6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Septum Deviasi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Sya
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok –
Tenggorok – Kepala
Kepala Leher RSUD Wongsoneg
Semarang
Disusun oleh :
Pembimbing :
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
LEMBAR PENGESAHAN
Septum Deviasi
Oleh :
Pembimbing,
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia
yang memungkinkan laporan kasus berjudul “Septum Deviasi” ini dapat diselesaikan
waktu.
Laporan kasus ini disusun pada saat melaksanakan kepaniteraan klinik
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher RSUD Wongsonegoro Semarang
periode 24 Juli 2017 – 19 Agustus 2017, dengan berbekalkan pengetahuan, bimbingan,
pengarahan yang diperoleh baik selama kepaniteraan maupun pada saat kuliah pra-klinik
Banyak pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan laporan kasus ini,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
dr. Bambang Agus S, Sp.THT-KL, selaku pembimbing laporan kasus
Pimpinan dan staff RSUD Wongsonegoro Kota Semarang
Rekan ko-asisten selama kepaniteraan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggor
Kepala Leher RSUD Wongsonegoro Kota Semarang
Walau telah berusaha menyelesaikan laporan kasus ini dengan sebaik-baik
penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena i tu, se
saran dan kritik yang membangun akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan di m
mendatang, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 22 tahun
3. JenisKelamin : Laki-laki
4. Alamat : Semarang
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. TanggalMasuk : 4 Agustus 2017
7. No. RM : 460xxx
B. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 4 Agustus 2017, pukul 10.15 WI
poli THT-KL RSUD Wongsonegoro Kota Semarang.
1. Keluhan Utama
Hidung tersumbat sebelah kiri disertai pusing
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli THT-KL RSUD Wongsonegoro Kota Semarang de
keluhan hidung tersumbat sebelah kiri. Keluhan dirasakan pertama kali sudah 4 t
lalu hilang timbul. Namun sejak 7 bulan yang lalu keluhan di rasakan lebih se
Keluhan hampir setiap hari dirasakan. Pasien mengatakan keluhan tidak berku
dengan istirahat. Keluhan dirasakan hilang timbul dan hingga mengganggu
istirahat. Jika keluhan muncul pasien hanya memberikan obat dekongestan
paracetamol. Pasien juga mengeluhkan jika kepalanya terasa pusing sekali,
mengantuk, bersin dan mimisan yang keluar dari hidungnya. Pasien
mengeluhkan demam, batuk. Pasien memiliki riwayat hidung terkena bola
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
- Riwayat alergi :
Disangkal
- Riwayat batuk & pilek
Musiman terutama saat musim dingin
- Riwayat penyakit sistemik (DM, Hipertensi, dll)
Disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis
Vital Sign :
TD : 110/80 mmHg
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Status Lokalisata
a. Telinga
TelingaLuar
Bagian AD AS
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Membrane Timpani
AD AS
Massa (-)
Sinus Paranasal
Daerah sinus Nyeri tekan Nyeri ketok Tanda rad
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Rhinoskopi Anterior
Cavum Nasi Dextra Sinistra
c. Tenggorok
Rongga Mulut
Mukosa buccal : normal, hiperemis (-), stomatitis (-)
Lidah : bentuk normal, lidah kotor (-)
Gigi dan ginggiva : karies (-), gusi berdarah (-)
Oropharynx
Uvula : letak central, dalam batas normal
Palatum : defek (-), hieperemis (-)
Arkus faring : hiperemis (-), granulasi (-)
Dinding posterior faring : hiperemis (-), granulasi (-)
Tonsil
Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T1 T1
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan Pemeriksaan Penunjang :
Lab
CT Scan
E. RESUME
Pasien laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat sebelah
Keluhan dirasakan pertama kali sudah 4 tahun lalu hilang timbul. Namun sejak 7 b
yang lalu keluhan di rasakan lebih sering. Keluhan hampir setiap hari dirasakan. Pa
mengatakan keluhan tidak berkurang dengan istirahat. Keluhan dirasakan hilang tim
dan hingga mengganggu saat istirahat. Jika keluhan muncul pasien hanya member
obat dekongestan dan paracetamol. Pasien juga mengeluhkan jika sering mengan
bersin dan mimisan yang keluar dari hidungnya. Pasien tidak mengeluhkan demam, ba
dan pilek. Pasien memiliki riwayat hidung terkena bola saat bermain sepak bola 4 t
yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik hidung luar didapatkan deformitas septum deviasi
Pemeriksan rhinoskopi anterior didapatkan konka inferior dextra hipertofi dan sep
deviasi sinistra.
F. DIAGNOSIS BANDING
- Septum Deviasi Sinistra
- Rhinitis Kronik
- Rhinitis Alergi
G. DIAGNOSIS KERJA
- Septum Deviasi Sinistra
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
• Medikamentosa:
Tindakan operatif : karena pengobatan tidak ada respon
1. Submucousa Resection atau
2. Septoplasty
I. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Dubia Ad bonam
Quo Ad Fungsionam : Dubia Ad bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad bonam
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Tinjauan Pustaka
Hidung luar berbentuk piramid menonjol pada garis t engah di antara pipi dengan
atas. Struktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu yang paling atas be
kubah tulang yang tak dapat digerakkan, di bawahnya terdapat kubah kartilago yang se
dapat digerakkan, dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan.
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh k
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyemp
lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari :
♣ Tulang hidung (os nasal),
♣ Prosesus frontalis os maksila, dan
♣ Prosesus nasalis os frontal.
Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan
terletak di bagian bawah hidung, yaitu :
♣ Sepasang kartilago nasalis lateralis superior,
♣ Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago
mayor,
♣ Beberapa pasang kartilago alar minor, dan
♣ Tepi anterior kartilago septum.5
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang n
anterior, disebut vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai ban
kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrise. Tiap kavum
mempunyai 4 buah dinding, yaitu dinding medial, lateral, i nferior dan superior. 4,5
Dinding medial hidung adalah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang dan tu
rawan. Bagian tulang rawan adalah kartilago septum (lamina kuadrangularis) dan kolum
Sedangkan bagian tulang adalah :
♣ lamina perpendikularis os etmoid,
♣ os vomer,
♣ krista nasalis os maksila, dan
♣ krista nasalis os palatina.5
Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum
bagian tulang, sedangkan di luarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung. Bagian depan din
lateral hidung licin, yang disebut agger nasi dan di belakangnya terdapat konka-konka y
mengisi sebagian besar dinding lateral hidung.
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling ba
ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, yang lebih kecil lagi
konka superior, dan yang terkecil disebut konka suprema. Konka suprema ini ber
rudimenter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila
labirin etmoid, sedangkan konka media, superior, dan suprema merupakan bagian dari la
etmoid.5
Meatus medius terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga hid
Pada meatus medius terdapat bula etmoid, prosesus unsinatus, hiatus semilunaris,
infundibulum etmoid. Hiatus semilunaris merupakan suatu celah sempit melengkung dim
terdapat muara sinus frontal, sinus maksila, dan sinus etmoid anterior. Meatus sup
merupakan ruang di antara konka superior dan kona media. Pada meatus superior terd
muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid. 4,5
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Dinding inferior rongga hidung merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk ole
maksila dan os palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk
lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung. Lam
kribriformis merupakan lempeng tulang yang berasal dari os etmoid, tulang ini berlub
lubang (kribrosa/saringan) sebagai tempat masuknya serabut-serabut saraf olfaktorius
bagian posterior, atap rongga hidung dibentuk oleh os sfenoid. 5
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
KOM merupakan unit fungsional yang berfungsi sebagai tempat ventilasi dan drainas
sinus-sinus yang letaknya di anterior, yaitu sinus maksila, sinus frontal, dan sinus etmo
superior.5
Perdarahan Hidung
Bagian atas hidung rongga hidung mendapat pendarahan dari a. etmoidalis anterio
posterior yang merupakan cabang dari a. oftalmika dari a. karotis interna. Bagian bawah ro
hidung mendapat pendarahan dari cabang a. maksilaris interna, di antaranya adalah uju
palatina mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersam
sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. B
depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis.
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena di hidung tidak memiliki katup seh
merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya pen yebaran infeksi hingga ke intrakranial.
Persarafan Hidung
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n. etmo
anterior, yang merupakan cabang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari n. oftalmikus (N.
Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n. maksila m
ganglion sfenopalatina.
Sedangkan fungsi penghidu berasal dari nervus olfaktorius. Saraf ini turun dari la
kribrosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel res
penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.5
Mukosa Hidung
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibag
mukosa pernapasan dan mukosa penghidu. Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian
rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh cilliated pseudostratified collumnar epithe
yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel-sel goblet. Pada bagian yang lebih te
aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia menjadi sel
skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah k
diliputi oleh palut lendir (mucous blanket ) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan
sel-sel goblet pada epitel dan kelenjar seruminosa submukosa.
Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. De
gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasof
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, ra
sekret kental dan obat-obatan.
Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga b
atas septum. Mukosa dilapisi oleh pseudostratified columnar non-ciliated epithellium. Epit
dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. D
mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.
Di bawah lapisan epitel terdapat tunika propria yang banyak mengandung pem
darah, kelenjar mukosa dan jaringan limfoid. Pembuluh darah pada mukosa hidung memp
susunan yang khas. Arteriol terletak pada bagian yang lebih dalam dari tunika propria, ter
secara paralel dan longitudinal. Arteriol ini memberikan perdarahan pada anyaman k
periglanduler dan subepitel. Pembuluh eferen dari anyaman kapiler ini membuka ke
sinusoid vena yang besar, yang dindingnya dilapisi oleh jaringan elastin dan otot polos.
bagian ujungnya, sinusoid mempunyai sfingter otot. Selanjutnya sinusoid akan menga
darahnya ke pleksus vena yang lebih dalam, lalu ke venula. Dengan susunan demikian, m
hidung menyerupai jaringan kavernosa yang erektil, yang mudah mengembang dan men
Vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah ini dipengaruhi o leh saraf otonom.4,5
Fisiologi Hidung
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
♣ Indra Penghidu
Hidung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa olfaktorius pad
rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau
mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik
dengan kuat.
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
♣ Proses Bicara
Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m, n, ng) dimana ro
mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.
♣ Refleks Nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran
kardiovaskuler dan pernapasan. Contohnya, iritasi mukosa hidung menyebabkan re
bersin dan napas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar
lambung dan pankreas.4,5
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung, tetapi pada orang de
biasanya tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan tidak
mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat akan menyebabkan penyempitan pad
sisi hidung. Dengan demikian dapat terjadi gangguan fungsi hidung dan menyeb
komplikasi.2
Definisi dan Klasifikasi
Bentuk-bentuk dari deformitas septum nasi berdasarkan lokasinya, yaitu :
2) Deviasi
Lesi ini lebih karakteristik dengan penonjolan berbentuk ‘C’ atau ‘S’ yang dapat t
pada bidang horisontal atau vertikal dan biasanya mengenai kartilago maupun tulang
3) Dislokasi
Batas bawah kartilago septum bergeser dari posisi medialnya dan menonjol ke salah
lubang hidung. Septum deviasi sering disertai dengan kelainan pada struktur sekitarn
4) Sinekia
Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka di hadapa
Bentuk ini akan menambah beratnya obstruksi.1,2
Kelainan struktur akibat deviasi septum nasi dapat berupa :
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
2) Maksila
Daya kompresi yang menyebabkan deviasi septum biasanya asimetri dan juga
mempengaruhi maksila sehingga pipi menjadi datar, pengangkatan lantai kavum
distorsi palatum dan abnormalitas ortodonti. Sinus maksilaris sedikit lebih kecil pad
yang sakit.
3) Piramid Hidung
Deviasi septum nasi bagian anterior sering berhubungan dengan deviasi pada pir
hidung.
4) Perubahan Mukosa
Udara inspirasi menjadi terkonsentrasi pada daerah yang sempit menyebabkan
kering sehingga terjadi pembentukan krusta. Pengangkatan krusta dapat menyeb
ulserasi dan perdarahan. Lapisan proteksi mukosa akan hilang dan berkuran
resistensi terhadap infeksi. Mukosa sekitar deviasi akan menjadi edema sebagai a
fenomena Bernouili yang kemudian menambah derajat obstruksi.1
Jin RH dkk membagi deviasi septum berdasarkan berat atau ringannya keluhan :
1) Ringan
Deviasi kurang dari setengah rongga hidung dan belum ada bagian septum
menyentuh dinding lateral hidung.
2) Sedang
Deviasi kurang dari setangah rongga hidung tetapi ada sedikit bagian septum
menyentuh dinding lateral hidung.
3) Berat
Deviasi septum sebagian besar sudah menyentuh d inding lateral hidung.3
Etiologi
Deviasi septum umumnya disebabkan oleh trauma langsung dan biasanya berhubu
dengan kerusakan pada bagian lain hidung, seperti fraktur os nasal. Pada sebagian pasien,
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
sehingga dapat terjadi pergeseran septum. Demikian pula tekanan torsi pada hidung
kelahiran (partus) dapat menambah trauma pada septum.1,2
Faktor risiko deviasi septum lebih besar ketika persalinan. Setelah lahir, resiko ter
ialah dari olahraga, misalnya olahraga kontak langsung (tinju, karate, judo) dan
menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.1,3
Gejala Klinis
Gejala yang sering timbul biasanya adalah sumbatan hidung yang unilateral atau
bilateral. Hal ini terjadi karena pada sisi hidung yang mengalami deviasi terdapat konka
hipotrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi sebagai a
mekanisme kompensasi. Keluhan lainnya ialah rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. S
itu, penciuman juga bisa terganggu apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum. De
septum juga dapat menyumbat ostium sinus sehingga merupakan faktor predisposisi terja
sinusitis.2
Jadi deviasi septum dapat menyebabkan satu atau lebih dari gejala berikut ini :
♣ Sumbatan pada salah satu atau kedua nostril
♣ Kongesti nasalis biasanya pada salah satu sisi
♣ Perdarahan hidung (epistaksis)
♣ Infeksi sinus (sinusitis)
♣ Kadang-kadang juga nyeri pada wajah, sakit kepala, dan postnasal drip.
♣ Mengorok saat tidur (noisy breathing during sleep), terutama pada bayi dan anak.6,7
Pada beberapa kasus, seseorang dengan deviasi septum yang ringan hanya menunju
gejala ketika mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti common cold . Dalam ha
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
telah sembuh dan proses inflamasi mereda, maka gejala obstruksi dari deviasi septum nas
akan menghilang.7
Diagnosis
Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui inspeksi langsung pada b
hidungnya. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, dapat dilihat penonjolan septum ke arah d
jika terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil pemeriksaan bisa normal.1
Penatalaksanaan
♣ Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan tindakan ko
septum.
♣ Analgesik, digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
♣ Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.
♣ Pembedahan :
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
yang mungkin timbul pada operasi reseksi submukosa, seperti terjadinya per
septum dan saddle nose. Operasi ini juga tidak berpengaruh banyak terh
pertumbuhan wajah pada anak-anak.
Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor predisp
terjadinya sinusitis. Selain itu, deviasi septum juga menyebabkan ruang hidung sempit,
dapat membentuk polip. Sedangkan komplikasi post-operasi, diantaranya :
1) Uncontrolled Bleeding . Hal ini biasanya terjadi akibat insisi pada hidung atau berasa
perdarahan pada membran mukosa.
2) Septal Hematoma. Terjadi sebagai akibat trauma saat operasi sehingga menyeba
pembuluh darah submukosa pecah dan terjadilah pengumpulan darah. Hal ini umu
terjadi segera setelah operasi dilakukan.
3) Nasal Septal Perforation. Terjadi apabila terbentuk rongga yang menghubungkan a
kedua sisi hidung. Hal ini terjadi karena trauma dan perdarahan pada kedua sisi mem
di hidung selama operasi.
4) Saddle Deformity . Terjadi apabila kartilago septum terlalu banyak diangkat dari d
hidung.
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
Prognosis
Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi dari septum nas
letaknya yang berada di garis medial tubuh. Prognosis pada pasien deviasi septum s
menjalani operasi cukup baik dan pasien dalam 10-20 hari dapat melakukan akt
sebagaimana biasanya. Hanya saja pasien harus memperhatikan perawatan setelah o
dilakukan. Termasuk juga pasien harus juga menghindari trauma pada daerah hidung.1
RELATED TITLES
6 views 0 0
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiman BJ, Asyari A. Pengukuran Sumbatan H idung Pada Deviasi Septum Nasi .
Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran Unive
Andalas : Padang. 28 Juli 2011 : hlm 1-7. Available a
http://repository.unand.ac.id/17339/1/Pengukuran_Sumbatan_Hidung_Pada_Deviasi_Se
.pdf (Accessed : 2012 April 7)
3. Jin HR, Lee JY, Jung WJ. New Description Method and Classification System for Se
Deviation. Department of Otorhinolaryngology, Seoul National University, Colleg
Medicine, Boramae Hospital : Seoul. Journal Rhinology, 2007; 14 : 27-31. Availabl
http://www.doctorjin.co.kr/Journal%20PDF/50%20New%20description%20method%20
%20classification%20system%20for%20septal%20deviation_2007_06.pdf (Accesed :
April 5)
4. Higler PA. Hidung : Anatomi dan F isiologi Terapan. Dalam : Adams GL, Boies LR, H
PA. Boies Buku Ajar Penyakit THT . Edisi 6. Cetakan Ketiga. Jakarta : EGC. 1997
173-188.
Save Embed Share Print Abortus Translate Jurnal Anisa Fauziah Modul Sa
Incomplete LBM 5 Respirasi 20 Lbm 1
7. Park JK, Edward IL. Deviated Septum. The Practice of Marshfield Clinic, Ame
Academy of Otolaryngology – Head and Neck Surgery. 2005. Available
http://www.marshfieldclinic.org/proxy/MC-ent-DeviatedSeptum.1.pdf (Accessed :
April 7)
8. Bull PD. The Nasal Septum. In : Lecture Notes on Diseases of The E ar, Nose and
Ninth Edition. USA : Blackwell Science Ltd. 2002 : p. 81-85.