ecl.v9i2.34433

Larasati, T. A., A., & Alatas, F. (2016). Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore
Primer pada Remaja. Majority, 5(3), 79–84.

Munthe, L., & Harahap, R. N. (2021). Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap
Nyeri Dismenorea Para Remaja di wilayah Puskesmas Simalangalam. 1, 36–43.

Novitasari, I., Pamungkasari, E. P., & Prasetya, H. (2021). The Effectiveness of Fish Oil and
Ginger Drink in Reducing Dysmenorrhea : A Meta Analysis. 06, 353–364.

Oktaviana S. Rattu, Windatania Mayasari, Epi Dusra, A. P. (2021). Pengaruh Terapi


Kompres Hangat terhadap Dismenore pada Remaja Putri di Kepulauan Kelang. 11(5),
87–90.

Roswendi, A. S. (2021). Effect of Moxibustion Therapy on Intensity of Primary


Dysmenorrhea in Adolescents Girl at Cimahi Negeri 2 Junior High School. KnE Life
35
Sciences, 2021, 1012–1022. https://doi.org/10.18502/kls.v6i1.8777

Triyani, I., Andayani, A., Apriani, T. A., Nur, A., Sari, I., Komala, D., & Bolo, M. D. (2021).
Penyuluhan Tentang Cara Mengurangi Dismenore Pada Remaja Dengan Teknik Yoga.
132–136.

Yunitasari R. (2017). Karakteristik Dan Tingkat Stres Siswi Dengan Kejadian Dismenore
Primer Di Smp N 3 Sragi Pekalongan. Seminar Nasional Pendidikan, Sains Dan
Teknologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadiyah Semarang, 398–405.

Reeder, Martin, & Koniak-Griffin. (2013) Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi
dan Keluarga Edisi 8 Vol 1. Jakarta : EGC

Anurogo, Dito & Wulandari,A (2011), Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid, CV Andi Offset ,
Jogjakarta.

36
LAMIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal-Jurnal
Jurnal 1 : Rasionalitas Penggunaan Analgesik Dalam Swamedikasi Nyeri di Kota Denpasar :
file:///D:/Pictures/haid%2018.pdf

37
Jurnal 2 : Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Nyeri Dismenorea Padaremaja
Di Wilayah Puskesmas Simalangalam : file:///D:/Pictures/haid%2019.pdf

38
Jurnal 3 : Pengaruh Konsumsi Air Kelapa Hijau Terhadap Penurunan Nyeri Haid :
file:///D:/Pictures/haid%2020.pdf

39
Jurnal 4 : The Effectiveness of Fish Oil and Ginger Drink in Reducing Dysmenorrhea: A
Meta Analysis : file:///D:/Pictures/haid%2021.pdf

40
Jurnal 5 : Effect of Moxibustion Therapy on Intensity of Primary Dysmenorrhea in
Adolescents Girl at Cimahi Negeri 2 Junior High School : file:///D:/Pictures/haid%2022.pdf

41
Lampiran 2 : Refleksi Jurnal Kasus

42
JURNAL REFLEKSI KRITIS
PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN HOLISTIK
PADA REMAJA

Nama Mahasiswa : Maria Oktavia


Tempat Praktik : PMB Septian, SST., Bdn
Periode : 2021
Pembimbing Prodi : Oktaviani, S.SiT., M. Keb

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik


Kenapa saya mempelajari materi ini?
Untuk mengetahui bagaimana manfaat serta keberhasilan/kebenaran penelitian yang
dilakukan sesuai evidence bersadarkan kajian ilmiah yang dilakukan.
Sehingga asuhan dapat diberikan sesuai berdasarkan evidence based dan terpercaya.

Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?


Ilmu pengetahuan, wawasan serta rasa ingin tahu yang tinggi dengan tujuan
memberikan pelayanan yang sesuai dengan evidence based untuk memberikan asuhan
yang berkualitas.

Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini?


Topik ini dapat sesuai dengan asuhan kebidanan yang akan di berikan pada pasien.

Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini? Bagaimana
perencanaannya?
Memilih teknik pengambilan sampel, analisis datanya serta bagiamana perlakuan yang
diberikan dalam memberikan asuhan yang diberikan. Rencananya dengan cara mencari
jurnal atau topic yang berkualitas dan sesuai dengan asuhan.

B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

43
Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan:
Individu : Mengelola kasus asuhan kebidanan fisioogis secara holistic, sesuai dengan
jumlah target dan presentasi kasus dikampus.
Kelompok : Presentasi kasus kelompok dan pada stase komunitas tugas kelompok
melaukan asuhan kebidanan komunitas pada kelompok khusus termasuk di dalamnya
salah satu perencanaan tindakan dapat dijadikan inovasi karya kebidanan.

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran tersebut adalah:
Harus melakukan capaian target secara maksimal dan sesuai buku panduan.

Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini adalah:
Topik ini menyangkut tentang asuhan yang akan diberikan pada remaja yang berguna
untuk mengurangi rasa nyeri haid dan pencegahan yang dilakukan untuk nyeri haid
Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah:
Dapat menyelesaikan capaian target sesuai dengan buku panduan dengan tepat waktu.

Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui:


Dengan memberikan asuhan kebidanan pada remaja dengan menerapkan asuhan
komplementer dimana dengan memberikah terapi non farmakologi salah satunya
adalah terapi kompres air hangat

Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses pembelajaran


saya adalah:
Saya merasa tidak ada masalah selama proses pembelajaran.

Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik ini
adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui:
Masalah tidak kami temui selama proses pembelajaran, sehingga tidak ada rencana
khusus untuk mengatasinya

C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan Lembar


Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi
1. Apakah hasil penelitian valid?
Apakah pasien pada penelitian TIDAK

44
dirandomisasi? Alasan : Penelitian ini dilakukan
dengan metode Pra- Eksperimen dalam
satu kelompok (one group pre test –
post test design). Penarikan sampel
melalui metode purposive sampling
dengan sampel berjumlah 47 orang
pada remaja putri usia 13-15 tahun.
Kriteria sampel adalah remaja putri
yang mengalami dysmenorrhea, dan
yang mengalami skala nyeri haid 1-10.
Apakah cara melakukan randomisasi TIDAK
Alasanya : Jumlah sampel sebanyak 47
dirahasiakan?
orang . Kriteria sampel adalah remaja
putri yang mengalami dysmenorrhea,
dan yang mengalami skala nyeri haid
1-10. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah pemberian
kompres hangat. Variabel dependen
pada penelitian ini adalah penurunan
nyeri dismenore.
Apakah follow-up kepada pasien cukup TIDAK
Alasan : Pengambilan data di lakukan
panjang dan lengkap?
dengan tindakan kompres hangat pada
remaja putri SMPN 31 Bandung yang
berusia 13-15 tahun dengan
menggunakan botol plastik yang berisi
air hangat bersuhu 40-45°C (diukur
menggunakan thermometer air), yang
dibalut dengan kain berukuran 19x13
cm dengan ketebalan 0,1 cm, lalu
diletakkan dibagian nyeri selama 10
menit.
Apakah pasien, klinisi dan peneliti blind TIDAK
terhadap terapi? Alasan: Dalam penelitian ini masih
banyak siswa yang mengalami nyeri

45
haid karena ketidaktahuan cara
penanganan yang efektif untuk
pengurangan nyeri haidnya
Apakah grup pasien diperlakukan sama, IYA
Alasan : Karena dalam peneltiain ini
selain dari terapi yang diberikan?
hanya ada menggunakan sampel yang
berjumlah 47 orang pada remaja putri
usia 13-15 tahun. Kriteria sampel
adalah remaja putri yang mengalami
dysmenorrhea, dan yang mengalami
skala nyeri haid 1-10.
Apakah karakteristik grup pasien sama IYA
Alasanya : Pada Jurnal ini ini tetap
pada awal penelitian, selain dari terapi
menggunakan sampel 47 orang pada
yang diberikan?
remaja putri yang mengalami
dismenorea dan terapi yang diberikan
hanya menggunakan kompres air
hangat dengan hasil bahwa terdapat
perbedaan penurunan nyeri haid pre
dan post pada remaja putri SMPN 31
Bandung yang mengalami
dysmenorrhea dengan kompres hangat
selama 10 menit dengan suhu air 45°C.
Sehingga terapi kompres hangat dapat
menjadi salah satu cara yang efektif
dan mudah dilakukan mengurangi
nyeri haid.

2. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat diterapkan)
dalam praktik sehari-hari?
Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita? Ya
Apakah karakteristik pasien kita sangat TIDAK
berbeda dibandingkan pasien pada Karakteristik pasien kita tidak memiliki
penelitian sehingga hasilnya tidak perbedaan atau hampir sama
dapat diterapkan? dibandingkan dengan subjek atau

46
responden pada penelitian ini.

Apakah hasilnya mungkin dikerjakan YA


di tempat kerja kita? Alasan: Karakterisik subjek penelitian
tidak jauh berbeda sehingga penggunaan
alernatif ini dapat digunkana di tempat
kerja atau dilakukan mandiri oleh pasien
dengan cara kerja kompres hangat
selama 10 menit dengan suhu air 45°C.
Sehingga terapi kompres hangat dapat
menjadi salah satu cara yang efektif dan
mudah dilakukan mengurangi nyeri haid.

D. Evaluasi Pembelajaran
Topik: Penerapan Terapi berbasi Komplementer secara Tanggal: 27
Agustus 2021
Mandiri dengan Menggunakan Kompres Air hangat
Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan
Efektivitas terapi kompres hangat pada penurunan nyeri haid (nyeri haid) pada remaja putri
usia 13-15 tahun di SMPN 31 Bandung dengan metode Kompres hangat
Informasi/keterampilan yang baru bagi saya:
Pengurangan nyeri haid dengan menggunakan Kompres hangat dimana dalam
pemberian 10 menit dapat meredakan nyeri haid
Bagaimana hal ini bisa berguna?
Karena sudah melalui penelitian ilmiah dan sudah Evidance Based
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:
Tentang Pemberian Kompres hangat dapat Mengurangi Nyeri haid pada remaja
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:
Dengan diberikan terapi komplementer kompres air hangat dapat mengurangi nyeri
haid serta pencegahan nyeri haid pada remaja
Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi?
Bagaimana klinikal pathway kompres hangat bisa mengurangi nyeri haid dalam
waktu 30 menit ?
Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah:
Memberikan edukasi mengenai kompres air hangat dapat mengurangi nyeri haid pada
remaja sehingga nyeri haid dapat berkurang dan langsung menerapkan kompres air
hangat pada nyeri haid remaja.

47
48

Anda mungkin juga menyukai