Nama Kelompok :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Analisa SWOT Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular Dermatitis Di Puskesmas Adipala I” dengan adanya makalah ini kami
berharap menerima kritik serta saran yang membangun sehingga penulis dapat
memperbaikinya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya mengenai Analisa SWOT Program
Penyakit Tidak Menular Di UPTD Puskesmas Adipala I. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dermatitis kontak iritan sering terjadi pada pekerja yang sering melakukan
pencucian tangan berulang atau paparan berulang pada kulit berupa air, bahan
makanan, dan berbagai zat yang dapat mengakibatkan iritasi ataupun alergik.
Di rumah sakit Kuala Lumpur Hospital dilakukan uji tempel pada 689 orang
dewasa dengan usia rata-rata 40,5 tahun didapati 175 (25,4%) adalah pekerja
kantor dan 118 (17,1%) adalah pekerja kesehatan. Diagnosis sementaranya adalah
dermatitis kontak sebanyak (80,8%),dimana eksim endogen (7,9%), eksim tangan
(3,2%), eksim tangan dan kaki (3,5%), eksim kaki (1,4%) dan foto dermatitis
(1,2%).
Tanda dan gejala umum dermatitis yaitu Kulit kering dan pecah-pecah, Gatal,
Ruam, Melepuh, Nyeri dengan sensasi seperti tersengat atau terbakar, Kulit yang
berubah warna menjadi kemerahan dan Pembengkakan kulit, penyakit kulit yang
tidak menular ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Pasalnya, rasa gatal pada
kulit bisa bersifat ringan hingga parah
Melihat dari latar belakang diatas, perlu adanya analisis SWOT untuk dapat
mengetahui dan memahami program penyakit idak menular yang berjalan di
UPTD puskesmas Adipala. Alasan kami mengambil kasus tentang Dermatitis
karena kasus ini setiap harinya ada. Fokus penanganan Dermatitis tidak hanya
berfokus pada penderita yang mengidap Dermatitis tetapi perlu dilakukan
pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
C. Manfaat
2. Untuk puskesmas
2. Komponen SWOT
a. Streghts (S)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau
program pada saat ini.
b. Weekness (W)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi
atau program pada saat ini.
c. Opporttunity (O)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi
dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
d. Threats (T)
Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang dating dari
luar organisasi dan dapat mengancam ekstensi organisasi dimasa depan.
Model kuantitatif adalah sebuah asumsi dasar dari model ini, kondisi
yang berpasangan antara S dengan W dan O dengan T. Kondisi berpasangan
ini terjadi karena diasumsikan dalam sebuah kekuatan bahwa selalu ada
kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu
ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan steghts
harus selalu memeliki pasangan Weekness dan Setiap satu rumusan
Opporttunity harus memiliki pasangan Threats. Kemudian setelah masing-
masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah
melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan
score pada masing-masing sub komponen dimana satu sub komponen yang
sama atau mengikuti laju vertikal. Sub komponen yang lebih menentukan
dalam jalannya organisasi diberikan score yang lebih besar. Standar
penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar
subyektifitas penilaian model kualitatif.
b. Model Kualitatif
Keterangan:
2) Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemhaan organisasi dengan ancaman dari
luar dank arena keputusan yang salah akan membawa bencana yang
besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah
dari yang diperkirakan.
Melakukan penghitungan skor (a) ddan bobot (b) point faktor serta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c=a x b) pada setiap faktor SWOT,
menghitung skor (a) masing-masing pont faktor dilakukan secara saling
bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengaruhi penilaian terhadap point faktor lainnya). Pilihan rentang
besarnya skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim
digunakan adalah dari 1 sampai 10 dengan asdumsi 1 berarti skor paling
rendah dan 10 paling tinggi.
Mencari posisi organisasi yang ditunjukan oleh titik (x, y) pada kuadran
SWOT.
Opportunity
(-,+) (+ , +)
Weekness Srength
Kuadran IV Kuadran II
( - , -) (+,-)
Threath
Keterangan:
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari
orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu
yang (kronis). Pada perjalanan awal, PTM sering tidak bergejala, banyak yang
tidak mengetahui dan menyadari jika mengidap PTM. Hal tersebut membuat
kesadaran untuk memeriksa diri atau deteksi dini kurang. Sehingga banyak
yang memeriksa ketika terjadi komplikasi dari PTM. (Dewi, 2019)
2. Peran Puskesmas
Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional
secara komprehensif tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah
Sakit.
Kepala Puskesmas
UKM
UKP
Kesehatan lingkungan
Promkes
Laboratorium
1. Visi
2. Misi
B. Mode Kualitatif
Strengt (Kekuatan)
Tersedia peralatan yang memadai di ruang pelayanan rawat jalan/ ruang periksa
satu
b. Weakness (Kelemahan)
Kurang dalam pengarahan pada pasien, masih ada pasien yang belum paham
tentang pentingnya menjaga kebersihan diri untuk terhindar dari masalah
Dermatitis.
D. Diagram
Beberapa solusi:
B. Saran
Daftar Pustaka