Anda di halaman 1dari 22

GRAVES

DISEASE
KELOMPOK 2 :

1. Dea Putri Prasiswi 5. Rio Aditya


(2048201005) (2048201025)

2. Dede Puji Paujiah 6. Selvi Syofiatul Saadah


(2048201006) (2048201026)

3. Dila Oktaviani 7. Siti Aisyah


(2048201008) (2048201028)

4. Muhammad Andrian Fahriana 8. Siti Zenie Pebrianti


(2048201019) (2048201031)
GRAVES DISEASE
Graves disease adalah penyakit
autoimun dimana tiroid terlalu aktif,
menghasilkan jumlah yang berlebihan dari
hormon tiroid ( ketidakseimbangan
metabolisme yang dikenal sebagai
hipertiroidisme dan tirotoksikosis ).
EPIDEMIOLOGI

• Penyakit graves merupakan penyebab dari hiertiroid tersering sekitar 60-80


% kasus.
• Lebih sering ditemui pada wanita daripada laki-laki, dengan rasio 5:1.
• Terjadi pada usia yang bervariasi, terutama pada usia 20 - 40 tahun.
• Merupakan penyakit autoimun yang memiliki faktor predisposisi yang kuat
dengan hubungan keluarga.
ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan karena adanya antibodi


yang kerjanya menyerupai Thyroid Stimulating
Hormone (TSH) yang beredar dalam sirkulasi.
Antibodi tersebut kemudian merangsang Reseptor
TSH yang berada di kelenjar tiroid, sehingga
terjadi peningkatan produksi hormon tiroid.
FAKTOR RESIKO

1. Sekitar 80% faktor risiko Grave's disease diperankan oleh genetik.


2. 30 % disebabkan faktor lingkungan :
• Rokok
• makanan yang mengandung iodin tinggi
• Stres
• Kehamilan
• Kontrasepsi oral dan jenis kelamin laki-laki merupakan faktor protektif
terhadap penyakit ini.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KELENJAR TIROID
MANIFESTASI KLINIS

Suatu kelainan dgn 3 manifestasi utama: - Gynecomastia pada laki laki


- Takikardi
- Penurunan berat badan
 Hipertiroidisme
- Clubbing finger
 Oftalmopati - Amenore
- mata melotot - Gelisah
- fissura palpebra melebar - Insomnia
- kedipan berkurang - Exopthalmus
- lid lag (keterlambatan kelopak mata
- Goiter
dalam mengikuti gerakan mata) dan
-kegagalan konvergensi - Palpitasi
- Diare
Dermopati
- Tremor
- Keringat berlebih
- Wajah kemerahan - Anorexia
- Pengecilan otot - Kelemahan otot
- Nafas pendek - Lembab dan hangat tangan
DIAGNOSA

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


• Onset, progresifitas • Pemeriksaan fisik tiroid
• Tanda toksisitas • Tanda toksisitas
• Gejala obstruktif : • Tanda obstruksi
- Perubahan suara - Kocher sign
- Gangguan menelan
- Pemberton sign
• Tanda keganasan & metastasis
- Berry sign
• Riwayat diet
• Pembesaran KGB Leher
• Riwayat keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
Pemberton Sign Berry Sign
Tanda Hipertiroid

a. Stellwag’s sign & cara Naffziger’s b. Von Graeve’s sign


untuk melihat bulging bolamata

c. Moderate exophthalmos d. Joffroy’s sign,


kerutan dahi hilang bila penderita
melihat kedepan

dikutip dari : Hamilton Bailey’s Demonstrations of Physical Signs in Clinical Surgery ; 17 th. Ed. 1996, pp. 75-77
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan Laboratorium
- Kadar FT4
- Kadar TSH
• Pemeriksaan Radiologi
- Foto Polos Leher
- Radio Active Iodine Uptake(RAIU)
PENATALAKSANAAN

1. Obat antitiroid : Golongan Tionamid

• tiourasil (propiltiourasil (PTU)


dan imidazol (metimazol dan
karbimazol)
• Dosis PTU dimulai dengan 100
– 200 mg/hari dan metimazol /
tiamazol dimulai dengan 20 –
40 mg/hari dosis terbagi untuk
3 – 6 minggu pertama.
• dosis methimazole 40 mg
setiap pagi selama 1 – 2 bulan,
dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 5 – 20 mg
perhari
2. Obat golongan beta blocker
• Di samping propranolol, terdapat obat baru golongan
penyekat beta dengan durasi kerja lebih panjang, yaitu
atenolol, metoprolol dan nadolol.
• Dosis awal atenolol dan metoprolol 50 mg/hari dan
nadolol 40 mg/hari mempunyai efek serupa dengan
propranolol
3. Pembedahan
• Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada penderita
dengan struma yang besar.
• Sebelum operasi, penderita dipersiapkan dalam keadaan eutiroid
dengan pemberian OAT (biasanya selama 6 minggu)
• Tiroidektomi total biasanya tidak dianjurkan, kecuali pada pasein
dengan oftalmopati Graves yang progresif dan berat

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
and illustrations
4. Terapi yodium radioaktif
• Radionuklida 1311 akan mengablasi kelenjar tiroid melalui efek ionisasi partikel
beta dengan penetrasi kurang dari 2 mm, menimbulkan iradiasi local pada sel-sel
folikel tiroid tanpa efek yang berarti pada jaringan lain disekitarnya.
• Respons inflamasi akan diikuti dengan nekrosis seluler,dan dalam perjalanan
waktu terjadi atrofi dan fibrosisdisertai respons inflamasi kronik.
• Respons yang terjadi sangat tergantung pada jumlah 1311 yang ditangkap dan
tingkat radiosensitivitas kelenjar tiroid.
• Oleh karena itu mungkin dapat terjadi hipofungsi tiroid dini (dalam waktu 2- 6
bulan) atau lebih lama yaitu setelah 1 tahun

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
and illustrations
KESIMPULAN

• Penyakit Graves (goiter difusa toksika) yang merupakan penyebab tersering


hipertiroidisme adalah suatu penyakit autoimun.
• Penyakit ini mempunyai predisposisi genetik yang kuat dimana lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria, terutama pada usia 20 - 40 tahun.
• Manifestasi klinis yang lebih mencolok terutama adalah manifestasi kardiovaskuler
dan miopati, ditandai dengan adanya palpitasi, dyspnea d'effort, tremor, nervous
dan penurunan berat badan.
KESIMPULAN

• Pemeriksaan laboratorium untuk penyakit grave adalah FT4, T3, dan TSH. Bila T3 dan T4
rendah, maka produksi TSH akan meningkat dan sebaliknya ketika kadar hormon tiroid
tinggi,maka produksi TSH akan menurun.
• Pemeriksaan penunjang lain seperti pencitraan (scan dan USGtiroid) jarang dilakukan.
• Ada tiga jenis pengobatan terhadap hipertiroidisme akibat penyakit Graves, yaitu: Obat anti
tiroid, Pembedahan dengan Tiroidektomi dan Terapi Yodium Radioaktif dengan (1131).
Pertanyaan

1. Apakah terapi yodium pada penyakit graves dan gondok sama?


2. Kenapa pemeriksaan USG jarang digunakan pada penyakit graves?
3. Lokasi gen graves

Jawaban
1. terapi yodium dalam graves i fungsinya untuk menghancurkan sel tiroid yang terlalu aktif serta
mengecilkan kelenjar tiroid sehingga gejala berkurang secara bertahap selama beberapa minggu
hingga bulan. Sedangkan terapi yodium dalam tiroid hasimoto itu berfungsi untuk mengobati
kekurangan hormon tiroksin atau hipotiroidisme yaitu tiroid kurang aktif. Jadi intinya pada
penyakit graves terapi yodium bertujuan untuk menghancurkan sel tiroid yg terlalu aktif
sedangkan pada penyakit tiroid hasimoto bertujuan untuk mengobati kekurangan tiroid yang
kurang aktif.
2. Pemeriksaan USG jarang digunakan pada penyakit graves karena biasanya pemeriksaan USG hanya
digunakan untuk pasien yg tidak dapat melakukan tes serapan yodium radioaktif, contoh nya seperti ibu
hamil

3. Gen CD40
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai