Anda di halaman 1dari 46

REFERAT

STRUMA

STRUMA
Pembimbing : dr. Bayu Hendratmoko, Sp.B

Disusun oleh : Medyauli Trianardi

NIM : 1765050305

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 10 DESEMBER 2018 – 23 FEBRUARI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
LATAR BELAKANG

– Struma atau gondok merupakan pembesaran yang terjadi pada kelenjar tiroid yang dapat
berkaitan dengan gangguan primer pada organ tiroid ataupun stimulasi hormonal atau
faktor lain terhadap tiroid.
– Penyakit pada gangguan tiroid menempati urutan kedua terbanyak dalam daftar penyakit
metabolik setelah diabetes mellitus.
– Perempuan lebih banyak menderita kelainan tiroid dibandingkan laki – laki
– Berdasarkan survey pemetaan GAKY Kementrian kesehatan RI tahun 2013 jumlah penderita
goiter atau struma di Indonesia sekitar 10 juta dan 6,5 juta terjadi pada wanita subur. Jumlah
kabupaten di Indonesia endemik goiter diklasifikasikan sebesar 40,2% kabupaten termasuk
endemik ringan, 13,5% kabupaten endemik sedang dan 5,1% kabupaten endemik berat.
ANATOMI KELENJAR
TIROID
ANATOMI

– Merupakan kelenjar eksokrin


– Terletak di leher di antara fascia koli media dan fascia prevertebralis
– Berat normal kelenjar tiroid pada orang dewasa yaitu 10 – 25 gram dan kedua
lobus dari kelenjar tiroid dihubungkan oleh isthmus.
– Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis, dan melingkari
trake dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran.
ANATOMI
VASKULARISASI

– Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari


empat sumber, arteri karotis superior kanan
dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan
dan kiri, kedua arteri tiroidea inferior kanan
dan kiri, dan cabang arteri brakialis.
– Sistem vena terdiri atas vena tiroidea
superior yang berjalan bersama arterinya,
vena tiroidea media yang berada di lateral
dan berdekatan dengan arteri tiroidea
inferior, dan vena tiroidea inferior yang
berada dalam satu arah dengan tiroidea ima
PERSARAFAN

– Terdapat dua saraf yang mensarafi


laring dengan pita suara (plica
vocalis), yaitu nervus rekurens
cabang dari nervus laringeus
superior.
FISIOLOGI KELENJAR
TIROID
FISIOLOGI

– Kelenjar endokrin sekresi hormone


tiroksin adatu T4
– Bahan baku hormone tiroid adalah
iodida yang diserap di saluran
cerna
– Pengaturan sekresinya diatur oleh
kelenjar hipofisis anterior dan
dikendalikan oleh thyroid
stimulating hormone / TSH
EFEK HORMON TIROID

– Pertumbuhan dan perkembangan


– Metabolisme
– Efek terhadap berbagai organ
– Mekanisme kerja hormon lain
DEFINISI STRUMA
DEFINISI

– Struma atau goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid yang


disebabkan karena penambahan jaringan kelenjar tiroid
– Biasanya dianggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2x
ukuran normal.
– Pembesaran kelenjar tiroid sangat bervariasi dari tidak terlihat
sampai besar sekali.
ETIOLOGI
ETIOLOGI

– Kekurangan yodium akibat autoregulasi kelenjar tiroid


– Stimulasi oleh TSH karena rendahnya kadar hormon tiroksin dalam darah
– Masuknya bahan goitrogenik yang terkandung dalam makanan, air, obat, dan
rokok yang mengganggu masuknya yodium ke dalam sel folikuler kelenjar tiroid
– Adanya kelenjar kongenital yang menimbulkan gangguan sistem hormon tiroid
– Terjadi kelebihan iodium sehingga proses iodinasi dalam kelenjar tiroid menjadi
terhambat.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

– Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini menyebabkan perubahan


dalam struktur dan fungsi kelenjar tiroid.
– Rangsangan TSH reseptor tiroid oleh TSH, TSH-Resepor Antibodi atau TSH
reseptor agonis, seperti chorionic gonadotropin, akan menyebabkan struma
diffusa.
– Struma dapat diakibatkan oleh sejumlah reseptor agonis TSH. Yang termasuk
stimulator reseptor TSH adalah reseptor antibodi TSH, kelenjar hipofise yang
resisten terhadap hormon tiroid, adenoma di hipotalamus atau di kelenjar
hipofisis, dan tumor yang memproduksi human chorionic gonadotropin
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS

– Struma menimbulkan gejala klinis dikarenakan oleh perubahan kadar hormon


tiroid di dalam darah.
– Kelenjar tiroid dapat menghasilkan hormon tiroid dalam kadar berlebih atau
biasa disebut hipertiroid maupun dalam kadar kurang dari normal atau biasa
disebut hipotiroid
GEJALA KLINIS

– Gejala pada hipertiroid: – Gejala pada hipotiroid :


– Peningkatan nafsu makan – Bradikardi
– Tidak tahan terhadap panas dan – Tidak tahan terhadap dingin
hiperhidrosis – Gerak tubuh menjadi lamban
– Palpitasi
– Nafsu makan menurun
– Tremor
– Edema pada wajah, kelopak mata,
– Diare dan tungkai
– Exolfthalmus
DIAGNOSIS BANDING
KLASIFIKASI STRUMA
KLASIFIKASI STRUMA
STRUMA

2. Struma Toxic
1.Struma Non-Toxic

Nodular non-toxic
Diffuse non-toxic goiter
goiter
KLASIFIKASI STRUMA

– Pembesaran kelenjar tiroid atau struma diklasifikasikan berdasarkan efek


fisiologisnya, klinis, dan perubahan bentuk yang terjadi. Struma dapat dibagi
menjadi :
STRUMA
• Diffusa, yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid meliputi seluruh
lobus, seperti yang ditemukan pada Grave’s disease.
• Nodosa, yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid hanya

TOKSIK mengenai salah satu lobus, seperti yang ditemukan pada


Plummer’s disease.

STRUMA NON • Diffusa, seperti yang ditemukan pada endemik goiter


• Nodosa, seperti yang ditemukan pada keganasan tiroid
TOKSIK
STRUMA DIFUSA TOKSIK

– Struma difusa toksik dapat kita temukan pada Grave’s Disease.Penyakit ini juga
biasa disebut Basedow.
– Trias Basedow meliputi pembesaran kelenjar tiroid difus, hipertiroidi dan
eksoftalmus.
STRUMA DIFUSA TOKSIK

PATOFISIOLOGI
Grave’s Disease Thyroid Receptor
Antibodies.

sehingga TSH tidak dapat menempati


reseptornya dan kadar hormone tiroid dalam
tubuh menjadi meningkat.
Gejala klinis
– Peningkatan metabolisme menyebabkan peningkatan kebutuhan kalori, dan seringkali asupan
(intake) kalori tidak mencukupi kebutuhan sehingga terjadi penurunan berat badan secara
drastis.
– Peningkatan metabolisme pada sistem kardiovaskuler
– Pada saluran cerna sekresi maupun peristaltik meningkat sehingga sering timbul polidefekasi
dan diare.
– Hipermetabolisme susunan saraf biasanya menyebabkan tremor, penderita sulit tidur, sering
terbangun di waktu malam
– Kelainan mata
TERAPI

– Terapi penyakit Graves ditujukan pada pengendalian keadaan tirotoksisitas/


hipertiroidi dengan pemberian antitiroid, seperti propil-tiourasil ( PTU ) atau
karbimazol.
– Terapi definitif dapat dipilih antara pengobatan anti-tiroid jangka panjang,
ablasio dengan yodium radiokatif, atau tiroidektomi.
STRUMA NODUSA TOKSIK

– Struma nodosa toksik adalah pembesaran kelenjar


tiroid pada salah satu lobus yang disertai dengan
tanda-tanda hipertiroid.
– Gejala klinis :pembesaran noduler pada kelenjar tiroid
yang tidak menimbulkan gejala-gejala toksisitas,
namun jika tidak segera diobati, dalam 15-20 tahun
dapat menimbulkan hipertiroid.
STRUMA NODUSA TOKSIK

– Saat anamnesis, sulit untuk membedakan antara


Grave’s disease dengan Plummer’s disease karena
sama-sama menunjukan gejala-gejala hipertiroid.
– Yang membedakan adalah saat pemeriksaan fisik :
– palpasi kita dapat merasakan pembesaran yang
hanya terjadi pada salah satu lobus.
STRUMA DIFUSA NON TOKSIK /
STRUMA ENDEMIK
– Struma endemik adalah penyakit yang ditandai dengan pembesaran kelenjar
tiroid yang terjadi pada suatu populasi, dan diperkirakan berhubungan dengan
defisiensi diet dalam harian.
– Epidemologi Endemik goiter diperkirakan terdapat kurang lebih 5% pada
populasi anak sekolah dasar/preadolescent (6-12 tahun), seperti terbukti dari
beberapa penelitian.
STRUMA DIFUSA NONTOKSIK

– Disebut juga Simple goiter atau endemik goiter


– Umumnya terdapat di daerah yang kekurangan yodium dan disebabkan karena
faktor herediter
– Tidak ada tanda-tanda klinis
– Pada pemeriksaan mikroskopis  terjadi penimbunan koloid kental dan
warnanya gelap pada kelenjar tiroid
– Indikasi terapi  alasan kosmetik
STRUMA DIFUSA NON TOKSIK
M
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n

t
e
r
j
a
d
i
n
y
a

h
i
p
e
r
t
r
o
f
i

d
a
n

h
i
p
e
r
p
l
a
s
i

d
a
r
i

s
e
l

f
o
l
i
k
u
l
e
r

t
i
r
o
i
d
STRUMA NODUSA NONTOKSIK

– Disebut juga Struma Adenomatosa,


– Etiologi umumnya multifaktor.
– Struma dapat menjadi besar tanpa memberikan gejala, selain adanya benjolan
di leher
– Nodul dapat tunggal tetapi kebanyakan berkembang atau berubah menjadi
multinoduler tanpa perubahan fungsi
– T3 dan T4  normal
STRUMA NODUSA NONTOKSIK

– Tindakan operatif masih merupakan pilihan utama pada SNNT. Macam-macam


teknik operasinya antara lain :
a. Lobektomi, yaitu mengangkat satu lobus, bila subtotal maka kelenjar disisakan
seberat 3 gram
b. Isthmolobektomi, yaitu pengangkatan salah satu lobus diikuti oleh isthmus
c. Tiroidektomi total, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar tiroid
d. Tiroidektomi subtotal bilateral, yaitu pengangkatan sebagian lobus kanan dan
sebagian kiri, sisa jaringan 2-4 gram di bagian posterior dilakukan untuk
mencegah kerusakan pada kelenjar paratiroid atau N. Rekurens Laryngeus
KARSINOMA TIROID

– Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol dari sel) yang terjadi
pada kelenjar tiroid. Kanker tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu:

Karsinoma Karsinoma Karsinoma . Karsinoma


papiler folikuler anaplastik parafolikular
•karsinoma ini •karsinoma ini •karsinoma ini •karsinoma ini
berasal dari sel- berasal dari sel- sangat ganas sangat ganas
sel tiroid dan sel folikel dan dan dan
merupakan jenis merupakan 20-25 merupakan merupakan
paling umum dari % dari karsinoma 10% dari 10% dari
karsinoma tiroid tiroid. 
kanker tiroid. kanker tiroid.
Perbedaan Nodul Tiroid Jinak dan
Ganas
– 20% nodul soliter bersifat ganas sedangkan nodul
multipel jarang yang ganas.
– Konsistensi keras pada beberapa bagian atau – Nodul yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar
menyeluruh pada nodul dan sukar digerakkan perlu dicurigai ganas terutama yang tidak disertai nyeri.
– Atau nodul lama yang tiba-tiba membesar progresif
– Sebaliknya nodul dengan konsistensi lunak
– Nodul dicurigai ganas bila disertai dengan pembesaran
lebih sering jinak
kelenjar getah bening regional atau perubahan suara
– Infiltrasi nodul ke jaringan sekitarnya menjadi serak.
merupakan tanda keganasan, walaupun nodul – Pulsasi arteri karotis teraba dari arah tepi belakang
ganas tidak selalu melakukan infiltrasi. muskulus sternokleidomastoideus karena desakan
pembesaran nodul (Berry’s Sign)
– Jika ditemukan ptosis, miosis, dan enoftalmus
merupakan tanda infiltrasi ke jaringan sekitar
DIAGNOSIS
STRUMA

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIS
PENUNJANG
PEMERIKSAAN FISIK

– Lokasi: lobus kanan, lobus kiri, ismus.


– Ukuran: dalam sentimeter, diameter, lebar, dan
panjangnya.
– Jumlah nodul: satu (nodusa), atau lebih dari satu
(multinodusa).
– Konsistensinya: kistik, lunak, kenyal, keras.
– Nyeri: ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan
palpasi.
– Mobilitas: ada atau tidak perlekatan terhadap
trakea, muskulus sternokleidomastoidea.
– Kelenjar getah bening di sekitar tiroid: ada
pembesaran atau tidak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

– Pemeriksaan laboratorium, yaitu dengan mengukur


kadar T4, T3, TBG, TSH
– Pemeriksaan radiologi
– Pemeriksaan sitologi
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

1. Terapi Konsevatif
2. Radioterapi
3. Operatif/ pembedahan:
- Tiroidektomi total
- Tiroidektomi subtotal / parsial
- Tiroidektomi near total
- Lobektomi subtotal
- Lobektomi Total (Hemitiroidektomi = ismolobektomi)
INDIKASI OPERASI

– Curiga adanya keganasan


– Riwayat radiasi pada daerah kepala dan leher.
– Gejala-gejala obstruktif
– Perluasaan kedaerah substernal
– Pembesaran yang progresif
– Gangguan Kosmetik (atas permintaan pasien)
KOMPLIKASI OPERASI

 Perdarahan
 Paralise n. rekurens laringeus
 Paralise n.laringeus superior
 Trakeomalasia
 Infeksi

Anda mungkin juga menyukai