NIM. : 190103046
2. Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan.
3. Menurut WHO
4. Faktor internal
Penurunan anatomik dan fisiologik dapat meliputi sistem saraf pusat, kardiovaskuler,
pernapasan, metabolisme, ekskresi, musculoskeletal serta kondisi psikososial.
Kondisi psikososial itu sendiri meliputi perubahan kepribadian yang menjadi faktor
predisposisi yaitu gangguan memori, cemas, gangguan tidur, perasaan kurang
percaya diri, merasa diri menjadi beban orang lain, merasa rendah diri, putus asa
dan dukungan sosial yang kurang.
Faktor eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh pada percepatan proses menua antara lain gaya
hidup, faktor lingkungan dan pekerjaan. Gaya hidup yang mempercepat proses
penuaan adalah jarang beraktifitas fisik, perokok, kurang tidur dan nutrisi yang tidak
teratur. Hal tersebut dapat diatasi dengan strategi pencegahan yang diterapkan
secara individual pada usia lanjut yaitu dengan menghentikan merokok.
5. Menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua
terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul –
molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi sehingga terjadi
penurunan kemampuan fungsional sel.
6. (Pemakaian dan rusak) Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh
lelah (rusak)
8. Pemakaian dan rusak kelebihan usaha dan strees menyebabkan sel – sel tubuh
lelah ( terpakai ).
9. metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi
lemah dan sakit.
Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Sad
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadi lemah dan mati.
10. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik
seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel – sel tidak dapat beregenerasi.
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organik
seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan selsel tidak dapat
regenerasi.
11. Sel – sel yang tua atau using, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
12. Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel – sel tersebut mati. ( Siti Bandiyah,2009)
(2) Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
(3) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil
dari usia pertengahan ke lanjut usia.
16. Perubahan sistem endokrin pada lanjut usia adalah terjadi penurunan produksi
hormon, terjadi penurunan dalam mendeteksi stres, penurunan kadar estrogen dan
progesteron, aldosteron menurun sebanyak 50%, penurunan laju sekresi kortisol
sebanyak 25%, dan kadar glugosa darah akan meningkat (Fatmah, 2010). Salah
satu penyakit yang diakibatkan oleh terganggunya sistem edokrin adalah penyakit
kencing manis atau Diabetes Melitus.
17. Perubahan pada sistem integumen lanjut usia yakni kulit mengerut atau keriput
akibat kehilangan jaringan lemak, Permukaan kulit cenderung kusam, kasar, dan
bersisi, Timbul bercak pigmentasi, Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna
kelabu, Berkurangnya elestisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi, Kuku
jari menjadi keras dan rapuh, Jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang.
Perubahan menua yang terjadi pada pria adalah sebagai berikut. Pertama, testis
masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur. Kedua,atrofi asini prostat otot dengan area fokus hiperplasia
(Sunaryo et al, 2016).
a) Penglihatan
Pada proses menua akan terjadi perubahan penglihatan dan fungsi mata.
Perubahan-perubahan penglihatan yang terjadi adalah sebagai berikut. Pertama,
terjadinya awitan presbiopi dengan kehilangan kemampuan akomodasi sehingga
lansia akan kesulitan dalam membaca huruf-huruf kecil dan kesulitan dalam melihat
dengan jarak pandang dekat. Kedua, penurunan ukuran pupil sehingga terjadinya
penyempitan lahan pandang dan dapat mempengaruhi penglihatan perifer pada
tingkat tertentu. Ketiga, perubahan warna dan meningkatnya kekeruhan lensa kristal
yang terakumulasi dan dapat menimbulkan katarak sehingga penglihatan lansia
menjadi kabur yang mengakibatkan kesukaran dalam membaca dan memfokuskan
penglihatan, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, berkurangnya penglihatan
pada malam hari, gangguan dalam persepsi kedalaman (stereopsis) dan perubahan
pada sistem warna. Keempat, penurunan produksi air mata sehingga mata
berpotensi sindrom mata kering (Sunaryo et al, 2016).
b) Pendengaran
c) Perabaan
Perubahan pada perabaan pada lansia dipengaruhi oleh perubahan penglihatan dan
perubahan pendengaran. Perubahan akan sentuhan dan sensasi taktil pada lansia
akibat proses penuaan yang diakibatkan oleh berkurangnya kontak fisik dengan
lansia (Sunaryo et al, 2016).Lansia terjadi kehilangan sensasi dan propiosepsi serta
resepsi informasi yang mengatur pergerakan tubuh dan posisi (Mauk,2010).
d) Pengecapan
Perubahan yang terjadi pada pengecapan akibat proses menua yaitu penurunan
jumlah dan kerusakan papila (kuncup-kuncup perasa lidah) sehingga berkurangnya
sensitivitas rasa (manis,asam, pahit dan asin) (Sunaryo et al, 2016).
e) Penciuman
Perubahan yang terjadi pada penciuman akibat proses menua adalah penurunan
atau kehilangan sensasi penciuman sehingga terjadinya penurunan sensivitas bau
pada lansia (Sunaryo et al, 2016).
21. Perubahan fisik pada sistem perkemihan lansia mengalami perubahan secara
fisiologis, seperti penurunan kapasitas kandung kemih, peningkatan kontraksi
kandung kemih yang menyebabkan ekskresi urine secara tidak sengaja,
peningkatan produksi urine di malam hari dan pada pria, terjadinya pembesaran
kelenjar prostat (Meiner, 2015).
22. Perubahan fisik pada sistem pencernaan lansia diantaranya, perubahan dalam
usus besar, penurunan sekresi mukus pencernaan, penurunan kelastisitasan dinding
rektum, dan peristaltik kolon yang melemah, peningkatan kelokan-kelokan pembuluh
darah rektum. Sebagai akibat dari perubahan sistem pencernaan ini, rektum akan
gagal mengosongkan isinya, motilitas kolon menjadi berkurang, menyebabkan
absorpsi air dan elektrolik meningkat, sehingga keluhan konstipasi merupakan
keluhan yang sering didapat pada lansia (Maryam, dkk, 2008; Sunaryo, dkk, 2015;
Muhith dan Sandu, 2016).
23. Perubahan fisik pada sistem persyarafan lansia yakni. Berat otak yang menurun
10-20% (setiap orang berkurang sel syaraf otaknya dalam setiap harinya), cepat
menurunnya hubungan persyarapan, lambat dalam respon dan waktu untuk
bereaksi khususnya dengan stress, mengecilnya syaraf panca indra, berkurangnya
penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan ketahanan terhadap sentuhan, serta
kurang sensitive terhadap sentuan.
24. Perubahan fisik pada sistem musculoskeletal pada lansia penurunan fleksibilitas
otot, penurunan kekuatan otot, stabilitas postural yang buruk, perubahan pola jalan,
dan adanya nyeri musculoskeletal. Otot–otot ekstremitas bawah sebagian besar
terdiri dari otot–otot besar yang berfungsi untuk melakukan gerakan ambulasi seperti
berjalan, sehingga penurunan kekuatan otot ekstremitas bawah dapat berpengaruh
terhadap aktivitas berjalan (Pudjiastuti dan Budi, 2005).
Perubahan menua yang terjadi pada pria adalah sebagai berikut. Pertama, testis
masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur. Kedua,atrofi asini prostat otot dengan area fokus hiperplasia
(Sunaryo et al, 2016).
Perubahan menua yang terjadi pada wanita adalah sebagai berikut. Pertama
penurunan esterogen yang bersikulasi sehingga atrofi jaringan payudara dan genital.
Kedua, peningkatan endrogen yang bersikulasi sehingga penurunan massa tulang
dengan resiko osteoporosis dan fraktur, peningkatan kecepatan aterosklerosis
(Sunaryo et al, 2016).
26. Perubahan psikososial pada lansia ketika seseorang lansia mengalami pensiun
(purna tugas), maka yang dirasakan adalah pendapatan berkurang (kehilangan
finansial), kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan semua fasilitas), kehilangan relasi, kehilangan kegiatan, akibatnya
timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial serta perubahan cara
hidup. Kebanyakan di jaman sekarang ini banyak keluarga yang menganggap repot
mengasuh atau merawat orang yang sudah lanjut usia, sehingga tidak jarang ada
yang menitipkan orang tuanya dipanti maupun ditinggal sendiri di rumah. Pilihan
tinggal sendiri di rumah memiliki kelebihan dan kekurangan. Tinggal sendiri di rumah
berarti memiliki kebebasan, kenyamanan batin, mandiri, dan memiliki harga diri
tersendiri bagi lansia.