Anda di halaman 1dari 28

CLINICAL SCIENCE SESSION

STRUMA
Reissa Amira Pratiwi
PENDAHULUAN
Kelenjar tyroid terletak dibagian bawah leher, antara fascia koli media dan
fascia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terletak trakhea, esofagus,
pembuluh darah besar, dan syaraf.

Fungsi kelenjar tiroid adalah menghasilkan hormon tiroid (T3 dan T4),
selain itu juga menghasilkan kalsitonin yang berfungsi mengatur kalsium
dalam darah

Struma atau goiter adalah suatu keadaan pembesaran kelenjar tiroid oleh
sebab apapun

Penyebab paling sering dan utama dari struma di seluruh dunia


adalah defisiensi yodium
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Kelenjar tiroid
FISIOLOGI HORMON
TIROID
EFEK T3 DAN T4 DAPAT DIKELOMPOKKAN
MENJADI BEBERAPA KATEGORI YAITU :
• meningkatkan laju metabolisme basal tubuh secara
Efek pada laju keseluruhan
metabolism • konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada
keadaan istirahat.

• Peningkatan laju metabolisme menyebabkan


Efek kalorigenik peningkatan produksi panas

• memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang terlibat


Efek pada dalam metabolisme bahan bakar
metabolisme perantara • mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak dan
protein
Efek • meningkatkan ketanggapan sel sasaran terhadap
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), zat
simpatomimeti perantara kimiawi yang digunakan oleh sistem saraf
k simpatis dan hormon dari medula adrenal.

Efek • meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan


kardiovaskular kontraksi jantung sehingga curah jantung meningkat.

• Hormon tiroid berperan penting dalam


Efek sist. saraf perkembangan normal sistem saraf terutama Sistem
Saraf Pusat (SSP).
STRUMA
Struma adalah kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan
fungsi seperti tiritosikosis atau perubahan susunan kelenjar dan
Definisi morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan
patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma

• Penyebab paling sering dan utama dari struma di seluruh dunia


adalah defisiensi yodium, jika > 10% populasi pada suatu daerah
menderita struma yang diakibatkan oleh defisiensi yodium, maka hal
Epidemiologi ini disebut endemic goiter
• rasio wanita terhadap pria setidaknya 4: 1
• nodul tiroid klinis terlihat hadir pada 6,4% wanita , 1,5% pria.
ETIOLOGI

Defisiensi yodium, sering terdapat di daerah yang kondisi air minum dan
tanahnya kurang mengandung iodium

Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid

Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol,
lobak, kacang kedelai).Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan
(misalnya: thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).
KLASIFIKASI STRUMA
Berdasakan fisiologisnya struma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Eutiroidisme
• Suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid
yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan TSH dalam
jumlah yang meningkat
2. Hipotiroidisme
• kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormon tiroid
menjadi berkurang.
• Kegagalan dari kelenjar untuk mempertahankan kadar plasma yang cukup dari hormon
• Gejala hipotiroidisme adalah penambahan berat badan, sensitif terhadap udara dingin,
dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok,
mensturasi berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara.
KLASIFIKASI STRUMA
Berdasakan fisiologisnya struma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

3. Hipertiroidisme
• Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat didefenisikan sebagai
respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang
berlebihan
• Keadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang
merangsang kelenjar tiroid
• Gejala hipertiroidisme berupa berat badan menurun, nafsu makan meningkat,
keringat berlebihan, kelelahan, leboh suka udara dingin, sesak napas. Selain itu juga
terdapat gejala jantung berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata
melotot (eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot
PEMBESARAN KELENJAR TIROID (KECUALI
KEGANASAN) MENURUT AMERICAN SOCIETY
FOR STUDY OF GOITER MEMBAGI :

Struma Non
Toxic Diffusa

Struma Toxic Struma Non


Nodusa Toxic Nodusa

Stuma Toxic
Diffusa
Struma Struma
STRUMA NON TOKSIK difusa
nontoksi
nodusa
nontoksi
k k

Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan


hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah
mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular
pada saat dewasa

Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan karena tidak ada


hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang berobat karena
Manifestasi
keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan. sebagian pasien
Klinis
mengeluh adanya gejala mekanis yaitu penekanan pada esofagus
(disfagia) atau trakea (sesak napas)
ETIOLOGI STRUMA NON Struma
difusa
Struma
nodusa

TOKSIK nontoksi
k
nontoksi
k

Kekurangan iodium: Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium


yang kurang dari 50 mcg

Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit
tiroid autoimun
Goitrogen : Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang
mengandung yodium
Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari tambang batu
dan batubara

Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid


STRUMA TOKSIK DIFUSA
• Pembesaran secara merata pada seluruh bagian kelenjar tiroid
yang disertai dengan peningkatan sekresi hormon tiroid. Struma
diffusa toksis dapat kita jumpai pada Grave’s disease
• Trias basedow meliputi pembesaran kelenjar tiroid secara
diffusa, hipertiroid dan eksoftalmus

• Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat


Manifestasi semakin banyak bila panas, kulit lembab, berat badan menurun,
Klinis sering disertai dengan nafsu makan meningkat, palpitasi,
takikardi, diare, dan kelemahan serta atrofi otot.
• Manifestasi Tiroidal dan Ekstratiroidal
STRUMA TOKSIK DIFUSA
Manifestasi Klinis :

• Peningkatan metabolisme sistem kardiovaskuler: palpitasi, takikardi, lelah,


gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila panas, kulit lembab, berat
badan menurun, sering disertai dengan nafsu makan meningkat, Manifestasi tiroidal
dan ekstratiroidal
• Hipermetabolisme susunan saraf : tremor, penderita sulit tidur, sering terbangun
di waktu malam. Penderita mengalami ketidakstabilan emosi, kegelisahan,
kekacauan pikiran, dan ketakutan yang tidak beralasan yang sangat menggangu
• Pada saluran nafas: hipermetabolisme menimbulkan dispnea dan takipnea yang
tidak terlalu mengganggu. Kelemahan otot terutama otot-otot bagian proksimal.
• Gangguan menstruasi dapat berupa amenorea sekunder atau metrorhagia
ETIOLOGI STRUMA TOKSIK
DIFUSA

• Grave’s disease merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh


kelainan system imun dalam tubuh, di mana terdapat suatu zat
yang disebut sebagai Thyroid Stimulating Hormon-Receptor
Antibodies (TSH-R Ab).
• Zat ini menempati reseptor TSH di sel-sel tiroid dan
menstimulasinya secara berlebiham, sehingga TSH tidak dapat
menempati reseptornya dan mengakibatkan kadar hormone tiroid
dalam tubuh menjadi meningkat
STRUMA TOKSIK NODUSA
• Struma nodosa toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid pada salah
satu lobus yang disertai dengan tanda-tanda hipertiroid. Penyakit ini
diawali dengan timbulnya pembesaran noduler pada kelenjar tiroid
yang tidak menimbulkan gejala-gejala toksisitas, namun jika tidak
segera diobati, dalam 15-20 tahun dapat menimbulkan hipertiroid.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari nontoksik


menjadi toksik antara lain adalah nodul tersebut berubah menjadi
otonom sendiri (berhubungan dengan penyakit autoimun)
PATOFISIOLOGI

menghambat
pembentukan mensekresikan
hormon tiroid hipofisis
tiroglobulin kelenjar tiroid
& terjadi pula mensekresikan
dalam jumlah dapat
↓Yodium penghambatan TSH dalam
yang besar bertambah
pembentukan jumlah yang
TSH oleh (kolid) ke berat & besar
berlebihan
hipofisis dalam folikel
anterior
LANGKAH-LANGKAH PENEGAKAN DIAGNOSIS
STRUMA

Anamnesis :

Keluhan utama Gejala hipertiroid Gejala hipotiroid


• Mengeluhkan adanya • Keringat berlebihan, • Penambahan berat badan,
benjolan di leher (Lokasi, tremor pada tangan, sensitif terhadap udara
jumlah benjolannya, keras menurunnya toleransi dingin, dementia, sulit
atau lunak, nyeri atau terhadap panas, penurunan berkonsentrasi, gerakan
tidak, benjolan ikut berat badan, lamban, konstipasi, kulit
bergerak pada saat pasien ketidakstabilan emosi, kasar, rambut rontok,
menelan atau menjulurkan gangguan menstruasi mensturasi berlebihan,
lidah, pembesaran terjadi berupa amenorrhea, dan pendengaran terganggu
sangat progresif atau polidefekasi ( sering buang dan penurunan
lamban, disertai dengan air besar ). kemampuan bicara
gangguan menelan,
gangguan bernafas dan
perubahan suara.
LANGKAH-LANGKAH PENEGAKAN DIAGNOSIS
STRUMA

Pemeriksaan Fisik :

Deskripsi pembesaran Status generalis Status lokalis leher

- Lokasi: lobus kanan, lobos kiri, ismus - Keadaan umum pasien : Agitasi, a.Inspeksi
- Ukuran: dalam sentimeter, diameter anxietas - Massa : struma, limponodi
panjang - Pemeriksaan tangan pasien : tremor, - Minta pasien menelan : lihat
- Jumlah nodul: satu (uninodosa) atau kulit kering atau telapak tangan pergerakan massa di leher
lebih dari satu (multinodosa) eritema - Minta pasien menjulurkan lidah : lihat
- Konsistensinya: kistik, lunak, kenyal, - Denyut nadi : frekuensi, ritme pergerakan massa di leher
keras - Wajah : berkeringat, kulit kering a.Palpasi
- Nyeri: ada nyeri atau tidak pada saat - Mata : retraksi kelopak mata, - Raba isthmus kelenjar tiroid tepat
dilakukan palpasi eksophthalmus, lid lag dibawah kartilago krikoid dan palpasi
- Mobilitas: ada atau tidak perlekatan isthmus serta masing-masing lobus di
terhadap trakea, muskulus kiri dan kanan isthmus
sternokleidomastoidea - Sambil di palpasi minta pasien
- Kelenjar getah bening di sekitar tiroid menjulurkan lidah dan rasakan
: ada pembesaran atau tidak apakah ada pergerakan dari massa
- Sambil di palpasi, minta pasien untuk
menelan dan nilai pergerakan massa
- Lihat juga deviasi trakhea
Klasifikasi struma berdasarkan palpasi dan imaging :

a.Stage 0 : tidak ada temuan struma ( non palpable dan


invisible)
b.Stage 1 : leher membesar sebagai akibat pembesaran
kelenjar tiroid, teraba, tapi tidak terlihat pada leher
jika dalam posisi normal. Massa bergerak pada saat
menelan. Termasuk juga struma nodular apabila
pembesaran tiroid tidak terlihat.
c.Stage 2 : leher membesar, terlihat pada saat leher
dalam posisi normal dan massa teraba.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
. Pemeriksaan biokimia secara radioimunoesai

• memberikan gambaran fungsi tiroid, yaitu dengan mengukur kadar T4, T3, FT4, TBG, dan TSH
dalam plasma.

Pemeriksaan kadar antibodi

• Imunoglobulin perangsang tiroid (thiroid syimulating immunoglobulins,TSI) dapat ditemukan pada


penderita penyakit Graves
• Antibodi mikrosom dan antibodi tiroglobulin umumnya meningkat pada penderita dengan tiroidiris
autoimun

fine needle aspiration biopsy (FNAB)

• akurat untuk menentukan karsinoma tirod

ultrasonografi

• merupakan nodul tunggal ataupun multiple padat atau kistik .


PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:

hipotiroid
• Thyroid Hormone Replacement Therapy • Ada 4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid
• Tiroksin (Na-levotiroksin : LT4) merupakan obat yaitu :
pilihan utama untuk replacement therapy pada 1.Antitiroid : Yang menghambat sintesis hormon secara
hipotiroidisme atau kretinisme karena potensinya langsung
konsisten dan lama kerjanya panjang Antitiroid golongan tionamida, misalnya
• Triyodotironin (Na-liotironin) dapat dugunakan bila propiltiourasil, menghambat proses inkorporasi
diperlukan obat dengan mula kerja lebih cepat yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin dan juga
• Tujuan terapi ini ialah untuk mencapai kisaran kadar menghamabt penggabungan residu yodo-tirosil
TSH normal yaitu 0,5-5,0 uIU/mL untuk membentuk yodotironin.
2.Penghambat ion : Yang memblok mekanisme
transport yodida
Cth : tiosianat, perklorat dan fluoborat
3. Yodium dengan konsentrasi tinggi : Yang dapat
mengurangi sintesis dan pengeluaran hormon dari
kelenjar
4. Yodium radioaktif : Yang merusak kelenjar dengan
radiasi ionisasi
PENATALAKSANAAN
Non- Medikamentosa:

Pembedahan diagnostik
Pembedahan terapeutik
(biopsi)
a.Lobektomi total • Merupakan biopsi insisi atau
b.Lobektomi subtotal eksisi sangat jarang dilakukan
c.Istmolobektomi dan telah ditinggalkan
d.Tiroidektomi total : terutama denagn semakin
Dilakukan pada karsinoma akuratnya penggunaan biopsi
tiroid berdiferensiasi baik atau jarum halus (BAJAH).
karsinoma medularis dengan
atau tanpa diseksi leher
radikal.
KESIMPULAN
Struma adalah kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau
perubahan susunan kelenjar dan morfologinya
Secara morfologis, struma atau pembesaran kelenjar tiroid dapat bersifat diffus yang berarti
pembesaran terjadi secara merata pada seluruh kelenjar tiroid (Struma Diffusa), atau nodosa
yang berarti pembesaran kelenjar tiroid yang diakibatkan karena terdapatnya nodul di dalam
kelenjar tiroid (Struma Nodusa).
Struma termasuk salah satu penyakit yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam mendiagnosis struma, diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat.
Namun terdapat juga beberapa jenis pemeriksaan penujang yang dapat membantu kita untuk
mendiagnosis penyakit struma.
 
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
 
1. Djokomoeljanto, 2014., Kelenjar Tiroid Embriologi, Anatomi dan Faalnya., Dalam : Suyono, Slamet (Editor)., 2014., Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam.,FKUI., Jakarta
2. Sjamsuhidajat R, De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 3. Jakarta: EGC; 2010.
3. Elamin, Ali Ibrahim., Mahmoed, Muhammad E.T. Epidemiology of goiter in Elfigaiga, River Nile state, Sudan. 2016 Apr;3(4):977-
981
4. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2006.
5. Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. h. 708-710.
6. Vanderpump ,Mark P. J. The epidemiology of thyroid disease. Department of Endocrinology, Royal Free Hampstead NHS Trust,
Pond Street, London. 2011
7. Anonim, 1994., Struma Nodusa Non Toksik., Pedoman Diagnosis dan Terapi., Lab/UPF Ilmu Bedah., RSUD Dokter Sutomo.,
Surabaya
8. Silbernagl Stefan, Lang Florian. 2006. Penyebab Hipotiroidisme, Hipertiroidisme dan Struma. Teks dan Atlas Berwarna
Patofisiologi. Jakarta : EGC
9. Anonim, 1994., Struma Nodusa Non Toksik., Pedoman Diagnosis dan Terapi., Lab/UPF Ilmu Bedah., RSUD Dokter Sutomo.,
Surabaya
10. American Tiroid Assosiation. Goiter. United States : 2016

Anda mungkin juga menyukai