KEPERAWATAN GERONTIK
Disusun oleh:
Priska Damayanti
5021031079
Gouth Arthritis atau sering disebut dengan penyakit asam urat adalah suatu
penyakit peradangan pada persendian yang diakibatkan penumpukkan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan (Naga, 2014). Gouth arthritis adalah penyakit yang
diakibatkan gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurikemi dan
serangan sinovitis akut berulang-ulang (Chairuddin, 2015). Berdasarkan definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa gout arthritis adalah suatu peradangan sendi yang
disebabkan karena kadar asam urat dalam tubuh meningkat.
4. Klasifikasi
Komplikasi yang muncul akibat asam urat antara lain:
1) Gout kronik bertofus
Serangan gout yang disertai dengan benjolan-benjolan (tofi) di sekitar
sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium
urat di sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa
atau tendon.
2) Nefropati gout kronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia. Terjadi akibat
dari pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan
ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak
glomerulus.
3) Nefrolitiasis asam urat (batu ginjal)
Apabila kristal menumpuk di saluran kemih maka dapat menyebabkan
batu ginjal. Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam
ginjal, bisa menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih
atau infeksi.
4) Persendian menjadi rusak sehingga dapat menyebabkan kepincangan
(Dianati, 2015).
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
b. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
c. Didapatkan leukositosis ringan
d. LED meninggi sedikit
e. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
f. Pemeriksaan cairan tofi
g. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari
leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.
6. Penatalaksanaan
Menurut Rahmatul, F. (2015), penatalaksanaan untuk pasien arthritis gout
dilakukan dengan:
1) Farmakologi
a. NSAID untuk mengurangi rasa sakit; naproxen, piroxicam dan
diclofenac
b. Allopurinol untuk menghentikan produksi asam urat
c. Probenesid atau sulfipirazone untuk membuang asam urat melalui
urin
d. Corticosteroid (iv) ; predisone
e. Obat pirai
f. Obat luar ; cream, gosok, spray, juga koyo
2) Non farmakologi
a. Istirahat yang cukup
b. Kompres hangat dapat menimbulkan efek vasodilatasi
pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah dan
menyingkirkan inflamasi.
c. Tidak mengkonsumsi alkohol
d. Program diet; tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung
purin berlebih, perbanyak minum air putih, dll
e. Mengurangi aktivitas berat
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada
wanita ), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa
yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi
kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit,
dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari
kaki (sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region) : kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik?
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan (Biasanya
terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Perubahan psikologis, data yang dikaji:
a) Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan
b) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak
c) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
d) Bagaimana mengatasi stres yang di alami
e) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
f) Apakah lansia sering mengalami kegagalan
g) Apakah harapan pada saat ini dan akan dating
h) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses
pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah.
g. Perubahan sosial ekonomi, data yang dikaji:
a) Darimana sumber keuangan lansia,
b) Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang,
c) Dengan siapa dia tinggal
d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia,
e) Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya,
f) Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di
luar rumah
g) Siapa saja yang bisa mengunjungi
h) Seberapa besar ketergantungannya,
i) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan
fasilitas yang ada.
h. Perubahan spiritual, data yang dikaji :
a) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau
fakir miskin
c) Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan
berdoa
d) Apakah lansia terlihat tabah dan tawakal
Skor Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah,
ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi dan satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan
8. Siapa presiden
Indonesia sebelumnya ?
9. Siapa nama Ibu anda?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun.
Total
Penilaian SPMSQ :
Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3 – 4 fungsi intelektual ringan
Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
Kesalahan 8 – 10 fungsi intelektual berat
Catatan:.
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD.
Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek kulit hitam
dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama.
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subyek kulit
hitam dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama
b) MMSE (Mini Mental State Exam): menguji aspek kognitif dari
fungsi mental, orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi,
mengingat kembali dan bahasa.
Tabel 3. Penilaian MMSE
Nilai Maksimum Pasien Pertanyaa
n
Orientasi
Tahun, musim, tgl, hari, bulan,
apa sekarang? Dimana kita
(negara bagian, wilayah, kota )
5
di RS mana ? ruang apa
5
Registrasi
3 Nama 3 obyek (1 detik untuk
mengatakan masingmasing)
tanyakan pada lansia ke 3 obyek
setelah Anda katakan. Beri point
untuk jawaban benar, ulangi
sampai lansia mempelajari ke 3
nya dan jumlahkan skor yang telah
dicapai.
Perhatian dan Kalkulasi
5 Pilihlah kata dengan 7 huruf,
misal kata “panduan”, berhenti
setelah 5 huruf, beri 1 point tiap
jawaban benar, kemudian
dilanjutkan, apakah lansia masih
ingat huruf lanjutannya).
Mengingat
Minta untuk mengulangi ke 3
obyek di atas, beri 1 point
3
untuk tiap jawaban benar
Bahasa
9 Bahasa 9 Nama pensil dan melihat
(2 point)
Total 30
2. Pemeriksaan Fisik
Pengumpulaan data dengan pemeriksaan fisik : Pemeriksanaan dilakukan
dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui
perubahan sistem tubuh.
a. Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat kesadaran
adanya perubahan-perubahan dari otak, kebanyakan mempunyai daya
ingatan menurun atau melemah.
b. Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak.
Pupil: kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena proses
pemenuaan.
c. Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar,
tinnitus, serumen telinga bagian luar, kalau ada serumen jangan di
bersihkan, apakah ada rasa sakit atau nyeri ditelinga.
d. Sistem kardiovaskuler: sirkulasi perifer (warna, kehangatan), auskultasi
denyut nadi apical, periksa adanya pembengkakan vena jugularis, apakah
ada keluhan pusing, edema.
e. Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual,
muntah, kesulitan mengunyah dan menelan), keadaan gigi, rahang dan
rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung
ada pelebaran kolon, apakah ada konstipasi(sembelit), diare, dan
inkontinensia alvi.
f. Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih,
inkontinensia (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi, tekanan,
desakan, pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasa sakit saat buang
air kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks, adanya
kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual.
g. Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban), keutuhan
luka, luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, adanya jaringan
parut, keadaan kuku, keadaan rambut, apakah ada gangguan-gangguan
umum.
h. Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot,
mengecilnya tendon, gerakan sendi yang tidak adekuat, bergerak dengan
atau tanpa bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot,
kemampuan melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.
C. Pathway
D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh b.d adanya trofi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d disfungsi persendian
3. Resiko cedera d.d
4. Defisit pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi
E. Renpra
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI AKTIVITAS
KEPERAWATAN
Gangguan citra Setelah dilakukan asuhan keperawatan Promosi citra tubuh Observasi
tubuh b.d adanya selama 3x24 jam maka Citra Tubuh Identifikasi harapan citra tubuh
meningkat, dengan kriteria hasil : berdasarkan tahap perkembangan
trofi
Melihat bagian tubuh meningkat Identifikasi jenis kelamin dan umur
Menyentuh bagian tubuh meningkat terkait citra tubuh
Verbalisasi perasaan negative tentang Identifikasi perubahan citra tubh
perubahan tubuh menurun yang mengakibatkan isolasi sosial
Menyembunyikan bagian tubuh Monitor apakah pasien bisa melihat
berlebihan menurun bagian tubuh yang berubah
Hubungan sosial membaik Terapeutik
Diskusikan perubahan tubh dan
fungsinya
Diskusikan perbedaan penampilan
fisik terhadap harga diri
Diskusikan perubahan akibat
pubertas, kehamilan dan penuaan
Diskusikan carra mengembangkan
harapan citra tubuh secara realistis
Edukasi
Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
Anjurkan mengungkap gambaran
diri terhadap citra tubuh
Latih peningkatan penampilan diri
Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Dukungan Observasi
mobilitas fisik b.d selama 3x24 jam maka Mobilitas Fisik mobilisasi Identifikasi adanya nyeri atau
disfungsi meningkat, dengan kriteria hasil: keluhan fisik lainnya
Pergerakan ekstremitas meningkat Identifikasi toleransi fisik
persendian Kekuatan otot meningkat melakukan pergerakan
Rentang gerak (ROM) meningkat Monitor kondisi umum selama
Nyeri menurun melakukan mobilisasi
Kaku sendi menurun
Gerakan terbatas menurun Terapeutik
Kelemahan fisik menurun
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
alat bantu
Fasilitasi melakukan pergerakan
Libatkan keluarga untum membantu
pasien daalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi
Edukasi
Dianati, A.N. (2015). Gout dan Hiperurisemia. Faculty Of Medicine University Of Lampung,
Volume 4.
Doengoes., Marilynn, E., dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Fakultas Kedokteran UI.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3, Jilid I. Jakarta: Media
Aescul
Naga, S.S. (2014).Buku Panduan Ilmu Penyakit Dalam. DIVA Press: Yogyakarta.
Sylvia a price & Lorraine M Wilson. ( 1994). Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia.(1996).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I edisi
III. Jakarta: Balai Penerbit.