Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,dan hidayah -Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini berdasarkan materi yang telah ditentukan yaitu
“Pengaruh Terapi pada Cerebral Palsy”.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan  kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah  ini.

Demikian makalah ini kami susun dan kami berharap dapat bermanfaat dan
juga dapat mendampingi kita dalam proses belajar, kami juga mengucapkan
terima kasih banyak atas dukungan dari teman-teman dan dosen pembimbing
kami.

Jambi, Desember 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................2
1.4 Metode .........................................................................................................................2
1.5 Manfaat ........................................................................................................................2

BAB II Kajian Literatur......................................................................................................3


BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................18
4.2 Saran.............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

The Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome


(HIV/AIDS) merupakan salah satu ancaman serius dunia. HIV/AIDS adalah salah
satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia (WHO, 2011).
Keberhasilan memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya merupakan
salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu negara sebagaimana yang
tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs). Ini juga menjadi target
dan perhatian khusus pemerintah Indonesia. Indonesia merupakan salah satu
negara dengan angka penambahan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia. Berdasarkan
data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP&PL) Kementerian Kesehatan RI
menyebutkan bahwa jumlah kasus baru HIV pada tahun 2011 dan 2013
mengalami peningkatan.Tujuan dari penelitian untuk mengetahui keefektifan
pengobatan dalam meningkatkan support treatment pada penderita HIV AIDS.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penulis membuka situs
google scholar kemudian mencari dengan menggunakan kata kunci HIV/AIDS
dan supportive treatment didapatkan hasil sebanyak 2.350 temuan selanjutnya
diurutkan dari yang terbaru. Demikian juga untuk situs PubMed, penulis
membuka situs kemudian didapatkan 7 temuan. Hasil dari pencarian ini
didapatkan Penggunaan anti retroviral (ARV) sangat efektif untuk menolong
penderita HIV/AIDS untuk meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup
pasien Kualitas hidup merupakan salah satu penilaian tingkat keberhasilan suatu
terapi. Kualitas hidup yang tinggi akan meningkatkan tingkat kesembuhan serta
menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit.

Kata Kunci : CD4+, Kualitas hidup,ramuan jamu


ABSTRACT

The Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome


(HIV/AIDS) is one of the world's serious threats. HIV / AIDS is one of the top
ten causes of death in the world (WHO, 2011). The success in fighting HIV /
AIDS and other infectious diseases is an indicator of the success of development
in a country as stated in the Millennium Development Goals (MDGs). This is also
the target and special attention of the Indonesian government. Indonesia is one of
the countries with the fastest increase in HIV / AIDS cases in Asia. Based on data
released by the Directorate General of Disease Prevention and Environmental
Health (Ditjen PP&PL), the Ministry of Health of the Republic of Indonesia stated
that the number of new HIV cases in 2011 and 2013 had increased. This study
aims to determine the effectiveness of treatment in improving treatment support
for HIV AIDS sufferers. The method used in this study is the author opens the
google scholar site and then searches using the keyword HIV / AIDS and
supportive treatment. The results are 2,350 findings, then sorted from the latest
Likewise for the PubMed site, the author opened the site and found 7 findings.
The results of this search found that the use of anti-retroviral (ARV) is very
effective to help people with HIV / AIDS to increase the patient's life expectancy
and quality of life. Quality of life is one of the assessments of the success rate of a
therapy. A high quality of life will increase the cure rate and reduce disease
morbidity and mortality.

Key words: CD4 +, quality of life, herbal ingredients


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


The Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency
Syndrome (HIV/AIDS) merupakan salah satu ancaman serius dunia.
HIV/AIDS adalah salah satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian
tertinggi di dunia (WHO, 2011). Keberhasilan memerangi HIV/AIDS dan
penyakit menular lainnya merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan di suatu negara sebagaimana yang tertuang dalam Millenium
Development Goals (MDGs). Ini juga menjadi target dan perhatian khusus
pemerintah Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka
penambahan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia. Berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (Ditjen PP&PL) Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa
jumlah kasus baru HIV pada tahun 2011 dan 2013 mengalami peningkatan.
Penemuan kasus baru HIV meningkat dari 21.511 orang pada tahun
2012 menjadi 29.037 pada tahun 2013. Secara kumulatif jumlah penemuan
kasus HIV/AIDS mulai 1 April 1987 hingga 31 Maret 2014 adalah 134.042
kasus HIV, 54.231 kasus AIDS dan 9.615 kematian yang disebabkan oleh
virus ini. Jawa Tengah menempati urutan ke 8 dari 33 propinsi di Indonesia
dengan jumlah kumulatif penemuan kasus HIV/AIDS terbanyak yaitu 7.584
kasus HIV dan 3.339 kasus AIDS (Kemenkes RI, 2014).
penyakit HIV/AIDS juga berdampak terhadap kondisi psikologis
penderita. AIDS oleh masyarakat umum dianggap suatu penyakit yang cukup
menakutkan dan merupakan isyarat atau vonis bahwa penderita telah
dipastikan akibatnya akan meninggal (Riyanto, 2006).
stigma negatif yang berkembang di masayarakat yang menganggap
penyakit HIV sangat erat kaitannya dengan homoseksualitas, biseksual,
pelacuran dan penggunaan narkoba dengan jarum suntik menyebabkan
penderita menjadi malu jika orang lain mengetahui penyakitnya. Selain itu,
masyarakat menjadi takut tertular sehingga menghindar sejauh mungkin
melakukan kontak dengan penderita yang menyebabkan penderita merasa
terasing bahkan dengan keluarganya sendiri. Reaksi pertama yang
diperlihatkan oleh sebagian besar pasien yang baru mengetahui penyakitnya
adalah menangis, mempertanyakan kesalahan apa yang telah diperbuat hingga
ia harus menerima kenyataan ini, menyalahkan pasangannya jika yang
menjadi penyebab penularannya melalui pasangan, merasa tidak berguna, dan
muncul ketakutan akan datangnya kematian. menampakkan perilaku depresi
seperti mengurung diri di kamar, tidak mau makan sehingga berat badan
turun.Sehingga pasien memerlukan pengobatan dalam meningkatkan
supportive treatment pada penderita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat disimpulkan
rumusan masalah pada literature review ini adalah “Bagaimana evidence
based nursing keefektifan pengobatan dalam meningkatkan supportive
treatment pada penderita HIV/AIDS’’.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui evidence based
nursing keefektifan pengobatan dalam meningkatkan supportive treatment
pada penderita HIV/AIDS.

1.4 Metode
Penulis membuka situs https://scholar.google.co.id/ kemudian mencari
dengan menggunakan kata kunci HIV/AIDS dan supportive treatment
didapatkan hasil sebanyak 2.350 temuan selanjutnya diurutkan dari yang
terbaru. Demikian juga untuk situs PubMed, penulis membuka situs
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ kemudian didapatkan 25 temuan.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Bagi Penulis
Literature review ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki khususnya
mengenai evidence based nursing keefektifan pengobatan dalam
meningkatkan supportive treatment pada penderita HIV/AIDS’’
1.5.2 Manfaat Bagi Pembaca
Literature review ini dapat dijadikan sarana untuk menambah
pengetahuan tentang evidence based nursing keefektifan pengobatan
dalam meningkatkan supportive treatment pada penderita HIV/AIDS.
1.5.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Literature review ini dapat dijadikan referensi dalam pembuatan
review literature selanjutnya.
BAB II
KAJIAN LITERATUR

NO PENELITI JUDUL SAMPLE METODE HASIL KELEBIHAN KEKURANGAN


1 Igbiks Tradition 430 study using Out of the 400 The research This research is good,
Tamuno al patients structured patients whose data presented in a it's just that many words
medicine pretested were analyzed, 110 journal is very are difficult to
for HIV questionnaire (27.5%) admitted to complete based understand for ordinary
infected s using traditional on the observed people
patients medicine at home variables
in before their
antiretro commencement of the
viral antiretroviral therapy.
therapy However, only 17
in a patients (4.3%) used
tertiary traditional medicine
hospital and antiretroviral
in Kano, drugs concurrently.
Northwe Table 1 also displays
st the socio-demographic
Nigeria features of the groups
taking ARV and
traditional medicine
concurrently. Two
main indices were
used to assess
patient’s attitude to
antiretroviral therapy
with a view to finding
out their adherence to
ARV. One hundred
forty eight (37%)
patients had their drug
regimen changed at
least once while 23
(20.90%) patients
receiving traditional
medicine before ART
and 5 (29.41%)
patients having two
treatments had their
drug regimen
changed. A total of
28.8% HIV patients,
14.6% patients used
traditional medicine
before ART and
29.4% concurrent
users had missed at
least a dose of their
ARVs since
commencement of
therapy.
2 Oladele S. Prelimin Ten (10) heir CD4 The average weight This research this research is good,
Olatunya, ary Trial HIV- counts, gain among those on describes clearly but the researcher does
MBBS, of Aloe infected general aloe vera was 4.7 kg and completely not explain how to
Ayomadew Vera women improvement, compared to 4.8 kg by the results of the make aloeveral therapy
a M. Gruel on and physical those on antiretroviral research. And has and how to use it
Olatunya, HIV well-being drug ( p = 0.916). The lots of samples.
MSc, Henry Infection (including average rise in CD4
C. weight gain) count among them
Anyabolu, were was 153.7 cells/lL
FWACP, monitored compared to 238.85
Ebun A. over a 1-year cells/lL among the
Adejuyigbe, period. The controls ( p = 0.087).
FMCP, and findings were There was no
Oyeku A. compared significant side
Oyelami, with those of effect(s) in either
FWACP 20 age- group except in the 1
matched patient who switched
controls who over from
were on antiretroviral drugs to
antiretroviral aloe vera gruel.
drugs. One
(1) patient
who reacted
badly to
antiretroviral
drug
switched over
to aloe vera.
3 A.V.Kadam Use of 80 Data were Thirty six patients This research The drawback of this
, M.V. Herbal participant collected were taking a herbal describes clearly study is the lack of
Ghate, Drugs using a semi powder dispensed in and completely detailed information
V.Chinchka and its structured paper envelopes the results of the about herbal medicines
r, S.G. Effect on questionnaire without any labels research. And has in HIV infected
Gurav,R. R. CD4 with closed from the same source lots of samples. individuals with and
Gangakhed Count in and open- (A herbal drug shop) without ART. Further
kar HIV ended for increasing CD4 studies should be
Infected questions count along with planned for
Individu during a face- ART. There was pharmacokinetic and
als to-face significant rise in pharmacodynamic
Taking interview. median CD4 count in interactions between
Antiretro both the groups viz. various combinations of
viral patients taking ART + herbal medicine .
Therapy Herbal powder and
in Pune patients taking ART
alone. (p= 0.024 and
p=0.008 respectively)
However there was no
difference in the
increase in median
CD4 count between
those who received
herbal drugs and those
who did not in
addition to ART.
(P=0.399)
4 Mayura Prelimin 28 The viral Of the 28 enrolled This research The drawbacks of study
Kusum MD, ary samples load assays patients, the number describes clearly is that it does not
Virat Efficacy were of positive response and completely clearly state the method
Klinbuayae and performed patients with the results of the used, and were the side
m MD, Safety of using the reduction of plasma research. effects such as the most
Malee Oral Amphicor HIV- 1 RNA more frequently reported side
Bunjob Msc Suspensi HIV monitor than 0.5 log during the effects, warmth in the
in Pharm, on SH, assay (Roche treatment and follow stomach, and
Somchai Combina Diagnostic)w up period were 4-10 drowsiness which could
Sangkitporn tion of ith a limit of (14.2-35.7%) while be due to the ethanol
MD Five quantitative the number of content in the SH
Chinese of 400 copies negative response suspension. Most of the
Medicina per ml. patients who had side effects are not
l Herbs, Patients plasma HIV-1 RNA serious and appear in a
in People received an rising at least 0.5 log short time.
Living oral were 2-4 (0-14.2%).
with suspension of The means viral load
HIV/AI SH, a at week 0 (baseline),
DS ; the combination 12 and 20 were 4.94,
Phase of 5 Chinese 4.83 and 4.76 log
I/II medicinal copies/ml, which were
Study herbs slightly declined.
Whilst, the mean
absolute CD4 cell
count of week 0
(baseline), 4, 8, 12,
and 20 fluctuated
within the baseline,
range of 382.1, 404.2,
359.4, 404.1, 360.2
cell/mm3,
respectively. All
subjects had good
compliance without
any serious adverse
events.
5 Peristiwan Perubaha 60 subjek Quasi- Ramuan jamu Kelebihan dari Nilai baseline kedua
merode ramuan kelompok adalah
R. W. n penderita experimental imunostimulan
jamu ini adalah sebanding. Pada
Astana, Kualitas HIV/AIDS pre dan menaikkan rata-rata dengan terapi kelompok subjek jamu,
obat obatan yang tidak ada perbedaan
Danang Hidup di Sragen. posttest skor WHOQOL-HIV
berasal dari alam signifikan pada nilai
Ardiyanto, dan Nilai BREF pada domain maka akan sangat CD4+ setelah 28 hari
mudah perlakuan, sedangkan
Tofan A. CD4+ psikologi,
mendapatkan obat pada kelompok plasebo,
Mana Pasien kemandirian, dan tersebut dan rata-rata CD4+ setelah
mengkonsumsiny 28 hari mengalami
HIV/AI kesehatan umum
a setiap hari, penurunan dari 432,37
DS secara bermakna karna obat herbal menjadi 388,70.
ini yang memiliki sehingga disimpulkan
dengan (p=0,014; 0,030;
efek samping bahwa tidak terdapat
Pemberia 0,003) dan yang tidak terlalu perbedaan bermakna
mengkhawatirkan antara karakterikstik
n mempertahankan nilai
. subjek di antara kedua
Ramuan CD4+ subjek ramuan Hasil penelitian kelompok.
Jamu jamu. Ramuan jamu menunjukkan
Imunosti memberikan bahwa ramuan
mulan di perubahan terhadap jamu
Sragen kualitas hidup subjek imunostimulan
terutama pada domain memberikan
psikologi, perubahan
kemandirian, dan terhadap kualitas
kesehatan umum serta hidup terutama
mempertahankan nilai pada domain
CD4+. psikologi,
kemandirian, dan
kesehatan umum
pada penderita
HIV/AIDS di
Kabupaten Sragen
dan
mempertahankan
nilai CD4+
6 Puspa Efektivit 679 Eksperimenta Menunjukkan Efektivitas Hasil uji statistik
Pemberian Jus
Wardhani as penderita l semu. perbedaan selisih penelitian ini
Nanas Dan Jus
dan Nurbani pemberia HIV di kadar CD4 yang Pepaya Sebagai menunjukkan bahwa
Pendamping ARV
n jus Klinik bermakna sebelum dari hasil penelitian di
dalam
nanas Mawar dan sesudah perlakuan Meningkatkan klinik Mawar RSUD dr.
Kadar CD 4,
dan jus RSUD Dr. antar kelompok Abdul Aziz didapatkan
penelitian
pepaya Abdul dengan nilai p = 0,014 menunjukkan ada hasil menunjukkan
perbedaan selisih
sebagai Aziz dan didapatkan adanya perbedaan kadar
kadar CD4 yang
pendamp Singkawa perbedaan kadar CD4 bermakna CD4 yang bermakna
diantara sebelum
ing arv ng. yang bermakna diantara sebelum dan
dalam diantara sebelum dan dan sesudah sesudah pemberian jus
perlakuan antar
meningk sesudah pemberian jus nanas dan pepaya pada
kelompok dengan
atkan nanas dan jus pepaya nilai p sebesar kelompok intervensi.
0,014.
kadar pada kelompok Sedangkan pada
cd4 intervensi dengan nilai Dengan demikian kelompok kontrol
penelitian ini
p = 0,016. menghasilkan nilai
menunjukkan
bahwa pemberian probabilitas sebesar
jus nanas dan
0,867 (p value > 0,05),
pepaya sebagai
pendamping ARV yang menunjukkan
efektif
tidak adanya perbedaan
meningkatkan
kadar CD4 pada kadar CD4 yang
penderita HIV;
bermakna diantara
Rerata selisih
kadar CD4 sebelum dan sesudah
diantara sebelum
perlakuan pada
dan sesudah
perlakuan pada kelompok kontrol.
kedua kelompok
menunjukkan
perbedaan yang
cukup besar, yaitu
27,7 pada
kelompok
intervensi
(peningkatan
5,2% dari CD4
sebelum
dilakukan
intervensi) dan
0,6 pada
kelompok kontrol
(peningkatan
5,2% dari CD4
awal).

7 Asep Kajian 15 Odha Merupakan Hanya 1 orang dari 15 Sejauh ini Informasi obat
Rahman, penggun penelitian respon pernah memang layanan tradisional justru lebih
Angela F.C. aan kualitatif, membaca informasi kesehatan banyak diperoleh
Kalesaran, makatan dimana data tentang obat tradisional di melalui keluarga dan
Jainer P. (obat asli diperoleh tradisional. Informasi Puskesmas lebih teman dari responden.
Siampa minahasa melalui obat tradisional justru diarahkan pada Mayoritas responden
) sebagai rekaman hasil lebih banyak upaya pencegahan juga mendapatkan
supportiv wawancara diperoleh melalui dan pemeliharaan informasi tentang obat
e mendalam keluarga dan teman kesehatan, bukan tradisional melalui
treatment pada dari responden. pada upaya teman dan internet.
pada narasumber Mayoritas responden pengobatan atau Idealnya layanan
odha yang juga mendapatkan penyembuhan kesehatan menjadi
(orang memenuhi informasi tentang obat penyakit. Namun sumber edukasi tentang
dengan prinsip tradisional melalui demikian layanan kesehatan
hiv/aids) kesesuaian teman dan internet. beberapa Rumah tradisional, terutama
di kota (appropriatne Sakit memiliki batasan aman tidaknya
manado ss). layanan kesehatan penggunaan obat
tradisional tradisional. Sesuai
sebagai salah satu dengan Rencana
pilihan tindakan Strategis Kementerian
kesehatannya. Kesehatan, pada tahun
2019 ditargetkan 75%
Puskesmas menjalankan
layanan kesehatan
tradisional, salah satu
fungsinya adalah
sebagai sumber
informasi kesehatan
tradisional. Mengingat
informasi tentang
layanan kesehatan
tradisional sering kali
salah bias, maka peran
layanan kesehatan
sebagai sumber
informasi sangatlah
penting.
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian berbasis literatur review yang telah dilakukan


didapatkan bahwa HIV merupakan singkatan dari Human Immuno deficiency
Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel system kekebalan
tubuh manusia (terutama CD4 positif T-sel dan makrofag komponen-komponen
utama system kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya.
Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan system kekebalan yang
terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Virus HIV
dapat ditularkan melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik secara
bersama (pengguna narkotik), serta melalui transfuse darah. Dalam beberapa
kasus, bayi yang baru dilahirkan dapat pula tertular bila sang ibu mengidap
HIV/AIDS. Meskipun tingkat penyebaran HIV/AIDS di Indonesia tidaklah seluas
di belahan dunia lainnya, namun laju penyebaran HIV/AIDS di Indonesia harus
diwaspadai, mengingat jumlah penderitanya senantiasa meningkat.
Penggunaananti retroviral (ARV) sangat efektif untuk menolong penderita
HIV/AIDS untuk meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien
Kualitas hidup merupakan salah satu penilaian tingkat keberhasilan suatu terapi.
Kualitas hidup yang tinggi akan meningkatkan tingkat kesembuhan serta
menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit.
Terapi antiretroviral (ARV) merupakan satu-satunya pengobatan
HIV/AIDS. Salah satu masalah dalam pemberian ARV yang menjadi perhatian
adalah efek samping yang merugikan, seperti mual, anxietas, anoreksia, insomnia,
serta adanya gangguan penglihatan dan pengecapan. Efek samping tersebut dapat
memengaruhi kualitas hidup penderita HIV/ AIDS dan dapat berakibat pada
berkurangnya kepatuhan pasien sehingga efektivitasnya menjadi belum optimal.
Adanya peningkatan kualitas hidup pada ODHA juga merupakan faktor yang
perlu diperhatikan. Semakin tinggi kualitas hidup ODHA, semakin tinggi pula
kemampuannya dalam mengatasi penyakit tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilakukan pada bulan Juni sampai
Oktober tahun 2015 di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sragen
oleh Peristiwan R. W. Astana, Danang Ardiyanto, Tofan A. Mana diperoleh
bahwa ramuan jamu imuno stimulant memberikan perubahan terhadap kualitas
hidup terutama pada domain psikologi, kemandirian, dan kesehatan umum pada
penderita HIV/AIDS di Kabupaten Sragen dan mempertahankan nilai CD4+. Pada
penelitian ini, aspek kesehatan umum subjek uji kelompok jamu meningkat secara
signifikan pada hari ke-14 dan ke-28, sedangkan untuk kelompok placebo
meningkat pada hari ke-14. Hal ini kemungkinan karena tingkat kepatuhan subjek
minum jamu atau placebo selama penelitian tergolong tinggi. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, aspek persepsi kesehatan umum tidak memberikan
pengaruh signifikan terhadap kualitas hidup seseorang.
Ramuan jamu imuno stimulant dapat diberikan sebagai terapi
komplementer bersama terapi antiretroviral (ARV). Ramuan jamu yang digunakan
adalah 14 gram rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), 14 gram temu
mangga (Curcuma mangga), dan 14 gram herba meniran (Phyllantusniruri) dalam
bentuk rebusan dibandingkan placebo. Jumlah normal CD4+ adalah 500–1000
sel/mm3 darah. Semakin tinggi CD4+, maka akan semakin tinggi juga
kemampuan tubuh dalam mempertahankan diri dari komplikasi-komplikasi yang
berhubungan dengan HIV/ AIDS khususnya mencegah terjadinya infeksi
oportunistik. Kenaikan jumlah sel CD4+ pada subjek yang memperoleh jamu
dapat menjadi pertimbangan dalam pemberian jamu sebagai suatu komplementer
obat HIV/AIDS. Meniran telah terbukti dapat menghambat replikasi virus HIV-1
dengan konsentrasi efektif 50% di rentang 0,9–7,6 μg/mL. Penelitian mengenai
ayurveda mencatat penggunaan herba meniran sebagai antivirus. (Wagh VD, Patil
SV, Surana SJ, Wagh KV, 2013).
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Ram Y, Ellen GC. Acquired immunodeficiency syndrome. In: Nelson Text Book
of Pediatrics. 17th ed. Philadelphia: Elsevier Imprints, 2004:1109–1120.
Federal Ministry of Health (FMOH) Nigeria Policy Docu- ment. Guidelines for
the Use of Antiretroviral (ARV) Drugs in Nigeria, Abuja, 2004.
World Health Organization (WHO). Guideline for the Use of Antiretroviral
Drugs. WHO, Geneva, Switzerland 2006.
International Aloe Science Council (IASC). Polymerase Chain Reaction: A New
Method for the Identification of Aloe. Online document at:
www.iasc.org/orndorf.html Posted 2001, Accessed November 13, 2008.
Reynolds T. Observations on the phytochemistry of the aloe leaf-exudate
compounds. Bot J Linn Soc 1985;90:179–199.
Reynolds T. In: Reynolds T, ed. Aloes—The Genus Aloe. Boca Raton, FL: CRC
Press, 2004 pp 39–74.
Reynolds T, Dweck AC. Aloe vera leaf gel: A review update. J Ethnopharmacol
1999;68:3–37.

National AIDS Control Organisation, Department of AIDS Control, Ministry of


Health and Family Welfare. Annual Report 2015–16.
http://naco.gov.in/sites/default/files/Annual%20Report%202015-
16_NACO.pdfas accessed on 26th February 2017[2].

Guidelines for the use of Antiretroviral agents in HIV -1 infected Adults and
Adolescents. Downloaded from http://aidsifo.nih.gov.guidelines. Accessed
on 15th April 2017.[3].

Fasinu PS, Bouic PJ, Rosenkranz B. An Overview of the Evidence and


Mechanisms of Herb–Drug Interactions.Frontiers in Pharmacology.
2012;3:69. doi:10.3389/fphar.2012.00069

Anda mungkin juga menyukai