Anda di halaman 1dari 6

Hipertiroid

Tiroid Difusa/goiter/struma (pembesaran simetris. Toksik dan non toksik


Nodusa (pembesaran satu sisi) toksik dan non toksik
Hipertiroid
Definisi
Tirotoksikosis - Manifestasi peningkatan hormone tiroid dalam sirkulasi
Hipertiroidisme - Tirotoksikosis yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif

Etiologi - Kerentanan genetis


- Infeksi
- Gender
- Stress
- Kehamilan
- Iodine
Patofisiologi - Autoimunitas sel limfosit B dan sel limfosit T ke antigen
- Tiroglobulin
- Peroksidase tiroid
- Na I simporter
- Reseptor tirotropin
Diagnosis T3 dan T4 ↑
TSH serum ↓ ( n: 0,02-0,05)
Nilai normal
Nilai normal - FT4 : 0,7 -1,9 ng/dl
- FT3: 230-619 ng/dl
Krisis tiroid - Terjadi penurunan kesadaran (sampai koma)
- Hiperpireksia (suhu diatas 40 derajat)
- Aktivitas adrenergic (takikardi di atas 140 kali per menit, muntah,
mencret, serta kuning)
Manifestasi klinis -
Lagoftalmus - kelainan di mata karena kelopak mata tidak dapat menutup bola mata.
Disebabkan oleh bola mata yang menonjol keluar, kelumpuhan kelopak
mata, kelopak mata ditarik jaringan parut.
Eyelid retraction -  the sclera is visible above the superior corneal limbus. It is usually
acquired but may be present at birth.
Pemeriksaan - Pasien tidak bergejala  maka dilakukan pemeriksaan TARB (TSH
penunjang receptor antibody).
- Sintigrafi : teknik pencitraan isotropik yg dapat memberikan gambaran
morfologi fungsional jaringan tiroid.
Interpretasi
penunjang

-
Tatalaksana - Solusio lugol : berfungsi untuk induksi involusi dan mengurangi
vaskularisasi tiroid.
-
Resep -
Goiter simpleks -
Definisi - Goiter non toksik
- Pembesaran tiroid yang tidak berkaitan dg hipertiroid/hipotiroid
- Bukan merupakan proses peradangan atau neoplastik
-
-
-
-
Graves disease -
Definisi - Merupakan penyakit autoimun
Mekanisme
feedback

-
Epidemiologi - Lebih sering terjadi pada usia 20 sampai 40 tahun
Ciri khas - Penyakit autoimun dengan hipertiroidisme
Pathogenesis - TSI (thyroid stimulating immunoglobulin)
Klinis - Lid lag (kesulitan kelopak menutup mata), exophtalmus  ciri khas pada
graves
- Berkeringat, berdebar-debar, kurus, diare
- Muscle wasting
- Oligomenorrhea dan amenorrhea
Trias - Hipertiroidisme : pembesaran tiroid hiperfungsional difus
- Oftalmopati infiltrate yg hasilkan exopthalmus
- Dermopati infiltrate terlokalisasi disebut mixedema pretibial
-
-
Sistem scorring - Indeks wayne untuk pasien hipertiroidisme
-
Interpretasi index - Skor >19  hipertiroid
wayne - Skor < 11  eutiroid
- Antara 11-19  equivocal
Pemeriksaan - TSH-R Ab (stim) lebih spesifik pada penyakit Graves’
Tatalaksana - Farmakologi
- Radioactive iodine (utk relaps)
- Surgery (utk relaps)
Tatalaksana - Metimazole (lebih diutamakan)
- PTU (dipilih ibu hamil)
- Beta blocker  untuk melawan aksi perifer hormone tiroid
- Beta blocker  menghambat reseptor beta adrenergic dan mencega
konversi T3 menjadi T4
- Tiroidektomi dilakukan bila medikamentosa gagal
Resep - Sediaan PTU : tablet 50 mg, tablet 100 mg
- Untuk dewasa
- R/tab PTU 100 mg No X
- S 3 dd tab I
- Sediaan tablet metimazole : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
- R/ tab metimazole 10 mg No X
- S 3 dd tab 1
Cara kerja obat - Cara kerja karbimazol  dikonversi dulu metamizol  mencegah enzim
peroksidase  cegah iodinasi gugus tirosil tiroglobulin  dan juga
cegah kopling iodotirosin menjadi T4/tiroksin dan T3
Kelompok obat

-
Caution treatment - Agranulositosis
Tiroiditis akut -
Definisi - Merupakan penyakit hipotiroid
- Radang supuratif akut pada tiroid
Jenis-jenis - Tiroiditis granulomatosa
- Tiroiditis limfositik (hashimoto disease)
- Struma riedel
Ciri khas - Ditemukan demam
- Nyeri pada kelenjar
Tatalaksana -
Tiroiditis hashimoto -
Definisi - Merupakan penyakit hipotiroid
- Tiroiditis autoimun
- Tidak ada penyakit infeksi sistemik
Pathogenesis - Infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid
- Adanya antibody dalam sirkulasi darah
-
Hipotiroid -
Definisi -
Penunjang - UEI (urinary excretion iodine)
Antibody tiroid - TRB-Ab thyrotropin reseptor blocking antibodies
- TSAb  thyroid stimulating antibodies
Terapi - Indikasi terapi :
- TSH > 10
- TSH 5 – 10 (disertai dg FT 4 yang rendah)
- TSH 5 – 10, FT4 normal (disertai dg gejala klinis)
- Terapi yang diberikan :
- Levotiroksin 100 – 125 mcg / hari atau 1,6 mcg/hari (usia muda) ; 25 –
50 mcg/hari (usia lanjut)
- Hipotiroid subklinis TSH < 10  tidak dianjurkan
- Bila ada keluhan dan kelainan objektif jantung (25 – 50 mcg / hari)
Evaluasi dan - 6 – 8 minggu sejak terapi inisiasi dimulai (klinis, TSH)
monitoring - TSH tinggi  dosis levothiroxin dinaikkan 12,5 – 25 mcg
- TSH turun  dibawah normal, dosis diturunkan 12,5 – 25 mcg
- TSH normal  maka monitoring 3 – 6 bulan  12 bulan
- TARGET = nilai TSH kisaran 0,4 – 2,5 mU/ l
- TARGET = nilai FT4 kisaran 1,3 – 1,5 ng/L
-
Badai tiroid (krisis -
tiroid)
Define - Komplikasi dari hipertiroidisme yang tidak dapat terapi adekuat
Etiologi - Dipicu oleh pembedahan, infeksi, atau trauma
Gejala - Hipermetabolik, demam tinggi,
- Takikardi, mual, dan muntah, gemetar
- Agitasi, dan psikosis
- Penurunan kesadaran dan hipotensi
Tiroiditis -
Ciri khas - Benjolan di leher, demam, nyeri tenggorok
- Sulit menelan
- Struma difus yang nyeri tekan
-
Tatalaksana -
Tumor tiroid -
Mendukung - Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 70 tahun
keganasan - Jenis kelamin laki-laki
- Disertai gejala distoni atau disfagia
- Riwayat radiasi leher
- Menimbulkan gejala permukaan tidak rata, sesak, serak, sulit menelan
-
Tatalaksana
Adenoma tiroiditis

Anda mungkin juga menyukai