Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN GOUT ARTHRITIS

KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun oleh:
Priska Damayanti
5021031079

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021-2022
A. Konsep Dasar Gouth Arthritis
1. Definisi

Gouth Arthritis atau sering disebut dengan penyakit asam urat adalah suatu
penyakit peradangan pada persendian yang diakibatkan penumpukkan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan (Naga, 2014). Gouth arthritis adalah penyakit yang
diakibatkan gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurikemi dan
serangan sinovitis akut berulang-ulang (Chairuddin, 2015). Berdasarkan definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa gout arthritis adalah suatu peradangan sendi yang
disebabkan karena kadar asam urat dalam tubuh meningkat.

Gout adalah gangguan yang menyebabkan kesalahan metabolisme purin


yang menimbulkan hipersemia (kadar asam urat serum > 7,0 mg /100ml). Ini
dapat mempengaruhi sendi (kaki). Secara khas, sendi metatarsafalangeal pertama
dari ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang terlibat. Sendi lain yang terlibat
dapat meliputi lutut dan pergelangan kaki. (Doengoes, 1999)

Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran


khusus yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria
daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada
wanita biasanya mendekati masa menopause. (Fakultas Kedokteran UI, 2000).

Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran


khusus, yaitu artritis akut. Merupakan jenis penyakit reumatik yang
penatalaksanaannya mudah dan efektif. Sebaliknya pada pengobatan yang tidak
memadai, gout dapat menyebabkan destruksi sendi. Kelainan ini berhubungan
dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia. (Persatuan Ahli Penyakit
dalam Indonesia, 1996).
2. Etiologi
Faktor yang memengaruhi kadar asam urat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1) Faktor primer dipengaruhi oleh faktor genetic
2) Faktor sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu produksi asam urat
yang berlebihan dan penurunan ekskresi asam urat. Pada faktor sekunder,
asam urat dapat berkembang dengan penyakit lain (obesitas, diabetes
melitus, hipertensi, polisitemia, leukemia, myeloma, anemia sel sabit dan
penyakit ginjal).
3) Faktor predisposisi di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan iklim
Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah
genetik/riwayat keluarga, asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi
alkohol berlebih, kegemukan (obesitas), hipertensi, gangguan fungsi
ginjal dan obat-obatan tertentu terutama diuretika (Roymond,H.S.,2019).

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang umumnya terjadi pada pasien asam urat, antara lain

1) Sering merasa kesemutan dan pegal linu


2) Terjadi peradangan dan nyeri pada sendi, rasa sakit menyerang
secara mendadak
3) Sendi yang terkena asam urat akan memerah dan membengkak
4) Adanya hiperurisemia atau kelebihan kadar asam urat dalam darah
5) Adanya tofus atau endapan seperti kapur membentuk tonjolan
yang menandai pengendapan Kristal asam urat
6) Gejala lain yang mungkin muncul, seperti demam, kepala terasa
sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar tidak normal
(Rahmatul, F., 2015).

4. Klasifikasi
Komplikasi yang muncul akibat asam urat antara lain:
1) Gout kronik bertofus
Serangan gout yang disertai dengan benjolan-benjolan (tofi) di sekitar
sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium
urat di sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa
atau tendon.
2) Nefropati gout kronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia. Terjadi akibat
dari pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan
ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak
glomerulus.
3) Nefrolitiasis asam urat (batu ginjal)
Apabila kristal menumpuk di saluran kemih maka dapat menyebabkan
batu ginjal. Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam
ginjal, bisa menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih
atau infeksi.
4) Persendian menjadi rusak sehingga dapat menyebabkan kepincangan
(Dianati, 2015).
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
b. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
c. Didapatkan leukositosis ringan
d. LED meninggi sedikit
e. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
f. Pemeriksaan cairan tofi
g. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari
leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.
6. Penatalaksanaan
Menurut Rahmatul, F. (2015), penatalaksanaan untuk pasien arthritis gout
dilakukan dengan:
1) Farmakologi
a. NSAID untuk mengurangi rasa sakit; naproxen, piroxicam dan
diclofenac
b. Allopurinol untuk menghentikan produksi asam urat
c. Probenesid atau sulfipirazone untuk membuang asam urat melalui
urin
d. Corticosteroid (iv) ; predisone
e. Obat pirai
f. Obat luar ; cream, gosok, spray, juga koyo
2) Non farmakologi
a. Istirahat yang cukup
b. Kompres hangat dapat menimbulkan efek vasodilatasi
pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah dan
menyingkirkan inflamasi.
c. Tidak mengkonsumsi alkohol
d. Program diet; tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung
purin berlebih, perbanyak minum air putih, dll
e. Mengurangi aktivitas berat
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada
wanita ), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa
yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi
kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit,
dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari
kaki (sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region) : kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik?
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan (Biasanya
terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Perubahan psikologis, data yang dikaji:
a) Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan
b) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak
c) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
d) Bagaimana mengatasi stres yang di alami
e) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
f) Apakah lansia sering mengalami kegagalan
g) Apakah harapan pada saat ini dan akan dating
h) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses
pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah.
g. Perubahan sosial ekonomi, data yang dikaji:
a) Darimana sumber keuangan lansia,
b) Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang,
c) Dengan siapa dia tinggal
d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia,
e) Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya,
f) Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di
luar rumah
g) Siapa saja yang bisa mengunjungi
h) Seberapa besar ketergantungannya,
i) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan
fasilitas yang ada.
h. Perubahan spiritual, data yang dikaji :
a) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau
fakir miskin
c) Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan
berdoa
d) Apakah lansia terlihat tabah dan tawakal

Terdapat pemeriksaan khusus untuk lansia diantaranya:

a. Pengkajian khusus pada lansia: pengkajian status fungsional, pengkajian


status kognitif
1) Pengkajian Status Fungsional dengan pemeriksaan Index Katz
Tabel 1 : Pemeriksaan kemandirian lansia dengan Index Katz

Skor Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah,
ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi dan satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan

E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan
F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, dan satu fungsi tambahan
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak
lain dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F
2) Pengkajian status kognitif
a) SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire) adalah
penilaian fungsi intelektual lansia.
Tabel 2. Penilaian SPMSQ
Benar Salah No. Pertanyaan

1. Tanggal berapa hari ini ?


2. Hari apa sekarang ?
3. Apa nama tempat ini?
4. Dimana alamat anda?
5. Berapa umur anda ?
6. Kapan anda lahir ? (Minimal tahun)
7. Siapa presiden Indonesia sekarang ?

8. Siapa presiden
Indonesia sebelumnya ?
9. Siapa nama Ibu anda?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun.

Total

Penilaian SPMSQ :
Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3 – 4 fungsi intelektual ringan
Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
Kesalahan 8 – 10 fungsi intelektual berat
Catatan:.
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD.
Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek kulit hitam
dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama.
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subyek kulit
hitam dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama
b) MMSE (Mini Mental State Exam): menguji aspek kognitif dari
fungsi mental, orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi,
mengingat kembali dan bahasa.
Tabel 3. Penilaian MMSE
Nilai Maksimum Pasien Pertanyaa
n
Orientasi
Tahun, musim, tgl, hari, bulan,
apa sekarang? Dimana kita
(negara bagian, wilayah, kota )
5
di RS mana ? ruang apa

5
Registrasi
3 Nama 3 obyek (1 detik untuk
mengatakan masingmasing)
tanyakan pada lansia ke 3 obyek
setelah Anda katakan. Beri point
untuk jawaban benar, ulangi
sampai lansia mempelajari ke 3
nya dan jumlahkan skor yang telah
dicapai.
Perhatian dan Kalkulasi
5 Pilihlah kata dengan 7 huruf,
misal kata “panduan”, berhenti
setelah 5 huruf, beri 1 point tiap
jawaban benar, kemudian
dilanjutkan, apakah lansia masih
ingat huruf lanjutannya).

Mengingat
Minta untuk mengulangi ke 3
obyek di atas, beri 1 point
3
untuk tiap jawaban benar
Bahasa
9 Bahasa 9 Nama pensil dan melihat
(2 point)
Total 30

2. Pemeriksaan Fisik
Pengumpulaan data dengan pemeriksaan fisik : Pemeriksanaan dilakukan
dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui
perubahan sistem tubuh.
a. Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat kesadaran
adanya perubahan-perubahan dari otak, kebanyakan mempunyai daya
ingatan menurun atau melemah.
b. Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak.
Pupil: kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena proses
pemenuaan.
c. Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar,
tinnitus, serumen telinga bagian luar, kalau ada serumen jangan di
bersihkan, apakah ada rasa sakit atau nyeri ditelinga.
d. Sistem kardiovaskuler: sirkulasi perifer (warna, kehangatan), auskultasi
denyut nadi apical, periksa adanya pembengkakan vena jugularis, apakah
ada keluhan pusing, edema.
e. Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual,
muntah, kesulitan mengunyah dan menelan), keadaan gigi, rahang dan
rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung
ada pelebaran kolon, apakah ada konstipasi(sembelit), diare, dan
inkontinensia alvi.
f. Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih,
inkontinensia (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi, tekanan,
desakan, pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasa sakit saat buang
air kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks, adanya
kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual.
g. Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban), keutuhan
luka, luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, adanya jaringan
parut, keadaan kuku, keadaan rambut, apakah ada gangguan-gangguan
umum.
h. Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot,
mengecilnya tendon, gerakan sendi yang tidak adekuat, bergerak dengan
atau tanpa bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot,
kemampuan melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.
C. Pathway

D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh b.d adanya trofi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d disfungsi persendian
3. Resiko cedera d.d
4. Defisit pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi
E. Renpra

DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI AKTIVITAS
KEPERAWATAN
Gangguan citra Setelah dilakukan asuhan keperawatan Promosi citra tubuh Observasi
tubuh b.d adanya selama 3x24 jam maka Citra Tubuh  Identifikasi harapan citra tubuh
meningkat, dengan kriteria hasil : berdasarkan tahap perkembangan
trofi
 Melihat bagian tubuh meningkat  Identifikasi jenis kelamin dan umur
 Menyentuh bagian tubuh meningkat terkait citra tubuh
 Verbalisasi perasaan negative tentang  Identifikasi perubahan citra tubh
perubahan tubuh menurun yang mengakibatkan isolasi sosial
 Menyembunyikan bagian tubuh  Monitor apakah pasien bisa melihat
berlebihan menurun bagian tubuh yang berubah
 Hubungan sosial membaik Terapeutik
 Diskusikan perubahan tubh dan
fungsinya
 Diskusikan perbedaan penampilan
fisik terhadap harga diri
 Diskusikan perubahan akibat
pubertas, kehamilan dan penuaan
 Diskusikan carra mengembangkan
harapan citra tubuh secara realistis
Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
 Anjurkan mengungkap gambaran
diri terhadap citra tubuh
 Latih peningkatan penampilan diri
Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Dukungan Observasi
mobilitas fisik b.d selama 3x24 jam maka Mobilitas Fisik mobilisasi  Identifikasi adanya nyeri atau
disfungsi meningkat, dengan kriteria hasil: keluhan fisik lainnya
 Pergerakan ekstremitas meningkat  Identifikasi toleransi fisik
persendian  Kekuatan otot meningkat melakukan pergerakan
 Rentang gerak (ROM) meningkat  Monitor kondisi umum selama
 Nyeri menurun melakukan mobilisasi
 Kaku sendi menurun
 Gerakan terbatas menurun Terapeutik
 Kelemahan fisik menurun
 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
alat bantu
 Fasilitasi melakukan pergerakan
 Libatkan keluarga untum membantu
pasien daalam meningkatkan
pergerakan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur


mobilisasi
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan
Resiko cedera d.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pencegahan cedera Observasi
selama 3x24 jam maka Tingkat Cedera  Identifikasi area lingkungan yang
menurun, dengan kriteria hasil: berpotensi menyebabkan cedera
 Toleransi aktivitas meningkat  Identifikasi kesesuaian alas kaki atau
 Kejadian cedera menurun stoking elastis pada ekstremitas
 Ketegangan otot menurun bawah
 Ekspresi wajah kesakitan menurun Terapeutik
 Gangguan mobilitas menurun
 Tekanan darah membaik  Sediakan pencahayaan yang
 Frekuensi nadi membaik memadai
 Pola istrirahat/tidur membaik  Sosialisasikan pasien dan keluarga
dengan ingkungan ruang rawat
 Sediakan alas kaki anti slip
 Sediakan pispot atau urinal untuk
eliminasi di tempat tidur
 Pastikan barang barang pribadi
mudah di jangkau
 Pertahankan posisi tempat tidur di
posisi terendah saat di gunakan
 Diskusikan mengenai latihan dan
terapi fisikyang di perlukan
 Diskusikan bersama anggota
keluarga yang dapat mendampingi
pasien
 Tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien

Edukasi

 Jelaskan alasan intervensi


pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga
 Anjurkan berganti posisi secara
perlahan dan duduk selama bebrapa
menit sebelum berdiri

Defisit Setelah dilakukan asuhan keperawatan Edukasi kesehatan Observasi


selama 3x24 jam maka Tingkat
pengetahuan b.d Pengetahuan meningkat, dengan kriteria  Identifikasi kesiapan dan
kurangnya terpapar hasil: kemampuan menerima informasi
 Perilaku sesuai anjuran meningkat  Identifikasi faktor-faktor yang dapat
informasi  Kemampuan menjelaskan meringankan danmenurunkan
pengetahuan tentang suatu topik motivasi perilaku hidup bersih dan
meningkat
sehat
 Kemampuan menggambrkan
Terapeutik
pengalaman sebelumnya yang sesuai
topic meningkat  Sediakan materi dan media
 Pertanyaan tentang masalah yang pendidikan kesehatan
dihadapi menurun  Jadwalkan pendidikankesehatan
 Persepsi yang keliru terhadap masalah sesuai kesepakatan
menurun  Berikan kesempatan untuk bertanya
 Perilaku membaik Edukasi
 Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkna
perilaku hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Chairuddin. (2015). Aplikasi NANDA NIC NOC. Mediaction Jogja: Yogyakarta

Dianati, A.N. (2015). Gout dan Hiperurisemia. Faculty Of Medicine University Of Lampung,
Volume 4.

Doengoes., Marilynn, E., dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

Fakultas Kedokteran UI.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3, Jilid I. Jakarta: Media
Aescul

Naga, S.S. (2014).Buku Panduan Ilmu Penyakit Dalam. DIVA Press: Yogyakarta.

Sylvia a price & Lorraine M Wilson. ( 1994). Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia.(1996).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I edisi
III. Jakarta: Balai Penerbit.

Anda mungkin juga menyukai