Anda di halaman 1dari 37

ASKEP KELUARGA PADA LANSIA

DENGAN MASALAH GOUT


ARTRITIS
Kelompok 3
KELOMPOK 3

Icha Permata Ulandari (G1B118016)


Nurlaili Andraini (G1B118017)
Nosil Elvini (G1B118018)
Dera Tri Mulayni (G1B118019)
Reci Syarfina (G1B118020)
Arisah Nur Rahma (G1B118021)
Heidy Regina Nova (G1B118045)
Yusi Lorenza (G1B118047)
Lendra Apriansyah (G1B118048)
Putri Yani Pasaribu (G1B118050)
Darmawanto (G1B118046)
Pokok pembahasan

Konsep Keluarga 01

Konsep Lansia 02

Konsep Gout Atritis 03

Askep Keluarga pada


lansia dengan 04
masalah Gout Atritis
KELUARGA
Menurut Departemen Kesehatan RI (1988),
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdidri daari kepala keluarga dan
beberapa orang berkumpul serta tinggal
disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaaan saling ketergantungan
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain :

• Fungsi Afektif (The affectivefunction)


• Fungsi Sosialisasi dan penempatan social
(sosialisation and social placement fungtion)
• Fungsi Reproduksi (reproductive function)
• Fungsi Ekonomi (the economic function)
• Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the
healty care function)
Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia

• Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan


• Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
• Mempertahankan hubungan perkawinan
• Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
• Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
• Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka

(diadaptasi dari caeter dan McGoldrik (1988 ), Duval dan Miller


(1985)
LANJUT USIA

Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk


mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stresfisiologis (Effendi,
2009). Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari (Ratnawati, 2017). Kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun,
mengalami penurunan kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang diri.
Dimensi hidup sehat bagi lansia menurut Bandiyah (2009)

• Pertama, dimensi fisik yang berupa gaya hidup sehat dengan penerapan
olahraga, gaya hidup yang baik, dan pemeriksaan kesehatan yang teratur.

• Kedua, dimensi sosial berupa interaksi dengan orang lain dengan


membina hubungan yang baik dalam komunikasi positif melalui beragam
kegiatan yang posotif pula.

• Ketiga, dimensi emosional berupa kemampuan seseorang dalam


mengelola menyalurkan emosi melalui konsultasi dengan orang lain
maupun pada terapis kesehatan.
Dimensi hidup sehat bagi lansia menurut Bandiyah (2009)

• Keempat, dimensi intelektual berupa peningkatan kemampuan dan


keahlian dalam bidang positif.

• Kelima, dimensi vokasional yaitu kebutuhan aktualisasi diri dalam kegiatan


yang dapat menyalurkan kegiatan atau hobi serta bakat khusus yang
dimliki. Keenam, dimensi spiritual, yaitu kebutuhan untuk mengisi
kebutuhan rohani dalam upaya mendalami makna hidup.
TUGAS LANSIA

• Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

• Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income


(penghasilan) keluarga.

• Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.


Gout Artritis
Gout arthritis adalah suatu proses inflamasi yang
terjadi karena deposisi kristal asam urat pada
jaringan sekitar sendi (tofi). Gout juga
merupakan istilah yang dipakai untuk
sekelompok gangguan metabolik yang
ditandai dengan meningkatnya konsentrasi
asam urat (hiperurisemia) (Misnadiarly, 2007).
Menurut Fitriana (2015).
Klasifikasi Gout Arthritis Menurut Nurarif dan Kusuma (2016)

• Gout Arthritis Primer


Dipengaruhi oleh faktor genetik yang menimbulkan produksi
asam urat yang berlebihan (hiperurisemia)
• Gout Arthritis Sekunder
1. Penurunan ekskresi asam urat disebabkan karena penyakit
lain, yaitu obesitas, diabetes melitus, hipertensi, jantung
koroner, dislipidemia dan gangguan ginjal.
2. Penurunan ekskresi asam urat disebabkan karena
penggunaan obat-obatan, seperti : aspirin, tiazid, salisilat,
diuretik, dan sulfonamid.
Etiologi Gout Artritis

• Gout primer
Penyebab kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini
diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
Hiperurisemia atau berkurangnya pengeluaran asam urat dari
tubuh dikatakan dapat menyebabkan terjadinya gout primer.
Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih
belum jelas diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa
99% kasus adalah gout dan hiperurisemia primer. Gout
arthritis primer yang merupakan akibat dari hiperurisemia
primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi
(80-90%) dan karena produksi yang berlebih (10-20%).
Etiologi Gout Artritis

• Gout sekunder
Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang
menyebabkan peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang menyebabkan
peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang
menyebabkan sekresi menurun. Hiperurisemia sekunder karena peningkatan
biosintesis de novo terdiri dari kelainan karena kekurangan menyeluruh enzim
HPRT pada syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim glukosa-6 phosphate pada
glycogen storage disease dan kelainan karena kekurangan enzim fructose-1
phosphate aldolase melalui glikolisis anaerob. Hiperurisemia sekunder karena
produksi berlebih dapat disebabkan karena keadaan yang menyebabkan
peningkatan pemecahan ATP atau pemecahan asam nukleat dari dari intisel.
Peningkatan pemecahan ATP akan membentuk AMP dan berlanjut membentuk
IMP atau purine nucleotide dalam metabolisme purin, sedangkan hiperurisemia
akibat penurunan ekskresi dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu
karena penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, penurunan
fractional uric acid clearence dan pemakaian obat-obatan.
Tanda dan Gejala Gout Artritis Menurut Naga (2013)

• Hiperurisemia.
• Artritis pirai/gout akut, bersiat eksplosif,nyeri hebat, bengkak, merah,
teraba panas pada persendian, dan akan sangat terasa pada waktu.
bangun tidur di pagi hari.
• Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
• Terdapat tofi dengan pemeriksaan kimiawi.
• Telah terjadi lebih dari satu serangan akut.
• Adanya serangan pada satu sendi, terutama pada sendi ibu jari kaki.
• Sendi terlihat kemerahan.
• Terjadi pembengkakan asimetris pada satu sendi.
• Tidak ditemukan bakteri pada saat serangan dan inflamasi.
• Kista subkortikal tanpa erosi (radiologi).
• Kultur mikroorganisme negatif pada cairan send
Pemerikasaan Penunjang Gout Artritis
Pemeriksaan penunjang yang paling sederhana dan banyak
tersedia adalah dengan mengukur kadar asam urat di darah
Pencegahan Artritis Gout

Selama periode tanpa gejala, pedoman diet ini dapat membantu melindungi
terhadap serangan artritis gout di masa depan:
– Minum banyak cairan. 
– Batasi atau hindari alkohol. 
– Dapatkan protein dari produk susu rendah lemak. 
– Batasi asupan daging, ikan, dan unggas. 
– Pertahankan berat badan yang diinginkan. 
Penatalaksanaan Artritis Gout

• Penatalaksanaan Akut
Penatalaksanaan fase akut gout dapat menggunakan obat
antiinflamasi non steroid, kolkisin, dan kortikosteroid.
• Modifikasi Gaya Hidup
• Persiapan Rujukan
• Pembedahan
ASKEP KELUARGA PADA LANSIA
DENGAN MASALAH GOUT
ARTRITIS
• Pengkajian
• Data Umum
• Nama Kepala Keluarga (KK) :-
• Umur : - bulan/ tahun
• Pendidikan :-
• Pekerjaan: -
• Alamat Rumah :-
• Komposisi Keluarga :

N Nama Umur JK Pendidi Pekerjaan Hubungan Imunis Ket


o kan dengan KK asi
 
1 Ny.S 67 th p - - Istri - -
Riwayat kesehatan keluarga
Keterangan : Ny.S pernah dirawat di RS (1 tahun yg lalu),
dengan hasil pemeriksaan yang pernah dilakukan:
• Tampak deformitas dan tofus subkutan
• Terjadi penimbunan Kristal asam urat pada sendi-sendi dan
juga pada ginjal
• Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal
• Miroskopik adanya Kristal-kristal urat disekitar daerah
nekrosis
• Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
• Kadar asam urat urine kadang normal, ada juga yg meningkat
• Analisis cairan synovial dari sendi terinflamasi atau tofi
Kristal urat monosodium
• Sinar x sendi menunjukkan massa tofaseus dan destruksi
tulang serta perubahn sendi.
• Selain itu pasien juga memiliki riwayat Hipetensi
• Susunan anggota keluarga genogram : ( 3 generasi )
tidak bisa dijabarkan karena anggota keluarga tidak dijelaskan pada
kasus.
 
• Tipe keluarga : Keluarga Usila, karena pada kasus telah disebutkan Ny.S
tinggal bersama suami dan semua anaknya sudah menikah dan telah
keluar rumah dan memiliki keluarga sendiri
• Suku bangsa : Tidak Terdapat Dalam Kasus
• Agama : Tidak Terdapat Dalam Kasus
• Status sosial ekonomi :
Pendapatan keluarga diperoleh dari gaji pensiun suami Ny.S, dan mereka
memiliki ternak ayam kampung yang bisa dijual dan terkadang mereka
dikirimkan uang dan belanjaan dapur dari anaknya, sehingga kebutuhan
keluarga Ny.S dapat terpenuhi.
• Aktivitas reaksi keluarga : Tidak Terdapat Dalam Kasus
Riwayat dan Tahapan Keluarga
• Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga usia
pertengahan dimana ketika anak terakhir Ny.S telah menikah
dan meninggalkan rumah.
• Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjaga Kesehatan keluarga
Ny.S sulit untuk menjaga kesehatannya karena menurut
suaminya, Ny.S sudah lelah dan jarang mau berobat ke RS,
Ny.S juga mengatakan capek minum obat dan bolak balik ke
RS.
• Riwayat kesehatan keluarga inti :

No Nama Peny. Keadaan 6 Bulan Yankes yg Ket


Kelg/ terakhir digunakan
Keturunan Sehat Sakit

1 Ny.S Gout - Iya Puskesmas


Masalah kesehatan keluarga saat ini yang menonjol : Ny.S Dahulu sering berobat
ke rumah sakit maupun puskesmas dengan keluhan badan pasien tidak dapat
digerakkan,persendian bengkak,dan sakit bila digerakkan, dari hasil penelusuran
terhadap riwayat kesehatan Ny.S, sulit tidur karena nyeri yang mengganggu, rata2
skala nyeri berada sedang, pada waktu tertentu, berada pada skala nyeri Berat
(antara 6,7-8), TB = 160 cm, BB = 42 kg. hasil pemeriksaan yang dilakukan Ny.S 1
tahun yang lalu Tampak deformitas dan tofus subkutan , Terjadi penimbunan
Kristal asam urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal, Terjadi uremi akibat
penimbunan urat pada ginjal, Miroskopik adanya Kristal-kristal urat disekitar
daerah nekrosis, Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, Kadar asam urat urine
kadang normal, ada juga yg meningkat, Analisis cairan synovial dari sendi
terinflamasi atau tofi Kristal urat monosodium, Sinar x sendi menunjukkan massa
tofaseus dan destruksi tulang serta perubahn sendi dan Selain itu pasien juga
memiliki riwayat Hipetensi.
Kebiasaan Anggota Keluarga
Nutrisi
Pola makan : Tidak Teratur. Ny.S mengatakan akan makan apa yang ada,
kadang masak sendiri, kadang dimasakin anak, kadang juga diberi lauk
dengan tetangga.

Jenis makanan :
Makanan pokok : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Lauk pauk : Ny.S mengatakan akan makan apa yang ada, kadang masak
sendiri, kadang dimasakin anak, kadang juga diberi lauk dengan tetangga

Buah-buahan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus


Makanan selingan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Makanan pantangan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Cara mengelola makanan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Cara Menyajikan makanan :

Masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi keluarga : Ny.S tidak memiliki


diet khusus sesuai pantangan Riwayat penyakit yang ia alami di tandai
dengan Ny.S mengatakan makan apa yang ada, kadang masak sendiri,
kadang dimasakin dengan anak, kadang di beri lauk dengan tetangga, tidak
ada diet khusus yang di jalani
Pola istirahat
Waktu istirahat / tidur : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Lama istirahat / tidur : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus

Pola Eliminasi
BAB : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
BAK : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus

Aktivitas olah raga


Apakah keluarga senang olah raga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Jenis olah raga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Kapan olah raga dilakukan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus

Hygiene keluarga
Kebiasaan mandi : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Menggosok gigi : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Mencuci rambut : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Mengganti pakaian : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Pengkajian lingkungan Perumahan
Jenis bangunan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Jenis lantai : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Jumlah Ruangan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Ventilasi Ruangan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus

Sarana air bersih


Sumber air minum : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Jarak sumber air bersih dengan septitank : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Keadaan fisik air yang digunakan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Masalah sarana air bersih : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus

Air limbah
Tempat pembuangan air limbah : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Apakah pembuangan air limbah sesuai dengan syarat kesehatan : Tidak Di
Sebutan Dalam Kasus

Pengelolaan sampah
Tempat pembuangan sampah keluarga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Kondisi tempat sampah : Terbuka/ tertutup : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Pengelolaan sampah keluarga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Jamban / WC
Jenis WC keluarga yang digunakan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Status jamban . WC yang digunakan : WC Pribadi
Apakan WC / jamban sesuai dengan syarat kesehatan : Tidak Di Sebutan Dalam
Kasus

Kandang ternak
Apakah keluarga memiliki kandang ternak : Ny.S dan suaminya memiliki kendang
ternak ayam kampung
Apakah ada aturan / kesepakatan penduduk setempat : Tidak Di Sebutan Dalam
Kasus
Kebersihan kandang : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus

Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Lingkungan fisik setempat : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Apakah ada aturan / kesempatan penduduk setempat : Tidak Di Sebutan Dalam
Kasus
Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Struktur keluarga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Pembagian peran dalam keluarga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Nilai dan norma yang dianut keluarga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus

Fungsi Keluarga
Fungsi afektif : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Fungsi reproduksi : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Fungsi sosialisasi : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
Fungsi ekonomi :
sumber pendapatan keluarga diperoleh dari gaji pensiun suami Ny.S, dan mereka
memiliki ternak ayam kampung yang bisa dijual dan terkadang 23 mereka
dikirimkan uang dan belanjaan dapur dari anaknya, sehingga kebutuhan keluarga
Ny.S dapat terpenuhi.

Fungsi perawatan keluarga : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus


Stress dan Koping Keluarga
Stressor jangka panjang dan pendek :
Ny.S jarang lagi mau berobat ke RS, Ny.S mengatakan capek saya Minum Obat,
bolak balik ke RS tidak sembuh juga. Ny.S mengatakan makan apa yang ada,
kadang masak sendiri, kadang dimasakin dengan anak, kadang di beri lauk
dengan tetangga, tidak ada diet khusus yang di jalani.

Strategi koping yang digunakan : Tidak Di Sebutan Dalam Kasus

Strategi adaptasi disfungsional :


Menurut suaminya, karena lelah, Ny.S jarang lagi mau berobat ke RS, Ny.S
mengatakan capek saya Minum Obat, bolak balik ke RS tidak sembuh juga dan
Ny.S tidak ada diet khusus yang sedang dia jalani.
Pengkajian Fisik
Kombinasi metode sistem dan head to toe, terutama pada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan, pedoman pengkajian lihat pengkajian fisik umum.
Pemeriksaan fisik
Nam
Kepa Mat Hid Mul Leh Dad Perut Etrem
a
la a ung ut er a itas
Ny.S Tidak Tida Tida Tida Tida Tida Tidak  Sendi
Di k Di k Di k Di k Di k Di Di sedikit
Sebut Seb Seb Seb Seb Seb Sebuta membes
an utan utan utan utan utan n ar tidak
Dala Dala Dala Dal Dal Dal Dalam simetris
m m m am am am Kasus  Terasa
Kasu Kas Kas Kas Kas Kas nyeri
s us us us us us (skala
nyeri 7)

•Harapan Keluarga:
Tidak Di Sebutan Dalam Kasus
FORMAT ANALISA DATA
No Data Penunjang Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan
1. Data Subjektif : Nyeri akut pada keluarga Ny.S Nyeri akut pada keluarga Ny.S
 Ny.S, sulit tidur karena nyeri yang khususnya Ny.S berhubungan
mengganggu, dengan ketidakmampuan keluarga
 Menurut suaminya, karena lelah, Ny.S merawat anggota yang sakit
jarang lagi mau berobat ke RS
 Badan pasien tidak dapat
digerakkan,persen dian bengkak,dan
sakit bila digerakkan
Data Objektif :
 Dari riwayat kesehatan dahulu Ny.S
pernah penimbunan Kristal asam urat
pada sendi -sendi dan juga pada ginjal
 Dari riwayat kesehatan dahulu Sinar x
sendi menunjukkan massa tofaseus dan
destruksi tulang serta perubahn sendi
 sendi sedikit membesar tidak simetris
 Skala nyeri 7
FORMAT ANALISA DATA

No Data Penunjang Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan

2. Data Subjektif : Hambatan mobilitas fisik


 Ny.S mengatakan capek Ny.S khususnya paada Ny.
saya Minum Obat, bolak S berhubungan dengan
balik ke RS tidak sembuh ketidakmampuan keluarga
juga merawat
 Pasien tidak dapat anggota keluarga yang
digerakkan,persen dian sakit
bengkak,dan sakit bila
digerakkan
Data Objektif :
 Sendi sedikit membesar
tidak simetris
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut pada Kriteria hasil: Manajemen nyeri :
keluarga Ny.S  Mampu mengontrol nyeri a. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien
(tahu penyebab nyeri, mampu mengenai nyeri.
menggunakan tehnik b. Gali bersama pasien faktor yang dapat
nonfarmakologi untuk menurunkan atau mempererat nyeri
mengurangi nyeri, mencari c. Ajarkan metode nonfarmakologi untuk
bantuan) menurunkan nyeri
 Melaporkan bahwa nyeri d. Gunakan metode penilaian yang sesuai
berkurang dengan manajemen dengan tahapan perkembangan untuk
nyeri memonitor perubahan nyeri
 Mampu mengenali nyeri e. Gunakan tenik komunikasi terapeutik
( skala, intensitas, frekuensi untuk mengetahui pengalaman nyeri
dan tanda nyeri) pasien
f. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
g. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
2. hambatan mobilitas Kreteria Hasil : a. Monitoring vital sign sebelum atau
fisik pada keluarga  Klien meningkat dalam aktivitas sesudah latihan dan lihat respon
Ny.S fisik pasien saat latihan
b. Konsultasikan dengan terapi fisik
 Mengerti tujuan dari peningkatan
tentang rencana ambulasi sesuai
mobilitas
dengan kebutuhan
 Membervalisasikan perasaan c. Bantu klien untuk menggunakan
dalam peningkatan kekuatan dan tongkat saat berjalan dan cegah
kemmapuan berpindah terhadap cedera
d. Ajarkan pasien atau tenaga
 Memperagakan penggunaan akat kesehatan lain tentang teknik
 Bantu untuk mobilisasi ambulasi.
e. Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
f. Latihan pasien dalam pemenuhan
kebutuhan adls secara mandiri
sesuai kemampuan
g. Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan adls
h. Berikan alat bantu jika klien
memerlukan
Implementasi Keperawatan
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI Paraf perawat
1. Nyeri akut pada keluarga S: Pasien mengeluh nyeri (sakit) kepala seperti
Ny.S berputar - putar, skala nyeri 6, nyeri dirasakan
saat pasien berusaha untuk bergerak dan pada
saat membuka mata.
O: ekspresi muka tampak kesakitan
S: Pasien mengatakan mau diajarkan teknik
slow deep breathing
O: pasien mampu mempraktekkan apa yang
sudah diajarkan perawat S: Pasien mengatakan
belum bisa beristirahat karena masih merasa
kesakitan
O: Pasien tampak meringis kesakitan
2. hambatan mobilitas fisik pada a. Membantu pasien bersama
keluarga Ny.S keluarga dalam kebutuhan oral
hyigiene
b. Membantu pasien bersama
keluarga dalam kebutuhan mandi
pasien
c. Memantau integritas kulit pasien.
d. Memantau pemebersihan kuku
pasien.
Evaluasi
1. Nyeri akut pada keluarga Ny.S
S: keluarga mengatakan mengerti tentang metode mengatasi nyeri
O: keluarga terlihat kooperatif dalam pemberian materi
A: tindakan keperawatan keluarga tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi

2. Hambatan mobilitas fisik pada keluarga Ny.S


S: keluarga mengatakan mampu mengatasi hambatan mobilitas fisik Ny.S
O: keluarga terlihat antusias
A: tindakan keperawatan keluarga tercapai
P: lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai