TINJAUAN TEORI
4
5
g. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan.
Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju
filtrasi,ekskresi dan reabsorpsi oleh ginjal.
h. Sistem saraf
Sistem saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami
penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari.
i. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan
menciutnya ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada
laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,
meskipun adanya penurunan secara berangsut-angsur.
2. Perubahan Kognitif: Daya ingat (memory), IQ (Intellegent
Quotient), Kemapuan belajar (Learning), Kemapuan pemahaman
(Comprehension), Pemecahan masalah (Problem solving),
Pengambilan keputusan (Decision Making), Kebijaksanaan
(Wisdom), Kinerja (Performance), Motivasi (Motivation).
3. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah:
a. Pertama-tama perubahan fisik,khusunya organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
f. Gangguan syaraf panca indera,timbul kebutaan dan ketulian
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan,yaitu kehilangan hubungan dengan
teman dan keluarga.
i. Hilangnya kekuatan fisik,perubahan terhadap gambaran
diri,perubahan konsep diri. Perubahan spiritual makin
8
2) Jenis Kelamin
Pria cenderung lebih banyak menderita hipertensi karena gaya
hidup yang kurang sehat tetapi wanita mengalami peningkatan
tekanan darah setelah memasuki usia menopause karena terjadi
perubahan hormon.
3) Genetik
Klien dengan orang tua yang memiliki penyakit hipertensi
berada pada risiko yang lebih tinggi pada usia muda.
b. Faktor-faktor risiko yang dapat diubah
1) Obesitas
Peningkatan kadar lemak dalam darah (hiperlipidemia) sehingga
menimbulkan penyempitan pembuluh darah dan memicu
jantung bekerja lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
2) Merokok
Dalam asap rokok terdapat kandungan nikotin dan karbon
monoksida yang menggantikan ikatan oksigen dalam darah dan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen dalam darah. Jantung
harus memompa darah lebih cepat yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah.
3) Konsumsi Alkohol
Kandungan dalam alkohol mengakibatkan meningkatnya sel
darah merah dan kekentalan darah yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah.
4) Konsumsi Garam Berlebih
Garam mengandung natrium yang dapat menarik cairan di luar
sel agar tidak dikeluarkan sehingga menyebabkan penumpukan
cairan dalam tubuh, hal ini menyebabkan peningkatan tekanan
darah.
5) Stress
Stress dapat membuat hormon adrenalin dan jantung berdetak
lebih kencang sehingga memicu peningkatan tekanan darah.
11
2.2.3. Patofisiologi
a. Proses perjalanan penyakit
Menurut Manurung (2018), pengaturan tekanan darah merupakan
proses yang komplek karena menyangkut pengaturan sistem ginjal
terhadap natrium dan retensi cairan, serta pengaturan sistem saraf
terhadap pembuluh darah. Ada dua faktor yang mengatur tekanan
darah, yaitu darah mengalir ditentukan oleh volume darah yang
dipompa oleh ventrikel kiri setiap kali kontraksi dan kecepatan
denyut jantung. Tahanan vaskuler berkaitan dengan besarnya
lumen pembuluh darah perifer. Semakin sempit pembuluh darah
maka semakin tinggi juga tekanan terhadap aliran darah, semakin
besar dilatasinya semakin kurang tahanan terhadap aliran darah.
Sehingga dapat disimpulkan semakin menyempit pembuluh darah,
maka semakin meningkat tekanan darah. Dilatasi dan konstriksi
pembuluh darah dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sistem
renin – angiotensin. Renin diproduksi oleh ginjal ketika aliran
darah ke ginjal menurun, akibatnya terbentuklah enzim renin
angiotensin I, yang akan berubah menjadi enzim renin angiotensin
II. Enzim renin angiotensin II meningkatkan tekanan darah dengan
mengakibatkan fasokonstriksi langsung pada arteriol. Secara tidak
langsung juga merangsang pelepasan aldosteron, yang
mengakibatkan retensi natrium dan cairan dalam ginjal. Respon
tersebut meningkatkan volume cairan ekstraseluler, yang dapat
meningkatkan aliran darah yang kembali ke jantung, sehingga
meningkatkan curah jantung dan volume darah yang dipompakan
oleh jantung dalam 1 menit. Ginjal juga mempunyai mekanisme
untuk meningkatkan retensi natrium dan cairan.
b. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada penyakit hipertensi adalah: sakit kepala, rasa
berat ditengkuk, lemas, kelelahan, sesak napas, gelisah, mual,
muntah, pandangan mata menjadi kabur dan mimisan. (Manurung,
2016)
12
c. Komplikasi
Menurut Rinawang (2011) dalam Masriadi (2016) ada beberapa
perubahan utama yang terjadi akibat hipertensi, yaitu:
1) Organ jantung: infark miokard akut (MCI), angina pectoris, dan
gagal jantung (CHF)
2) Organ ginjal: gagal ginjal.
3) Organ otak: stroke dan transient ischemic attack (TIA)
4) Organ mata: oedema pupil, retinopati hipertensi, gangguan
penglihatan sampai dengan kebutaan.
2.2.4. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) yang dilakukan pada penderita
hipertensi, yaitu:
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hemoglobin dan Hematokrit untuk mengkaji hubungan sel-sel
terhadap volume cairan.
2) Kreatinin: memberikan informasi tentang fungsi ginjal.
3) Glukosa: dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
4) Urin: menunjukkan adanya disfungsi ginjal (darah, protein dan
glukosa).
b. CT Scan: mengkaji adanya tumor serebral, encelopati.
c. EKG: peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
d. IVP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti: batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Rongen Thorax: pembesaran jantung
2.2.5. Penatalaksanaan Medis
Menurut Rosalina (2008) dalam Masriadi (2016) ada dua prinsip
pengobatan hipertensi, yaitu:
a. Pengobatan hipertensi lebih mendahulukan pengobatan kausal yang
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan harapan
memperpanjang umur dan mencegah timbulnya komplikasi.
13
16
17
3. Perubahan 3. Cardiac index (CI) (3-4) 3. Gambaran EKG aritmia (2- kelelahan, edema, ortopnea,
kontraktilitas 4. Left ventricular stroke 3) paroxysmal nocturnal dyspnea,
4. Perubahan preload work index (LVSWI) (3- 4. Diaforesisi (2-3) peningkatan CVP)
5. Perubahan afterload 4) 5. Mual (2-3) 2. Identifikasi tanda/gejala
5. Stoke volume index (SVI) 6. Muntah (2-3) sekunder penurunan curah
Gejala dan Tanda (3-4) Membaik jantung (meliputi peningkatan
Mayor Menurun 1. Arteri apical (3-4) berat badan, hepatomegali,
Subjektif 1. Palpitasi (1-2) 2. Tekanan arteri rata-rata (3- distensi vena jugularis,
1. Perubahan irama 2. Bradikardia (1-2) 4) palpitasi, ronkhi basah,
jantung: palpitasi 3. Takikardia (1-2) 3. Takikardia (3-4) oliguria, batuk, kulit pucat)
2. Perubahan preloas: 4. Gambaran EKG aritmia 4. Bradikardia (3-4) 3. Monitor tekanan darah
lelah (1-2) 5. Kekuatan nadi (3-4) (termasuk tekanan darah
3. Perubahan afterload: 5. Lelah (1-2) 6. Tekanan darah (3-4) ortostatik, jika perlu)
dispnea 6. Edema (1-2) 7. Fraksi ejeksi (3-4) 4. Monitor intake dan output
4. Perubahan 7. Distensi vena jugularis (1- 8. Tekanan baji arteri cairan
kontraktilitas: 2) pulmonal (3-4) 5. Monitor berat badan setiap
paroxysmal nocturnal 8. Dispnea (1-2) 9. Cardiac index (CI) (3-4) hari pada waktu yang sama
dyspnea (PND), 9. Oliguria (1-2) 6. Monitor saturasi oksigen
ortopnea, dan batuk 10. Pucat/ sianosis (1-2) 7. Monitor keluhan nyeri dada
Objektif 11. Paroxysmal nocturnal (mis. intensitas, lokasi, radiasi,
1. Perubahan irama dyspnea (PDN) (1-2) durasi, presivitasi yang
jantung 12. Ortopnea (1-2) mengurangi nyeri)
a. Bradikardia/ 13. Batuk (1-2) 8. Monitor EKG 12 sadapan
takikardia 14. Suara Jantung S3 (1-2) 9. Monitor aritmia (kelainan
b. Gambaran EKG 15. Suara Jantung S4 (1-2) irama dan frekuensi) –
aritmia atau 16. Murmur jantung (1-2) 10. Monitor nilai laboratorium
gangguan konduksi 17. Hepatomegaly (1-2) jantung (mis. elektrolit, enzim
2. Perubahan preload 18. Pulmonary vascular jantung, BNP, NTPro-BNP)
a. Edema resistance (1-2) 11. Monitor fungsi alat pacu
b. Distensi vena 19. Systemic cascular jantung
jugularis resistance (1-2) 12. Periksa tekanan darah dan
c. Central venous Membaik frekuensi nadi sebelum dan
pressure (CVP) 1. Tekanan darah (1-2) sesudah aktivitas
meningkat/ 2. Pengisian kapiler (1-2) 13. Periksa tekanan darah dan
menurun 3. Berat badan (1-2) frekuensi nadi sebelum
3. Perubahan afterload 4. Central venous pressure pemberian obat (mis. beta
a. Tekanan darah (1-2) blocker, ACE inhibitor,
meningkat/ 5. Pulmonary artery wedge calcium channel blocker,
menurun pressure (PAWP) digoksin)
18
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
5. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika perlu Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
19
3. Agen pencedera fisik 4. Gelisah (1-2) 5. Kemampuan menggunakan 4. Identifikasi yang memperberat
(mis. abses, amputasi, 5. Kesulitan tidur (1-2) tehnik non farmakologis dan memperingan nyeri
terbakar, terpotong, 6. Menarik diri (1-2) (3-4) 5. identifikasi pengetahuan dan
mengangkat berat, 7. Berfokus pada diri 6. Dukungan orang terdekat keyaninan tentang nyen
prosedur operasi, sendiri (1-2) (3-4) 6. Identifikasi pengaruh budaya
trauma, latihan fisik 8. Diaforesis (1-2) Menurun terhadap respon nyeri
berlebihan) 9. Perasaan depresi 7. Keluhan nyeri (1-2) 7. identifikasi pengaruh nyeri
Gejala dan Tanda (tertekan) (1-2) 8. Penggunaan analgesic (1-2) pada kualitas hidup
Mayor 10. Perasaan takut 8. Monitor keberhasilan terapi
Subjektif mengalami cedera komplementer yang sudah
1. Mengeluh nyeri berulang (1-2) diberikan
2. Merasa depresi 11. Anoreksia (1-2) 9. Monitor efek samping
(tertekan) 12. Perineum terasa tertekan penggunaan analgetik
Objektif (1-2) Terapeutik
1. Tampak meringis 13. Uterus teraba membulat 1. Benkan teknik
2. Bersikap protektif (mis. (1-2) nonfarmakologis untuk
Waspada posisi 14. Ketegangan otot Pupil mengurangi rasa nyen (mis
menghindari nyeri) dilatasi (1-2) TENS hypnosis akupresur,
3. Gelisah 15. Muntah (1-2) terapi musik, biofeedback,
4. Frekuensi nadi 16. Mual (1-2) terapi pijat, aromaterapi teknik
meningkat Membaik imajinasi terbimbing, kampres
5. Sulit tidur 1. Frekuensi nadi (3-4) hangat/dingin, terapi bermain)
2. Pola napas (3-4) 2. Kontrol lingkungan yang
3. Tekanan darah (3-4) memperberat rasa nyeri (mis
4. Proses berpikir (3-4) suhu ruangan, pencahayaan
5. Fokus (3-4) bisingan)
6. Fungsi berkemih (3-4) 3. Fasilitas istirahat dan tidur
7. Perilaku (3-4) 4. Pertimbangkan jenis dan
8. Nafsu makan (3-4) sumber nyeri dalam pemilihan
9. Pola tidur (3-4) strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
21
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Mengumpulkan dan
Ekspektasi: meningkat, Ekspektasi: meningkat, menganalisis data terkait
menurun dan membaik menurun, membaik regulasi tekanan dalam
intracranial
fisik yang menyebabkan ekstermitas secara mandiri untuk meningkatkan mendukung keamanan
seseorang tidak lagi Ekspektasi: meningkat, keselamatan
sepenuhnya sehat atau menurun, dan membaik Ekspektasi: meningkat dan 2. Mengidentifikasi dan
dalam kondisi baik. menurun menurunkan risiko
mengalami bahaya atau
kerusakan fisik.
Factor Risiko KH: KH Tindakan:
Eksternal Meningkat Meningkat Observasi
1. Terpapar pathogen 1. Toleransi aktivitas (3-4) 1. Pergerakan ekstermitas (3- 1. Identifikasi area lingkungan
2. Terpapar zat kimia 2. Toleransi makanan (3-4) 4) yang berpotensi menyebabkan
toksik Menurun 2. Kekuatan otot (3-4) cedera Identifikasi obat yang
3. Terpapar agen 1. Kejadian cedera (1-2) 3. Rentang gerak (ROM) (3-4) berpotensi menyebabkan
nosocomial 2. Luka/lecet (1-2) Menurun cedera Identifikasi kesesuaian
4. Ketidakamanan 3. Ketegangan otot (1-2) 1. Nyeri (1-2) alas kaki atau stoking elastis
transportasi 4. Fraktur (1-2) 2. Kecemasan (1-2) pada ekstremitas bawah.
Internal 5. Perdarahan (1-2) 3. Kaku sendi (1-2) Terapeutik
1. Ketidaknormalan 6. Ekspresi wajah kesakitan 4. Gerakan tidak terkoordinasi 1. Sediakan pencahayaan yang
profil darah (1-2) (1-2) memadai
2. Perubahan orientasi 7. Agitasi (1-2) 5. Gerakan terbatas (1-2) 2. Gunakan lampu tidur selama
afektif 8. Iritabilitas (1-2) 6. Kelemahan fisik (1-2) jam tidur
3. Perubahan sensasi 9. Gangguan mobilitas (1-2) 3. Sosialisasikan pasien dan
4. Disfungsi autoimun 10. Gangguan kognitif (1-2) keluarga dengan lingkungan
5. Disfungsi biokimia Membaik ruang rawat (mis. penggunaan
6. Hipoksia jaringan 1. Tekanan darah (3-4) telepon, tempat tidur,
7. Kegagalan 2. Frekuensi nadi (3-4) penerangan ruangan dan
mekanisme 3. Frekuensi napas (3-4) lokasi kamar mandi)
pertahanan tubuh 4. Pola istirahat/tidur (3-4) 4. Gunakan alas lantai jika
8. Malnutrisi 5. Nafsu makan (3-4) berisiko mengalami cedera
9. Perubahan fungsi serius
psikomotor 5. Sediakan alas kaki antislip
10. Perubahan fungsi 6. Sediakan pispot atau urinal
kognitif untuk eliminasi di tempat
tidur, jika perlu
7. Pastikan bel panggilan atau
telepon mudah dijangkau
8. Pastikan barang-barang
pribadi mudah dijangkau
9. Pertahankan posisi tempat
tidur di posisi terendah saat
digunakan
26
Edukasi
Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk selama
beberapa menit sebelum berdiri
(D.0008) (Hal.34) (I.02075) (Hal.317) yang dapat terjadi akibat Mengatur laju filtrasi pada pasien Memasang elektroda untuk Mengumpulkan dan
2. Perawatan jantung akut ketidakseimbangan antara yang menjalani proses hemodialisis. mendapatkan sadapan potensial menganalisis data hasil
Definisi: (I.02076) (Hal.318) suplai dan konsumsi oksigen listrik jantung tertentu secara pengukuran fungsi vital
Ketidakadekuatan jantung 3. Pemantauan hemodinamik miokard kontinu yang dihasilkan oleh kardiovaskuler pemapasan dan
memonpa darah untuk (I.02058) (Hal.242) 2. Untuk mengetahui data pasien aktivitas jantung. suhu tubuh.
memenuhi kebutuhan yang baru mengalami episode Prosedur Prosedur Prosedur
metabolism tubuh. ketidakseimbangan antara 2. Identifikasi pasien 1. Identifikasi pasien 1. Identifikasi pasien
Definisi SPO 1. Mengidentifikasi, ketersediaan dan kebutuhan menggunakan minimal dua menggunakan minimal dua menggunakan minimal dua
merawat, dan membatasi oksigen miokard identitas (nama lengkap, identitas (nama lengkap, identitas (nama lengkap,
komplikasi akibat 3. Untuk menilai fungsi dan tanggal lahir, dan/atau nomor tangg lahir, dan/atau nomor tanggal lahir, dan/atau
ketidakseimbangan antara respon kardiovaskuler rekam medis) rekam medis) nomor rekam medis)
suplai dan konsumsi 3. Jelaskan tujuan dan langkah- 2. Jelaskan tujuan dan langkah- 2. Jelaskan tujuan dan
oksigen miokard langkah prosedur langkah prosedur langkah-langkah prosedur
2. Mengidentifikasi dan 4. Lakukan kebersihan tangan 6 3. Siapkan alat dan bahan yang 3. Siapkan alat dan bahan yang
mengelola pasien yang langkah diperlukan: diperlukan:
baru mengalami episode 5. Pasang sarung tangan a. Mesin monitor jantung a. Sarung tangan bersih,
ketidakseimbangan antara 6. Identifikasi kondisi pasien b. Kabel monitor jantung jika perlu
ketersediaan dan (meliputi tekanan darah, c. Elektroda b. Spigmomanometer dan
kebutuhan oksigen frekuensi nadi, frekuensi napas, d. Alcohol swab, jika perlu manset
miokard suhu tubuh, berat badan, tinggi 4. Lakukan kebersihan tangan 6 c. Stetoskop
2. Mengumulkan dan badan, edema, keseimbangan langkah d. Oksimetri nadi
menganalisis data cairan). 5. Atur posisi pasien senyaman e. Termometer
parameter tekanan, aliran, 7. Monitor status hemodinamik mungkin f. Jam atau pengukur
dan oksigenasi darah selama proses hemofiltrasi 6. Jaga privasi pasien waktu
melalui perangkat yang 8. Monitor ultrafiltration rate, 7. Nyalakan mesin monitor g. Pulpen dan lembar
dinsersikan melalui hemodinamik dan kebocoran jantun pemantauan tanda vital
kateter arteri, arteri 9. Monitor intake dan output 8. Sambungkan kabel dengan 4. Lakukan kebersihan tangan
pulmonal atau vena cairan tiap jam elektroda 6 langkah
central untuk menilai 10. Ambil sampel darah untuk 9. Bersihkan permukaan kulit di 5. Pasang sarung tangan
fungsi dan respon pemeriksaan fungsi ginjal, dan area yang akan dipasangi 6. Periksa tekanan darah
kardiovaskuler elektrolit sebelum terapi elektroda dengan spigmomanometer
11. Gunakan teknik steril untuk 10. Tempelkan elektroda di dada 7. Periksa frekuensi, kekuatan
melakukan priming blood line pasien sesuai dengan petunjuk dan irama nadi
hemofiltrasi, saat penggunaan: 8. Periksa frekuensi dan
menyambungkan arteri - blood a. Kabel RA dengan kedalaman napas
line dan vena pasien elektroda di area dada 9. Periksa suhu tubuh dengan
12. Bebaskan sirkuit hemofiltrasi kanan atas. termomete.
dari udara b. Kabel LA dengan 10. Periksa saturasi oksigen
13. Berikan heparin sesuai indikasi elektroda di area dada kiri dengan oksimetri nadi
ata 11. Identifikasi penyebab
28
Resiko perfusi serebral tidak 1. Manajemen peningkatan 1. Untuk mengetahui atanya Definisi Definisi Definisi
efektif (D.0017) (Hal.51) tekanan intra kranial peningkatan tekanan Melakukan penilaian awal
(I.06194) (Hal.205) intracranial Prosedur Prosedur pasien yang beresiko mengalami
Definisi 2. Untuk mendapatkan data 1. 1. malnutrisi untuk mencegah
2. Pemantauan tekanan intra
Berisiko mengalami terkait regulasi tekanan penurunan status gizi.
kranial (I.06198) (Hal.249) dalam intracranial Prosedur
penurunan sirkulasi darah ke
otak 3. Edukasi diet (I.12369) 3. Agar pasien mengetahui 1. Identifikasi pasien
(Hal.54) asupan makanan sesuai menggunakan minimal dua
program identitas (nama lengkap,
1. Mengidentifikasi dan tanggal lahir, dan/atau
mengelola peningkatan nomor rekam medis.
tekanan dalam rongga 2. Jelaskan tujuan dan langkah-
kranial langkah prosedur
2. Mengumpulkan dan 3. Gunakan instrumen skrining
menganalisis data terkait yang valid dan terpercaya
4. regulasi tekanan dalam 4. Lakukan pemeriksaan Tinggi
intrakranial Badan, Berat Badan dan
3. Mengajarkan jumlah, Indeks Massa Tubuh (IMT)
jenis, dan jadwal asupan 5. Lakukan pemeriksaan
makanan yang laboratorium, jika perlu
Definisi SPO
diprogramkan 6. Identifikasi status gizi dalam
1 x 24 jam setelah pasien
masuk rumah sakit
7. Lakukan skrining ulang
setelah satu minggu, jika
skrining gizi menunjukkan
tidak berisiko malnutrisi
8. Informasikan hasil skrining
status gizi
9. Dokumentasikan prosedur
yang telah dilakukan
5. Resiko cedera (D.0136) 1. Manajemen keselamatan 1. untuk meningkatkan Definisi Definisi Definisi
(Hal.294) lingkungan (I.14513) keselamatan. Definisi Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi dan menurunkan Persiapan lingkungan fisik yang
(Hal.192) 2. Untuk mengetahui dan mengelola lingkungan fisik untuk risiko mengalami bahaya atau mendukung keamanan dan
Definisi: menurunkan risiko meningkatkan keselamatan. kerusakan fisik. mengajarkan keselamatan
2. Pencegahan cedera
Berisiko mengalami bahaya mengalami bahaya atau
(I.14537) (Hal.275) kerusakan fisik.
atau kerusakan fisik yang
menyebabkan seseorang 3. Edukasi keselamatan 3. Agar pasien mengerti Prosedur Prosedur Prosedur
tidak lagi sepenuhnya sehat lingkungan (I.12384) kesiapan lingkungan fisik 1. Identifikasi pasien 1. Identifikasi pasien 1. Identifikasi pasien
33
atau dalam kondisi baik. yang mendukung keamanan menggunakan minimal dua menggunakan minimal dua menggunakan minimal dua
Definisi SPO 1. Mengidentifikasi dan identitas (nama lengkap, identitas (nama lengkap, identitas (nama lengkap,
mengelola lingkungan tanggal lahir, dan/atau nomor tanggal lahir, dan/atau nomor tanggal lahir, dan/atau
fisik untuk meningkatkan rekam medis rekam medis) nomor rekam medis)
keselamatan 2. Jelaskan tujuan dan langkah- 2. Jelaskan tujuan dan langkah- 2. Jelaskan tujuan dan
2. Mengidentifikasi dan langkah prosedur langkah prosedur langkah-langkah prosedur
menurunkan risiko 3. Lakukan kebersihan tangan 6 3. Siapkan alat dan bahan yang 3. Lakukan kebersihan tangan
mengalami bahaya atau langkah diperlukan: a Sarung tangan 6 langka
kerusakan fisik. 4. Identifikasi kebutuhan bersih b. Keset 4. Identifikasi kesiapan
3. Mengajarkan kesiapan keselamatan pasien (seperti 4. Lakukan kebersihan tangan 6 pasien/keluarga untuk
lingkungan fisik yang kondisi fisik, fungsi kognitif langkah menerima informas
mendukung keamanan dan riwayat perilaku pasien) 5. Pasang sarung tangan bersih 5. Fasilitasi pasien/keluarga
5. Periksa adanya perubahan 6. Identifikasi area lingkungan mengidentifikasi bahaya
kondisi lingkungan (seperti yang berpotensi keamanan dan keselamatan
perubahan tata letak perabotan, menyebabkan cedera di lingkungan
ruang, alat yang digunakan) 7. Identifikasi obat yang 6. Jelaskan informasi tentang
6. Modifikasi lingkungan untuk berpotensi menyebabkan bahaya keamanan dan
meminimalkan bahaya dan cedera keselamatan di lingkungan
risiko yang mungkin terjadi 8. Identifikasi kesesuaian alas sesuai kebutuhan dengan
sesuai kebutuhan (seperti kaki atau stocking elastis menggunakan media yang
mengatur tata letak pada ekstremitas bawah tepat meliputi: a Pentingnya
barang/ruang/alat yang 9. Sediakan pencahayaan yang menghindari,
digunakan pasien). memadai meminimalkan atau
7. Gunakan perangkat pelindung 10. Sosialisasikan cara menghilangkan bahaya
yang tersedia (seperti pengunci penggunaan telepon, tempat lingkungan (bahaya fisik,
pintu, rel samping tempat tidur, penerangan ruangan biologi dan kimia) b.
tidur, alat pengekang gerakan dan lokasi kamar mandi Pentingnya menggunakan
pada pasien yang gelisah) 11. Posisikan barang-barang alat bantu seperti pegangan
8. Hubungi pihak yang pribadi pasien di tempat yang tangan, keset anti slip, jika
berwenang untuk memenuhi mudah dijangkau tersedia c. Pentingnya
keamanan dan keselamatan 12. Pertahankan posisi tempat menggunakan alat
pasien, jika perlu tidur di posisi terendah pelindung atau pengaman
9. Pindahkan pasien ke 13. Kunci roda tempat tidur atau seperti pengunci pintu,
lingkungan yang aman, jika kursi roda penghalang sisi tempat
tersedia 14. Pasang pengaman tempat tidur, alat pengekang pada
10. Monitor bahaya dan risiko tidur pasien pasien yang gelisah
yang ada di lingkungan setiap 15. Anjurkan berganti posisi 7. Beri kesempatan keluarga
akan memberikan perawatan secara perlahan dan duduk bertanya
pada pasien selama beberapa menit 8. Jawab pertanyaan keluarga
11. Lakukan kebersihan tangan 6 sebelum berdiri dengan bahasa yang mudah
34
35