Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Lanjut usia, biasanya merujuk pada tahapan siklus kehidupan yang dimulai
pada usia 65 tahun. Ahli gerontologi membagi lanjut usia menjadi dua kelompok:
young-old, berusia 65-74 tahun; dan old-old, berusia 75 tahun ke atas.1 Menua
(aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan - lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi. Dengan begitu secara progresif akan kehilangan daya tahan
terhadap infeksi dan akan makin banyak terjadi distorsi metabolik dan struktural
yang disebut sebagai penyakit degeneratif.2

Pasien yang berusia lanjut cenderung mengalami masalah kesehatan, baik


fisik maupun mental, masalah sosial, masalah ekonomi, dan masalah psikologis
yang menetap dan berpotensi untuk menimbulkan ketidakmampuan.3,4 Sifat
penyakit pada geriatri tidaklah sama dengan penyakit dan kesehatan pada golongan
populasi usia lainnya. Penyakit pada geriatri cenderung bersifat multipel,
merupakan gabungan antara penurunan fisiologik/alamiah dan berbagai proses
patologik/ penyakit. Penyakit biasanya berjalan kronis, menimbulkan kecacatan
dan secara lambat laun akan menyebabkan kematian. Geriatri juga sangat rentan
terhadap berbagai penyakit akut, yang diperberat dengan kondisi daya tahan yang
menurun. Kesehatan geriatri juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial dan
ekonomi. Pada geriatri seringkali terjadi penyakit iatrogenik, akibat banyak obat-
obatan yang dikonsumsi (polifarmasi). Sehingga kumpulan dari semua masalah ini
menciptakan suatu kondisi yang disebut sindrom geriatri.2 Sindrom geriatri ini
dikenal juga dengan 13 I yang terdiri dari Immobility (imobilisasi), Instability
(instabilitas dan jatuh), Intelectual impairment (gangguan intelektual seperti
demensia dan delirium), Incontinence (inkontinensia urin dan alvi), Isolation
(depresi), Impotence (impotensi), Immunodeficiency (penurunan imunitas),
Infection (infeksi), Inanition (malnutrisi), Impaction (konstipasi), Insomnia

1
(gangguan tidur), Iatrogenic disorder (gangguan iatrogenic) dan Impairment of
hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman).5

Pada bagian ini akan dibahas salah satu masalah bagi lansia yang dirawat di
Rumah Sakit, atau rumah perawatan lainnya, yaitu terjadinya ulkus dekubitus
karena tekanan berat badan pada tempat tidur dan kurangnya mobilitas.

Ulkus dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini
merupakan masalah yang khusus pada lanjut usia. Kekhususannya yang terletak
pada insiden kejadiannya yang erat kaitannya dengan immobilitas, di negara maju
presentase terjadinya ulkus dekubitus mencapai sekitar 11 % dan terjadi dalam dua
minggu pertama perawatan. Adapun faktor risiko timbulnya ulkus dekubitus adalah
immobilisasi, inkontinensia, malnutrisi, diabetes mellitus, insufisiensi vaskular,
obesitas, hipoalbuminemia, demensia berat, dan berubahnya tingkat kesadaran.6

Faktor risiko timbulnya ulkus dekubitus stadium II atau lebih termasuk juga
kulit yang kering, meningkatnya suhu tubuh, tekanan darah rendah, dan usia yang
lanjut. Area yang biasa terjadi ulkus dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang
dan tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan, misalnya daerah sacrum,
daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan
siku. Sekitar 6,5 9,4 % dari populasi umum orang dewasa yang dirawat di rumah
sakit menderita paling sedikit satu ulkus dekubitus pada setiap kali masuk rumah
sakit, pada pasien lanjut usia yang dirawat di rumah sakit, insiden ulkus dekubitus
dapat menjadi jauh lebih tinggi.7

Berikut akan dibahas pasien RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado berusia
77 tahun dengan diagnosis ulkus dekubitus.

2
BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang laki-laki Tn S.W, umur 77 tahun, datang ke RSUP Prof R.D.


Kandou Manado tanggal 29 Agustus 2017 dengan keluhan utama luka di punggung.
Luka di punggung dialami sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya luka kecil bernanah
berukuran seperti koin kemudian makin lama makin membesar dan berdarah, luka
sudah berlubang dan kadang luka terasa nyeri. Pasien mengeluh demam sejak 1
minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh batuk-batuk berlendir putih sejak 1
minggu yang lalu, disertai sesak nafas. Buang air besar dan buang air kecil seperti
biasa. Pasien memiliki riwayat jatuh terpeleset di lantai sejak 3 bulan yang lalu.
Setelah itu pasien mengeluh sering merasa lemas sehingga pasien lebih banyak
berbaring di tempat tidur. Pasien memiliki riwayat sakit gula sejak 10 tahun yang
lalu dan mengkonsumsi obat Metformin 500 mg tablet 2 kali sehari. Pasien juga
memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu dan minum obat
Amlodipin 10 mg tablet setiap pagi hari. Di keluarga, orang tua pasien menderita
penyakit Diabetes Mellitus. Riwayat penyakit ginjal dan penyakit jantung disangkal
pasien. Riwayat merokok, minum-minum alkohol disangkal oleh pasien. Kemudian
pasien ditanyakan 13 pertanyaan dari Geriatric Depresion Scale dan hasil skor 3
(Keterangan : Pasien tidak depresi).

Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit


sedang dengan kesadaran somnolen. Tekanan darah 130/60 mmHg, nadi 80
kali/menit, regular, tidak kuat angkat, respirasi 24 kali/menit, suhu badan 37,80C,
SpO2 98%. Berat badan 72 kg, tinggi badan 170 cm, IMT 24,91 kg/m2 (kesan
normal). Pada pemeriksaan kepala ditemukan konjungtiva anemis, sklera tidak

3
ikterik, pupil bulat isokor, refleks cahaya ada dan normal, faring tidak hiperemis,
mukosa mulut basah. Pada leher tekanan vena jugularis 5+0 cm, tidak ada
pembesaran kalenjar getah bening. Pada pemeriksaan thoraks, inspeksi secara statis
didapatkan dada kiri dan kanan tampak simetris, secara dinamis didapatkan dada
kiri dan kanan mengembang secara bersamaan saat inspirasi, retraksi tidak
ditemukan. Pada palpasi didapatkan stem fremitus paru kiri dan kanan sama, tidak
terdapat nyeri tekan. Pada perkusi didapatkan bunyi sonor pada kedua lapang paru.
Suara pernapasan pada auskultasi vesikuler di kedua lapang paru, rhonki ditemukan
pada paru kanan dan kiri, dan tidak ditemukan wheezing. Pada pemeriksaan
jantung, iktus kordis tidak tampak, dan tidak teraba. Batas jantung kiri di ICS V-VI
linea midclavicularis sinistra. Batas jantung kanan pada ICS IV-V linea
parasternalis dekstra. Pada auskultasi didapatkan heart rate 80 kali/menit, regular,
terdengar suara jantung pertama dan kedua normal, tidak ada bising. Pada
pemeriksaan abdomen, inspeksi datar, pada auskultasi didapatkan suara bising usus
normal, pada perkusi didapatkan suara timpani, pada palpasi tidak didapatkan nyeri
tekan epigastrium, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas hangat, tidak terdapat
edema dan jari tabuh. Pada pemeriksaan fisik status lokalis regio Sacrum terdapat
ulkus (+) ukuran 15 x 15 cm, ketebalan kulit (-), nekrosis (+), lubang sampai tendon
(+).

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 29 Agustus 2017: Hb 8,4


gr/dL, Eritrosit 2,97x106/uL, Leukosit 12.300/uL, Trombosit 549.000, MCH 28,5
pg, MCHC 33,1 g/dL , MCV 85,9 fL, Ureum 16 mg/dL, Kreatinin 1,2 mg/dL,
Klorida 102.5 mEq/L, Kalium 3,20 mEq/L, Natrium 135 mEq/L, GDS 200 mg/dL.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


maka pasien ini didiagnosis Ulkus Dekubitus Grade IV regio os Sacrum et causa
Diabetes Mellitus Tipe 2, susp. Pneumonia, Hipertensi Grade I dan Anemia et causa
Chronic Disease. Pasien diterapi dengan IVFD NaCl 0,9% 20 tpm, Levofloxacin 1
x 500 mg IV, Metronidazole 3 x 500 mg IV, Ranitidin 2 x 50 mg IV, Paracetamol
3 x 500 mg P.O, Novorapid 3 x 6 IU S.C, Levemir 1 x 10 IU S.C, Amlodipin 5 mg
1-0-0, Micardis 80 mg 0-0-1, dan transfusi Packed Red Cell 1 kantong /hari sampai
Hb > 10 gr/dL. Direncanakan untuk pemeriksaan radiologi X Foto Thorax untuk
menilai keadaan paru, serta konsul Bedah Vaskuler untuk Debridement.

4
Pada perawatan hari ke-2 tanggal 30/08/2017, pasien mengeluh lemah
badan, luka dipunggung (+) nyeri (-). Keadaan umum tampak sakit sedang dengan
kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 130/60 mmHg, nadi 84 kali/menit,
regular kuat angkat, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.50C, SpO2 98%. Pada
pemeriksaan kepala ditemukan konjungtiva anemis. Pemeriksaan thoraks
ditemukan suara pernapasan abnormal, Rhonki pada paru kanan dan kiri. Pada
pemeriksaan fisik status lokalis regio Sacrum terdapat ulkus (+) ukuran 15 x 15 cm,
ketebalan kulit (-), lubang sampai tendon (+). Didiagnosis dengan Ulkus Dekubitus
Grade IV regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Pneumonia,
Hipertensi Grade I dan Anemia et causa Chronic Disease. Pasien diterapi dengan
IVFD Nacl 0,9 % 20 tpm, Levofloxacin 1 x 500 mg IV (H2) , Metronidazole 3 x
500 mg IV (H2), Ranitidin 2 x 50 mg IV, Paracetamol 3 x 500 mg P.O, Novorapid
3 x 6 IU S.C, Levemir 1 x 10 IU S.C, Amlodipin 5 mg 1-0-0, Micardis 80 mg 0-0-
1, dan transfusi Pocked Red Cell 1 kantong /hari sampai Hb > 10 gr/dL, GDS 4
porsi, rawat luka. Plan : X Foto Thorax hari ini.

Pada perawatan hari ke-3 tanggal 31/08/2017, pasien masih mengeluh


lemah badan, luka dipunggung (+) nyeri (-). Keadaan umum tampak sakit sedang
dengan kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 130/60 mmHg, nadi 90
kali/menit, regular kuat angkat, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.60C, SpO2
98%. Pemeriksaan fisik masih sama dengan hari sebelumnya. Didiagnosis dengan
Ulkus Dekubitus Grade IV regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus Tipe 2,
Pneumonia, Hipertensi Grade I dan Anemia et causa Chronic Disease. Terapi
farmakologi dilanjutkan, pasien direncanakan untuk pemeriksaan laboratorium
darah lengkap kontrol.

Pada perawatan hari ke-4 tanggal 01/09/2017, pasien masih mengeluh


lemah badan luka di punggung (+), Nyeri (-). Keadaan umum tampak sakit sedang
dengan kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 130/60 mmHg, nadi 90
kali/menit, regular kuat angkat, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.60C, SpO2
98% GDP jam 06.00 : 130 mg/dL, GDS jam 12.00 : 250 mg/dL, jam 18.00 : 200
mg/dL, jam 22.00 : 190 mg/dL. Pemeriksaan fisik masih sama dengan hari
sebelumya.

5
Pada hasil kontrol lab darah tanggal 31/08/2017 ditemukan Leukosit 10.500
/uL, Eritrosit 3,03 10^6/uL, Hb 9,0 g/dL, GDS 200 mg/dL, HbA1c 7,1 %, Albumin
1,98 g/dL, Kalium 2,88 mEq/L. Didiagnosis dengan Ulkus Dekubitus Grade IV
regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus Tipe 2, Pneumonia, Hipertensi Grade I,
Anemia et causa Chronic Disease, Hipokalemia dan Hipoalbuminemia. Terapi
farmakologi masih sama dengan sebelumnya ditambah dengan KSR 2 x 600 mg
P.O, Meloxicam 1 x 7,5 mg IV, Vipoalbumin 3 x 1 P.O, Transfusi Human Albumin
25 % dalam 100 cc NS. Konsul bedah Vaskuler masih menunggu jawaban.

Pada perawatan hari ke-5 tanggal 02/09/2017, keluhan masih sama dengan
hari sebelumnya, belum BAB 1 minggu. Keadaan umum tampak sakit sedang
dengan kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88
kali/menit, regular kuat angkat, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.50C, SpO2
98%, GDP jam 06.00 : 139 mg/dL, GDS jam 12.00 : 269 mg/dL, jam 18.00 : 175
mg/dL, jam 22.00 : 150 mg/dL. Pemeriksaan fisik masih sama dengan hari
sebelumnya. Didiagnosis Ulkus Dekubitus Grade IV regio os Sacrum et causa
Diabetes Mellitus Tipe 2, Pneumonia dengan Hipertensi Grade I, Anemia et causa
Chronic Disease, Hipokalemia dan Hipoalbuminemia. Terapi farmakologi
dilanjutkan dengan hari sebelumnya di tambah dengan Lactulosa Syrup 3 x CII P.O.
Plan : konsul bedah Vaskuler untuk Debridement.

Pada perawatan hari ke-6 tanggal 03/09/2017, keluhan masih sama dengan
hari sebelumnya. Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos
mentis. Tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, regular kuat angkat,
respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.50C, SpO2 98%, GDP jam 06.00 : 140 mg/dL,
GDS jam 12.00 : 200 mg/dL, jam 18.00 : 170 mg/dL, jam 22.00 : 127 mg/dL .
Pemeriksaan fisik masih sama dengan hari sebelumnya. Didiagnosis dengan Ulkus
Dekubitus Grade IV regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus Tipe 2, Pneumonia,
Hipertensi Grade I, Anemia et causa Chronic Disease, Hipokalemia dan
Hipoalbuminemia. Terapi farmakologi sebelumnya dilanjutkan. Konsul bedah
Vaskuler masih menunggu jawaban.

Pada perawatan hari ke-7 tanggal 04/09/2017, keluhan masih sama dengan
hari sebelumnya. Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos

6
mentis. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, regular kuat angkat,
respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.50C, SpO2 98%, GDP jam 06.00 : 97 mg/dL,
GDS jam 18.00 : 171 mg/dL, jam 22.00 : 156 mg/dL . Pemeriksaan fisik masih
sama dengan hari sebelumnya. Ulkus Dekubitus Grade IV regio os Sacrum et causa
Diabetes Mellitus Tipe 2, Pneumonia, Hipertensi Grade I, Anemia et causa Chronic
Disease, Hipokalemia dan Hipoalbuminemia. Terapi farmakologi sebelumnya
dilanjutkan. Konsul bedah Vaskuler masih menunggu jawaban, konsul Gizi, konsul
Rehab Medik.

Pada perawatan hari ke-8 tanggal 05/09/2017, keluhan masih sama dengan
hari sebelumnya. Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos
mentis. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84 kali/menit, regular kuat angkat,
respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.50C, SpO2 98%, GDP jam 06.00 :184 mg/dL,
GDS jam 18.00 : 207 mg/dL, jam 22.00 : 259 mg/dL . Pemeriksaan fisik masih
sama dengan hari sebelumnya. Didiagnosis dengan Ulkus Dekubitus Grade IV
regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus Tipe 2, Pneumonia, Hipertensi Grade I,
Anemia et causa Chronic Disease, Hipokalemia dan Hipoalbuminemia. Terapi
farmakologi sebelumnya dilanjutkan, untuk dosis Novorapid 3 x 8 IU S.C dan
Levemir 1 x 12 IU S.C. Konsul bedah Vaskuler, hasil: Debridement tanggal
06/09/2017, konsul Rehab Medik hasil : Gangguan Mobilisasi diterapi proper bed
position, Mobilisasi bertahap : duduk dan Artpom excersice keempat ekstremitas,
konsul gizi masih menunggu jawaban.

Pada perawatan hari ke-9 tanggal 06/09/2017, keluhan masih sama dengan
hari sebelumnya. Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos
mentis. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84 kali/menit, regular kuat angkat,
respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.40C, SpO2 98%, GDP jam 06.00 :166 mg/dL,
GDS jam 18.00 : 160 mg/dL, jam 22.00 : 164 mg/dL . Pemeriksaan fisik masih
sama dengan hari sebelumnya. Didiagnosis dengan Ulkus Dekubitus Grade IV
regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus Tipe 2, Pneumonia, Hipertensi Grade I,
Anemia et causa Chronic Disease, Gangguan Mobilisasi, Hipokalemia dan
Hipoalbuminemia. Terapi farmakologi sebelumnya dilanjutkan ditambah dengan
terapi non farmakologi : Proper bed position, mobilisasi bertahap : duduk dan

7
Artpom excersice keempat ekstremitas, debridement Ulkus Dekubitus regio Os
Sacrum Grade IV di ruang OK Cito hari ini.

Pada perawatan hari ke-10 tanggal 07/09/2017, pasien tidak ada keluhan.
Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos mentis. Tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 86 kali/menit, regular kuat angkat, respirasi 20
kali/menit, suhu badan 36.40C, SpO2 98%, GDP jam 06.00 :150 mg/dL, GDS jam
18.00 : 164 mg/dL, jam 22.00 : 155 mg/dL . Pemeriksaan fisik masih sama dengan
hari sebelumnya. Didiagnosis dengan Post Debridement Ulkus Dekubitus Grade IV
regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus Tipe 2, Pneumonia, Hipertensi Grade I,
Anemia et causa Chronic Disease, Gangguan Mobilisasi, Hipokalemia dan
Hipoalbuminemia. Terapi farmakologi dan non farmakologi dilanjutkan.

Pada perawatan hari ke-11 tanggal 08/09/2017, pasien tidak ada keluhan.
Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos mentis. Tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 78 kali/menit, regular kuat angkat, respirasi 20
kali/menit, suhu badan 36.50C, SpO2 98%, GDP jam 06.00 :150 mg/dL, GDS jam
18.00 : 164 mg/dL, jam 22.00 : 155 mg/dL . Pemeriksaan fisik masih sama dengan
hari sebelumnya. Didiagnosis dengan Post Debridement Ulkus Dekubitus Grade
IV regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus Tipe 2, Pneumonia, Hipertensi Grade
I, Anemia et causa Chronic Disease, Gangguan Mobilisasi, Hipokalemia dan
Hipoalbuminemia. Terapi farmakologi dan nonfarmakologi masih sama dengan
sebelumnya. Plan : pasien direncanakan rawat jalan tanggal 09/08/2017.

Pada perawatan hari ke-12, pasien tidak ada keluhan. Keadaan umum cukup
dengan kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80
kali/menit, regular kuat angkat, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.80C, SpO2
98%. Pemeriksaan fisik masih sama dengan hari sebelumnya. Didiagnosis dengan
Post Debridement Ulkus Dekubitus Grade IV regio os Sacrum et causa Diabetes
Mellitus Tipe 2, Pneumonia, Hipertensi Grade I, Anemia et causa Chronic Disease,
Gangguan Mobilisasi, Hipokalemia dan Hipoalbuminemia. Venflon dicabut, pasien
diterapi dengan obat oral ranitidin 150 mg per 12 jam, oral Vipoalbumin 3 x 1 per
8 jam, sub cutan Novorapid 6 IU per 8 jam, sub cutan Levemir 10 IU per 24 jam
tiap malam, oral Amlodipin 5 mg per 24 jam tiap pagi hari, Oral Micardis 80 mg

8
per 24 jam tiap malam hari. Pasien dipulangkan hari ini dengan keadaan umum
baik, kesadaran kompois mentis. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit,
respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36.50C. Pasien diedukasi untuk minum obat
teratur, rawat luka dan kontrol ke poli Geriatri dan poli Rehabilitasi Medik.

9
BAB III

PEMBAHASAN

Ulkus dekubitus merupakan salah satu komplikasi imobilisasi pada usia


lanjut yang terjadi karena peningkatan tekanan pada daerah kulit yang sama secara
terus-menerus.8 Ulkus dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini
merupakan masalah yang khusus pada lanjut usia karena menghilangnya secara
perlahan - lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya dari kerusakan yang terjadi.1,6 Diagnosis ulkus
dekubitus pada pasien Geritari yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, kemudian diberikan tatalaksana sesuai penyakit dan
stadium klinis.7

Anamnesis

Identifikasi faktor-faktor risiko seperti mobililitas terbatas, dan penyakit


komorbid seperti Diabetes Mellitus, onset dan durasi luka, riwayat perawatan luka
sebelumnya, dan identifikasi faktor kesehatan lainnya seperti kesehatan fisiologis,
kognitif dan perilaku, sumber daya dan finansial.9 Pada kasus, pasien laki-laki usia
77 tahun masuk rumah sakit tanggal 29 Agustus 2017 dengan keluhan utama luka
di punggung, awalnya luka kecil berukuran seperti koin, makin lama makin
membesar, berdarah (+), nyeri di luka (+) kadang-kadang, lubang (+), sebelumnya
pasien ada riwayat jatuh sejak 3 bulan yang lalu dan sering merasa lemas sehingga
pasien lebih banyak berbaring di tempat tidur, riwayat DM (+) sejak 10 tahun yang
lalu, mengkonsumsi obat Metformin 500 mg tablet 2 kali sehari, riwayat Hipertensi
(+) sejak 3 tahun yang lalu dan minum obat Amlodipin 10 mg tablet setiap pagi
hari. Dikeluarga, orang tua pasien menderita penyakit Diabetes Mellitus. Riwayat
penyakit ginjal, penyakit jantung, riwayat merokok, minum minuman beralkohol
disangkal oleh pasien, dan melalui 13 pertanyaaan dari Geriatric Depresion Scale
skor 3 dengan keterangan pasien tidak depresi.

Pemeriksaan Fisik

10
Pemeriksaan fisik pada ulkus dekubitus dimulai dengan inspeksi yaitu
perhatikan jumlah, lokasi, ukuran (panjang, lebar, kedalaman) ulkus, apakah ada
eksudat, bau, nekrosis, kemudian diklasifikasikan kedalam stadium klinis. Area
ulkus dekubitus sering terjadi pada tempat diatas tonjolan tulang misalnya daerah
sacrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit
dan siku karena tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan.6 Pada pasien, ulkus
dekubitus terjadi di regio Os Sacrum, ukuran 15 x 15 cm, ketebalan kulit (-),
nekrosis (+), lubang sampai tendon (+). Sesuai kepustakaan, stadium klinis pada
pasien yaitu grade IV (kehilangan semua jaringan dengan otot, tulang, dan tendon
terlihat).9

Pemeriksaan penunjang

Berdasarkan kepustakaan, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan


yaitu laboratorium darah perifer lengkap, albumin, dan gula darah, x foto thorax,
USG dan tormografi. Pada pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium darah
perifer lengkap yaitu Leukosit 10.500 /uL, Eritrosit 3,03 10^6/uL, Hb 9,0 g/dL,
GDS 200 mg/dL, HbA1c 7,1 %, Albumin 1,98 g/dL, Kalium 2,88 mEq/L.

Tatalaksana

Tatalaksana yang diberikan pada pasien dengan ulkus dekubitus sesuai


dengan stadium klinisnya. Stadium 1 yaitu dressing protektif bila perlu, stadium 2
yaitu bersihkan luka, dressing lembab (misalnya film transparan), stadium 3-4 tanpa
jaringan nekrotik yaitu bersihkan luka, dressing lembab absorbent, (hydrogel, foam
atau alginate, konsul bedah), bila ada infeksi sistemik bersihkan luka : dressing
lembab absorbent dan pemberian antibiotik sistemik, stadium 4 dengan jaringan
nekrotik dilakukan debridement kemudian bersihkan luka, dressing lembab
absorbent. Pada pasien ini tatalaksana yang diberikan berdasarkan dengan klinis
dari setiap penyakit yang ada berupa terapi farmakologi dan nonfarmakologi yaitu
IVFD Nacl 0,9 % 20 tpm, Levofloxacin 1 x 500 mg IV (H2) , Metronidazole 3 x
500 mg IV (H2), Ranitidin 2 x 50 mg IV, Paracetamol 3 x 500 mg P.O, Novorapid
3 x 6 IU S.C, Levemir 1 x 10 IU SC, Amlodipin 5 mg 1-0-0, Micardis 80 mg 0-0-
1, dan debridement yang dilakukan oleh dokter Bedah Vaskuler.

11
Komplikasi

Komplikasi dari ulkus dekubitus antara lain hipoalbuminemia, anemia, dan


infeksi sepsis. Pada pasien ditemukan adanya hipoalbuminemia dengan kadar
albumin 1,98 g/dL, Hb 9,0 g/dL, dan Leukosit 10.500.

Prognosis

Studi di Texas menunjukkan mortalitas sebanyak 68,9% ditemukan pada


pasien yang mengalami ulkus dekubitus III-IV nosokomial, dengan rata-rata 47 hari
mulai dari onset ulkus dekubitus hingga kematian. Berkembangnya ulkus dekubitus
full thickness nosokomial merupakan suatu proses patologis komorbid. Prognosis
pada pasien ini adalah dubia.

12
BAB IV

KESIMPULAN

Telah dilaporkan sebuah kasus, pasien laki-laki umur 77 tahun dengan


diagnosis Ulkus Dekubitus Grade IV regio os Sacrum et causa Diabetes Mellitus
Tipe 2 dengan Pneumonia, Hipertensi Grade I dan Anemia et causa Chronic Disease
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Telah
diberikan terapi baik farmakologi dan nonfarmakologi dan pasien sudah rawat jalan
dan kontrol di poliklinik Geriatri dan Rehabilitasi Medik.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock VA. 2007. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Science/Clinical Psychiatry. 10th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
2. Pranarka, Kris. 2011. Simposium geriatric syndromes: revisited. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

14
3. Papalia DE, Olds SW, Feldman RD. 2003. Human Development. 9th ed.
New York: McGraw-Hill.
4. Goldman HH. 2000. Review of General Psychiatry: An Introduction to
th
Clinical Medicine. 5 ed. Singapore: McGraw-Hill.
5. Setiati S, Harimurti K, Roosheroe AG. 2006. Buku ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Indonesia. h 1335-40.
6. Boedhi, Darmojo, R. 2011. Buku Ajar Geriatik (Ilmu Kesehatan Lanjut
Usia) edisi ke 4. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
7. Morison, Moya J. 2004. Manajemen luka. Penerbit buku ajar kedokteran:
EGC.
8. Livesly NJ, Chow AW. Infected Pressure Ulcers in Elderly Individuals.
Clinical Infectious Diseases 2002 : 35 : 1390-6. Diambil dari buku panduan
praktek klinik, hal 338.
9. Idrus Alwi, Salim Simon, Hidayat Rudy et al. Panduan Praktik Klinis. 2015.
Hal 338-9.

Lampiran 1
Geriatric Depression Scale
No. Ya Tidak

1 Apakah Anda sebenarnya puas dengan kehidupan Anda ?


2. Apakah Anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan

15
minat atau kesenangan Anda ?
3. Apakah Anda merasakan kehidupan Anda kosong ?

4. Apakah Anda sering merasa bosan ?

5. Apakah Anda mempuyai semangat yang baik setiap saat ?

6. Apakah Anda takut bahwa sesuatu yang buruk bahwa


sesuatu yang buruk akan terjadi pada Anda ?
7. Apakah Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
Anda ?
8. Apakah Anda sering merasa tidak berdaya ?

9. Apakah Anda lebih senang tinggal dirumah daripada pergi


keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru ?
10. Apakah Anda mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat Anda dibandingkan kebanyakan orang ?
11. Apakah Anda pikir bahwa hidup Anda sekarang ini
menyenangkan ?
12. Apakah Anda merasa tidak berharga seperti perasaan
Anda saat ini ?
13. Apakah Anda merasa penuh semangat ?

14. Apakah Anda merasa bahwa keadaan Anda tidak ada


harapan ?
15. Apakah Anda pikir bahwa orang lain lebih baik
keadaannya dari Anda ?

Keterangan :
Jawaban Tidak untuk butir 1,5,7,11,13 mendapat skor 1.
Jawaban Ya untuk butir 2, 3,4,6,8,9,10,12,14,15 mendapat skor 1. Selainnya
mendapat skor 0.
Nilai antara 5-9 : kemungkinan besar depresi
Nilai antara 10 atau lebih : depresi

16
Lampiran 2
A. Ulkus Dekubitus Regio Os Sacrum ukuran 15 x 15 cm, ketebalan kulit (-),
nekrosis jaringan (+), lubang sampai tendon (+)

17
B. X-Foto Thorax

18

Anda mungkin juga menyukai