Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN

ASAM URAT PADA NY. S DI PSTW CIPAYUNG

Disusun Oleh :
1. ANIS PUJIWATI

SMK MITRA BAKTI HUSADA


LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
1) Identitas pasien, meliputi :

Nama, Usia : yang sering terkena anemia yaitu orang dewasa. Jenis Kelamin : yang
sering dominan terkena Anemia adalah perempuan. Agama, Status perkawinan,
Pendidikan, Pekerjaan, Diagnosa Medis.

2) keluhan pasien

Klien mengeluh pusing, lemah, gemetaran, pucat, akral dingin.

3) Riwayat Kesehatan sekarang

Keletihan, kelemahan, Pusing, Gemetaran, Kemampuan beraktivitas menurun, Nyeri


pada luka.

4) Riwayat kesehatan dahulu

Pengkajian riwayat kesehatan dahulu yang mendukung dengan melakukan serangkaian


pertanyan, meliputi :

a) Apakah sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama.

b) Apakah meminum obat tertentu dalam waktu jangka panjang.

c) Apakah pernah mengalami keganasan yang tersebar seperti kanker payudara,


leukemia, dan multiple myeloma.

5) Riwayat kesehatan keluarga

Pengkajian riwayat keluarga yang mendukung dengan melakukan serangkaian


pertanyaan, meliputi :

a) Apakah dalam keluarga ada yang mengalami anemia


b) Apakah dalam keluarga ada riwayat penyakit kronis atau menahun ( diabetes,
darah tinggi, kanker dll )

c) Apakah dalam keluarga mengkonsumsi obat – obatan dalam waktu panjang.

6) Genogram

Untuk mengetahui suatu riwayat penyakit yang didapatkan dari keluarga dan klien.

7) Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : compos mentis

GCS : 15 ( E : 4 V: 5 M: 6 )

TTV : (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu)

8) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Bagaimana lesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, rambut kering, mudah


pupus, menitip, sakit kepala, pusing.

b) Mata

Sclera tidak iklerik, konjungtiva anemis, pupil isokor

c) Telinga

Kesimetrisan telinga, dungsi pendengaran, kebersihan pada telinga


d) Hidung

Kesimetrisan, fungsi penciuman, kebersihan, adanya perdarahan pada hidung atau tidak.

e) Mulut

Keadaan mukosa mulut, bibir pucat, stomatitis

f) Leher

Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid/tidak, adanya pembesaran kelenjar


getah bening.

g) Thorax

Paru –paru :

I : Pergerakan dinding dada, takipnea, orthopnea, dispnea ( kesulitan bernafas ), nafas


pendek, cepat lelah ketika beraktivitas yang merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.

P : taktil premitus simestris


P : sonor

A : bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya. Jantung

I : jantung berdebar – debar, Takhikardi dan bising jantung yang menggambarkan suatu

beban pada jantung dan curah jantung mengalami peningkatan.


P : tidak teraba adanya massa

P : pekak

A : bunyi jantung murmur sistolik.

h) Abdomen

I :Kesimetrisan, diare, hematemesis, muntah.

A : suara bising usus

P : terdapat bunyi timpani.

P : terabanya pembesaran hepar/tidak, terdapat nyeri tekan tidak

i) Genetalia

Normal/abnormal

j) Integumen

Mukosa pucat, kering dan kulit keriput

k) Ekstremitas

Kelemahan dalam beraktivitas, terdapat pucat pada membrane mukosa dan dasar kuku,
kuku mudah patah

l) Punggung

Kesimetrisan punggung warna kulit dan kebersihan punggung (Poerwati, 2011).


9) Diagnosis Keperawatan ( SDLKI )
Secara tioritis diagnosa yang di temukan pada klien Anemia
1. Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolic
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan rentan gerak menurun (PPNI, 2017).

10) Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan suatu tahapan pelaksanaan keperawatan


yang didalamnya terdapat susunan dan tatanan pelakasaan yang mengatur kegiatan
pelaksanaan sesuai dengan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan agar
pelaksanaan intervensi menjadi nyata yang dilakukan perawat ke pasien (Lingga, 2019).

11) Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan


pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan,
dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (Safira, 2019).
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan
jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah di bahas oleh Hippocrates pada zaman
Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang
disebabkan karena terlalu banyak makan,anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori
etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan
salah satu jenis penyakit reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha
terapinya paling besar kemungkinan berhasil.

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat
yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan
dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat
yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).

Artiritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal
asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.
Jadi, Gout atau sering disebut asam urat´ adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh
tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. Etiologi
1. Faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2. Jenis kelamin dan umur.
Presentase pria dan Wanita yaitu 2 : 1, pria yang lebih beresiko terjadinyya asam urat
adalah umur (30 tahun ke atas), sedangkan Wanita terjadi pada usia menopause (50-
60 tahun).
3. Berat badan
Kelebihan berat badan menigkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang
karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan
kelebihan produksi asam urat.
4. Konsumsi alcohol
Minum terlalu banyak alcohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alcohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
5. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout.
Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dan lain-lain.
6. Obat-obatan tertentu
7. Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin,
siklosporin, levodova.

C. Manifestasi Klinis
Serrangan gout (artritis gout akut) terjadi secara mendadak. Timbulnya serangan
bisa di picu oleh luka ringan, pembedahan, pemakaian sejumlah besar alcohol atau
makanan yang kaya akan protein, kelelahan, stress emosional dan penyakit.
Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi,
seringkali terjadi pada malam hari; nyeri semakin memburuk dan tak tertahankan.
Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau keunguan, kencang
dan licin, serta teraba hangat. Menyentuh kulit di atas sendi yang terkena bisa
menimbulkan nyeri yang luar biasa.
Penyakit ini paling sering mengenai sendi di pangkal ibu jari kaki dan
menyebabkan suatu keadaan yang disebut podagra; tetapi penyakit ini juga sering
menyerang pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan dan sikut.
Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena persendia tersebut
lebih dingin daipada persendian di pusat tubuh dan urat cenderung membeku pada suhu
dingin. Kristal juga terbentuk di telinga dan jaringan yang relatif dingin lainnya,
sebaliknya gout jarang terjadi pada tulang belakang, tulang panggul ataupun bahu. Gejala
lainnya dari artritis gout akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan
denyut jantung yang cepat. Gout cenderung lebih berat pada penderita yang berusia di
bawah 30 tahun. Biasanya pada pria gout timbul pada usia perengahan, sedangkan pada
Wanita muncul pada saat psca menopause.
Serangan pertama biasanyay hanyay mengenai satu sendi dan berlangung selama
beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap, di mana sendi Kembali berfungsi
dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih
lama, lebih sering teradi dan mengenai beberapa sendi. Sendi yang terkena bisa
mengalami kerusakan yang permanen.
Bisa terjadi gout menahun dan berat yang menyebabkan terjadinya kelainan
bentuk sendi. Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari
kristal urat (toffy) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi.

D. Klasifikasi
1. Gout Primer, adalah gout yang disebabkan faktor genetic dan lingkungan.
2. Gout Sekunder, adalah gout yang timbul karena adanya komplikasi dengan penyakit
lain (hipertensi dan aterosklerosi).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah (>6mg%). Kada asam urat normal dalam serum pada pria 8mg% dan pada Wanita
7mg%. pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih tepat lagi bila dilakukan dengan cara
enzimatik. Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dengan led meninggi sedikit.
Kadar asam urat dalam urin juga sering tinggi (500mg%/liter per 24 jam).
Disamping ini pemeriksaan tersebut, pemeriksaan tofi juga penting untuk
menegakkan diagnosis. Cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu kental sekali
sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan gambar kristal asam
urat (berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik.
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg
%normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitucairan
berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinina. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl b.
kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaaan fisik

F. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal menyebabkan akumulasi asam urat yang berlebihan dalam darah, selanjutnya
akumulasi asam urat dalam darah membentuk kristal asam urat yang mana kristal asam
urat (Uric acid crystal) merupakan produk akhir metabolisme purin yang dan berkumpul
atau menumpuk dalam tubuh, setelah itu menimbulkan iritasi local pada sendi dan
menimbulkan respon inflamasi.

G. Komplikasi
1. Penyakit batu ginjal
Asam urat dalam tubuh dikeluarkan dalam bentuk air seni melalui ginjal.
dikarenakan asam urat menciptakan endapan-endapan di dalam ginjal, terlebih jika
kadarnya yang tinggi. Umumnya endapan-endapan tersebut berukuran mikro dan
dapat secara alami dikeluarkan melalui saluran kemih. Namun jika ukurannya terlalu
besar, maka akan menimbulkan penyakit batu ginjal.
2. Muncunya benjolan-benjola tofi
Gumpalan yang terbentuk akibat endapan-endapan kristal asam urat dibawah kulit.
3. Kerusakan pada sendi
Kerusakan tejadi akibat penyakit gout yang tidak kunjung ditangani kristal-kristal
natrium urat yang terus menumpuk dan membentuk tofi didalam tulang rawan dan
tulang sendi, lambat laun akan terus merusak sendi dan bahkan kerusakan tersebut
pada akhirnya menjadi permanen.

H. Pathway

I. Penatalaksanaan
1. Kolkisin dengan Dosis pemakaian nol koma lima sampai nol koma enam milligram
perhari yang ditepkan sebagai awal dosis stiap satu jam, kemudian diberikan dosis
kembali, tapi tidak melebihi tujuh koma lima milligram (pemberian oral), Colchicine
1,0-3,0 mh (dalam NaCl intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indomethachin
(Indocin).
2. Obat (OAINS) atau disebut juga obat anti inflamasi steroid misalnya obat seperti
indometasin, fenilbutazon
3. Kortikosteroid yang sering dipergunakan sebagai obat untuk meredakan asam urat
akut, dan sering juga dipergunakan untuk, menstabilkan serangan asam urat, misalnya
seperti obat dexametason, hidrokortison, prednisone.
4. Sendi diistirahatkan
5. Kompres dingin
6. Diet rendah purin
7. Analgesik dan antipiretik
8. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan
Probenecid (Benemid) 0,5 g/hari atau Sulfinpyrazole (Anturane) pada pasien yang
tidak terhadap Benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allpurinol
(Zyloprim) 100mg 2 kali/hari. (Suratun, 2008).
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. Identitas

Pasien bernama ny. S, dengan usia 71 th, menganut agama islam, dengan alamat tempat
tinggal yang berada di Cempaka Putih, Rawasari. Ny. S berprofesi sebagai ibu rumah
tangga.

2. Status kesehatan saat ini

Keluhan utama : pasien mengatakan nyeri, serta linu pada lutut sebelah
kananya. Factor pencetus : pasien mengatakan faktor pencetus nyeri dan linu karena
kadar asam urat dalam tubuhnya tinggi (6,5mg/dl) setelah diperiksakan pada perawat
yang ada di Panti, ditambah lagi ketika tidak menjaga pola makanya. Lamanya keluhan :
pasien mengatakan nyeri dan linu terasa sudah hamper 2 tahun Timbulnya keluhan :
pasien mengatakan nyeri yang dialaminya timbul secara mendadak, upaya utntuk
mengatasi nyeri di pijit-pijit dengan krim geliga atau minyak kayu putih. Factor yang
memperberat : pasien mengatakan faktor yang memperberat nyeri adalah ketika suhu
udara dingin.

3. Riwayat Kesehatan Kluarga

Pasien mengatakan sebelumnya tidak ada keluhan yang sama seperti yang dia
rasakan pada kluarganya, pasien mempunyai 6 bersaudara dan pasien adalah anak ke 5,
bapak dan ibu pasien sudah meninggal, pasien menikah dengan suaminya yang
memiliki 4 saudara, saat ini pasien dan suaminya memiliki 4 orang anak, pasien tinggal
bersama anaknya yang ke4

4. Pola kesehatan fungsional

Biologis, Pola makan pasien mengatakan makan 3X lengkap dengan sayur dan
lauk pauk, pola minum pasien mengatakan minum air putih ketika merasa haus, pola
tidur pasien mengatakan tidur selama 8jam/hari dari jam 21.00-05.00, pola eliminasi
pasien BAB sehari dua kali dengan konsistensi lembek, dan BAK lancar 5-6 kali perhari,
aktivitas pasien sering terganggu jika terasa nyeri, kebutuhan rekreasi pasien solat,
mendengarkan radio, bersih-bersih cukup untuk memenuhi kebutuhan rekreasinya.

Psikologis, Keadaan emosi Klien mengatakan selalu berusaha mengontrol


emosinya, karena menganggaap dirinya sudah lanjut usia, jadi dia sebisa mungkin
menjaga perasaan dirinya dengan mengontrol tingkat emosinya.

Hubungan social, Klien mampu bersosialisasi secara baik dengan orang lain, dan
orang yang baru kenal. Klien memiliki sikap yang baik serta ramah tamah terhadap orang
lain.

Spiritual/kultur, Pasien mengatakan masih melakukan ibadah wajib 5 waktu,


keyakinan terhadap kesehatan pasien mengatakan menerima penyakit yang telah
diberikan dan meyakini bahwa penyakit tersebut datang dari ALLAH SWT dan terus
berupaya menjaga kesehatan untuk meminta kesembuhan terhadap-Nya.

5. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik pada Ny.S didapatkan data Tingkat kesadaran pada pasien
composmentis, tanda-tanda vital TD: 130/80 mmHg, nadii: 88X/menit, suhu: 36,5°C RR:
21 X/menit, Pengukuran BB: 60 kg, TB: 145 cm.

Dengan pemeriksaan pada fisik pasien: dengan KU klien tampak normal tetapi
kadang merasa nyeri jika penyakitnya kambuh, pada system integument (kulit)
didapatkan hasil pengkajian Klien tidak memiliki masalah pada system integument, tidak
ada lesi/luka, perubahan tekstur, dan sering memar pada kulitnya, untuk pemeriksaan
kepala didapatkan hasil klien tidak memiliki masalah pada kepalanya, pemeriksaan pada
mata didapatkan hasil klien tidak memiliki masalah pada matanya, penglihatannya
normal, pada pemeriksaan telinga didapatkan hasil pasien tidak memiliki masalah pada
pendengaranya, pada pemeriksaan mulut dan tenggorokan didapatkan hasil pasien tidak
memiliki masalah pada mulut dan tenggorokannya, pada pemeriksaaan leher pada klien
didapatkan hasil tidak ada nyeri, kaku masa/benjolan pada lehernya, pada pemeriksaan
kardiovaskular didapatkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan nyeri pada daerah dada,
tidak ada sesak nafas, tidak ada bunyi jantung abnormal, pada gastrointestinal tidak ada
gangguan kesulitan menelan, nyeri uluh hati, mual/muntah, perubahahan nafsu makan,
konstipasi, perdarahan rectum, pada system perkemihan klien tidak mengalami masalah
pada system perkemihan, frekuensi berkemih dalam batas normal 6-7 X/hari, pada
pemeriksaaan muskuluskeletal didapatkan hasil klien mengatakan nyeri pada persendian
kaki kananya, pada bagian saaraf pusat pasien berkata tidak mengalami gangguan sakit
kepala, kejang, serangan jantung, tremor, cedera kepala, maupun masalah memori, pada
system endokrin klien mengatakan tidak ada kelenjar gondok, intoleransi panas,
intoleransi

ANALISA DATA

Anda mungkin juga menyukai