Anda di halaman 1dari 64

FARMAKOTERAPI

KELOMPOK 2
APOTEKER PAGI UHAMKA’33

Gita Lestari Dwifitrianingtyas (1904026156) Lulu NurAfwiani (1904026171)


Hanna Vidi Alamsyah (1904026158) Nafa Widya Anggraeni (1904026182)
Harya Devi Siregar (1904026159) Nia Khairani Sholeh (1904026183)
Heni Marlina (1904026160) Nikita Wianti Octaviani (1904026184)
Ibrahim Salim (1904026161) Nopera Kurnia Wati (1904026187)
Inke Mentari (1904026162) Novita Devi Noor Syafaah (1904026190)
Joni Riyadhi (1904026164) Noviyanti Dwi Putri (1904026191)
Kifti Hafizah (1904026166) Nur Aminah Citra (1904026193)
Lisa Utari Rahayu (1904026169) Nur Amyra (1904026194)
Liya Herlina Harahap (1904026170) Nurul Hani (1904026195)

Dosen Pengampu Numlil Khaira Rusdi, M.Si., Apt


THYROID DISORDERS

Gangguan Tiroid

Gangguan tiroid adalah


kondisi penyakit yang
mempegaruhi produksi Tiroid merupakan kelenjar
atau sekresi hormon tiroid endokrin terbesar dalam tubuh
manusia yang terletak di leher
sehingga menyebabkan
bagian depan, terdiri atas 2
perubahan stabilitas bagian (lobus kanan dan lobus
metabolisme. kiri). Panjang kedua lobus
masing-masing 5 cm dan
menyatu digaris tengah,
berbentuk seperti kupu-kupu.

Dipiro, 2015 Kemenkes 2015


MEKANISME KERJA KELENJAR TIROID
Pada awalnya Hypothalamus TRH (Thyrotropine
akan menghasilkan TRH releasing Hormone) yang
(Thyrotropine Releasing dihasilkan Hypothalamus
Hormone) yang akan memacu
Kelenjar Pituitari (Hipofise) TRH (Thyrotropine releasing
untuk menghasilkan TSH Hormone)akan memacu
(Thyrotropine stimulating kelenjar thyroid untuk
hormone) menghasilkan T3 dan T4
Jika hormon thyroid
diproduksi dalam jumlah TSH (Thyrotropine
sedikit maka TSH akan stimulating hormone)
meningkat nilainya untuk
memacu agar kelenjar thyroid
dapat menghasilkan T3 dan TSH memacu kelenjar
T4 dalam jumlah cukup. thyroid untuk
Sebaliknya jika terjadi menghasilkan T3 dan T4
peningkatan produksi
hormon tiroid maka TSH
akan menurun jumlahnya Triiodotironin (T3) dan
agar tidak terbentuk T3 dan Tetraiodotironin/ Tiroksin (T4) yang
T4 lagi.  dihasilkan oleh kelenjar tiroid

Hypothalamus-----TRH-------->Pituitary -Gland-----TSH------>Kelenjar Thyroid----->


T3 dan T4
PATOFISIOLOGI

•• Kadar T4 dan T3, keduanya yang berlebihan.


•• TSH-mensekresikan tumor hipofisis mengeluarkan hormon aktif secara biologis yang tidak
responsif untuk kontrol umpan balik normal.
•• Tumor dapat mengekskresikan prolaktin atau pertumbuhan hormon. Oleh karena itu, pasien
mengalami amenore, galaktorea, atau tanda-tanda akromegali.
•• Pada penyakit Graves, hipertiroidisme terjadi akibat aksi tiroid-stimulating antibodi (TSAb)
ditujukan terhadap reseptor thyrotropin pada permukaan tiroid sel.
•• Nodul tiroid otonom (adenoma toksik) adalah massa tiroid yang fungsinya tidak tergantung pada
kontrol hipofisis. Hipertiroidisme biasanya terjadi dengan nodul lebih besar Berdiameter 3 cm.
•• Pada gondok multinodular, folikel dengan fungsi otonom bekerja dengan normal atau bahkan
folikel tidak berfungsi. Tirotoksikosis terjadi saat folikel otonom menghasilkan lebih banyak
hormon tiroid daripada yang dibutuhkan.
•• Tiroiditis subakut (granulomatosa atau de Quervain) sering terjadi karena sindrom virus,
namun jarang memiliki virus spesifik yang telah diidentifikasi pada tiroid parenkim.
•• Tiroiditis tanpa rasa sakit (silent, lymphocytic, atau postpartum) adalah penyebab umum
tirotoksikosis; etiologinya tidak sepenuhnya dipahami; autoimun dapat mendasari kebanyakan
kasus.
DIAGNOSA
Manifestasi Klinik
Tanda-tanda fisik umum hipertiroid
Tirotoksikosis
1. Kulit lembab, halus dan lembut
2. Terdapat rambut halus tidak wajar
3. Lepasnya ujung kuku jari
4. Retraksi (tertarik) kelopak mata
5. Takikardia saat istirahat Tirotoksikosis terjadi ketika jaringan
6. Ginekomastia pada pria terpapar kadar T4, T3, atau keduanya
7. Tremor pada lidah yang dijulurkan yang berlebihan (Dipiro, 2015)
dan tangan direnggangkan Gejala tirotoksikosis termasuk gugup,
gelisah, jantung berdebar, emosional
Tidak terkontrol, mudah lelah,
intoleransi panas, penurunan berat badan
bersamaan dengan peningkatan
Pada tiroiditis subakut, pasien nafsu makan, peningkatan frekuensi
mengalami nyeri hebat di daerah tiroid, buang air besar, kelemahan otot
yang sering meluas ke telinga. proksimal (dari menaiki tangga atau
Gejala sistemik termasuk demam, timbul dari posisi duduk), dan mens
malaise, mialgia, dan tanda-tanda dan yang sedikit atau tidak teraturpada
gejala tirotoksikosis. Kelenjar tiroid wanita (Dipiro 2015 hlm 177)
keras dan sangat lembut
pemeriksaan fisik.
MANIFESTASI
PENYAKIT GRAVE TYROID STORM
o Penyakit Graves adalah sindrom autoimun yang
biasanya mencakup hipertiroidisme, pembesaran
tiroid difus, exophthalmos, dan yang kurang
umum, myxedema pretibial dan tiroid acropachy Tyroid Storm adalah keadaan
darurat medis yang mengancam
jiwa yang ditandai dengan
o Patofisiologi : Hipertiroid muncul dari aksi thyroid-
stimulating antibodies (TSAb) terhadap reseptor
dekompensasi tirotoksikosis,
tirotropin pada permukaan sel tiroid. Antibodi demam tinggi (sering> 39,4 ° C
Imunoglobulin G (IgG) ini terikat ke reseptor dan [103 ° F]), takikardia,
mengaktifkan enzim adenilat siklase dengan cara takipnea,dehidrasi, delirium,
yang sama dengan TSH. koma, mual, muntah, dan diare.
Faktor pencetus
o Manifestasi : Pembesaran difus tiroid, dan temuan termasuk infeksi, trauma,
ekstratiroidal exophthalmos (gerakan bola mata pembedahan, pengobatan
abnormal), pretibial myxedema, dan thyriod radioaktif yodium (RAI), dan
acropachy. Kelenjar tiroid biasanya membesar penarikan
secara difus, dengan permukaan halus dan
dari obat antitiroid.
konsistensi dari lunak sampai keras. Pada penyakit
yang parah, bisa dirasakan getaran melalui stetoskop
pada kelenjar. (DIPIRO 2015 hlm 177)
GOITER
(GONDOK)
Istilah "gondok" hanya mengacu
pada pembesaran abnormal dari
kelenjar tiroid. Gondok tidak
selalu berarti Kelenjar tiroid tidak
berfungsi. Gondok bisa terjadi di
kelenjar yang memproduksi terlalu
banyak hormon (hipertiroidisme),
terlalu sedikit hormon
(hipotiroidisme), atau jumlah
hormon yang benar (euthyroidism).
Gondok menunjukkan
pertumbuhan tiroid yang tidak
normal.
Hashimoto thyroiditis

 Tiroiditis Hashimoto disebut juga sebagai tiroiditis autoimun atau tiroiditis


limfositik kronik. Faktor genetik, defek imunitas, dan faktor lingkungan berperan
dalam patogenesis tiroiditis Hashimoto.
 Tiroiditis limfositik kronik dibagi menjadi dua bentuk klinis yaitu tiroiditis
Hashimoto disertai struma dan tiroiditis atrofik tanpa disertai struma. Karakteristik
tiroiditis Hashimoto adalah adanya infiltrasi limfositik (sehingga menyebabkan
tiromegali), dekstruksi sel tiroid, serta peningkatan antibodi terhadap peroksidase
tiroid (TPO=thyroid peroxidase) dan tiroglobulin.

 Tiroditis Hashimoto dengan hipotiroid subklinis:

a. Jika kadar TSH <10 μU/mL tidak direkomendasikan untuk pemberian terapi
dengan levotirokin.
b. Jika kadar TSH >10 μU/mL direkomendasikan untuk diterapi dengan levotiroksin.
ALGORITMA HIPERTIROID

 Sumber: NICE (national institue for health and care excellence) 2019
TREATMENT HIPERTIROID (PENYAKIT GRAVE) DIPIRO 2017 HLM 3311
TERAPI PENGOBATAN HIPERTIROID
( DIPIRO 2015)
Golongan Obat Mekanisme Kerja Obat dan Dosis Peringatan obat
Antitiroid Memblok sintesis hormon tiroid -PTU ( 300-600 mg/hari, 3-4 dosis terbagi) Efek samping Minor
dengan inhibisi sistem enzim (sakit pada persendian, demam,
peroksidase dari kelenjar tiroid -MMI ( 30-60 mg/hari, 3 dosis terbagi ) lukopenia) reaksi antat obat terjadi
Dosis harian penjagaan 50% pada pasien
Efek samping mayor
Maintenance : (agranulositosis, anemia aplastik,)
PTU 50-300mg dan MMI 5-30mg jika pasien telah merasakan efek
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari) mayor, maka sebaiknya tidak
beralih ke obat lain karena reaksi
sensitifitas antar obat ,
Hepatotoksik (PTU)
Inhibitor anion Menghalangi pelepasan hormon tiroid -KI (SSKI) 38 mg iodida/tetes, Efek samping termasuk
Iodida dengan menhalangi penggunaan -Lar.Lugol 6,3 mg iodida/tetes, hypersensitivitas, iodisme,
iodida intratiroid, dan menurunkan Dosis awal tipikal SSKI 3-10 tetes tiap hari pembengkakan kelenjar ludah .
ukuran & vaskularitas kelenjar (120-400mg)
Beta Blocker Mengurangi simpom tirotoksik seperti -Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), dosis Beta bloker dikontraindikasikan
palpitasi, cemas, tremor dan tidak kondisi toksik ( 240-480mg/hari) pada pasien dengan gagal jantung
tahan panas kongestif, dan pada pasien yang
mengembangkan cardiomyopati
Radioaktif Iodine Natrium Iodida adalah cairan oral Jika diberikan iodida sebaiknya diberikan Hipotiroid umum terjadi setelah
yang terkumpul di tiroid dan setelah 3-7 hari setelah RAI, RAI, efek samping akut, jangka
menganggu sintesis hormon tiroid & Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target pendek, termasuk pelunakan tiroidal
tiroglobulin terapi menghancurkan sel tiroid yang ringan dan dysphagia
hiperaktif
ANTITIROID THIOUREAS (THIONAMIDES)
Katzung’s Basic
Pharmacology, 12 th
and Clinical

 Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu  Dosis pemeliharaan :


tiourasil dan imidazol.  PTU 50-300 mg/hari, Methimazole 5-
 Tiourasil dipasarkan dengan nama propiltiourasil
30 mg/hari, Carbimazole 5-15mg/hari
(PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama
metimazol dan karbimazol.(4) Obat golongan tionamid
 Terapi obat antitiroid sebaiknya
lain yang baru beredar ialah tiamazol yang isinya sama dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk
dengan metimazol.. propylthiourasil (PTU), memicu remisi jangka panjang. Pasien
carbimazole, tiamazole, methimazole sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan
setelah remisi.
 Obat pilihan pertama untuk hipertiroid  Jika terjadi serangan ulang à terapi

 Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon tiroid
alternatif dengan radioactive iodine
dengan menghambat secara kompetitif enzim tiroid
peroksidase dari kelenjar tiroid; menghambat konversi (RAI) karena terapi lanjutan biasanya
T4 ke T3 jarang memicu remisi.

 Dosis awal :  KI: pasien dg goiter besar, pasien dg


 PTU : 300-600mg/hari (3-4 kali sehari) gangguan ginjal dpt diberikan dosis yg

 Methimazole : 30–60 mg/hari (3 kali sehari) sangat rendah

 Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari)  Efek samping: mual, sakit kepla,
reaksi alergi (rash), hipotiroid,
hepatotoksisitas, penekakan sumsum
tulang
Iodida sering digunakan sebagai terapi tambahan untuk mempersiapkan
pasien dengan penyakit Graves
untuk operasi, untuk secara akut menghambat pelepasan hormon tiroid
INHIBITOR ANION dan dengan cepat mencapai euthyroid
menyatakan pada pasien tirotoksik berat dengan dekompensasi jantung,
atau untuk menghambat
pelepasan hormon tiroid setelah terapi RAI (Dipiro 2015 hlm 179)

 (Bekerja sangat cepat untuk tirotoksikosis Dosis:


dan krisis tirotoksikosis tapi tidak dapat Iodine (larutan potassium iodine) :
digunakan untuk terapi hipertiroidisme – dosis : 3-10 tetes (120-400mg) oral tiap 6
jangka panjang karena efek anitiroidnya jam
cenderung menghilang), Perklorat kalium – tiap tetes mengandung 38 mg Iodida atau
(sudah tidak digunakan lagi karena resiko 6,3 mg Iodida dalam larutan Lugol
anemia aplastic) – Diberikan 1 jam setelah pemberian obat

 Mekanisme
anti-tiroid
kerja : Menghambat sintesis – Diberikan selama 7-14 hari pre operasi
hormone, Menghambat pelepasan hormon
ke aliran darah, Mengurangi ukuran dan
Efek samping : reaksi hipersensitivitas,
vaskularisasi kelenjar hiperplastik à tampak
setelah 10-14 hari pengobatan (persiapan ‘iodisme’ (rasa logam, mulut dan tenggorokan
pasien untuk tiroidektomi) terbakar, nyeri pada gigi dan gusi, terkadang
gangguan perut dan diare), ginekomastia.
 Indikasi: tirotoksikosis, persiapan sebelum Katzung’s Basic and Clinical
operasi Pharmacology, 12th
 KontraIndikasi: ibu menyusui, krn dapat
menyebabkan goiter pd bayinya
BETA
BLOCKE
RADIOAKTIF IODINE R

β-Blocker biasanya digunakan sebagai terapi tambahan dengan


 Cairan oral yang terkumpul di tiroid dan obat antitiroid, RAI, atau iodida saat mengobati penyakit
menganggu sintesis hormon tiroid & Grave atau toxic nodul ; dalam persiapan untuk operasi;
tiroglobulin. Jika diberikan iodida atau dalam tiroid storm. Satu-satunya kondisi dimana β-blocker
sebaiknya diberikan setelah 3-7 hari adalah terapi utama tirotoksikosis adalah yang berhubungan
setelah RAI dengan tiroiditis. (Dipiro 2015 hlm 180)

 Tujuan terapi: untuk menghancurkan sel Indikasi: Mengurangi simptom tirotoksik seperti palpitasi,
–sel tiroid yang sangat reaktif. cemas, tremor dan tidak tahan panas.
Mekanisme kerja : Propanolol atau Atenolol mengurangi denyut
 RAI : senyawa pilihan untuk penyakit jantung dan secara parsial menghambat konversi T44 menjadi T33
Grave, nodul autonom toksik, dan (mengurangi gejala simpatis dari hipertiroidisme)
gondok multinodular toksik.
Dosis : Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari) 4x/hari (detak
 Kehamilan jantung < 90x/menit), dosis kondisi toksik ( 240-480mg/hari)
merupakan kontraindikasi
absolut untuk penggunaan RAI. Beta bloker dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal
jantung kongestif, dan pada pasien yang mengembangkan
 Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target cardiomyopati
terapi menghancurkan sel tiroid yang hiperaktif
Pilihan Terapi lain : Simpatolitik central (Clonidine), CCB
 Hipotiroid
umum terjadi setelah RAI, efek (Diltiazem)
samping akut, jangka pendek, termasuk
pelunakan tiroidal ringan dan dysphagia
TERAPI TYROID STROM DAN AJUVAN

Terapi Ajuvan

 asetaminofen sebagai
analgetik/antipiretik
aspirin atau obat
antiinflamasi nonsteroid
lainnya, penggantian
cairan dan elektrolit, obat
penenang, digoksin,
TREATMENT TYROID STORM antiaritmia insulin, dan
 Lakukan tindakan terapeutik berikut dengan segera: antibiotik harus diberikan
(1) penekanan pembentukan tiroid dan sekresi hormon,
sesuai indikasi

 (2) terapi antiadrenergik


 (3) pemberian kortikosteroid, dan
 (4) pengobatan komplikasi terkait atau faktor yang ada bersama yang
mungkin telah memicu tiroid storm

Dipiro 2015 hlm 181


OPERASI

 Pengangkatan kelenjar tiroid: perawatan pilihan untuk cold nodule yang sudah ada,
goiter yang sangat besar, dan pasien yang dikontraindikasikan untuk thionamide
(yaitu, alergi atau efek samping) dan RAI (yaitu, kehamilan).
 Jika direncanakan tiroidektomi, PTU atau methimazole biasanya diberikan sampai
pasien euthyroid secara biokimia (biasanya 6-8 minggu), diikuti penambahan iodida
(500 mg.hari selama 10-14 hari) sebelum operasi untuk menurunkan vaskularitas
kelenjar. Levothyroxine bisa ditambahkan untuk menjaga kondisi euthyroid
sementara thidinamide dilanjutkan.
 Propanolol telah digunakan selama beberapa minggu sebelum operasi dan 7-10 hari
setelah operasi untuk menjaga denyut <90 denyut per menit. Kombinasi pretreatment
dengan propanolol dan 10-40 hari kalium iodida juga telah diajukan.
 Komplikasi termasuk serangan ulang hipertiroid atau hipertiroid yang bertahan (0,6-
0,8%), hipotiroid (sampai 49%), hipoparatiroid (sampai 4%), dan gangguan pita
suara (sampai 5%). Serangan hipotiroid yang sering membutuhkan terapi lanjutan.

Setelah terapi (thionamides, RAI, atau operasi) untuk hipertiroidisme telah dimulai,
evaluasi pasien setiap bulan sampai mereka mencapai kondisi eutiroid.
• Menilai tanda-tanda klinis dari tirotoksikosis berkelanjutan atau pengembangan
hipotiroidisme.
• Setelah penggantian T4 dimulai, tujuannya adalah untukmempertahankan level T4
EVALUASI dan Konsentrasi TSH dalam kisaran normal. Setelah nilai stabil T4 diidentifikasi,
TERAPI monitor pasien setiap 6 hingga 12 bulan (Dipiro 2015 hlm 181)
TERAPI HIPERTIROID PADA
IBU HAMIL DAN ANAK

• Golongan tioamid dapat menembus sawar plasenta


dan terkonsentrasi di tiroid janin sehingga
pemakaiannya pada wanita hamil perlu berhati-hati.
Propiltiourasil (PTU) lebih dianjurkan selama
trimester pertama kehamilan karena terikat lebih kuat
keprotein dan karenanya lebih sulit menembus
plasenta (katzung 2010)

• Rekomendasi saat ini menyarankan penggunaan


methimazole sebagai agen lini pertama pada orang
dewasa dan anak-anak (Dipiro 2017 hlm 3311).
HIPOTIROID

Kegagalan kelenjar tiroid untuk


memproduksi hormon tiroid
dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
Tujuan perawatan hipotiroid
adalah menormalkan
konsentrasi hormon tiroid di
jaringan, mengurangi
simtom, mencegah defisit
neurologik pada bayi yang
baru lahir dan anak, dan
memulihkan abnormalitas
biokimia pada hipertiroid.
Terapi Hipotiroid yaitu :
A. LEVOTIROKSIN
B. PERAWATAN KOMA
MYXEDEMA
MANIFESTASI KLINIS HIPOTIROID
Gejala Tanda-tanda fisik
 Kulit dan rambut kasar
 Kulit kering
 Kulit dingin dan kering
 Intoleransi dingin
 Kelemahan otot proksimal
 Kenaikan berat badan
 Relaksasi lambat pada refleks
 Sembelit tendon dalam
 Periorbital bengkak
 Lemah
 Bradikardia
 Kram otot
 Sindrom neurologik reversible
 Mialgia
seperti sindrom terowongan
 Kekakuan karpal, polineuropati, dan
disfungsi sereberal.
DIAGNOSIS (DIPIRO 2015 HLM 182)
 Kenaikan kadar TSH adalah bukti pertama hipotiroidisme
primer. Banyak pasien memiliki tingkat T4 bebas dalam
kisaran normal (hipotiroidisme terkompensasi) dan
rendah jika ada gejala hipotiroidisme. Ketika penyakit
berkembang, T4 bebas turun dibawah normal.
Konsentrasi T3 sering dipertahankan dalam kisaran
normal,T4 rendah. Antibodi peroksidase antitiroid dan
antibodi antitroglobulin biasanya meningkat. RAIU tidak
berguna dalam evaluasi hipotiroidisme karena bisa
rendah, normal, atau tinggi.
 Kegagalan hipofisis (hipotiroidisme sekunder) harus
dicurigai pada pasien dengan menurunnya level T4 dan
level TSH normal atau rendah yang tidak sesuai.
ALGORITMA HIPOTIROID

 Sumber: American Family Physician Web. 2012. Hypothyroidsm : an update Vol. 86 No 3 (www.aafp.org/afp)
LANJUTAN ALGORITMA HIPOTIROID


 Sumber: American Family Physician Web. 2012. Hypothyroidsm : an update Vol. 86 No 3 (www.aafp.org/afp)
LANJUTAN ALGORITMA HIPOTIROID PASIEN DEWASA

 Sumber: American Family Physician Web. 2012. Hypothyroidsm : an update Vol. 86 No 3 (www.aafp.org/afp)
TERAPI PENGOBATAN HIPOTIROID

OBAT MEKANISME KERJA DOSIS EFEK SAMPING

Levotiroksin Pengganti hormon tiroid yang di Dewasa Awal 50-100 mcg/hari, lalu Takikardi, aritmia, palpitasi,
produksi oleh tubuh (endogen) ditambah 50 mcg dengan interval 3-4 nyeri angina, kram otot rangka,
minggu, sampai diperoleh metabolisme kelemahan otot, berkeringat,
normal. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan sakit kepala, gugup, eksitabilitas,
sampai dengan 100-200 mcg/hari. insomnia, sensasi panas &
kemerahan pada wajah, diare,
penurunan berat badan secara
berlebihan.

Liotironin Menggantikan T3 (Triidtironin) 100% diabsorpsi, kerja cepat, waktu paruh Tidak ada toksisitas pada kadar
beberapa jam. penggantian. Over dosis
Catatan : menyebabkan efek hipertiroid.
Karena waktu paruh pendek, kadar serum
berbeda-beda sesuai pemberian dosis

Tiroksin (T4) Menggantikan kadar serum normal T4 Dosis oral 0,2 – 0,4 mg/hari, setelah Tidak ada toksisitas pada kadar
dan T3 (T4 dikonversi menjadi T3 oleh dimulai dengan dosis rendah 0,05 – 0,1 penggantian. Over dosis
deyoinasi di perifer). mg/hari yg berangsur-angsur dinaikkan; menyebabkan efek hipertiroid.
ada kalanya dicampur dengan 25%
liotironin untuk meniru efek serbuk tiroid.
Dosis ekuivalen 0,1 mg tiroksin : 50 mg
serbuk tiroid : 0,02 mg liotironin
TERAPI PENGOBATAN HIPOTIROID

OBAT MEKANISME KERJA DOSIS EFEK SAMPING


Serbuk tiroid Diperoleh dari tiroid binatang Selama resorpsi dari usus yang berlangsung perlahan, T3
(thyranon) yang menyusui, lazimnya & T4 dibebaskan dengan jalan enzimatis. Berhubung
domba, karena kadar adanya masa latensi, maka efeknya baru nyata setelah 3
hormonnya tinggi, sudah – 7 hari. Biasanya dimulai dengan dosis rendah yang
dibebaskan dari lemak dan berangsur-angsur dinaikkan hingga tercapai efek
jaringan-jaringan pengikat sampingan seperti takikardi dan kegelisahan, kemudian
lainnya dan kemudian dosis ini dikurangi dengan 25 mg dan digunakan untuk
dikeringkan. Serbuk ini pemeliharaan. Dosis oral pemula 12,5 – 50 mg,
mengandung T3 dan T4 dalam perlahan-lahan dinaikkan sampai 150 mg/hari. Dosis
perbandingan tidak tentu, dapat diberikan sebagai single dosis pada pagi hari,
aktivitasnya berhubungan erat tablet harus di kunyah atau dilarutkan dalam air
dengan kadar-iod dari serbuk.
Levotiroksin  obat pilihan untuk penggantian
hormon tiroid dan terapi supresif karena stabil secara
kimia, relatif murah, bebas antigen, dan mempunyai
potensi yang seragam.
Kolestiramin, kalsium karbonat, sucralfat,
aluminium hidroksida, ferrous sulfate, sediaan kedelai,
dan suplemen fiber bisa mengganggu absorpsi
levotiroksin dari saluran cerna. Obat yang  USP tiroid (atau tiroid kering) biasanya berasal
dari kelenjar tiroid babi. Itu
meningkatkan kliren T4 noniodinasi termasuk mungkin antigenik pada pasien alergi atau
rifampsin, carbamazepin, dan mungkin fenitoin. sensitif. Merek generik murah mungkin
Amiodarone bisa menghalangi konversi T4 menjadi T3. tidak menjadi bioekivalen.
Pada pasien dengan penyakit yg kronis dan lansia  Liothyronine (T3 sintetik) mempunyai potensi
yang seragam tapi dengan efek samping kardia
tanpa diketahui jantungnya memulai terapi penyakit yang lebih tinggi, lebih mahal, dan sulit
dengan levothyroxine 50 mcg setiap hari dan pengawasannya dengan uji laboratorium
ditingkatkan setelah 1 bulan. konvensional. Respon dimonitor dengan assay
• Dosis awal yang disarankan untuk pasien yang
TSH.
lebih tua dengan penyakit jantung yang diketahui  Liotrix stabil secara kimiawi, murni, dan memiliki
prediksi potensi tetapi mahal. Ini tidak memiliki
adalah 25 mcg / hari dititrasi dalam peningkatan 25 alasan terapeutik karena ~ 35% dari T4 adalah
mcg pada interval bulanan untuk mencegah stres dikonversi ke T3 secara periferal
pada sistem kardiovaskular.  Dosis hormon tiroid berlebih bisa menyebabkan
gagal jantung, angina pektoris, dan infark
Levothyroxine adalah obat pilihan untuk wanita miokardia. Reaksi  alergi atau idiosinkrasi bisa
hamil, dan tujuannya adalah untuk mengurangi terjadi dengan produk alami dari hewan seperti
TSH ke kisaran referensi normal untuk kehamilan tiroid terdesikasi dan tiroglobulin, tapi sangat
jarang dengan produk sintetis yang digunakan saat
(Dipiro 2015 hlm 182) ini. Hormon tiroid esogen berlebih bisa
mengurangi densitas tulang dan meningkatkan
resiko patah.
 (Dipiro 2015 hlm 183)
(DIPIRO
2015 HLM
183)
TREATMENT MYXEDEMA COMA
(DIPIRO 2015 HLM 184) EVALUASI TERAPI
(DIPIRO 2015 HLM 184)
 Terapi segera dengan IV bolus levothyroxine,  Konsentrasi serum TSH adalah parameter
300 hingga 500 mcg (terapi empiris). pemantauan paling sensitif dan spesifik untuk
Perawatan awal dengan IV liothyronine atau penyesuaian dosis levothyroxine. Konsentrasi
kombinasi dari kedua hormon juga dianjurkan mulai turun dalam beberapa jam dan biasanya
karena gangguan konversi T4 ke T3. dinormalisasi dalam 2 hingga 6 minggu.
 Periksa konsentrasi TSH dan T4 setiap 6 minggu
 Berikan terapi glukokortikoid dengan
sampai keadaan euthyroid tercapai. Level TSH
hidrokortison IV 100 mg setiap 8 jam sampai yang tinggi menunjukkan penggantian yang tidak
penekanan/supresi pada adrenal selesai. memadai. Konsentrasi T4 serum dapat berguna
 Kesadaran, penurunan konsentrasi TSH, dan dalam mendeteksi ketidakpatuhan, malabsorpsi,
peningkatan tanda-tanda vital diharapkan atau perubahan dalam bioekivalensi produk
dalam 24 jam. levothyroxine. TSH juga dapat digunakan untuk
membantu mengidentifikasi ketidakpatuhan.
 Dosis Pemeliharaan levothyroxine biasanya 75
-100 mcg IV sampai pasien stabil dan terapi
 Pada pasien dengan hipotiroidisme yang
disebabkan oleh kegagalan hipotalamus atau
oral dimulai.
hipofisis, pengurangan dari sindrom klinis dan
 Berikan terapi suportif untuk mempertahankan pemulihan serum T4 ke kisaran normal adalah
ventilasi yang memadai, euglikemia, TD, dan satu-satunya kriteria yang tersedia untuk
suhu tubuh. Diagnosis dan obati kelainan yang memperkirakan dosis pengganti yang sesuai
mendasarinya seperti sepsis dan MI. levothyroxine.
 (Dipiro 2015 hlm 184)  (Dipiro 2015 hlm 184)
KASUS 1
Gita Lestari Dwifitrianingtyas
Hanna Vidi Alamsyah
Harya Devi Siregar
Heni Marlina
Ibrahim Salim
KASUS 1

Ny. M usia 43 tahun datang ke dokter dengan keluhan jantung berdebar, pusing, kaki dan tangan
berkeringat dengan disertai tremor, dan mengeluhkan sulit tidur sejak 1 bulan yang lalu. Sejak 2
minggu yang lalu terasa nyeri pada leher pasien dan muncul benjolan kecil, Pada pemeriksaan USG
Tiroid, ditemukan adanya pembesaran diffus dari kelenjar tiroid sesuai dengan gambaran penyakit
Grave’s, diketahui dokter mendiagnosa Ny. M mengalami hipertiroid dengan penyakit grave.

Pada pemeriksaan diketahui BB= 45kg, TB=165 cm,


tekanan darahnya 140/90 mmHg, denyut nadi 110
x/menit, laju pernafasan 18x / menit, suhu 37’ C. Dokter meresepkan obat hari ini:
Data lab pasien hari ini R/ Ibuprofen 400 mg No. X
Total T4 =15 mcg/dl S. 3dd1 (Bila nyeri)
T4 bebas = 4 ng/ dl R/ Ramipril 5 mg No. XXX
T3 total = 200 ng/dl S. 1 dd1 pagi
TSH = 0,1 m IU/ L R/ Thyrozol 5 mg Np. XXX
S. 2dd1
R/Propranolol 10 mg No. XX
S. 4dd1 pc
PROFIL OBAT
 Ibuprofen = indikasi utama: nyeri ringan sampai sedang,
sakit gigi, sakit kepala. Indikasi lain : menurunkan
demam (IONI 2015)
 Ramipril = indikasi utama: hipertensi. Indikasi lain :
gagal jantung kongestif (IONI 2015)
 Thyrozol = terapi konservatif hipertiroidisme,
menghambat produksi hormon tiroid secara total (IONI
2015)
 Propranolol = indikasi utama: hipertensi. Indikasi lain :
angina, aritmia, takikardia (IONI 2015), tirotoksisitas
(DIH ed 17)
LEMBAR CPPT
SOAP
S-O-A-P
Subjektif jantung berdebar, pusing, kaki dan tangan berkeringat dengan disertai tremor, dan mengeluhkan sulit
tidur sejak 1 bulan yang lalu Sejak 2 minggu yang lalu nyeri pada leher pasien dan muncul benjolan
kecil.

Objektif Pemeriksaan fisik: BB 45 Kg, TB= 165cm


Pemeriksaan TTV & Lab Hasil Kadar Normal
Tekanan Darah 140/90 mmHg 120/80 mmHg
Denyut Nadi 110/menit Dewasa : 60-100 kali/menit
Laju Pernafasan 18x/menit 14-16 kali/menit
Suhu 37C 36,5-37C
Total T4 15 mcg/dl (hyperthyroid) 4,5-10,9 mcg/dl
T4 bebas 4 ng/ dl (hyperthyroid) 0,8-2,7 ng/ dl
T3 total 200 ng/dl (hyperthyroid) 60-181 ng/dl
TSH 0,1 ml IU/ L 0,5 – 4,7 ml IU/ L

KETERANGA
N NILAI
NORMAL
DIPIRO 2015
HLM 178
ANALISIS DRP

No. Nama Obat Tepat Alasan Tepat dosis Interaksi Obat Tindak
obat Lanjut
1. Ibuprofen Tepat Dapat digunakan untuk nyeri Tepat Moderate dengan Dilanjutkan
400 mg, 3x1 obat walau berinteraksi moderate Analgetik Oral: propranolol, dan
tab dengan propranolol, dan 400-800 mg/hari ramipril(Drugs.com) monitoring
ramipril karena 3-4 x/hari
penggunaannya dalam (maximum: 3,2
jangka pendek dan saat nyeri g/hari) (DIH ed 17)
saja tetapi bila mungkin bisa
menggunakan
acetaminophen terlebih
dahulu sebagai analgetik
(Dipiro 2015 hlm 181)
2. Ramipril Tepat Untuk terapi dengan nilai TD Tepat Moderate dengan ibu Dilanjutkan,
5 mg, 1x1 obat stage 1 tepat, termasuk ke 2.5-5 mg /hari profen dan
tab dalam first line (gol. ACEI) maximum: 20 monitoring
mg/hari
No. Nama Obat Tepat Alasan Tepat dosis Interaksi Obat Tindak Lanjut
obat
3. Thyrozol Tepat First line terapi untuk Tidak Tepat Moderate dengan Dilanjutkan
(Thiamazole) Obat antitiroid troktoksisitas Ringan= 15 mg/hari terbagi propranolol (Drugs.com)
5 mg, 2x1 tab pada penyakit grave menjadi 3 dosis (tiap 8 jam)
ialah MMI/PPI, dan Sedang= 30-40 mg/hari
MMI 10x lebih poten Berat= 60 mg/hari;
dibandingkan dengan maintenance: 5-15 mg/hari (DIH
PTU (Dipiro 2017 hlm ed 17)
3315) 30-60 mg terbagi menjadi 3
dosis (Dipiro 2015 hlm 179)
4. Propanolol Tepat Tepat karena digunakan Tepat Moderate dengan Dilanjutkan
10 mg, 4x1 obat untuk mengatasi gejala Tirotoxicosis 10-40 mg/ 4x ibuprofen, propranolol,
tab tirotoksisitas yang sehari dan methimazole
dikeluhkan pasien (DIH ed 17) (Drugs.com)
seperti jantung berdebar,
cemas, tremor, tangan
dan kaki berkeringat

Kemungkinan Penambahan Obat Yang diberikan


No. Nama Obat Indikasi Dosis pada Literatur Interaksi Obat
5. Asetaminophen/Par Sebagai analgetik (Dipiro 2015 hlm 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1000 Minor dengan propranolol
acetamol 181) mg tiap 3-4 jam/hari (Drugs.com)
Dosis max: tidak lebih dari 4g/hari

6. Flurazepam Sebagai obat untuk insomnia atau 15-30 mg 1x1 tiap malam (Dipiro Moderate dengan propranolol dan
sulit tidur yang diderita pasien 2015 hlm 747-748) ramipril (Drugs.com)
(Dipiro 2015 hlm 747-748)
Assessment 1. Ibuprofen berinteraksi moderate dengan propranolol dan ramipril sama sama
menyebabkan melemahkan efek B-bloker dan ACEI serta menyebabkan retensi
cairan (Drugs.com)
2. Dosis dan regimen yang digunakan pada Tyrozol underdose karena pada literatur dosis
Tyrozol/ Methimazole untuk tiroktoksisitas 30-60 mg terbagi menjadi 3 dosis (Dipiro 2015
hlm 179)
3. Adanya interaksi obat moderate antara propranolol dengan methimazole menyebabkan
klirens dari B-bloker berkurang ketika mencapai keadaan eutiroid setelah penambahan
obat antitiroid (Drugs,com)
4. Adanya indikasi insomnia/sulit tidur yang didertita pasien tetapi belum mendapatkan
terapi

Planning 1. Apabila tetap menggunakan ibuprofen disarankan untuk monitoring tekanan


darah, atau bila diperlukan merubah dosis atau menghentikan penggunaan NSAID
(Drugs.com ) atau memberikan obat analgetik lain berupa paracetamol 500 mg 3x1
saja sebagai analgetik karena hanya berinteraksi minor dengan propranolol (Dipiro
2015 hlm 181 dan Drugs.com)
2. Disarankan untuk menaikan dosis Tyrozol menjadi tyrozol 10 mg sehari 3x 1 tablet
(Dipiro 2015 hlm 179)
3. Disarankan untuk monitoring ketat untuk perubahan efikasi dan keamanan ketika
mencapai keadaan eutiroid / saat adanya penambahan,penghentian atau pengubahan obat
antitiroid, atau bila diperlukan adanya pengurangan dosis beta bloker (Drugs.com)
4. Direkomendasikan untuk terapi non farmakologi seperti mengatur pola tidur yang baik
dengan menciptakan lingkungan tidur yang baik, hindari kopi,merokok ataupun alkohol
seandainya tidak mampu untuk mengatasi nya berikan obat gol. Benzodiazepin , cth:
Flurazepam 15-30 mg 1x1 tiap malam (Dipiro 2015 hlm 747-748)
KESIMPULAN TREATMENT PASIEN

1. Terapi analgetik= untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien ibuprofen dapat diberikan karena pada Dipiro 2015
hlm 181, terapi ajuvan (analgetik) dapat diberikan acetaminophen, aspirin atau AINS, walaupun berinteraksi
moderate dengan propranolol dan ramipril tapi dapat diatasi dengan monitoring tekanan darah atau retensi cairan,
dan juga pemakaian obat nyeri ini dalam jangka pendek atau saat nyeri saja bukan dalam jangka panjang, tetapi
solusi lainnya bila ingin lebih aman disarankan untuk menggantinya dengan acetaminophen atau paracetamol yang
berinteraksi minor dengan propranolol (Drugs.com)
2. Terapi tiroid= obat antitiroid yang diberikan ialah tyrozol/tiamazole/methimazole yang merupakan First line terapi
untuk antitiroid tiroktoksisitas pada penyakit grave ialah MMI/PPI, dan MMI 10x lebih poten dibandingkan dengan
PTU (Dipiro 2017 hlm 3315), hanya saja dosis dan regimennya underdose maka dinaikan menjadi tyrozol 10 mg
sehari 3x 1 tablet (Dipiro 2015 hlm 179). Obat beta bloker (propranolol) digunakan untuk mengurangi gejala
tirotoksik yang dikeluhkan pasien seperti jantung berdebar, cemas, tremor, tangan dan kaki berkeringat
3. Terapi Hipertensi = obat untuk menurunkan tekanan darahnya cukup menggunakan 1 obat/ monoterapi karena
tekanan darah pasien < 159/100 mmHg/ stage 1 cukup dengan golongan ACEI/ARB dan pada resep tepat
diberikan ramipril.
4. Terapi sulit tidur= pasien belum mendapatkan terapi untuk insomnia yang telah dideritanya berdasarkan dipiro
2015 hlm 747-748 untuk treatment awal pada penderita insomnia ialah terapi non farmakologi yaitu dengan
mengatur pola tidur yang baik dengan menciptakan lingkungan tidur yang baik, hindari kopi,merokok ataupun
alkohol seandainya tidak mampu untuk mengatasi nya berikan pengobatan farmakologi, seperti obat gol.
Benzodiazepin , cth: Flurazepam 15-30 mg 1x1 tiap malam
5. Terapi non farmakologi= operasi pengangkatan kelenjar tiroid harus dipertimbangkan bila besar kelenjar > 80 g,
perbaiki asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, hindari kopi, merokok atau alkohol untuk mengurangi gejala
insomnia.
KASUS 2
INKE MENTARI
JONI RIYADHI
KIFTI HAFIZAH
LISA UTARI
LIYA HERLINA HARAHAP
 Pasien perempuan umur 45 th yang datang untuk memeriksakan dirinya ke IGD
RS Mitra dengan diagnosis masuk suspect tryroid storm. Pasien mengeluhkan demam
tinggi, mulai tak sadarkan diri disertai sesak napas 6 jam sebelum masuk RS. Dimana
sebelum kesadaran menurun pasien mengeluhkan susah bernafas. Selain itu, keluarga
juga mengatakan terdapat benjolan di leher yang semakin lama semakin membesar,
benjolan sudah ada sejak 4 tahun yang lalu. Riwayat kejang, hipertensi, sakit jantung
dan kencing manis disangkal.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan penurunan kesadaran dikarenakan krisis tiroid,
Tekanan darah 130/85 mmHg, nadi (HR) 138 kali permenit, suara jantung 1 dan 2
tunggal, reguler, tidak ada murmur. dan suhu 39,90C. Pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran fibrilasi atrium respon ventrikel cepat, skor kriteria Burch dan Wartofsky
didapatkan skor 75 pada pasien ini maka diagnosis krisis tiroid ditegakkan secara dini.
hasil pemeriksaan lab. Yaitu Fungsi Tiroid, FT4 2,78 ng/dL, TSHs 0,01 IU/mL.
Rontgen Thorax terdapat benjolan di regio colli dengan cor dan pulmo tak tampak
kelainan.
 Pasien mendapatkan resusitasi cairan, propil-tiouracil (PTU) 100 mg tiap 12 jam,
deksametason 5 mg tiap 6 jam, propanolol 80 mg tiap 12 jam, parasetamol 1000 mg
tiap 8 jam dan digoksin 0,5 mg IV diberikan dini untuk mengatasi krisis tiroid.
SUBJEKTIF
Passion mengeluhkan:
• demam tinggi
• mulai tak sadarkan diri disertai sesak napas 6 jam sebelum masuk RS.
• sebelum kesadaran menurun pasien mengeluhkan susah bernafas
• Selain itu, keluarga juga mengatakan terdapat benjolan di leher yang semakin
lama semakin membesar, benjolan sudah ada sejak 4 tahun yang lalu.
OBJEKTIF
Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal
• Pada pemeriksaan fisik Pemeriksaan
didapatkan penurunan kesadaran FT4 2,78 ng/dL 0,8-2,0 ng/dL
dikarenakan krisis tiroid TSH 0,01 IU/mL (0,400-4,0)
• Tekanan darah 130/85 mmHg, IU/mL
nadi (HR) 138 kali permenit, Rontgen thorax Terdapat benjolan
suara jantung 1 dan 2 tunggal, di regio colli
reguler, tidak ada murmur. dan dengan cor pulmo
suhu 39,90C. tak tampak
kelainan
• Pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran fibrilasi atrium respon
ventrikel cepat.
• skor kriteria Burch dan
Wartofsky didapatkan skor 75
pada pasien ini maka diagnosis
krisis tiroid ditegakkan secara
dini.
ANALISIS DRP
Nama Obat Tepat Obat Tepat Indikasi Tepat Dosis Tepat
Durasi
PTU 100 mg Tepat Tepat Tidak Tepat Tidak Tepat
tiap 12 jam Merupakan golongan thiourea Tirotoksitosis Krisis tiroid: Dosis 200-300mg Digunakan
dengan mekanisme setiap 4-6 jam. Dosis pemeliharaan 4-6x sehari
menghambat perubahan perifer 100-150 mg/ hari dalam dosis
dari T4 menjadi T3 terbagi (DIH ED 7)
Propanolol 80 Tepat Tepat Tidak Tepat Tidak Tepat
mg tiap 12 Untuk menghambat pengaruh Krisis Tiroid Oral: 10-40 mg 3-4x sehari Yang tepat
jam adrenergik pada hormon tiroid yaitu
yang berlebihan. Beta bloker digunakan3-
digunakan secara luas untuk 4x sehari
mengurangi simtom tirotoksik
seperti palpitasi, cemas, tremor
dll. Secara parsial menghalangi
perubahan T4 menjadi T3.
Tepat Tepat
Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis
Indikasi Durasi
Dexamethaso Tepat Tepat Tepat Tepat
n 5 mg tiap 6 Karena obat golongan kortikosteroid dianjurkan dalam Krisis Tiroid Dosis lazim: Diberikan
jam terapi tyroid storm yang berperan sebagai antipiretik 5-20 mg / setiap 6 jam
dan penstabil tekanan darah, serta mengurangi hari tiap 6
konversi T4 ke T3 dan dapat memodulasi setiap proses jam
autoimun yang mendasari krisis tiroid misalnya
penyakit Graves.

Paracetamol Tepat Tepat Tepat Tepat


1000 mg tiap Digunakan untuk efek respon demam disebabkan oleh Antipiretik 325-650 mg Diberikan
8 jam perubahan termoregulasi sentral, atau elevasi tiap 4-6 jam 3x/ hari
termogenesis metabolik basal. atau 1000
mg 3-4x/hari

Digoxin 0,5 Tepat Tepat Tepat Tepat


mg secara IV untuk mengendalikan laju ventrikel pada fibrilasi IV: 0,5-1mg
atrium.
INTERAKSI OBAT
Jenis
Nama Obat Mekanisme Interaksi Plan
Interaksi
PTU >< Moderate Clearence beta bloker dapat berkurang Pasien harus dimonitor secara
Propanolol ketika keadaan eutiroid tercapai ketat untuk perubahan efikasi dan
setelah penambahan agen tiroid, keamanan sambil mencapai
sehingga menyebabkan detak jantung keadaan eutiroid atau ketika dosis
tidak teratur, sesak nafas, pusing, agen antitiroid ditambahkan,
lemah, atau pingsan. dihentikan atau diubah.
Propanolol >< Moderate Kortikosteroid dapat antagonis Monitoring secara teratur tekanan
Deksametason terhadap efek obat antihipertensi dan darah, kadar elektrolit dan berat
menyebabkan retensi natrium dan badan. Dan amati untuk
cairan pengembangan edema dan gagal
jantung kongestif.
Jenis
Nama Obat Mekanisme Interaksi Plan
Interaksi

Deksametason Moderate Pemberian Deksametason dan digoxin dapat Monitoring secara


>< Digoxin menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak teratur tekanan
jantung tidak teratur, cahaya "lingkaran cahaya" di darah dan detak
sekitar objek, penglihatan hijau atau kuning, jantung. Bila perlu
kelelahan, tangan bengkak, kaki, atau pergelangan penyesuaian dosis.
kaki (retensi cairan).

Digoxin >< PTU Moderate Menggunakan digoxin bersama dengan Monitoring secara
propylthiouracil dapat meningkatkan efek digoxin. teratur tekanan
Dapat mengalami mual, muntah, nafsu makan darah dan detak
menurun, diare, kebingungan, kejang, halusinasi, jantung.
"lingkaran cahaya" di sekitar benda, penglihatan
hijau atau kuning, kelelahan, detak jantung tidak
teratur, dan detak jantung tidak normal cepat atau
lambat.
• Ketidaktepatan dosis dan durasi penggunaan obat:
• PTU 100 mg tiap 12 jam
• Propanolol 80 mg tiap 12 jam
• Adanya interaksi obat moderate
• PTU >< Propanolol yang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur, sesak
nafas, pusing, lemah, atau pingsan.
ASESSMENT • Propanolol >< Dexametasone yang dapat menyebabkan retensi natrium dan air.
• Deksametason >< Digoxin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah,
detak jantung tidak teratur, cahaya "lingkaran cahaya" di sekitar objek,
penglihatan hijau atau kuning, kelelahan, tangan bengkak, kaki, atau
pergelangan kaki (retensi cairan).
• Digoxin >< PTU dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung
tidak teratur, cahaya "lingkaran cahaya" di sekitar objek, penglihatan hijau atau
kuning, kelelahan, tangan bengkak, kaki, atau pergelangan kaki (retensi cairan).

• Ubah dosis dan durasi penggunaan obat menjadi:


• PTU 200-300 mg setiap 4-6 jam dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 100-
150 mg/ hari dalam dosis terbagi.
• Propanolol 10-40 mg 3-4x sehari
• Monitoring interaksi obat:
• Perubahan efikasi dan keamanan
PLANNING
• TD, kadar elektrolit dan BB
• Monitoring kadar FT4, Kadar FT4 dijaga pada batas teratas kadar normal,
disarankan memeriksa kadar FT4 tiap 2-6 minggu sekali.
• Monitoring secara teratur tekanan darah, detak jantung kadar elektrolit dan berat
badan.
KASUS 3
Lulu Nur Afwiani
Nafa Widya Anggraeni
Nia Khairani Sholeh
Nikita Wianti Octaviani
Nopera Kurnia Wati
KASUS 3
Seorang wanita turki (41 th) pada usia kehamilan 27 minggu dirujuk ke
bagian gawat darurat dengan diagnosis henti nafas, pingsan dan telah
diintubasi. TD 160/90 mmHg dan nadi 120 /menit. Suhu tubuh 36,5°C. Juga
memiliki kelenjar tiroid gondok penuh dengan exophthalmos bilateral.
Riwayat pasien didiagnosis menderita penyakit Graves, dokter merencanakan
dilakukan tiroidektomi total (1 thn sblmnya). Positif terhadap gejala Pemberton
dan mengkonsumsi Antitiroid. Empat bulan pertama kehamilan mengkonsumsi
Propytiouracil dan Propanolol HCL. Setelah mengetahui hamil berhenti
mengkonsumsi obat tsb.
Saat dirujuk kerumah sakit dia mengalami henti nafas serta stridor. Hasil
laboratoriumnya kompatibel dengan tirotoksikosis, dan terdapat edema pada
jalan napas bagian atas. Setelah resusitasi, dia dirujuk unit perawatan intensif
dan bayinya ditemukan tidak lagi hidup.
Pasien didiagnosis dengan thyroid storm dan diberi pengobatan
dengan :
• propylthiouracil 150 mg setiap delapan jam

• propranolol HCl 40 mg / hari

• deksametason 0,5 mg / hari

• larutan jenuh kalium iodida empat tetes setiap delapan jam.


Subjektif
a. Wanita, umur 41 tahun
b. Usia kehamilan 27 minggu
c. Riwayat Penyakit : Graves disease
d. Kesulitan pernapasan karena pembengkakan leher (gondok)
yang membesar, adanya edema pada jalan napas bagian atas.

Pemeriksaan Nilai
Objektif laboratorium Nilai Normal Pemeriksaan

TD 120/80 mmHg 160/90 mmHg

Temperatur 37oC 36,5oC

Nadi 60-100x/menit 120x/menit


HASIL LAB

Nilai
Pemeriksaan Hasil lab
normal
triiodothyronine (T3) bebas 1,80 - 4,71 17,6 pg / mL
hormon tiroksin bebas (T4) 0,80 - 1,90 3,79 ng / dL
thyroid-stimulating hormone
0,400 - 4,0 0,07 μ IU / mL
(TSH)
Thyroglobulini 0,73-84 184 ng / mL
antibodi antitiroid peroksidase
10-40 420 IU / mL
(TPO)
antibodi antithyroglobulin 20-35 60 IU / mL
Analisis DRP
Larutan jenuh kalium
DRP Propranolol HCl
Propylthiouracil Deksametason iodida
TEPAT TEPAT
β blocker tekah digunakan Iodida sebenarnya
TEPAT secara luas untuk mengurangi TEPAT menghalangi pelepasan
Merupakan golongan simom tirotoksik seperti Karena obat golongan hormon tiroid, inhibit
thiourea dengan palpitasi, cemas, tremor, dan kortikosteroid dianjutkan biosintesis hormon tiroid
Tepat Obat
mekanisme meng-inhibit tidak tahan panas. secara dalam terapi tyroid strom. dengan menghalangi
perubahan perifer dari parsial menghalangi Sebagai antipiretik dan penggunaan iodida
T4 menjadi T3. perubahan T4 menjadi T3, penstabil tekanan darah intratiroid, dan
tapi kontribusinya kecil menurunkan ukuran dan
terhadap terapi keseluruhan. vaskularitas kelenjar.
TEPAT TEPAT Tepat TEPAT
Tepat Indikasi
Tirotoksikosis Thyroid strom Thyroid strom Thyroid strom
TIDAK TEPAT
TIDAK TEPAT
TIDAK TEPAT Dosis lazimnya diatas 2
Dosis lazim nya adalah TEPAT
Dosis lazim nya : 5-20 mg/ g/hari.
Tepat Dosis 900- 1200 mg/ hari Dosis lazinya 40-80 mg 1x
hari Pasien dalam 1 hari
Terapi yang diberikan penggunan
Terapi pasien: 0,5 mg/hari pemakaian sebanyak 12
150 mg
tts < 1 ml
TIDAK TEPAT
TIDAK TEPAT TIDAK TEPAT
Yang tepat adalah 4-6x TIDAK TEPAT
Yang tepat adalah 4x sehari. Pemakaian 1 hari tidak
Tepat durasi Sehari Terapi pasien 3x sehari 12
Terapi yang diberikan 1x sesuai dosis lazim
Terapi yang diberikan tts < 1 ml
sehari Terapi pasien: 0,5 mg/hari
tiap 8 jam
Interaksi Obat
Jenis
Nama Obat Mekanisme Interaksi Plan
Interaksi

Pasien harus dimonitor secara


ketat untuk perubahan efikasi
dan keamanan sambil
Propylthiouracil Cleareance beta bloker dapat berkurang mencapai keadaan euthyroid
>< Propanolol Moderate ketika keadaan eutiroid tercapai setelah atau ketika dosis agen
penambahan agen antitiroid. antitiroid ditambahkan,
dihentikan, atau diubah.
Pengurangan dosis beta
blocker mungkin diperlukan

tekanan darah, kadar


Kortikosteroid dapat antagonis elektrolit, dan berat badan
Propanolol ><
terhadap efek obat antihipertensi dipantau secara teratur, dan
Deksametason Moderate
dengan menginduksi retensi natrium diamati untuk pengembangan
dan cairan edema dan gagal jantung
kongestif

Drugs.com
Assesment Plan
• Ketidaktepatan dosis dan durasi • Ubah dosis dan durasi penggunaan oabt
penggunaan: menjadi :
• PTU  150 mg 3 x 1 • PTU  900-1200 mg/ hari (4 x 1)
• Propanolol  1 x 1 • Propanolol  4 x 1
• Dexametason  0,5 mg/ hari • Dexametasone  5-20 mg/ hari (1 x 1)
• Sodium Iodida  3 x 1, 4 tts • Sodium Iodida  2g/ hari (1x1)

• Interaksi moderat antara : • Monitoring interaksi obat :


• PTU >< Propanolol • Perubahan efikasi dan keamanan
• Propanolol >< Dexametason • TD, Kadar eletrolit dan BB

• Jika obat ini tidak mampu mengatasi • Lakukan operasi pengangkatan kelenjar
masalah nya maka lakukan terapi lainya tiroid, jika terapi tidak efektif
KASUS 4
Novita Devi Noor Syafaah
Noviyanti Dwi Putri
Nur Aminah Citra
Nur Amyra
Nurul Hani
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. M
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Usia : 42 tahun
 Status : Sudah Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Tinggi badan : 155 cm
 Berat badan : 60 kg
 Usia kehamilan : 10 minggu
 Keluhan : Palpitasi, demam, berkeringat, tremor, diare dan sesak
nafas.
penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelum masuk RS
 No. Rekam medis : 66-73-12
 Masuk rumah sakit : 13 Januari 2019
 Riwayat penyakit terdahulu : Pasien telah dikenal menderita Graves Disease
sejak
 dua tahun
Riwayat Pengobatan Pasien
Nama obat/dosis Regimen Indikasi Tindak lanjut

Propyltiourasil Tidak diketahui Antitiroid Dihentikan 5 bulan yang


lalu ketika pasien hamil
Propanolol Tidak diketahui Dilanjutkan selama
perawatan

Riwayat Penyakit Keluarga

Salah satu cucu dari kakek pasien juga menderita hipertiroid.


Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan

Nadi 60 – 100 kali/menit 115 kali/menit Tinggi

Suhu Tubuh 370C 38.4 0C Tinggi

Tekanan Darah 120/80 mmHg 110/50 mmHg Rendah

Berdasarkan pemeriksaan fisik, pasien tampak delirium. Juga ditemukan


kardiomegali dan hepatomegali. Skor index Wayne adalah 22 (hipertiroid) dan Skor
Burch dan Wartofsky adalah 60 (krisis tiroid). Pada pemeriksaan mata tampak
Rosenbach dan Enroth. Tanda oftalmopati Graves adalah NOSPEC 1. Berdasarkan
palpasi kelenjar tiroid, ukuran 9 x 5 x 2 cm, difus, dan simetris
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan


Hormon Tiroid Bebas (FT4) 10.3-35 pmol/L 43.49 pmol/L Tinggi
Tyroid stimulating hormone (TSH) 0.5-4.7 UIU/mL 0.1 UIU/mL Rendah
Peroksida anti-tiroid - 0.31 IU/mL

Pemeriksaan USG tiroid menunjukkan struma diffusa (pembengkakan kelenjar tiroid yang terjadi
secara keseluruhan sehingga dapat terlihat keseluruhan leher yang membengkak). Hasil konsul
dengan bagian obstetri dan ginekologi menyimpulkan denyut jantung janin dan USG fetomaternal
normal dan tidak terdapat kelainan ginekologi.

Terdapat kemungkinan Hipertiroid Familial Nonautoimun merupakan diagnosis pada


pasien ini karena pasien memiliki riwayat keluarga dan hasil negatif pada pemeriksaan
antiTPO.
Pengobatan yang Diberikan

Nama Obat Regimen

Propyltiourasil 600 mg diikuti dengan 200 mg 4 x sehari

Propanolol 40 mg 1 x sehari

Deksametason 40 mg 1 x sehari (IV)

Iodin Lugol 3-10 tts/hari (120 – 400 mg) 3 x sehari


PE Nama obat Tepat obat Tepat dosis Interaksi
N Propyltiourasil 600 mg, Tepat (Tepat) (Tepat) -
G dan diikuti dgn 200 mg
4 x sehari.
 PTU dapat
sebagai first line
digunakan
untuk anti
Dosis awal  dosis
awal untuk PTU 300-
Dosis pemeliharaan 
Untuk dosis pemeliharaan

O hipertiroid pada
trimester pertama
ibu hamil
(Dipiro ed.
600 mg sehari untuk
3-4 x sehari.
PTU 50-300 mg sehari
untuk 3-4 x sehari.
9) (Dipiro ed. 9)
BA (Dipiro ed. 9)

TA Propanolol 40 mg
1x sehari
Tepat Tidak Tepat
 Propranolol digunakan  dosis awal untuk hipertiorid: Oral 10-40 mg 4
Propanolol – Deksamteason
(moderate)
N untuk memperbaiki gejala
seperti
x sehari (DIH ed 17)
palpitasi,  Oral 20–40 mg 4 x sehari (Dipiro ed. 9)
Propanolol – propyltiourasil
(moderate)
YA kecemasan,tremor dan
intoleransi panas (Dipiro ed.
N Deksametason 40 mg
9)
Tepat Tidak Tepat -
G 1 x sehari (IV)  Kortikosteroid umumnya
direkomendasikan untuk
Dosis 5-20 mg/ hari untuk oral maupun IV
(Dipiro 2015)
DI treatment tiroid dengan
manfaat stabilisasi tekanan
BE darah (Dipiro ed. 9)

RI Iodin lugol 3-10 tts/hari Tepat


(120 – 400 mg)  Iodin digunakan untuk
Tepat
Dosis: 3-10 drop/hr 3 x sehari (Dipiro
-

K memblokir
hormone tiroid.
pelepasan 2015,2017)
Potassium iodide : SSKI, mengandung 38 mg
iodide/ drop
A Lugol solution mengandung 63 mg iodide/ drop

N
SOAP
Subjective Objective Assessment Planning Paraf
• Palpitasi • Nadi = 115 kali/ Propanolol 40 mg 1x sehari (tidak tepat Dosis terapi propranolol dinaikan menjadi 40 mg 4 x sehari,
• Demam menit (normal: dosis  underdose). sesuai dengan litelatur (Dipiro ed. 9 : dosis awal untuk
• Berkeringat 60 – 100 terapi Thyrotoxicosis (hipertiroid) 20–40 mg 4 x sehari ).
• Tremor kali/menit) Dexametason 40 mg 1x sehari (tidak Dosis terapi dexametason di turunkan jadi 20 mg 1x sehari
• diare dan • Suhu tubuh = tepat dosis  overdose). diberikan secara IV, sesuai dengan litelatur. (Dipiro ed.9 :
• Sesak 38.4 0C dosis untuk dexametason 5-20 mg/hari untuk oral ataupun
nafas. (normal: 37 IV)
• Penurunan 0
C)
kesadaran • Tekanan darah Terdapat indikasi yang tidak terobati  Untuk menurunkan suhu tubuh pasien (demam) diberikan
sejak 1 hari = 110/50 (Berdasarkan data Lab. suhu pasien Paracetamol 500 mg diberikan setiap 4-6 jam (jika demam)
SMRS. mmHg (normal: mencapai 38.4 0C )  suhu tubuh tinggi (basic pharmacology & drug notes, 2019). Hentikan
120/80 mmHg) (demam) pemakaian jika suhu tubuh sudah normal ( jika sudah tidak
• FT4 = 43.49 demam).
pmol/L Adanya interaksi antar obat: • Pasien harus dimonitor secara ketat untuk perubahan
(normal: 10.3- • Propranolol >< Propyltiourasil efikasi dan keamanan sambil mencapai keadaan
35 pmol/L) (moderate)  Cleareance beta euthyroid atau ketika dosis agen antitiroid ditambahkan,
• TSH = 0.1 bloker dapat berkurang ketika dihentikan, atau diubah. Pengurangan dosis beta blocker
UIU/mL keadaan eutiroid tercapai setelah mungkin diperlukan
(normal: 0.5- penambahan agen antitiroid.
4.7 UIU/mL) Eutiroid = (keadaan dimana fungsi
• peroksida kelenjar tiroid dalam keadaan normal)
antitioird = 0.31
UIU/mL. • Propranolol >< dexametason • Lakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar elektrolit,
(moderate)  dapat menginduksi dan berat badan dipantau secara teratur
retensi natrium dan cairan Drugs.com
Propranolol dapat menyebabkan • Penggunaan dalam 2 – 6 minggu setelah krisis tiroid,
intrauterine growth restriction dan penggunaan propranolol harus dihentikan.
bradikardi pada janin, jika • Evaluasi keadaan janin secara periodik.
dikonsumsidalam jangka panjang • Memantau denyut jantung janin, fetal growth, volume
cairan amnion dan kelenjar tiroid janin.
• Monitoring keadaan ibu hamil Apoteker
• Untuk menghindari terjadinya kelainan pada janin
kadar FT4 dijaga pada batas teratas dari kadar normal ,
kemudian disarankan untuk memeriksa kadar TSH dan
FT4 tiap 2 – 6 minggu.
Pengobatan Tambahan
Nama obat Tepat obat Tepat dosis Interaksi
Paracetamol 500 mg Tepat (Tepat) Paracetamol >< propranolol (minor)
setiap 4-6 jam sehari  Paracetamol 500 mg setiap 4-6 jam  Propanolol dapat meningkatkan efek
(jika demam) (basic diindikasikan untuk sehari (basic pharmacology farmakologis dari paracetamol. Dengan
pharmacology & drug mengurangi demam, & drug notes, 2019) penghambatan metabolisme paracetamol.
notes, 2019) diindikasikan juga untuk Oral: 325 mg – 1 g setiap 4-6
menejemen nyeri ringan jam sehari (drugs.com) Drugs.com
hingga sedang (analgesic,
antipiretik)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai