STASE GERONTIK
THESSALONIKA BERNANDA
215140053
A. Data Umum
Tn. W masuk panti pada tanggal 7 agustus 2015, alasan pasien masuk panti
karena tidak ada yang mengurusnya Tn. W berusia 69 tahun berjenis kelamin laki-laki,
lahir di Jakarta tanggal 12 Mei 1950. Golongan darah Tn. W adalah A. Pendidikan Tn. W
selesai sampai tamat SMA. Tn. W beragama Kristen Protestan. Status perkawinan
Menikah,istri Tn. W sudah meninggal dunia. TB Tn. W 160cm BB 55 kg. Penambilan
terlihat sedikit kusam. Tn. W tidak memiliki ciri-ciri khusus. Tn. W mengatakan dahulu
bekerja sebagai PNS, Status pekerjaan saat ini: pensiunan PNS dan tinggal di panti,
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan saat ini: kebutuhan di tanggung
oleh Panti. Tn. W mengatakan hobinya adalah bermain catur bersama teman-teman.
Penyakit yang di derita saat ini dimensia sedang, keluhan saat ini: Tn W mengatakan
tidak bisa atau susah untuk mengingatkan kembali masa yang sudah lalu, sulit untuk tidur
dan membutuhkan bantuan orang lain saat mandi.
AKTIVITAS SEHARI-HARI
Indeks Katz : Tn. W untuk kebutuhan sehari-hari mendapatkan
skor C yaitu kemandirian dalam semua aktivitas
sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.
Oksigenasi : Spontan
Cairan & Elektrolit : Tidak terkaji
Nutrisi : Tn. W makan 3x sehari, , pasien tidak ada diaet
khusus atau pembatasan makanan. BB 55kg.
Eliminasi : Frekuensi BAK Tn. W -/+ 6x sehari.
Aktivitas : Tn. W mengatakan dapat melakukan aktivitas
sendiri kecuali mandi.
Istirahat dan Tidur : Tn. W mengatakan ia tidurnya cukup
Personal Hygiene : Pasien membutuhkan bantuan untuk melakukan
personal hygiene
Seksual : Tidak Terkaji
Rekreasi : Pasien sudah lama tidak bepergian
Psikologis : Tn. W Koopratif
Persepsi klien
Konsep Diri : Tn. W tau hal apa yang tidak mampu dilakukannya
sendiri.
Emosi : Tn. W Koopratif
Adaptasi : Tn. W beradaptasi dengan baik di lingkungan
Mekanisme Pertahanan Diri : Tidak Terkaji
TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
Skala Koma Glasgow : E4 M6 V5
Tanda Tanda Vital : TD 110/70 mmHg
HR 76 x/ menit
RR 20x/menit
Suhu 36,1 C
Pengkajian Fisik
Kepala : Normosephal, Tidak ada benjolan, Rambut Hitam
Mata, Telinga, Hidung : Mata - Simetris Ki/Ka, Konjunctiva tampak
anemis, sclera kuning, Telinga - Tidak ada lesi,
Serumen +/+, Hidung – deviasi septum (-), polip
(-), kotoran (+)
Leher : simetris, tidak ada pembesaran Kelenjar tyroid
Tidak ada distensi vena jugularis
Dada dan Punggung : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada retraksi
Intercosta,
Sistem Pencernaan : Distensi abdomen (-) masa abdomen (-) Simetris
Ka/Ki, Bising usus lemah
Ekstremitas Atas dan Bawah : Tidak ada odema di kedua ekstermitas
Sistem Imun : tidak terkaji
Sistem Genitalia : Tidak terkaji
Sistem Reproduksi : Tidak terkaji
Sistem Persyarafan : Respon membuka mata baik, respon verbal
spontan, motorik baik.
Sistem Pengecapan : Penurunan fungsi
Sistem Penciuman : Penurunan fungsi
Tactil Respon : Baik
STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Score
No. Pertanyaan Jawaban
+ -
Keterangan :
11 1 1
Skor Total 30 27
Interprestasi nilai :
24 – 30 : Tidan ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Keterangan :
Nilai maksimal 30, Nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif
yang memerlukan penyelidikan lanjut.
Indeks KATZ
Score Kriteria
Indeks Barthel
Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
APGAR Keluarga
No Uraian Fungsi Skore
Penilaian : Total 9
Pertanyaan – pertanyaan yang
dijawab :
Selalu : skore
2
Kadang – kadang : skore
1
Hampir tidak pernah : skore
0
TOTAL 40
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. D.0054 Gangguan mobilitas fisik (hal.124)
2. D.0062 Gangguan memori (hal.140)
3. D. D.0143 Resiko jatuh (hal.306)
D. Rencana Asuhan Keperawatan
Objektif
Tidak mampu melakukan
kemampuan yang
dipelajari sebelumnya
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi SPO
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperaatan Dukungan ambulasi (I..06171) (Hal.22) Definisi:
fisik (D.0054) selama 1 x 24 jam gangguan mobilitas Memfasilitasi pasien dalam melakukan ativitas berpindah
fisik teratasi dengan
KH:
Meningkat Prosedur:
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi SPO
Pergerakan ekstremitas Kekuatan otot 1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas
Rentang gerak (ROM) (4-5) (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam
Menurun medis)
1. Nyeri (1-2) 2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
2. Kecemasan (1-2)
3. Kaku sendi (1-2)
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
4. Gerakan tidak terkoordinasi (1-2) a. Sarung tangan bersih, jika perlu
5. Gerakan terbatas (1-2) b. Tongkat/Kruk
6. Kelemahan fisik (1-2) 4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan, jika perlu
6. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
7. Identifikasi toleransi fisik dalam melakukan ambulasi
8. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
9. Rendahkan posisi tempat tidur
10. Atur posisi Fowler
11. Fasilitasi posisi kaki menggantung di samping tempat
tidur (jika di kursi,posisikan pasien duduk tegak dengan
kaki rata di lantai)
12. Fasilitasi pasien untuk berdiri di samping tempat tidur
13. Anjurkan melapor jika pasien merasa pusing (jika
pusing, dudukkan Kembali pasien di tempat tidur)
14. Pastikan lantai bersih dan kering
15. Fasilitasi berpindah dengan menggunakan tongkat atau
kruk
16. Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
17. Dorong melakukan ambulasi yang lebih jauh sesuai
toleransi
18. Libatkan keluarga dalam membantu pasien melakukan
ambulaşi
19. Lepaskan sarung tangan, jika menggunakan
20. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi SPO
Gangguan Memori Setelah dilakukan tindakan keperawatan Latihan memori (I.06188) (Hal.143) Definisi:
(D.0062) (Hal.140) selama 1x24 jam gangguan memori teratasi Memberikan Latihan untuk meningkatkan daya ingat
dengan
KH:
Prosedur:
Meningkat 1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas
1. Verbalisasi kemampuan mempelajari (nama lengkap, lahir, dan/atau nomor rekam medis)
hal baru (3-4) 2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
2. Verbalisasi kemampuan mengingat 3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
informasi factual (3-4)
3. Verbalisasi kemampuan mengingat
4. Identifikasi masalah memori yang dialami
perilaku tertentu yang pernah 5. Identifikasi kesalahan terhadap orientasi
dilakukan (3-4) 6. Rencanakan metode mengajar sesuai kemampuan
4. Verbalisasi kemampuan mengingat pasien.
peristiwa (3-4) 7. Stimulasi memori dengan mengulang pikiran yang
5. Melakukan kemampuan yang
dipelajari (3-4)
terakhir kali diucapkan, jika perlu
8. Koreksi kesalahan orientasi
Menurun 9. Fasilitasi mengingat kembali pengalaman masa lalu,
jika perlu
1. Verbalisasi pengalaman lupa (1-2)
2. Verbalisasi lupa jadwal (1-2)
10. Fasilitasi tugas pembelajaran (seperti mengingat
3. Verbalisasi mudah lupa (1-2) informasi verbal dan gambar)
11. Fasilitasi kemampuan konsentrasi (seperti bermain
kartu pasangan), jika perlu
12. Stimulasi menggunakan memori pada peristiwa yang
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi SPO
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis.
tongkat, kruk)
2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. berjalan dari temapt tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
2 09 Meret 2022 Gangguan Memori Observasi
10.00 (D.0062) (Hal.140) 1. Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. usia >65 tahun,
penurunan tingkat kesadaran, defisit kognitif,
hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan, neuropati)
2. Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap
shift atau sesuai dengan kebijakan institusi
3. Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan
risiko jatuh (mis. lantai licin, penerangan kurang)
4. Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala
(mis. Fall Morse Scale, Humpty Dumpty Scale),
jika perlu
5. Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke
kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
1. Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga.
2. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci
3. Pasang handrail tempat tidur
4. Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
5. Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat
dengan pantauan perawat dari nurse station
6. Gunakan alat bantu berjalan (mis. kursi roda,
walker)
7. Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
1. Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
2. Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin.
3. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
4. Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri.
5. Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil untuk
memanggil perawat
3 09 Meret 2022 Resiko jatuh Observasi
10.00 (D.0143) (Hal.306) 1. Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. usia >65 tahun,
penurunan tingkat kesadaran, defisit kognitif,
hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan, neuropati)
2. Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap
shift atau sesuai dengan kebijakan institusi
3. Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan
risiko jatuh (mis. lantai licin, penerangan kurang)
4. Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala
(mis. Fall Morse Scale, Humpty Dumpty Scale),
jika perlu
5. Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke
kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
1. Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga.
2. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci
3. Pasang handrail tempat tidur
4. Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
5. Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat
dengan pantauan perawat dari nurse station
6. Gunakan alat bantu berjalan (mis. kursi roda,
walker)
7. Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
1. Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
2. Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin.
3. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
4. Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri.
5. Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil untuk
memanggil perawat
F. Evaluasi Keperawatan
S=
Pasien mengatakan masih belum ingat
2 Jam 12.30 Gangguan Memori (D.0062) cerita masa lalunya
(Hal.140) O=
- Tingkat kesadaran
composmentis
- GCS = E4 M6 V5
- TD = 120/80 mmHg
N = 80 x/menit
RR = 19 x/menit
S = 365 C
- Peniaian SPMSQ membaik
dengan nilai kesalahan 0
A = Masalah Keperawatan gangguan
memori belum teratasi
P = Intervensi Keperawatan dilanjutkan
dengan rencana
S=
- pasien mengatakan merasa
terbantu jika beberapa aktivitas
3. Jam 13.00 Resiko jatuh (D.0143) bibantu
(Hal.306) O=
- Tingkat kesadaran
composmentis
- GCS = E4 M6 V5
- TD = 120/80 mmHg
N = 80 x/menit
RR = 19 x/menit
S = 365 C
- Penilaian indeks KATZ
meningkat ke point A
- Penilaian Indeks Barthel
mengalami peningkatan poin
menjadi 20 dengan interpretasi
mandiri
A = Masalah Keperawatan gangguan
mobilitas fisik belum teratasi
P = Intervensi Keperawatan dilanjutkan
dengan rencana