STATUS GERAIATRI 1
LAPORAN STATUS GERIATRI I
MAHASISWA INTEGRASI 3
DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
2
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….......... 3
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………….……….... 50
DAFTAR PUSTAKA………………………………………...................... 58
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Peningkatan
lansia, salah satu masalahnya adalah perubahan pada rongga mulut.2 Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi masalah penyakit gigi dan mulut pada lansia yaitui
lansia menjadi suatu tantangan, karena usia lanjut dikaitkan dengan perubahan
perawatan masalah yang berhubungan dengan proses penuaan dan penyakit terkait
Proses penuaan ditandai dengan adanya perubahan pada kondisi fisik dan
psikis, beberapa perubahan tersebut dapat dilihat dari penampakan kulit, wajah,
perubahan organ tubuh, sistem indra, sistem saraf, dan kognitif. Kombinasi dari
perubahan ini dengan kondisi patologis yang berkaitan dengan usia lanjut dapat
hidup.5,1
Seperti halnya dengan jaringan tubuh lain, kesehatan gigi dan mulut pada
lanjut usia juga dapat mengalami perubahan atau kelainan. Kondisi gigi dan mulut
5
yang secara umum sering dialami pasien lansia adalah karies akar gigi, adanya
penyakit periodontal, kehilangan gigi dan xerostomia. Sel epitel pada mukosa
mulut lansia akan mengalami penipisan, berkurangnya kapiler dan suplai darah,
penebalan serabut kolagen pada lamina propria (selaput lendir atau membran
menjadi lebih pucat, tipis, kering, dengan proses penyembuhan yang lambat. Hal
Kesehatan rongga mulut juga akan berdampak pada kualitas hidup lansia.
Kehilangan gigi sebagian atau yang luas mengurangi kinerja pengunyahan dan
Selanjutnya, meningkatnya angka harapan hidup lansia ini juga harus diwaspadai
sebab akan terjadi juga peningkatan berbagai penyakit degeneratif (kronis) seperti
disabilitas fisik dan mental. Saat ini, kebutuhan perawatan gigi untuk lansia
meningkat, maka diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik dari aspek
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun atau
lebih.8 Pada lansia, terjadi penurunan kemampuan akal dan fisik yang salah
satunya karena proses menua. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Menua atau
menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu
7
Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
· Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
a. Perubahan Fisik
1. Sistem Indra
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.10
2. Sistem Intergumen:
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
3. Sistem Muskuloskeletal
8
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago
pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan
4. Sistem Kardiovaskuler
ikat.10
5. Sistem Respirasi
9
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas
berkurang.10
7. Sistem Perkemihan
8. Sistem Saraf
9. Sistem Reproduksi
ukuran ovarium dan uterus. Pada wanita terjadi atropi payudara dan pada
10
pria testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya
b. Perubahan Kognitif
7. Kebijaksanaan (Wisdom)
8. Kinerja (Performance)
9. Motivasi
c. Perubahan Mental
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (hereditas)
5. Lingkungan
dan famili.
11
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
d. Perubahan Spiritual
e. Perubahan Psikososial
1. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama
pendengaran. 10
kesehatan.10
3. Depresi
4. Gangguan cemas
12
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,
5. Parafrenia
6. Sindroma Diogenes
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-
main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan tidak
kembali.10
berbagai macam masalah kesehatan yang diderita di usia lanjut. 11 Dalam bidang
a. Imobility
paling sering dijumpai pada kelompok pasien usia lanjut tersebut (Sunaryo,
13
dkk, 2016). Masalah imobilitas muncul karena adanya penurunan fungsi
terjadi (Edelman & Ficorelli, 2012). Keadaan imobilitas di usia tua dapat
intoleransi glukosa (Miller, 2012). Hal ini menjadi penting untuk dipahami oleh
menimbulkan efek fobia pada lansia yang akhirnya lansia tersebut membatasi
tersebut berbaring di tanah atau lantai yang lebih rendah. Jatuh dapat
seperti bahaya lingkungan; faktor intrinsik seperti persendian yang tidak stabil,
kelemahan otot, dan refleks postural yang tidak dapat diandalkan; dan aktivitas
fisik yang sedang berlangsung pada saat jatuh. Fase kedua melibatkan
14
individu umumnya, seperti hilangnya fungsi sensorik, gangguan saraf pusat,
dan kelemahan otot. Fase ketiga adalah dampak tubuh pada permukaan
ke jaringan dan organ tubuh. Ini diikuti oleh fase gejala sisa, yang mungkin
Jatuh sangat umum di antara orang dewasa yang lebih tua. Setiap tahun,
sekitar satu dari tiga orang yang berusia di atas 65 tahun yang tinggal di
komunitas tersebut jatuh; angka ini meningkat dengan usia lanjut dan lebih
terhadap buang air kecil.13 Masalah inkontinensia urin ini bukan saja
Inkontinensia urin dua kali lebih umum pada wanita daripada pria dan
yang normal. Sebaliknya ini adalah masalah medis yang seringkali dapat
dikosongkan melalui uretra. Selama buang air kecil, otot-otot dinding kandung
kemih berkontraksi, memaksa urin dari kandung kemih masuk ke uretra. Otot
tubuh. Inkontinensia terjadi jika otot kandung kemih tiba-tiba berkontraksi atau
15
otot sfingter tidak cukup kuat untuk menampung urin. Inkontinensia urin juga
dapat menyebabkan masalah medis seperti iritasi kulit lokal, ruam, dan infeksi
saluran kencing. Pada pasien yang lemah dan terbaring di tempat tidur, dapat
menyebabkan tukak tekan yang dapat meningkatkan risiko infeksi lokal dan
Incontinence sebagai hilangnya feces cair atau padat tanpa sadar yang
d. Insomnia
diinginkan.15
sulit memertahankan kondisi tidur. Sekitar 57% orang usia lanjut di komunitas
mengalami insomnia kronis, 30% pasien usia lanjut mengeluh tetap terjaga
sepanjang malam, 19% mengeluh bangun terlalu pagi, dan 19% mengalami
dan penyakit yang dialami. Dampak insomnia pada lansia; misalnya mengantuk
16
berlebihan disiang hari, gangguan atensi dan memori, depresi, sering terjatuh,
e. Depresi
kasus tidak dikenali.6 Biasanya depresi terjadi disertai organik patologis, seperti
klinisnya.15
Gejala depresi pada usia lanjut seringkali dianggap sebagai bagian dari
depresi pada pasien geriatri yang dirawat mencapai 17,5%. Deteksi dini depresi
dan penanganan segera sangat penting untuk mencegah disabilitas yang dapat
disebabkan oleh penyakit otak dan tidak berhubungan dengan gangguan tingkat
mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien
17
Prevalensi demensia pada pasien yang berusia lebih dari 70 tahun adalah
13,9%, dan diperkirakan 22,2% pasien dalam rentang usia ini mengalami
Kerusakan kognitif yang sudah ada sebelumnya dan usia yang lebih tua diakui
inap dan mencakup pasien dari segala usia, dengan perkiraan prevalensi
delirium mulai dari 33% hingga 58%, tergantung pada populasi yang
dievaluasi.17
g. Penurunan Imunitas
Penurunan respon imun pada usia lanjut diduga didasari oleh beberapa
membedakan ujung kromosom dari DNA yang rusak dalam genom. Kerusakan
DNA memicu gangguan dalam siklus sel dan perbaikan DNA atau memicu
18
h. Infeksi
Infeksi pada usia lanjut merupakan penyebab kesakitan dan kematian no. 2
penurunan fungsi sistem imun pada usia lanjut. 5 Infeksi yang sering dijumpai
adalah infeksi saluran kemih, pneumonia, sepsis, dan meningitis. Kondisi lain
I. Inanition (Malnutrisi)
Kelemahan nutrisi yang terjadi pada usia lanjut karena kehilangan berat
badan fisiologis dan patologis yang tidak disengaja. Anoreksia pada usia lanjut
j. Iatrogenic Disorder
Lansia merupakan konsumen obat yang paling sering tetapi pada saat
yang sama juga paling sensitif dan terpapar obat yang merugikan seperti: resep
obat, efek racun, triad iatrogenik, didefinisikan sebagai resep dari setidaknya
polifarmasi secara terus menerus dan adanya interaksi obat yang potensial, dan
obat yang tidak sedikit jumlahnya. Akibat yang ditimbulkan antara lain efek
samping dan efek dari interaksi obat-obat tersebut yang dapat mengancam jiwa.
19
Pemberian obat pada lansia haruslah sangat hati-hati dan rasional karena obat
akan dimetabolisme di hati sedangkan pada lansia terjadi penurunan fungsi faal
hati sehingga terkadang terjadi ikterus (kuning) akibat obat. Selain penurunan
faal hati juga terjadi penurunan faal ginjal (jumlah glomerulus berkurang),
dimana sebagaian besar obat dikeluarkan melalui ginjal sehingga pada lansia
sisa metabolisme obat tidak dapat dikeluarkan dengan baik dan dapat berefek
toksik.15
k. Impaction (Konstipasi)
dikeluarkan melalui anus dan menimbulkan rasa terganggu atau tidak nyaman
pada rektum. Pada konstipasi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti
kurangnya asupan serat, kurang asupan air, pengaruh obat yang dikonsumsi,
pengaruh dari penyakit yang diderita hingga akibat kurang aktivitas fisik.15
sebagai hal yang biasa akibat proses menua. Prevalensi gangguan penglihatan
tersering yang diderita oleh lansia yang didominasi oleh penyakit tidak menular,
20
penyakit kronik dan degeneratif. Adapun penyakit tersebut antara lain hipertensi,
artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Diabetes Mellitus (DM),
1. Hipertensi
Salah satu penyakit yang sering muncul dengan berjalannya waktu adalah
tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ,
seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah
jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam
Hipertensi esensial meliputi kurang lebih 90% dari seluruh penderita hipertensi
Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari
pada wanita (39% pria dan 31% wanita). Prevalensi hipertensi primer pada
wanita sebesar 22%-39% yang dimulai dari umur 50 sampai lebih 80 tahun,
22% dan meningkat sampai 52% pada wanita berumur lebih dari 85 tahun.
kelebihan berat badan. Semakin besar massa tubuh, maka semakin banyak darah
yang dibutuhkan untuk masuk oksigen dan makanan kejaringan tubuh. Berarti
21
volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat, sehingga akan
memberi tekanan lebih besar kedinding arteri. Selain itu, kelebihan berat badan
tekanan darah. Faktor keturunan menunjukan, jika kedua orang tua kita
ini menunjukan ada faktor gen keturunan yang berperan. Dari faktor
2. Artritis
Salah satu penyakit yang juga sering diderita oleh lansia adalah arthritis.
suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah
lama dikenal, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri inflamasi
satu sendi.20
melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya atau 71% mengonsumsi obat bebas
pereda nyeri. Artritis ditandai dengan rasa nyeri, kekakuan dan bengkak pada
sendi. Sehingga dapat menyebabkan ruang gerak menjadi terbatas. Semakin tua
3. Stroke
22
Insiden penyakit stroke meningkat seiring bertambahnya usia, baik pada
pria maupun wanita dengan sekitar 50% dari semua stroke terjadi pada orang di
atas usia 75 dan 30% di atas usia 85. Stroke adalah salah satu penyebab utama
kecacatan dan penurunan kualitas hidup. Pasien lanjut usia memiliki risiko
kematian yang lebih tinggi, hasil fungsional yang lebih buruk dan lama tinggal
di rumah sakit.22
Stroke terjadi saat suplai darah ke bagian otak tidak terpenuhi sehingga
jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi cukup untuk melakukan
fungsinya. Gangguan motorik adalah defisit yang paling umum setelah stroke,
yang terjadi sebagai akibat langsung dari kurangnya transmisi sinyal dari
korteks serebral atau sebagai proses akumulasi perlahan dari cedera otak atau
atrofi otot karena tidak digunakan. Beberapa gejala dari stroke adalah mati rasa
pada wajah, lengan atau kaki disalah satu sisi tubuh, penurunan penglihatan
disalah satu mata atau kedua mata, kesulitan bicara dan kehilangan
Hambatan ini bersifat progresif serta berhubungan dengan respon inflamasi paru
terhadap partikel atau gas beracun dan berbahaya. Tahun 2020 World Health
kematian terbanyak nomor tiga ialah PPOK setelah penyakit jantung koroner
dan stroke.23
23
Adapun faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut ialah
kebiasaan merokok yang masih tinggi baik perokok aktif, pasif ataupun bekas
pertambangan; terjadi pada lansia; riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
ditimbulkan pada pasien PPOK berupa sesak nafas, batuk disertai dengan
Selain itu, diabetes meilitus juga dapat disebabkan oleh rusaknya sel β pankreas
sehingga insulin yang dihasilkan tidak efektif. Angka kejadian diabetes meilitus
pada tahun 2015 mencapai 415 juta dan diperkirakan akan terus meningkat tiap
diabetes dan proporsi ini diperkirakan meningkat cepat dalam beberapa dekade
mendatang. Lansia dengan diabetes memiliki tingkat kematian dini lebih tinggi,
koroner, dan stroke, dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes. Pada
lansia dengan diabetes juga berisiko lebih besar untuk menderita beberapa
24
6. Kanker
Saat ini, kejadian keganasan setelah usia 65 tahun meningkat 11 kali lipat
dibandingkan dengan orang dewasa muda. Hampir 80% dari semua kanker
didiagnosis pada orang yang berusia di atas 55 tahun.2 Usia rata-rata diagnosis
pada banyak tumor terletak di atas usia 60 tahun, misalnya, kanker payudara
yang sensitif terhadap hormon, mieloma multipel, ginjal, prostat, dan kanker
usus besar.26
100.000) lebih tinggi daripada pasien yang lebih muda (67 / 100.000). Data ini
menunjukkan bahwa angka kematian akibat kanker 16 kali lebih tinggi pada
usia lanjut dibandingkan usia muda. Lebih dari 70% kematian terkait kanker
padat, seperti prostat, kandung kemih, usus besar, rahim, pankreas, lambung,
7. Gagal Jantung
secara memadai, atau hanya terjadi dengan tekanan pengisian yang tinggi. Data
secara progresif pada kedua jenis kelamin menurut usia. Prevalensi ini sekitar
3,3% pada populasi ≤ 45 tahun, 10,5% pada individu ≥ 65 tahun, dan sekitar
20,0% pada populasi ≥ 75 tahun [2,3] membuat gagal jantung adalah penyebab
25
Manifestasi gagal jantung dapat bervariasi, tergantung pada perjalanan waktu
kelelahan adalah gejala utama dari gagal jantung, baik pada orang muda dan
orang tua.28
Karies gigi adalah infeksi yang dapat menular yang disebabkan oleh
Prevalensi karies akar yang tidak dirawat adalah 12% untuk orang
dewasa berusia 65-74 tahun dan 17% untuk mereka yang berusia di atas
pemakaian berbagai obat penyebab resiko tinggi pada lansia untuk terkena
karies akar.31
26
· Flora mulut, telah ditunjukan jika Streptococcus mutans dan
· Xerostomia atau mulut kering adalah faktor terpenting dari karies akar.
2. Penyakit Periodontal
pada orang dewasa yang lebih tua daripada kelompok usia lainnya.31
disebabkan oleh iritasi dari plak yang biasanya terdapat di daerah sulkus
gingiva dan tidak terbersihkan sehingga bakteri yang ada di dalam plak
27
sementum dan tulang alveolar, ditandai dengan adanya pembentukan
poket periodontal dan resesi. Perlekatan gusi dengan gigi juga akan
rusak sehingga sulkus gingiva semakin dalam dan plak yang ada di
ini tidak bisa kembali seperti semula, tapi proses kerusakannya bisa
kehilangan seluruh gigi mencapai 17,6%, jauh diatas target WHO 2010
28
Penambalan gigi dengan amalgam yang berbahan merkuri sudah
lama, merkuri dalam mulut dapat bereaksi dengan zat lain dan bereaksi
dengan saliva. Pelepasan merkuri dapat terjadi karena adanya friksi dan
merkuri yang terlarut dalam sirkulasi darah dan kapiler gingival. Garam
atau peningkatan yang mencolok dari aliran saliva yang kental sekali, rasa
terbakar dalam mulut dan tenggorokan, Rasa gatal dan rasa logam di lidah
sering mengalami ulserasi, kelenjar limfe dan saliva membesar dan sakit,
4. Kista
29
Kista didefinisikan sebagai rongga patologis yang berbatas/dilapisi sel
epitel dan mengandung fluid atau semifluid. Kista akan terasa sakit dan
tidak nyaman jika disertai dengan adanya infeksi akut atau pada
yang berhubungan dengan antrum maksila, dan kista jaringan lunak pada
rongga yang berisi cairan patologis yang dilapisi oleh epitel odontogenik.
terinfeksi. Menurut Musaffer, secara umum ciri khas kista radikuler antara
lain berkembang secara perlahan, tidak akan terbentuk rongga yang sangat
besar, tidak disertai nyeri kecuali jika inflamasi ekserbasi akut muncul, tes
elektrik pada gigi (-), gigi goyang dan tes perkusi pada gigi (+).35
30
Orang usia lanjut umumnya mengkonsumsi protein kurang dari angka
protein.16
berbeda.16
dengar (earphone)
Terapi fisik dan / atau rujukan terapi okupasi untuk kekuatan dan
keseimbangan
31
Evaluasi dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
Terapi relaksasi
h. Penanganan delirium
32
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1.1 Anamnesis
keluhan giginya kotor, banyak karang gigi, banyak noda hitam pada giginya, dan
lidah terasa pahit. Sebelumnya pasien tidak pernah pergi ke dokter gigi untuk
33
mm pada semua gigi. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan asam urat
serta sering meriang dan batuk di malam hari. Pasien memiliki riwayat pernah
operasi katarak serta mengonsumsi obat amlodipine dan obat asam urat namun
tidak rutin. Pasien tidak memiliki riwayat pernah jatuh namun merasa
penglihatannya agak buram, serta beberapa tahun tahun terakhir sudah tidak bisa
3.1.2 Penilaian Risiko Jatuh Pasien Geriatri Berdasarkan Skala Risiko Jatuh
Keterangan
Parameter Skrining Jawaban Skor
Nilai
Apakah pasien datang ke
Tidak
rumah sakit karena jatuh? Salah satu 0
Riwayat
Jika tidak,apakah pasien jawaban ya
Jatuh
mengalami jatuh dalam 2 Tidak =6
bulan terakhir ini?
Apakah pasien delirium?
(tidak dapat membuat
keputusan, pola pikir tidak Ya
terorganisir, gangguan daya
ingat) Salah satu 14
Status
Apakah pasien disorientasi? jawaban ya
Mental
(salah menyebutkan waktu, Tidak = 14
tempat, atau orang)
Apakah pasien mengalami
agitasi? (ketakutan, gelisah, Ya
dan cemas)
Penglihatan Apakah pasien memakai Salah satu
Tidak
kacamata? jawaban ya
Apakah pasien mengeluh ada Ya =1 1
34
penglihatan buram?
Apakah pasien mempunyai
katarak, galukoma, degenerasi Ya
makula?
Apakah terdapat perubahan
Kebiasaan perilaku berkemih? 2
Ya Ya = 2
berkemih (Frekuensi, urgensi,
inkontinensia, nokturia)
Mandiri (boleh menggunakan 0
Transfer alat bantu jalan)
Jumlahkan
(dari tempat Memerlukan sedikit bantuan 1
nilai
tidur ke (1 orang) atau dalam
transfer dan
kursi dan pengawasan
mobilitas.
kembali ke Memerlukan bantuan yang 2
Jika nilai
tempat nyata (2 orang)
total 0 – 3
tidur) Tidak dapat duduk dengan 3 0
maka skor
seimbang, perlu bantuan total
=0
Mandiri (boleh menggunakan 0
Jika nilai
alat bantu jalan)
total 4 – 6
Berjalan dengan bantuan 1 1
Mobilitas maka skor
orang (verbal / fisik)
=7
Menggunakan kursi roda 2
Immobilisasi 3
TOTAL SKOR 17
35
Berdasarkan tabel di atas total skor 17, dengan kesimpulan pasien ini memiliki
Ketergantungan Mandiri
(Skor 0) (Skor 1)
No Aktifitas
DENGAN bantuan, arahan, TANPA bantuan, arahan atau
. Skor : 0 atau 1
asisten pribadi atau dirawat asisten pribadi
total oleh orang lain
1. Mandi Membutuhkan bantuan Mandiri atau membutuhkan
lebih dari satu bagian bantuan hanya sedikit bagian
Skor : _1_ tubuh, dibantu untuk keluar seperti membersihkan punggung,
masuk kamar mandi. Total area genital atau hambatan
dimandikan ekstremitas
2. Berpakaian Membutuhkan bantuan Mengambil pakaian dari lemari
untuk berpakaian sebagian dan memakaikan ke diri sendiri.
Skor : _1_ atau total dipakaikan. Butuh bantuan untuk memakai
sepatu
3. Ke toilet Membutuhkan bantuan Berkemih, membersihkan area
untuk berkemih, genital secara mandiri
Skor : _1_ membersihkan area genital
atau menggunakan pispot.
4. Berpindah Membutuhkan Berpindah tempat tidur-kursi-
bantuanuntuk berpindah tempat tidur secara mandiri atau
Skor : _1_ dari tempat tidur ke kursi dengan menggunakan alat
atau butuh bantuan orang bantuan.
lain dalam segala aktifitas.
5. BAB & BAK Sebagian atau total tidak Dapat mengendalikan BAB &
dapat mengendalikan BAB BAK
Skor : _0_ & BAK
6. Makan Membutuhkan bantuan Mengambil makanan dari piring
sebagian atau total untuk dan disuapi ke mulut tanpa
36
Skor : _1_ menyuapi diri atau bantuan. Persiapan makanan dapat
diberikan secara parenteral. dilakukan oleh orang lain.
Skor 0 – 2 : lansia bergantung penuh dengan orang lain
Total skor : _5_ 3 – 4 : lansia ringkih
5 – 6 : lansia mandiri ⩗
a. Suhu : 36,5 0C
normal.
1. Wajah pasien simetris, sirkum oral TAK (tidak ada kelainan), pipi TAK
(a.)
(b.)
37
Gambar 2. a. Wajah pasien dari sebelah kiri, b. Wajah pasien dari sebelah kanan
2. Mata
Gambar 3. Mata sebelah kanan dan kiri tampak adanya kekeruhan pada lensa
3. Bibir
Gambar 4.
38
2. Mukosa bukal pasien
3. Rahang atas
Gambar 7. Palatum durum dan palatum mole TAK, karies mesioproksimal gigi 16
4. Rahang bawah
39
Dasar mulut TAK, gigi 47 karies oklusal, sisa akar gigi 36,37,47
5. Lidah
3.2.4 Odontogram
40
48 Missing Normal 38
47 Karies Oklusal Gangren Radix 37
46 Gangren Radix Gangren Radix 36
45 Abrasi, Atrisi, Resesi klas II Linguoversi, Abrasi, Atrisi, 35
Resesi klas II
44 Abrasi, Atrisi, Resesi klas II Abrasi, Atrisi, Resesi klas II 34
43 Abrasi, Atrisi, Resesi klas II Abrasi, Atrisi, Resesi klas II 33
42 Abrasi, Atrisi, Resesi klas II Linguoversi, Abrasi, Atrisi, 32
Resesi klas II
41 Distolinguoversi, Abrasi, Abrasi, Atrisi, Resesi klas II 31
Atrisi, Resesi klas II
1. Oklusi pasien
41
Oklusi pasien tidak ada
D : 5, M: 4, F: -
- Darah rutin :
· Kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal menandakan pasien
mengalami anemia
· Kadar leukosit lebih tinggi dari nilai normal menandakan pasien sedang
mengalami infeksi
42
· Kadar trombosit lebih tinggi dari nilai normal menandakan pasien
mengalami trombositosis
· Kadar hematokrit lebih rendah dari nilai normal menandakan pasien
mengalami anemia
· Kadar eritrosit lebih rendah dari nilai normal mendadakan pasien
mengalami anemia
· Kadar neurotrofil lebih tinggi dari nilai normal menandakan pasien
mengalami neutrofilia
· Kadar limfosit lebih rendah dari nilai normal menandakan pasien
mengalami limfopenia
· Kadar MCHC lebih tinggi dari nilai normal menandakan pasien
mengalami anemia hemolitik
· Kadar hemoglobin rendah, hematokrit rendah serta MCHC tinggi
menandakan pasien mengalami anemia akibat penyakit kronis, anemia
defisiensi zat besi awal
· Kadar leukosit tinggi, neutrofil tinggi menandakan adanya infeksi bakteri
akut
- GDS: Gula darah normal
43
Hasil Pemeriksaan Rontgen Panoramik
· Terdapat resorbsi tulang alveolar horizontal pada regio rahang atas dan
oklusal pada gigi 47. Terdapat gambaran sisa akar gigi 37, 36 dan 46.
3.3.3 Diagnosis: Periodontitis kronis generalis pada gigi-geligi rahang atas dan
bawah.
3.3.4 Prognosis: Baik, karena pasien kooperatif dan penyakit sistemik terkontrol.
44
PENILAIAN OSCAR
Faktor Penilaian Alat ukur
Kondisi kesehatan rongga mulut
pasien geriatri :
Gigi geligi: Missing teeth gigi
18, 17, 48;
sisa akar gigi 37, 36, 46;
resesi gingiva pada regio 16,
15, 14, 13, 12, 11, 23, 24, 25,
26, 35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, - Pemeriksaan intra
O Oral
43, 44, 45. oral dan radiografi
Karies pada gigi 16, 47
Kalkulus pada RA dan RB
Resesi gingiva kelas II pada
RA dan RB
Crowding gigi anterior RB
Resorbsi tulang alveolar pada
gigi-gigi RA dan RB
Pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan asam
urat.
- Anamnesis dan
S Systemic Saat ini pasien tidak sedang
Pemeriksaan penunjang
mengkonsumsi obat-obatan
yang rutin.
Pasien mengalami anemia
45
pasien buruk karena hasil
pemeriksaan intra oral masih
terdapat kalkulus pada RA dan
RB dan terdapat sisa akar gigi
37, 36, dan 46.
Pasien mampu mengambil
keputusan untuk menentukan
A Autonomy alternatif perawatan yang akan Wawancara
dilakukan.
46
BAB IV
PEMBAHASAN
keluhan giginya kotor, banyak karang gigi, banyak noda hitam pada giginya, dan
lidah terasa pahit. Sebelumnya pasien tidak pernah pergi ke dokter gigi untuk
pembersihan karang gigi. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan asam
urat serta sering meriang dan batuk di malam hari. Pasien memiliki riwayat
pernah operasi katarak serta mengonsumsi obat amlodipine dan obat asam urat
perubahan atau penurunan fungsi tubuh, yang awal mulainya berbeda-beda untuk
setiap individu. Memasuki usia lanjut biasanya didahului oleh penyakit kronik,
tubuh dan berbagai perubahan fisik.36 Masalah kesehatan rongga mulut yang
utama pada lansia yaitu karies gigi yang disebabkan perubahan saliva terkait
dengan usia, diet makanan yang buruk, resesi gingiva, dan efek samping yang
mulut pada lansia, yang disebut OSCAR dan yang digunakan untuk menentukan
sarana untuk memperhitungkan semua faktor yang dapat berdampak pada potensi
perawatan lansia. OSCAR adalah sarana dan pendekatan yang baik dan sistematis
47
untuk lansia yang baru memulai perawatan dengan masalah medis yang
kompleks.38
kemampuan merawat diri sendiri, kebersihan mulut, pengasuh, dan kebutuhan alat
Hasil evaluasi dari O: Oral pada pasien ini menunjukkan bahwa pasien
memiliki kebersihan mulut yang buruk. Perubahan pada mata dan bibir adalah
perubahan fisiologis yang biasa terjadi pada geriatri. Pada pemeriksaan ekstra oral
kedua mata pasien terdapat kekeruhan pada lensa. Mata pasien yang keruh
tersebut merupakan penyakit mata yang biasa disebut katarak, pasien juga
lensa kristalina. Faktor yang berpengaruh seperti usia yang lebih tua, pola hidup,
membutuhkan lebih banyak cahaya untuk melihat hal-hal yang jelas, silau,
48
kontras atau distorsi kekuningan. Katarak terus berkembang seiring waktu,
Pada bibir pasien terlihat cracking yang bisa terjadi oleh karena
saliva, dimana parenkim kelenjar akan hilang dan digantikan oleh jaringan ikat
saliva.42,43
di semua regio. Sisa gigi yang terdapat pada mulut pasien berjumlah 28 gigi yaitu
gigi 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 38, 37, 36, 35, 34, 33, 32, 31,
41, 42, 43, 44, 45, 46, 47. Gigi 16 karies mesioproksimal, gigi 37, 36, 46 sisa
akar, gigi 47 karies oklusal. Pasien mengalami resesi kelas II pada seluruh gigi.
Mukosa bukal kanan terdapat pigmentasi. Pada 2/3 anterior dorsum lidah pasien
Perubahan yang terjadi pada rongga mulut dipengaruhi oleh usia, dimana
dijumpai keadaan atropi dan kerusakan pada gigi geligi serta kehilangan gigi
geligi. Atropi terjadi pada mukosa mulut dan lidah. Perubahan pada keseimbangan
mengakibatkan mukosa mulut menjadi lebih pucat, tipis dan kering, mudah
49
Hasil evaluasi S: Sistemik ada pasien ini pada pasien ini menunjukkan
bahwa pemeriksaan klinis keadaan umum pasien normal dengan tekanan darah
berdasarkan umur pasien geriatri memiliki tekanan darah normal yaitu 130/85
kadar hemoglobin, eritrosit, dan hematokrit lebih rendah dari nilai normal yaitu
hemoglobin 10,5 g/dl, eritrosit 3,35 106 ,dan hematokrit 29% menandakan pasien
merupakan suatu penyakit yang paling sering dialami oleh lansia.45 Kadar
neurotrofil lebih tinggi dari nilai normal yaitu 84% menandakan pasien
penyakit hipertensi dan asam urat, serta mengonsumsi obat amlodipine dan obat
asam urat. Faktor resiko terjadinya tekanan darah tinggi (hipertensi) salah satunya
yaitu asam urat. Salah satu faktor resiko peningkatan kadar asam urat yang tidak
bisa diubah adalah usia. Semakin bertambahnya usia, fungsi tubuh juga
mengalami kemunduran.47
Indeks massa tubuh (BMI) adalah metrik yang saat ini digunakan untuk
menentukan karakteristik tinggi / berat antropometri pada orang dewasa dan untuk
seseorang. Ini juga banyak digunakan sebagai faktor risiko untuk perkembangan
atau prevalensi beberapa masalah kesehatan. Selain itu, BMI juga banyak
50
digunakan dalam menentukan kebijakan kesehatan masyarakat. BMI telah
berguna dalam penelitian berbasis populasi karena dapat diterima secara luas
Tinggi badan pasien 154 cm dan berat badan pasien 58 kg. Maka pasien
mandiri dan tidak memerlukan pengasuh dan alat bantu transportasi. Dari
penilaian risiko jatuh pasien geriatri, pasien memiliki risiko jatuh yang tinggi,
dengan skor = 17. Hal ini disebabkan karena pasien memiliki penglihatan yang
pasien menjadi buram. Pasien juga memiliki perubahan perilaku berkemih, dilihat
dari frekuensi dan urgensi yang meningkat, serta adanya inkontinensia dan
nokturia. Pasien juga sudah mulai pikun sehinga terkadang cemas bila mengambil
51
merupakan lansia mandiri dengan skor = 5. Pasien tidak memerlukan bantuan
dalam hal merawat dirinya sendiri, seperti pergi ke kamar mandi, berpakaian,
berkemih, berpindah dari tempat tidur ke tempat duduknya, BAB dan BAK, serta
menyuapi dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pasien adalah lansia
mandiri.
kepada orang lain. Pasien dapat memberikan persetujuan medis sendiri tanpa
dibantu oleh orang lain karena pasien masih dapat mendengar dengan jelas dan
dapat mengerti apa yang disampaikan kepada dirinya dengan baik. Dilihat dari
keadaan umum pasien yang memiliki riwayat hipertensi, asam urat serta riwayat
penyakit keluarga diabetes, maka yang diperlukan adalah edukasi pasien seperti
tetap menjaga pola makan, berhenti merokok apabila pasien merokok dan kurangi
konsumsi daging merah dan jenis makanan laut, melakukan olahraga, mencukupi
pencabtan sisa akar serta penumpatan pada gigi yang mengalami karies. Pasien
diedukasi tentang bagaimana cara menjaga kebersihan mulutnya dengan baik, cara
menggosok giginya 2 kali sehari saat pagi dan malam sehingga pasien dapat
yang tinggi terhadap perawatan gigi dan mulut. Hal ini ditunjukkan dari
52
BAB V
5.1 Kesimpulan
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Peningkatan
jumlah populasi lansia disertai peningkatan masalah kesehatan pada lansia itu
sendiri, salah satu masalahnya adalah perubahan pada rongga mulut. Geriatri di
kedokteran gigi dapat didefinisikan sebagai pelayanan perawatan gigi untuk lansia
berhubungan dengan proses penuaan dan penyakit terkait dengan usia lanjut. Oleh
sebab itu perlu dilakukan berbagai tindakan seperti pemeriksaan rutin dan
Menurut hasil pemeriksaan, pasien dalam laporan status ini memiliki beberapa
kelainan seperti penurunan tulang alveolar, kekeruhan pada lensa mata, cracking
bibir, jumlah hemoglobin, eritrosit, dan hematocrit lebih rendah dari nilai normal
pasien memiliki nilai risiko jatuh yang tinggi, serta pasien dikategorikan sebagai
lansia yang mandiri. Pasien juga masih dapat mengerjakan pekerjaan rumah
53
dengan baik. Pasien sadar akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya,
5.2 Saran
54
DAFTAR PUSTAKA
2020;3(1):47-53.
55
2016;2(1):26-28.
2006: 2-3.
2016: 3, 14-20
11. Loriza SY, Dian O, Wide S. Pengalaman Jatuh dan Kejadian Imobilitas
12. Wander GS. Progress in Medicine. 26th ed. India: Jaypee Brothers, 2016;
1753-1758
13. Amelia R. Prevalensi dan Faktor Risiko Inkontinensia Urin pada lansia
Panti Sosial Tuna Werdha (PSTW) Sumatera Barat. Health & Medical
14. Neki NS. Urinary Incontinence in Elderly. JKIMSU. 2016; 5(1): 5-13
16. Siti S. Geriatric Medicine, Sarkopenia, Frailty dan Kualitas Hidup Pasien
56
Cancer: A Focus on Falls, Cognition, Polypharmacy, and Depression.
285-299
19. Oliveira HSB, Manso MEG. The Iatrogenic Triad in a Group of Elderly
20. Tiara A, Dian IA. Penatalaksanaan Artritis Gout dan Hipertensi pada
Hipertensi Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Anak Dan
Balita Binjay Dan Medan Tahun 2014. Jurnal ilmiah PANNMED. 2014;
9(2): 128-133
22. Lui SK, Nguyen MH. Elderly Stroke Rehabilitation: Overcoming the
57
25. Agung P. Tatalaksana Diabetes Melitus pada Pasien Geriatri. CDK-277.
2016;1(20): 1-6
27. Noorwati S, Sri AK, Nia NS, Nina KS. Three Years Survival of Elderly
28. Freitas EV, Batlouni M, Gamarsky R. Heart failure in the elderly. Journal
31. Friedman PK. Geriatric Dentistry Caring for Our Aging Population. Iowa:
32. Yulian, T. Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lansiadi
2016.
58
35. Mappangara S, Tajrin A, dkk. Kista radikuler dan kista dentigerous.
rongga mulut pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
38. Shay K. Identifying the Needs of The Elderly Patients. The Geriatric
39. Ettinger RL. Treatment Planning Concepts for The Ageing Patient.
Usia (BPPLU) Provinsi Bengkulu. Jurnal Ners Lentera. 2020; 8( 1): 17-24.
41. Aini AN, Santik YDP. Kejadian Katarak Senilis di RSUD Tugurejo.
42. Sonis ST, Fazio RC, Fang L. Principles and Practice of Oral Medicine.
43. Pedersen PH, Loe H. Geriatric Dentistry. 1st Ed. Copenhagen: Munksgard.
2007: 94-120.
59
45. Alamsyah PR, Andrias DR. Hubungan Kecakupan Gizi dan Konsumsi
47. Farizal J, Welkriana PW, Patroni R. Hubungan Kadar Asam Urat dengan
48. Nuttall FQ. Body Mass Index. Nutr Today. 2015. 50(3): 117-128.
60