Anda di halaman 1dari 51

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama : Erwinsyah, dr, SpPD
NIP : 41530006
Pangkat /Golongan : Penata / III b
Tempat/ tgl lahir : Medan, 03 Maret 1973
Agama : Islam
Alamat : Kompleks Citra Graha Blok D/13 Jl. Mesjid
(Simp. Pasar VIII) Tembung - Medan

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 060805 Medan : Ijazah tahun 1986
2. SMP Negeri 1 Tembung : Ijazah tahun 1989
3. SMA Negeri 11 Medan : Ijazah tahun 1992
4. Fak. Kedokteran USU Medan : Ijazah tahun 2000
5. Dokter Sepesialis Penyakit Dalam FK-USU : Ijazah tahun 2011

KEANGGOTAAN PROFESI
1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
2. Persatuan Ahli Penyakit Dalam (PAPDI)
METAMORFOSIS WAJAH
BERDASARKAN JENJANG TINGKAT PENDIDIKAN

SD SMP
SMA

S-KED DOKTER DOKTER- SpPD


SINDROMA GERIATRI/GERIATRIC GIANTS

BY : ERWINSYAH, dr, SpPD


PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan
kesejahteraan : usia harapan hidup 
- Jumlah lansia 
Di Indonesia : Di Sumut :
1960 : 4,5 juta. 2000 :635.927 dari
1980 : 8,0 juta. 11.506.808 (5,53 %)
2000 : 14,9 juta. Di Medan:
(7,28 %) 2000 :94.329 dari
2020 : 11,34 % ? 1.904.273 (4,95%)
Di Sumut dan Medan : 37,8 % dan 40,93 %
lansia usia 60-64 tahun
USIA HARAPAN HIDUP
Usia harapan sewaktu lahir Usia 60 tahun

1950-1955 1975-1980 1995-2000 2020-2025 1975-1980

Dunia 47,0 57,5 63,9 70,4 15,3


Negara 65,2 71,9 73,7 75,4 18,5
Maju
Negara 42,4 55,1 62,5 69,6 14,9
Berkembang
PENGGOLONGAN LANSIA
Lansia menurut UU no.13 tahun 1998 :
Usia ≥ 60 tahun, di LN ≥ 65 tahun.
Lansia muda (young old) : 60-74 tahun.
lanjut (middle old) : 75-84 tahun.
tua (old old) : ≥ 85 tahun.
Lansia (elderly) : 60-74 tahun.
tua (old) : 75-90 tahun.
sangat tua (very old) : > 90 tahun.
Istilah2 lain : hexagenarian, heptagenarian,
octagenarian, nonagenarian, centenarian.
DITINJAU DARI KEMANDIRIAN
- Lansia mandiri sepenuhnya : lansia
yang sehat, masih dapat mengurus
serta memelihara diri dan rumah
tangganya dlm kehidupan sehari-hari.
- Lansia yang tidak sepenuhnya sehat,
tapi masih dapat mengurus dirinya.
- Lansia yang sakit dan sama sekali tdk
dpt mengurus dirinya sendiri→jompo
JUMLAH LANSIA

USA Bureau of theCensus (1993)

1990-2025 : Pertambahan jumlah lansia


Indonesia 414 %
Kenya 347 %
Brazil 255 %
India 242 %
China 220 %
Jepang 129 %
Jerman 66 %
Swedia 33 %
PASIEN GERIATRI ≠
PASIEN LANSIA
Lansia : ≥ 60 tahun
Geriatri : ≥ 60 tahun
Penyakit lebih 1 jenis
(multipatologi)
GERIATRI DAN GERONTOLOGI

Gerontologi : geros= tua + logos = ilmu


Mempelajari ttg berbagai aspek
lansia dan proses menua.
Geriatri : geros = tua + iatrea = to care.
Mempelajari ttg perawatan lansia.

ASESMEN GERIATRI
PEMBAGIAN GERONTOLOGI
Sosial
GERON- Psikologik
TOLOGI Biologik

Ger Medik Geriatri


DEFINISI
British Geriatric Society : cabang ilmu
penyakit dalam (general medicine)
yang menangani aspek klinik,
pencegahan, pengobatan, rehabilitasi
dan sosial dari penyakit-penyakit pada
lansia.
PERBEDAAN
INTERNA GERIATRI
Pendidikan kesehatan pd lansia 0 ++
D/peny yang yang tdk dilaporkan 0 ++
Mengetahui kondisi rumah + ++
Penampilan penyakit tdk khas + ++
Patologi multipel 0 ++
Penyakit fisik + jiwa + ++
Masalah obat + ++
Perawatan berkelanjutan 0 ++
Penanganan penderita secara 0 ++
Komprehensif dan kerja tim
NB : 0 = tdk diperhatikan. + =diperhatikan
MENGAPA PERLU
PELAYANAN LANSIA ?
PENATALAKSANAAN PENYAKIT PD
LANSIA ≠ DEWASA.
● MULTIPATOLOGI.
● POLIFARMASI.
● FUNGSI ORGAN VITAL MENURUN.
● GEJALA/TANDA TIDAK KHAS.
PENYAKIT YANG SERING
PADA LANSIA
Stieglitz : 4 kelompok besar yaitu
● Penyakit kardiovaskuler : hipertensi,
arteriosklerosis serebral, koroner, renal
dsb.
● Penyakit endokrin : DM, Klimakterium,
imbalans tiroid dsb.
● Penyakit tulang dan sendi : osteoartritis,
artritis reumatoid, artritis gout dsb.
● Penyakit neoplasma.
● Lain-lain : penyakit infeksi, sistem
saluran cerna, urogenital dsb.
TUJUAN GERIATRI

1. Memelihara kesehatan lansia → pe-


ngawasan kesehatan dan pencegah-
an penyakit.
2. Deteksi dini dan terapi secara tepat
dan cepat.
3. Kemandirian maksimal.
4. Perawatan dan dukungan simpatik
penyakit stadium terminal (hospice
care)
TUA BERGUNA DAN
BERKUALITAS
1. Hambatan fisik minimal, dan mampu
mengatasinya.
2. Sehat mental, dan mampu memper-
tahankan harga diri.
3. Dapat mempertahankan aktivitas fisik dan
mental.
4. Mandiri.
5. Melanjutkan gaya hidup.
6. Puas dengan hidup atau keadaannya (stabil
sosioekonomi, mempunyai peranan dalam
lingkungan).
LANSIA DENGAN RISIKO
TINGGI
■ Lansia laki-laki dan duda.
■ Lansia yang sangat tua (≥ 80
tahun).
■ Lansia yang kesepian.
■ Lansia yang baru keluar dari
perawatan di RS.
■ Lansia yang mengalami dukaci-
ta yang dalam.
■ Lansia yang mengalami depresi.
SINDROMA
GERIATRI/GERIATRIC GIANTS
Masalah2 kesehatan utama pada lansia
- Sindroma serebral : aterosklerosis serebri +
penyakit2 yang dpt menimbulkannya.
Gejala/manifestasi :
* Seluruh otak : dementia, inkontinentia,
gangguan gait dan refleks dll.
* Arteri karotis : TIA, strok, arteritis.
* Arteri vertebralis : gangguan suhu tubuh, TD,
keseimbangan tubuh.
- Confusio = konfusional toksik= delirium akut =
sindroma otak akut= gagal otak akut = sindroma
psiko organik akut.
Memburuknya derajat kesadaran dan kewaspadaan
dan terganggunya fungsi berpikir→disorientasi.
Dementia : fungsi intelektual dan memori
terganggu.
Dementia :
-tipe Alzheimer (SDAT) : 50 %
-tipe multi infarct (vaskuler) : 20 %
-tipe campuran : 20 %
-lain2 : 10 %.
- Gangguan otonom : hipotermia, hipertermia,
hipotensi postural, disfungsi kandung
kemih, gangguan menelan, konstipasi.
Terjadi ok enzim kholinestrase↓ →
asetilkolin ↓→ggn transmisi saraf di
ganglion otonom
Lain2 : penyakit2 vaskuler serebral + obat
(fenitiazin, anti parkinson, antikolinergik dll)
FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN
OTONOM
• Penurunan asetil kolin karena adanya
penurunan ensim kolin asetilase
• Terjadinya perubahan morfologis
sehingga jumlah reseptor kolin
menurun
• Perubahan patologik t.u penyakit
pembuluh darah otak mengakibatkan
iskemia atau infark otak----
gangguan otonom
HIPOTENSI
ORTHOSTATIK
• Definisi : penurunan tensi sistolik/diastolik 20
mmHg pada saat penderita berubah posisi dari
terlentang ---berdiri.
• Mekanisme pengaturan tekanan darah : tensi
dipertahankan oleh refleks baroreseptor di sinus
karotikus. Saat perubahan posisi dari terlentang ke
berdiri terjadi penurunan mendadak vol darah
(700cc) di dada menuju perut dan kaki- venous
return menurun - isi sekuncup turun tensi turun.
Kompensasi saraf simpatik mel baroreseptor
vasokontriksi arteri dan parasimpatik dgn HR ↑
• tensi tetap
GEJALA DAN TANDA
HIPOTENSI ORTOSTATIK
• Sering tanpa gejala
• Gejala berupa keluhan rasa
melayang / ngliyeng ( light headed) 
tidak sadar tapi akan segera baik
bila posisi badan dibaringkan lagi.
• Sering disertai dengan keringat
dingin, pupil melebar( silau ), gang
GIT, disfungsi VU dan poliuria
nokturnal.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
• Penurunan fungsi otonom akibat usia,
disertai hilangnya elastisitas
pembuluh drh.
• Gangg aktivitas barorefleks akibat
tirah baring lama
• Hipovolemia dan / hiponatremia
• ( diuretik )
• Obat hipotensif
• Akibat berbagai penyakit yg
mengganggu saraf otonom (Parkinson,
CVD, DM dll )
PENATALAKSANAAN HO

• Terapi umum : berupa peninggian posisi


kepala waktu tidur, hilangkan obat
hipotensif dan penyakit penyebab hipotensif
• Terapi khusus : banyak macam tetapi
hampir tidak berhasil baik.
Gangguan regulasi
temperatur:

• Pengaturan suhuhipotalamus
merupakan termostat. Bila terjadi
keadaan tertentu menye-babkan suhu
lebih rendah / tinggi mekanisme
kompensasi untuk mempertahankan
suhu. Pada lansia fungsi regulasi ini
terganggu hipo/ hiperthermi.
Inkontinensia urine et
alvi
- Stress
- Urgensi
- Luapan
- Fungsional
TWO BASIC TYPES OF AGE-RELATED
OSTEOPOROSIS
Characteristics
The characteristics of OP type I OP type II
(POSTMENOPAUSAL) SENILIS)
Age (years) 51 - 75 >70

Type of bone loss Mainly trabecular Trabecular and


cortical
Rate of bone loss Accelerated Not accelerated
Fracture sites Vertebrae (crush) Vertebrae (multiple
and distal radius wedge) and hip
Increased
Parathyroid function Decreased
Decreased
Calcium absorbtion Decreased
Secondary Primary decreased
Metabolism of 25-
OH-D to 1,25- decreased
dihydroxy vitamin
CAUSES OF SECONDARY OSTEOPOROSIS
NUTRITIONAL GASTROINTESTINAL
LOW CALCIUM INTAKE MALABSORBSION
VIT D DEFICIENCY
PROTEIN MALNUTRITION IMMOBILIZATION
ALCOHOLISM DISUSED

DRUGS SYSTEMIC DISEASE


CORTICOSTEROIDS HEPATIC DISEASE
HEPARIN RENAL DISEASE
ANTIEPILEPTIC RHEUMATOID DISEASE
TOBACCO
NEOPLASTIC DISEASE
ENDOCRINE DISEASE MULTIPLE MIELOMA
CUSHING SYNDROME LYMPHOMA
HYPERTHYROIDISM MONOCYTIC LEUCEMIA
HYPERPARATHYROIDISM
HYPOGONADISM

Chestnut CH, Osteoporosis, Rehab Med, 1988


RISK FACTORS ASSOCIATED WITH
OSTEOPOROSIS
NON MODIFIABLE MODIFIABLE
• Family history of osteo • Lifelong low calorie intake
porosis or fracture • Poor health / frailty
• Personal history of fracture • Immobilization
as an adult • Sedentary lifestyle
• Increasing age • Thin body frame or low body
• Early menopause (< 45 weight
years • Calcium / vitamin D-deficient
old) diet
• Late menarche (> 16 years • Heavy alcohol use
old) • Cigarette smoking
• Amenorrhea or irregular
menstrual periods
• Female sex
• White or Asian ancestry
MANAGEMENT OF
OSTEOPOROSIS
• PREVENTION
• TREATMENT

PREVENTIVE / MEASURES
1. OPTIMAL PEAK BMD
2. RISK FACTORS MODIFICATION
3. AVOIDANCE LOSS OF BONE MASS
4. AVOIDANCE OF FALLS & TRAUMA CAUSING
FRACTURES (ENVIRONMENT, ETC)
NON-PHARMACOLOGICAL MEASURES

FAKTOR NUTRISI : Nutritional Factors


1. CUKUP KALSIUM / Appropriate calc. intake
2. CUKUP VIT.D / Appropriate vit. D intake
3. KURANGI FOSFAT / Phosphate reduction
4. CUKUP PROTEIN / Appropriate protein intake
5. BATASI KAFEIN / Limit coffein intake
6. HINDARI ALKOHOL / Avoid alcohol abuse
7. KURANGI GARAM, GULA / Reduce salt and sugar
8. HENTIKAN ROKOK / Stop smoking

POLA HIDUP AKTIF : Active Healthy Life-style

KURANG GERAK PROGRAM LATIHAN FISIK

Increase knowledge, information, & education


Increase knowledge, information, & education
- Jatuh/fall :
intrinsik : kondisi fisik dan psikis ↓,
dementia, konfusio, gangguan pan-
caindra, ggn sistem neurmuskuler
dll.
Ekstrinsik : obat-obatan (anti hiper-
tensi , diuretik, tranquilizers, anti-
kolinergik), lingkungan (pakaian/
sandal tdk cocok, perlengkapan RT
tdk teratur, cahaya krg trg, lantai
tdk rata, permadani terlipat, alat
bantu gerak tdk cocok.
PRINSIP PELAYANAN
KESEHATAN PADA LANSIA
●Holistik :
-manusia seutuhnya →asesmen
geriatri.
-vertikal dan horizontal.
-aspek preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.
●Tim Interdisipliner x muldidisipliner.
KONSEP PELAYANAN
KESEHATAN LANSIA
● Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat (Community
Based Geriatric Service): peran puskesmas, dokter praktek
swasta, integrasi dengan dinas sosial, agama, pendidikan
dan kebudayaan, LSM.
● Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat Berbasis Rumah
Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service): RS
setempat membina lansia di wilayahnya
-puskesmas→lokakarya, simposium,
ceramah.
-RS pusat rujukan.
● Pelayanan kesehatan lansia berbasis rumah sakit (hospital
based geriatric service) : RS menyediakan pelayanan
kesehatan lansia. Poliklinik geriatri, bangsal geriatri akut,
klinik siang terpadu (day hospital), bangsal geriatri kronik,
pantirawat wredha (nursing home).
RSJ : pelayanan kesehatan jiwa lansia → layanan terkait
(conjoint care).
TINGKATAN
PELAYANAN GERIATRI
●Sederhana : pelayanan poliklinik lansia
●Sedang : poliklinik geriatri, day
hospital.
●Lengkap : sedang + bangsal geriatri
akut.
●Paripurna : lengkap + bangsal geriatri
kronik.
ALUR PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

IGD POLIKLINIK
SPESIALIS

Konsul POLI GERIATRI


tan Spes Peny Dlm

Day Hosp R.Ger R.Ger R.Rwt


Akut Kronik lain

Dok prak Dokter


swasta Puskesmas
keluarga

Populasi lansia
PELAYANAN SOSIAL
LANSIA
●Panti wredha.
●Sheltered accomodation.
●Home help services : membersihkan
rumah, cuci seterika dll.
●Meals on wheels.
●Night attendants.
●Dll.
ASESMEN GERIATRI
Analisa multidimensional yg dilakukan
geriatris atau tim interdisipliner utk
menentukan masalah dan
kapabilitas/kemampuan medik,
psikososial dan fungsional lansia, dgn
tujuan rencana terapi menyeluruh dan
tindak lanjut jangka panjang.
Tim interdisipliner : geriatris/internist
plus, psikiater/psikolog, neurolog,
rehabilitasi medik, sosiomedik,
perawat geriatri, gizi dll.
Asesmen
- Asesmen lingkungan dan sosial :
sosiomedik.
- Asesmen fisik : dokter/perawat.
- Asesmen psikis : dokter/perawat.
- Asesmen disabilitas : dokter / fisio-
terapist, psikogeriatrist
CAKUPAN ASESMEN
Anamnesis : identitas penderita, obat
yang digunakan, kebiasaan buruk
(merokok, mengunyah tembakau,
alkohol dll), gangguan yg didapati (ggn
menelan, komunikasi/bicara, gerak
yang terbatas), gangguan psikis,
riwayat geriatric giants, lansia risiko
tinggi dll.
Pemeriksaan fisik : tanda vital (TD
dalam posisi terlentang dan tegak),
kelainan sistem2 tubuh dll.
Laboratorium : foto toraks, darah, urine,
feses rutin, gula darah, lipid darah,
fungsi hati, ginjal, tiroid dll.
Pemeriksaan Fungsi :
*AKS dasar : fungsi sederhana
→bangun dari tempat tidur,
berpakaian, ke kamar mandi/toilet.
*AKS instrumental : mengendarai
mobil, memasak, naik sepeda dll.
*Kemampuan mental : fungsi intelek,
memori lama dan memori yang baru
terjadi.
Asesmen lingkungan
Keadaan rumah, karpet yang terlipat,
barang2 kecil yang berserakan
dilantai, alat2 rt sulit dicapai, WC
tidak memenuhi syarat, kebersihan
dll.
Daftar masalah
LANSIA SAKIT
LANSIA SEHAT
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai