OLEH :
RESIDEN PEMBIBING :
dr. Vicky William
dr. Ricky Marasi Tambunan
SUPERVISOR PEMBIMBING :
dr. Dewi Kurniati, M.Kes, Sp.OT
Judul Case Report: Primary Bone Tumor Distal Femur Dextra Suspek
Osteokondroma
Telah menyelesaikan tugas tersebut dalam rangka kepaniteraan klinik pada
bagian Orthopedi dan Traumatologi dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin,.
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Orthopedi dan Traumatologi
Fakultas Kedokteran
4
BAB 1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Umur : 27 tahun
Alamat : Jl Bontoloe
Keluhan Utama :
paha kanan. Keluhan ini dialami sejak 20 tahun yang lalu, dirasakan
main lama makin membesar. Keluhan ini kadang disertai rasa nyeri
disangkal.
5
Riwayat trauma tidak ada, riwayat pengobatan tidak ada.
Riwayat benjolan di tempat lain tidak ada. Riwayat batuk lama tidak
Status Generalis
Pernafasan : 18 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36.6 oC
6
Genitalia Eksterna : tidak ada kelainan
SECONDARY SURVEY
Status Lokalis
ROM : Gerak aktif dan pasif hip joint dalam batas normal
7
IV. GAMBARAN KLINIS
8
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (tanggal 28/12/2017)
9
VI. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Hasil Pemeriksaan :
10
Mineralisasi tulang baik
Kesan :
-Terpasang drain
11
Hasil Pemeriksaan :
Kesan :
12
-Sudah tidak tampak lagi densitas massa
-Terpasang drain
VII. RESUME
benjolan pada paha kanan. Keluhan ini dialami sejak 20 tahun yang lalu,
dirasakan main lama makin membesar. Keluhan ini kadang disertai rasa nyeri
terutama pada saat berjalan dan melakukan aktivitas, dan dirasakan berkurang bila
duduk diam. Benjolan ini pada awalnya muncul dengan ukuran sebesar 3x3cm.
x/menit, nadi 88 x/menit, suhu badan 36.6 oC. Pupil pasien isokor, Ø 3 mm/3 mm,
refleks cahaya +/+, konjungtiva palpebral pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), kulit
tidak ada kelainan. Pada thorax bunyi jantung I/II murni regular, pernafasan
vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-). Abdomen datar, simetris, peristaltic normal.
Genitalia eksterna tidak ada kelainan, ekstremitas superior tidak ada kelainan dan
ekstremitas inferior lihat pada status lokalis. Pada status lokalis didapatkan regio
Status Lokalis
13
Look : Deformitas (-) , swelling (+), hematoma (-), wound (-)
ROM : Gerak aktif dan pasif hip joint dalam batas normal
Tampak lesi litik dan sklerotik batas relatif tegas bertumbuh keluar
VIII. DIAGNOSIS
IX. PENATALAKSANAAN
14
Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ intravena
X. PLANNING
15
BAB 2
PEMBAHASAN
I. Pendahuluan
sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Istilah tumor sering digunakan sebagai
berarti benjolan. Insiden neoplasma tulang lebih jarang bila dibandingkan dengan
merupakan neoplasma yang berasal dari sel yang membentuk jaringan tulang
sendiri, dikatakan sekunder apabila merupakan anak sebar dari organ lain.2 Dari
seluruh tumor tulang primer, 65,8% bersifat jinak dan 34,2% bersifat ganas.
Perbandingan insidens tumor tulang pada pria dan wanita adalah sama. Tumor
jinak primer tulang yang sering ditemukan adalah osteoma 39,3%, osteokondroma
pembengkakan atau gumpalan. Kelainan ini selalu muncul di daerah metafisis dan
tulang yang sering terkena adalah ujung distal femur, ujung proksimal tibia dan
humerus.2 Kelainan ini diturunkan secara autosom dominan pada salah satu dari
16
eksostosis. steoklas pada proses pemugaran metafisis selama pertumbuhan
memanjang.2
tulang ini ditutupi (diliputi) oleh cartilago. Tumor ini mengandung komponen
lebih dari 30% dari seluruh tumor jinak tulang dan 10-15% dari keseluruhan
tumor tulang. Osteochondroma biasanya ditemukan pada anak dan remaja dan
II. Definisi
chondroma yang berarti tumor jinak atau pertumbuhan menyerupai tumor yang
didefinisikan sebagai tumor jinak pada tulang yang terdiri dari penonjolan tulang
dewasa yang dilapisi tulang rawan yang menonjol dari kontur lateral tulang
eksostosis dapat terjadi dalam bentuk lesi soradis yang soliter atau dalam bentuk
lesi yang luas sebagai bagian dari sindrom eksostosis herediter multiple yang
bersifat autosomal dominan. Eksostosis biasanya ditemukan ada akhir usia anak-
17
anak atau pada usia remaja.1 Osteokondroma merupakan tumor jinak tersering
kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada
remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Sebagian besar dari
penderita tumor ini biasanya tanpa gejala (asimptomatik) , gangguan yang sering
muncul biasanya menyebabkan gejala mekanik tergantung lokasi dan ukuran dari
tumor tersebut.2
Tulang dalam garis besar terbagi atas tulang panjang, tulang pendek dan
tulang pipih. Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna
dan humerus dimana daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan
dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan daerah yang sangat
sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, oleh kerana daerah ini
18
merupakan daerah metabolic yang aktif dan banyak pembuluh darah. Kerusakkan
Tulang pendek juga dibentuk oleh model prekursor tulang rawan yang sama
seperti tulang panjang. Namun, mereka cenderung memiliki bentuk dan fungsi
yang unik. Mereka kurang tinggi secara keseluruhan daripada tulang panjang
dari tulang pendek antara lain tulang vertebra dan tulang-tulang carpal.2
terdiri dari cangkang korteks dengan interior cancellous dan seringkali luas dan
belikat).Yang termasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang scapula dan
tulang pelvis.2
membagi beban tubuh. Tulang bertambah panjang akibat proliferasi sel kartilago
(kondrosit) baru melalui pembelahan sel di batas luar lempeng yang berdekatan
19
dengan epifisis. Saat kondrosit baru sedang dibentuk di batas epifisis, sel-sel
osteoblas yang berkerumun ke atas dari diafisis, sambil menarik jaringan kapiler
bersama mereka. Penghuni baru ini meletakkan tulang di sekitar bekas sisa-sisa
lempeng seluruhnya diganti oleh tulang. Apabila proses osifikasi telah selesai,
tulang di sisi diafisis telah bertambah panjang dan lempeng epifisis telah kembali
ke ketebalan semula. Kartilago yang diganti oleh tulang di ujung diafisis lempeng
epifisis lempeng.2
20
Gambar 2 : ossifikasi endokondral
IV. Etiologi
cacat bawaan atau trauma perichondrium yang yang menghasilkan herniasi dari
Meskipun etiologi pasti dari pertumbuhan ini tidak diketahui, sebagian perifer
mungkin idiopatik atau mungkin hasil dari trauma atau defisiensi dari cincin
exostosis.2
Pulau -pulau tulang rawan mengatur ke dalam struktur yang mirip dengan
21
mencerminkan, zona klasik didefinisikan diamati dalam pertumbuhan dari
neoplastik sejati, bukan yang reaktif. Penelitian ini masih pada tahap awal, dan
V. Epidemiologi
tidak didiagnosis. Kebanyakan ditemukan pada pasien lebih muda dari 20 tahun,
22
Gambar 3. Epidemiologi dari osteokondroma.4
dan tulang yang sering terkena adalah ujung distal femur (30%), ujung proksimal
tibia (20%), dan humerus (2%). Osteokondroma juga dapat mengenai tulang
tangan dan kaki (10%) serta tulang pipih seperti pelvis (5%) dan scapula (4%)
biasanya tipe bertangkai sedangkan di pelvis adalah tipe sesile. Tumor bersifat
soliter dengan dasar lebar atau kecil seperti tankai dan bila multiple dikenal
sebagai diafisial aklasia (eksostosis herediter multiple) yang bersifat herediter dan
seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang
23
pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Gejala nyeri terjadi bila terdapat
penekanan pada bursa atau jaringan lunak sekitarnya. Benjolan yang keras dapat
ditemukan pada daerah sekitar lesi. Lokasi osteokondroma biasanya pada daerah
metafisis tulang panjang khususnya femur distal, tibia proksimal dan humerus
proksimal. Osteokonroma juga dapat ditemukan pada tulang scapula dan ilium.
Tumor bersifat soliter dengan dasar lebar atau kecil seperti tangkai dan bila
bersifat herediter dan diturunkan secara dominan gen mutan. Bergantung pada
lokasi asal dan ukurannya, Osteokonroma dapat menyebabkan bursitis, nyeri atau
didapatkan dalam beberapa kasus karena pukulan langsung atau tidak langsung
otot atau luka tendon, tetapi sebagian besar lokasinya adalah di sekitar sendi
lutut.7
gejala klinis yang sering didapatkan adalah pertumbuhan lambat massa tumor
tanpa adanya rasa nyeri pada tulang yang terlibat.Namun, gejala yang signifikan
mungkin terjadi akibat adanya komplikasi seperti patah tulang, deformitas tulang,
atau masalah mekanis sendi. Osteokondroma bisa terjadi di dekat saraf atau
pembuluh darah dan yang paling umum arteri dan saraf poplitea. Tungkai yang
perubahan periodic dalam aliran darah juga bisa terjadi. Kompresi vascular,
24
vena adalah komplikasi yang umum dan menyebabkan klaudikasi, nyeri, iskemia
akut, dan tanda-tanda flebitis sedangkan kompresi saraf terjadi sekitar 20%
gerakan sendi. Rasa nyeri juga bisa ada sebagai akibat peradangan bursal atau
pembengkakan atau bahkan karena fraktur pada dasar tangkai tumor. Umumnya,
fungsi normal dan gerakan bisa dibatasi dan asimetri bisa di[erhatikan pada
pergelangan kaki, genu valgum, dan anomali deviasi radio dan ulnar. Pasien
anisomelia, coxa valga, skoliosis dan asimetri pada korset dada dan panggul.
Subluksasi talus atau pinggul adalah gejala yang umum. Sinostosis Tibiofibular
juga bisa terjadi. Sindroma kompresi spinal juga bisa dilihat. Lesi yang timbul di
kepala dan leher mungkin saja terjadi disertai dengan asimetri wajah dan disfungsi
25
Gambar 4. Gambaran klinis osteokondroma. Benjolan ini akan
terlihat lebih kecil dibanding dengan yang ditemukan pada
pemeriksaan fisik, karena sebagian besar tumor ini diliputi oleh tulang
rawan.6
(a) (b
)
Gambar 5. (a) Pasien dengan benjolan yang besar di atas lutut disebabkan oleh
cartilage-capped exostosis 5 (b)gambaran foto radiologi menunjukkan adanya
cartilage-capped exostosis.
26
Gambar 6. Osteochondroma (a) Seorang gadis muda menampakkan benjolan ini
di kakinya. Rasanya sulit rasanya. (b) pemeriksaan sinar-X menunjukkan ciri
khas dari exostosis cartilage-capped yang besar; tentu saja tutup tulang rawan
tidak terlihat pada x-ray kecuali jika dikalsifikasi. (c) Bagian histologis dari
eksostosis dengan tutup kartilago berwarna gelap.9
27
Gambar 7. (a), Fraktur osteochondroma femoralis (panah); (b), Angiografi:
trombosis palsu aneurisma menyimpang arteri popilteal (panah); (c),Massa
berdenyut paha (panah).8
VII. Diagnosis
a) Anamnesis
herediter.6
1. Umur
28
2. Lama dan perkembangan (progresifitas) tumor
perkembangan yang ceat dalam waktu singkat atau suatu tumor yang
3. Nyeri
4. Pembengkakan
yang timbul ecara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama atau
secara tiba-tiba.
b) Pemeriksaan Fisik/Klinis
1. Lokasi
daerah vertebra.
29
diperhatikan bentuk tumor apakah disertai pelebaran pembuluh darah
Apabila tumor terdapat pada daerah tulang belakang, baik jinak atau
5. Fraktur patologis
ganas, inflamasi benjolan dan kalus memiliki tepi yang tidak jelas.
30
- Konsistensi: tumor jinak terasa sangat keras; Sebuah tumor ganas
c) Pemeriksaan Neurologis
apakah gangguan ini timbul oleh karena penekanan tumor pada saraf
d) Pemeriksaan Radiologi
FOTO POLOS
metafisis dan titik pelekatan tendon pada tulang panjang. Pada lesi
31
korteks tulang. Antara temuan yang biasa ditemukan adalah serpihan
Pertanyaan umum yang muncul adalah apakah lesi itu jinak atau
tanda keganasan namun juga ditemukan pada tumor jinak. Selain itu,
32
Gambar 8. Lesi khas yang melibatkan femur kanan. Perhatikan tonjolan
33
osteosarcoma dikatakan lebih tebal berbanding dengan osteochondroma.
Namun, masalah ini masih lagi menjadi perdebatan. Kerugian dari foto CT
pencitraan yang paling tepat untuk kasus simtomatik massa tulang karena
kontinuitas massa yang teraba dengan korteks tulang yang terkena dan
lainnya. pada cartilage cap terdapat signal yang tinggi pada T2-weighed
MRI karena kandungannya yang tinggi air dan rendah pada T1-weighted.
Untuk membedakan lesi ganas dari lesi jinak adalah salah satu
Sekali lagi yang perlu ditekankan di sini adalah, ketebalan tutup kartilagin
34
adalah kriteria dasar dalam membedakan dua leasi tersebut. Dalam hal ini,
T1 yang rendah setelah infus kontras intravena, sesuatu yang jarang dapat
e) Pemeriksaan Penunjang6
Pemeriksaan laboratorium :
protein Bence-Jones.
35
Pemeriksaan Biopsi 6 :
1. Biopsi Tertutup:
cara biopsy untuk melakukan diagnosa pada tumor Tidak dianjurkan pada
2. Biopsi Terbuka
36
diambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologic dan
Gambaran makroskopis
millimeter atau bahkan tidak ada sama sekali. Penutup kartilago berupa
37
Gambaran mikroskopis
38
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 10. (a) Penampakan makroskopis lesi. Potongan jaringan dengan ukuran
keseluruhan 3x3x0,5 cm, sebagian berwarna putih abu-abu sebagian berwarna
kecoklatan, konsistensi kenyal sebagian keras, bentuk tidak teratur.12
Gambar 10. (b-d) Penampakan mikroskopis lesi. Lesi tersusun atas jaringan ikat
kolagen dan jaringan tulang rawan (b) yang berlanjut menjadi jaringan tulang
trabekular (c). Jaringan tulang rawan tersusun atas sel-sel kondrosit matur yang
teratur secara linear dengan nukleus berbentuk bulat oval, polaritas baik, tanpa
tanda-tanda cellular atypia (d).13
39
Gambar 11 (a): Gambaran histologi osteokondroma (pewarnaan hematoxylin-
eosin, magnifikasi×250); (b): Gambaran histologi osteokondroma (pewarnaan
hematoxylin-eosin, magnifikasi×400); (c) dan (d): Pewarnaan
immunohistokemikal osteokondroma dengan antibodi Ki-67 (magnifikasi ×400).14
40
VIII. Diagnosis Banding
1. Chondrosarkoma
Adalah tumor ganas tulang dan tulang rawan. Paling banyak ditemukan
pada tulang pelvis, femur, iga, humerus, dan scapula. Tetapi selain itu juga
dan kaki.17
Gambaran radiologis : lesi luas tampak tidak teratur dengan tepi tulang
seperti popcorn.17
2. Osteosarkoma
41
juga dapat menyerang tulang pipih seperti pelvis, tengkorak, dan
mandibula.17
Gambaran radiologi :
Sunburst appearance
Codman triangle
IX. Penatalaksanaan
pembuluh darah atau saraf sekitarnya atau tumor tiba-tiba membesar disertai rasa
nyeri maka diperlukan tindakan operasi secepatnya, terutama bila hal ini terjadi
42
Terapi Medis
Tidak ada terapi medis saat ini ada untuk osteochondroma. Andalan
Lesi yang ditemukan secara kebetulan dapat diamati, dan pasien dapat
diyakinkan.15
Terapi Bedah
diambil untuk memastikan bahwa tidak ada tutup tulang rawan atau
perichondrium yang tersisa, jika tidak, mungkin ada kekambuhan. Idealnya, garis
reseksi harus melalui dasar tangkai, dengan demikian, seluruh lesi dihapus secara
en blok. Lesi atipikal atau sangat besar harus diselidiki sepenuhnya untuk
X. Komplikasi Osteokondroma
A. Fraktur
merupakan hasil daritrauma yang terlokalisir dan biasanya melibatkan dasar dari
43
signifikan nonunion yang dilaporkan. Menariknya, regresi atau resorpsi
osteochondroma soliter yang terjadi baik secara spontan dan setelah patah tulang
telah dilaporkan.16
B. Komplikasi Vaskuler
Gejala klinis pada kasus kompromi vaskular termasuk rasa sakit, bengkak, dan
muda. Trombosis pembuluh darah atau oklusi dapat mempengaruhi baik sistem
arteri atau vena dan paling sering terlihat dalam pembuluh tentang lutut, terutama
osteochondroma pertama kali dilaporkan oleh Paulus pada tahun 1953. Lokasi
dari kelainan komplikasi ini terutama mengenai arteri femoralis, brakialis, dan
muda di dekat akhir pertumbuhan tulang normal dan terjadi dengan lesi soliter dan
kranii. Lesi perifer dapat menekan saraf, menyebabkan dop foot, dan keterlibatan
44
Keterlibatan saraf radialis juga telah dijelaskan. Osteochondromas yang terjadi
pada dasar tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk atau kepala dapat
XI. Prognosis
baik, dengan kontrol lokal yang sangat baik dan tingkat kekambuhan lokal kurang
dari 2%. Demikian, prognosis biasanya salah satu dari pemulihan lengkap . Hasil
yang lebih buruk biasanya berkaitan dengan morbiditas yang terkait dengan
deformitas tulang sekunder, tetapi yang terakhir biasanya diamati dalam bentuk
45
DAFTAR PUSTAKA
2. IanD.June2017.Osteochondroma.
(https://emedicine.medscape.com/article/1256477-overview#a12).
277,278, 289.
46
etc,Department of Anatomy, Histology and Embryology, and Department
13. Osteokondroma Ulna Distal dengan Deformitas Masada Tipe I pada Anak
Bali.
of Ioannina.
15. Appley, A.G & L. Solomon. 2002. Appley System Of Orthopaedics And
17. Weiner, D.S. 2004. Paediatric Orthopaedic For Primary Care Physician
47