Anda di halaman 1dari 44

STROKE

Oleh:
Kelompok 5
1. Shinta (1904026210)
2. Sri Mei Rahayu Ningsih (1904026212)
3. Sri Sulistiani (1904026213)
4. Sumiyati (1904026215)
5. Tri Utami (1904026218)
6. Tya Palpera Utami (1904026219)
7. Virza Astami (1904026221)
8. Wahyu Ismalasari (1904026222)
9. Yunia Amalia (1904026231)
10. Zanwar Karuniawan
(1904026231)
11. Mulya Sarah Donita
(1904026231)
STROKE
 Stroke adalah penurunan fungsi sistem
syaraf utama secara tiba-tiba yang
berlangsung selama 24 jam dan diperkirakan
berasal dari pembuluh darah.
 Serangan iskemia sementara atau Transient
ischemic attacks (TIAs) adalah penurunan
fungsi iskemia, sistem syaraf utama menurun
selama kurang dari 24 jam dan biasanya
kurang dari 30 menit.
KLASIFIKASI STROKE

I Disebabkan karena penurunan/ berhentinya sirkulasi darah sehingga


S neuron-neuron tidak mendapatkan substrat yang dibutuhkan.
K
E Arterosklerosis khususnya pada arteri serebral adalah faktor utama
M
I Gambaran klinis ; Biasanya terbatas pada daerah vaskular. Nyeri
K kepala, penurunan kesadaran

H
E
M Disebabkan karena pecahnya arteri cerebral sehingga terjadi
O pendarahan. Pendarahan pada subarachnoid hemorrhage (SAH),
R intraserebral (ICS) dan hematoma subdural.
A
G Gambaran Klinis ; defisit neurologis tidak terbatas pada satu daerah
I vaskular. Nyeri kepala, muntah, penurunan kesadaran
K

ISO FARMAKOTERAPI JILID 1, 2013


Stroke

Stroke iskemik Stroke Hemoragik

Thrombus
Emboli Pendarahan di otak

Suplai darah ke otak


menjadi terganggu

Penurunan Perfusi otak

Hipoksia Jaringan

Kematian sel-sel otak secara lokal


TUJUAN PENGOBATAN :
 mengurangi cedera neurologis yang sedang
berlangsung, menurunkan angka kematian,
dan kecacatan jangka panjang
 mencegah komplikasi imobilitas sekunder
dan disfungsi neurologis
 mencegah kekambuhan stroke.
REKOMENDASI PENGOBATAN
STROKE ISKEMIK
TERAPI FARMAKOLOGI
STROKE ISKEMIK
Diawali dalam 3 jam munculnya gejala telah diperlihatkan
mengurangi cacat hebat disebabkan stroke iskemik.
Kepatuhan pengobatan penting untuk mencapai hasil
positif :
 Membentuk suatu tim penanganan stroke
Dilakukan secepat mungkin dalam 3 jam onset
Alteplase (t-PA, Lakukan CT scan untuk melihat adanya pendarahan
tissue plasminogen Melihat semua kriteria inklusi dan eksklusi
activator) Berikan IV alteplase 0,9 mg/kg (maksimum 90 mg)
diinfuskan selama 1 jam, dengan 10% diberikan sebagai
bolus awal selama 1 menit.
Hindari terapi antikoagulan dan antiplatelet selama 24
jam
Pasien dipantau untuk melihat terjadinya peingkatan
tekanan darah dan pendarahan.
Aspirin 160-325mg/hari diberikan setalah 24-48 jam alteplase
dapat mengurangi resiko kematian dan kecacatan jangka
panjang.
TERAPI FARMAKOLOGI STROKE ISKEMIK LANJUTAN

antiplatelet Gunakan antiplatelet pada stroke non-kardioembolik. Aspirin,


clopidogrel, dan extend-release dipyridamole plus aspirin
merupakan agen lini pertama. Kombinasi clopidogrel dan aspirin
merupakan pilihan obat untuk pasien infark miokard/ intrakranial
stenosis, sedangkan untuk meminimalisasi pendarahan aspirin
digunakan dalam dosis rendah.

Antikoagulan Antikoagulan oral direkomendasikan untuk fibrilasi atrium (atrium


jantung berdenyut tidak beraturan) dan emboli jantung. Warfarin
sebagai first line pengobatan, tapi antikoagulan lain seperti
dabigatran dapat direkomendasikan.

Pengobatan Pengobatan pada tekanan darah tinggi setelah terjadinya stroke


pada iskemik yaitu dengan menurunkan faktor penyebab. Pedoman
tekanan pengobatan merekomendasikan penurunan tekanan darah pada
darah tinggi pasien stroke atau Transient Ischaemik Attack (TIA) yang dilakukan
setelah masa akut (7 hari pertama).
LANJUTAN…

Statin Pengobatan pasien stroke iskemik dengan intensitas


pengobatan dengan statin yang tinggi untuk menurunkan
sebanyak 50% LDL sebagai pencegahan sekunder pada stroke.

Low heparin subkutan dosis rendah (5000 unit 3 kali/hari)


molecilar direkomendasikan untuk mencegah trombosis pada pasien
weight dengan penurunan mobilisasi di rumah sakit dan harus
heparin digunakan pada semua jenis stroke (terutama pada stroke
(heparin BM minor)
rendah) atau
heparin
STROKE HEMORAGIK
Tidak ada standar terapi strategis untuk pengobatan pendarahan
intraserebral. Ikuti pedoman pengobatan untuk tekanan darah
tinggi, peningkatan tekanan intrakranial, dan pengobatan penyakit
komplikasi lainnya pada pasien.

Tidak ada standar terapi strategis untuk pengobatan pendarahan


intraserebral. Ikuti pedoman pengobatan untuk tekanan darah
tinggi, peningkatan tekanan intrakranial, dan pengobatan penyakit
komplikasi lainnya pada pasien.

Golongan CCB yaitu nimodipine 60 mg tiap 4 jam selama 21 hari,


digunakan bersamaan dengan pemeliharaan volume intravaskular
dengan agen pressor (epinefrin, norepinefrin, dan vasopresin),
direkomendasikan untuk menurunkan kejadian dan keparahan
kelainan fungsi otak sebagai hasil dari delayed iskemik.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
• Stroke iskemik akut :
 bedah dekompresi atau pembedahan untuk mengurangi tekanan
intrakranial kadang diperlukan
 Rehabilitasi awal dapat dilakukan untuk mengurangi kecacatan jangka
panjang
 Pencegahan sekunder : endarterektomi karotis (prosedur menghilangkan
plak dari arteri karotis di leher) dan stenting (pemasangan tabung ke
dalam arteri) mungkin efektif dalam mengurangi kejadian stroke dan
kekambuhan.

• Stroke hemoragik
 Pembedahan diperlukan untuk memotong atau mengurangi kelainan
pembuluh darah, sehingga mengurangi kematian akibat pendarahan.
Jika terjadi intraserebral hemoragik primer (pendarahan langsung pada
bagian atau substansi otak), maka pembedahan sangat dianjurkan.
Penyisipan External Ventricular Drain (EVD) yang berfungsi untuk
menarik cairan pada ventrikel otal sehingga dapat mengurangi tekanan.
EVALUASI HASIL PENGOBATAN
 Pemantauan pasien stroke akut secara intens untuk melihat adanya
peningkatan keparahan pada otak (perpanjangan/kekambuhan),
komplikasi (tromboemboli, infeksi), dan efek samping pengobatan
yang merugikan.

 penyebab utama deteriorasi (penurunan) secara klinis meliputi:


 Perluasan lesi di otak
 Perkembangan edema otak dan peningkatan tekanan intrakranial
 Darurat hipertensi
 Infeksi (contoh: pada saluran kencing dan saluran nafas)
 Tromboemboli vena
 Abnormalitas elektrolit dan gangguan ritme
 Stroke kambuhan
PEMANTAUAN TERAPI STROKE AKUT
PASIEN DI RUMAH SAKIT
KASUS STROKE 1
Hasil Pemeriksaan Tanda Vital sebagai
berikut:
Hasil Pemeriksaan Laboraturium sebagai
berikut:
Obat yang diberikan sebagai berikut:

 Lakukan pengumpulan data dan pencatatan informasi penunjang


dalam lembar CPPT pada tanggal 22 dan 23 April 2019
 Lakukan penyelesaian masalah dan berikan rekomendasi
SOAP Tanggal 22-23 April
S (Subject) O (Object)
2019
A (Assasment) P (Planning)
Amlodipin 5 mg: Tepat indikasi (JNC 8, Perdossi • Pemberian simvastatin
Lemah anggota 2011, Juwita dkk., 2018. Jurnal farmasi klinik: diganti dengan
22/4/19: 104 + tetap dosis (AHFS 2011) atorvastatin
gerak bagian kanan,
TD = 180//100 mmHg sebagai terapi pasca iskemik stroke • Beri jeda waktu antara
sakit kepala, denganTD sistole masih dibawah 180 mmHg. pemberian aspirin dan
Penglihatan buram Amloddipin diketahui dapat memberikan efek amlodipin
Nafas/menit: 22x
dan menghitam, perlindungan yang baik bagi pasien strok yaitu
(cepat)
bicara pelo menghambat influx kalsium sehingga terjadi
23/4/19: relaksasi pada otot dan agen terapetik yang
TD =170/84 mm/Hg efektif dalam penurunan tekanan darah sistol
Nafas/menit: 23x dan diastol dibandingkan antihipertensi lain
(cepat) pada pasien strok (Jeffer et al. 2015: Am J Ther;
Asam urat= JNC 8)
6,45mg/dL 2,5-5 mg/hari (AHFS 2011)
Interaksi =
Eritrosit = 5,45 x
• Mayor Amlodipin dan simvastatin
10^6 meningkatan kadar simvastatin dalam
Kolestrol total:=282 darah--miopati.
mg/dL • Moderate  Amlodipin dan Aspirin
LDL= 203 mg/dL melemahkan efek antihipertensi (drugs.com)
Candesartan 8 mg (Tepat indikasi + tetap • Beri jeda waktu
dosis) pemberian candesartan
sebagai antihipertensi (Dipiro et al., 2015; DIH ed dengan aspirin
17) • Monitoring fungsi ginjal
4-32 mg/hari (DIH ed 17) dan kadar kreatinin
Interaksi = ModerateAspirin dan
candesartan melemahkan efek antihipertensi
dan penurunan fungsi ginjal (Drugs.com)
Miniaspi (Aspirin) 80 mg (Tepat indikasi + tetap • Beri jeda waktu antara
dosis) pemberian aspirin
 Sebagai antiplatelet (Dipiro et al., 2015), sebagai dengan amlodipine
pencegahan sekunder agar tidak terjadi (aspirin diberikan
trombosis pasca stroke. malam hari dan
 75-325 mg (DIH ed 17) candesartan pagi hari)
Interaksi = • Beri jeda waktu antara
• Moderate  Amlodipin dan Aspirin pemberian aspirin
melemahkan efek antihipertensi dengan candesartan
• Moderate  Aspirin dan candesartan (aspirin diberikan
LANJUTAN
S (Subject) O (Object) A (Assasment) P (Planning)
Ranitidin 150 mg (2x sehari) (Tepat indikasi + tepat • Lanjutkan
Lemah anggota dosis)
Tepat untuk mencegah peradangan lambung karena
gerak bagian kanan,
22/4/19: penggunaan aspirin (DIH ed 17).
sakit kepala, 150 mg 2 x sehari (DIH ed 17)
TD = 180//100 mmHg
Penglihatan buram Interaksi : tidak ada
dan menghitam,
Nafas/menit: 22x Asam folat 1 mg (2x sehari) (Tepat indikasi + Tidak • Evaluasi
bicara pelo
(cepat) tetap dosis) pemberian dosis
23/4/19: mengurangi kadar homosistein / asam amino asam folat
TD =170/84 mm/Hg dalam darah • Lakukan
400 mcg/hari (DIH ed 17) penurunan dosis
Nafas/menit: 23x Interaksi: tidak ada asam folat 400
(cepat) mcg/hari (DIH ed
Asam urat= 17)
6,45mg/dL
Inj Citicolin 500 mg (2x Sehari) Terapi dilanjutkan
Eritrosit = 5,45 x • Tepat indikasi (Ismail dkk., 2017. Jurnal farmasi FIK
10^6 UINAM, Taufiqurrohman dan Sari, 2014, J medula
Kolestrol total:=282 UNILA)
mg/dL  Neuroprotektan untuk memperbaiki membran sel
LDL= 203 mg/dL di otak (neurorepair) dan mencegah kerusakan otak
(neuroproteksi
• Tepat Dosis : 500 mg atau 2000 mg/dosis pada
fase trial 24 jam Taufiqurrohman dan Sari, 2014, J
medula UNILA).
• Interaksi : Tidak ada
Simvastatin 20 mg (Tepat Indikasi + Tepat Dosis) • Simvastatin dapat
 Sebagai antihiperlipidemia (DIH ed 17) diganti dengan
 20 mg (DIH ed 17) atorvastatin dosis
10 mg atau 20 mg
Interaksi = Mayor Amlodipin dan simvastatin sekali sehari
meningkatan kada simvastatin dalam darah. (Dipiro et al.,
miopati (drugs.com) 2015; AHFS, 2011)
Asering Kolf • Lanjutkan
• Tepat indikasi : untuk pemberian cairan
/kebutuhan elektrolit
• Tepat dosis : tiap 12 jam (Setyopranoto, 2011;
stroke: gejala dan penatalaksanaan)
• Interaksi Obat = tidak ada
KESIMPULAN
• Simvastatin dapat diganti dengan atorvastatin dosis 10 mg
atau 20 mg sekali sehari (Dipiro et al., 2015; AHFS, 2011)
• Monitoring fungsi ginjal dan kadar kreatinin pada pemberian
aspirin dan candesartan
• Beri jeda waktu antara pemberian aspirin dengan amlodipine
(aspirin diberikan malam hari dan candesartan pagi hari)
• Beri jeda waktu antara pemberian aspirin dengan candesartan
(aspirin diberikan malam hari dan candesartan pagi hari)
• Evaluasi pemberian dosis asam folat

• Lakukan penurunan dosis asam folat 400 mcg/hari (DIH ed 17)

• Penggunaan ranitidin dan inj citicolin dilanjutkan

• Penambahan obat antihiperurisemia untuk keluhan asam urat


KASUS STROKE 2
Seorang wanita usia 66 tahun (BB 68 kg, tinggi 160 cm) 5 jam sebelumnya terjatuh
dan dibawa ke UGD, mengalami wajah asimetris, lidah pelo dan kelemahan otot gerak
sebelah kiri. Hasil pemeriksaan TD 162/90 mmHg, CT Scan: adanya infrak serebral
dibangsal ganglia kanan, tidak ada pendarahan, sehingga pasien di diagnose
menderita Stroke iskemik
Hasil pemeriksaan
LAB pasien diberikan resep obat:
No Jenis Hasil pemeriksaan Nilai rujukan
pemeriksaan
R/ Nicholin 250 mg/ 6 jam
1 TD 162/90 mmHg 120/80 mmHg Lovenox 0,4 UI/ 12 jam
2 Kalium 4,5 mEq/L 3.5 - 5.1 mEq/L Plavix 70 mg/ hari
Aspilet 80 mg/ hari
3 NA 139 mEq/L 136 - 145 mEq/L
Lisinopril 10 mg/hari
4 GDS 180 mg/dL <200 mg/dL
5 Hb 16,3 g/dL 13.0 - 17.0 g/dL
Pada hari ke 2:
Lovenox dan Plavix tidak
6 CT scan infrak serebral diberikan. Namun diberikan
dibangsal ganglia R/ methyl Prednison 125 mg/
kanan
hari
Manitol 100 cc/ 8 jam
Semax 6 tetes
Riwayat penyakit:
• infark miokard akut
anterior
• hipertensi emergensi
Hari S O (objective) A (assesment) P (plan)
(subjectiv
e)
Hari 5 jam • TD : 162/90 1. Nicolin (Citicoline) 250 mg/ 6 jam Dilanjutkan
ke 1 sebelumnya mmHg • Tepat obat, karena pada kejadian
terjatuh • Kalium : 4,5 stroke terjadi trauma pada infark
dan dibawa mEq/L serebral
ke UGD • NA : 139 mEq/L • Tepat dosis, pengugunaan citikolin
mengalami • GDS : 180 adalah 500 mg- 2000 mg/ hari
wajah mg/dL • Tepat regimen
asimetris, • Hb : 16,3 g/dL (Suyatna. FD. 2010. Farmakologi Klinik
lidah pelo • CT Scan: Citicoline. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta)
dan adanya infrak
2. Lovenox (Enoxaparin) 4000 UI/ 12 jam • Evaluasi dosis
kelemahan serebral
• Tepat obat, karena merupakan levenox
otot gerak dibangsal
pilihan obat untuk Stroke iskemik • Evaluasi
sebelah kiri ganglia kanan
• Tidak tepat dosis dan regimen, penggunaan
5000 UI/ 12 jam (DIH Edisi 17) levenox 
• Penggunaan Lovenox (Enoxaparin) hentikan terapi
dan aspilet bersamaan dapat
meningkatkan resiko pendarahan
seperti gusi berdarah dan mimisan
(Drugs.com)
3. Plavix (Clopidogrel) 70 mg/ hari Evaluasi
• Tepat obat penggunaan plavix
• Tepat dosis dan regimen, 75  hentikan terapi
mg/hari (AHFS 2011)
• Penggunaan aspilet bersamaan
dengan Clopidogrel meningkatkan
resiko pendarahan pada GI
(Drugs.com)
Hari S O (objective) A (assesment) P (plan)
(subjectiv
e)
Hari 5 jam • TD : 162/90 1. Aspilet (Aspirin 80mg/hari) Monitoring TD dan
ke 1 sebelumnya mmHg • Tepat obat, untuk mencegah INR secara ketat
terjatuh • Kalium : 4,5 serangan stroke kembali (Dipiro
dan dibawa mEq/L 2015)
ke UGD • NA : 139 • Tepat dosis dan regimen, dosis
mengalami mEq/L pemakaian dalam sehari 50-325
wajah • GDS : 180 mg/ hari (Dipiro 2015)
asimetris, mg/dL • Penggunaan aspilet bersamaan
lidah pelo • Hb : 16,3 g/dL dengan methyl prednisone dapat
dan • CT Scan: meningkatkan resiko pendarahan
kelemahan adanya infrak pada GI (Drugs.com)
otot gerak serebral • Penggunaan aspirin bersamaan
sebelah kiri dibangsal dengan Clopidogrel meningkatkan
ganglia kanan resiko pendarahan pada GI
(Drugs.com)
• Penggunaan aspirin bersamaan
dengan lisinopril dapat
melemahkan efek vasodilator dan
efek hipotensif dari penghambatan
ACE

2. Lisinopril (10 mg/hari) Monitoring TD


• Tepat obat, karena merupakan secara ketat
pilihan obat untuk hipertensi
• Tepat dosis dan regimen, 2,5-20
mg/hari, max 40 mg/hari (DIH Edisi
17)
• Penggunaan lisinopril bersamaan Apt. Tri Utami
dengan methyl prednisone dapat
menginduksi retensi natrium dan
cairan (edema) (Drugs.com)
Hari S O (objective) A (assesment) P (plan)
(subjectiv
e)
Hari • TD : 142/90 1. Methyl Prednison 125 mg/hari • Evaluasi
ke 2 mmHg • Tepat obat, pada pasien penderita penggunaan
• GDS : 180 stroke terjadi vasokontriksi otak methyl
mg/dL dan meningkatkan aliran darah ke prednison 
• Hb : 16,3 g/dL otak dan untuk mengatasi udem di hentikan terapi
otak (AHFS 2011)
• Tidak tepat dosis, pemakaian
sehari 4-48 mg dalam dosis
tunggal atau terbagi (AHFS 2011)
• Penggunaan methyl prednisone
bersamaan dengan aspilet dapat
meningkatkan resiko pendarahan
pada GI (Drugs.com)
• Penggunaan kortikosteroid untuk
edema kurang efektif (American
Stroke Association)
• Penggunaan methyl prednisone
bersamaan dengan lisinopril dapat
menginduksi retensi natrium dan
cairan (edema) (Drugs.com).
2. Mannitol • Evaluasi volume
• Tepat, pada kasus stroke dengan pemberian
infark pada otak terjadi udema, mannitol untuk
sehingga perlu diberikan mannitol kasus udem di
untuk mengurangi tekan pada otak dapat
saraf diotak (AHFS 2011) diberikan 75-100
• Tepat Tidak tepat untuk volume cc/ hari (AHFS
pemberian mannitol 100 cc/ 8 jam 2011)
(AHFS 2011)
Hari S O (objective) A (assesment) P (plan)
(subjectiv
e)
Hari • TD : 142/90 3. Semax Dilanjutkan
ke 2 mmHg • Tepat obat, pada kasus stroke terjadi
• GDS : 180 penurunan kemampuan kognitif
mg/dL • Tepat dosis, pemakaian maksimal
Apt. Tri Utami
• Hb : 16,3 dalam sehari 12-18 mg/ hari
INTERAKSI OBATg/dL
Mekanisme Intraksi obat (Drugs.com)
Lovenox (Enoxaparin) Aspilet meningkatkan kerja heparin sehingga meningkatkan resiko
>< ternyadinya pendarahan. Sehingga perlu dilakukan monitoring gejala
Aspilet (aspirin) pendarahan seperti gusi berdarah, mimisan dan perlu dilakukan monitoring
nilai INR pasien 3 kali dalam sehari. (MODERAT)
Methyl prednison Penggunaan methyl prednisone bersamaan dengan obat NSAID
>< meningkatkan resiko pendarahan pada GI sehingga perlu dilakukan
Aspilet (aspirin) monitoring gejala ulcer pada pasien. Jika mememungkinkan hindari
penggunaan obat ini secara bersamaan. (MODERAT)
Plavix (Clopidogrel) Penggunaan aspirin bersamaan dengan Clopidogrel meningkatkan resiko
>< pendarahan pada GI sehingga perlu dilakukan monitoring gejala ulcer.
Aspilet (aspirin) (MODERAT)

Methyl prednison Penggunaan methyl prednisone bersamaan dengan lisinopril dapat menginduksi
>< retensi natrium dan cairan (edema). Perlu monitoring TD dan kadar elektrolit
Lisinopril
Aspirin Penggunaan aspirin bersamaan dengan lisinopril dapat melemahkan efek
>< vasodilator dan efek hipotensif dari penghambatan ACE (MODERAT). perlu
Lisinopril dilakukan monitoring TD dan INR
KESIMPULAN
 Seorang wanita usia 66 tahun (BB 68 kg, tinggi 160 cm) 1 jam sebelumnya
terjatuh dan dibawa ke UGD, mengalami wajah asimetris, lidah pelo dan
kelemahan otot gerak sebelah kiri. Hasil pemeriksaan TD 162/90 mmHg, CT
Scan: adanya infrak serebral dibangsal ganglia kanan, tidak ada
pendarahan, sehingga pasien di diagnose menderita Stroke iskemik . pasien
diberikan resep obat:
 Nicholin 250 mg/ 6 jam ( Tepat obat dan tepat dosis )
 Lovenox 0,4 UI/ 12 jam(Tepat obat dan tidak tepat dosis )
 Plavix 70 mg/ hari ( Tepat obat dan tepat dosis )
 Aspilet 80 mg/ hari ( Tepat obat dan tepat dosis )
 Lisinopril 10 mg/hari ( Tepat obat dan tepat dosis )
 methyl Prednison 125 mg/ hari (Tepat obat dan tidak tepat dosis )
 Manitol 100 cc/ 8 jam, Semax 6 tetes (Tepat obat dan tidak tepat dosis )

Plan :
- Evaluasi dosis levenox
- Evaluasi penggunaan plavix
- Monitoring TD dan INR secara ketat
- Evaluasi penggunaan methyl prednison
- Evaluasi volume pemberian mannitol
KASUS STROKE 3

Bapak WB (62 tahun, 86 kg) masuk rumah sakit setelah 1,5 jam yang lalu terjatuh di
rumah. Menurut keluarga yang mengantar, sebelumnya pasien mengalami kesulitan
berbicara dan paralisis (kelumpuhan) pada anggota gerak sebelah kanan. Gejala
tersebut dirasakan pasien selama kurang 25 menit. Pasien memiliki kebiasaan
merokok 1 bungkus per hari dan tidak pernah berolahraga. Tekanan darah pasien saat
ini adalah 160/100 mmHg. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 9 tahun yang lalu.
Pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan lab. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Hb : 15 g/dL
GDP : 120 mg/dL
GDS : 180 mg/dL
TG : 110 mg/dL
LDL : 185 mg/dL
HDL : 30 mg/dL
Riwayat keluarga pasien: ibu pasien meninggal akibat PJK
Riwayat pengobatan pasien : sebelum kunjungan kali ini, pasien mendapatkan obat
amlodipine 5 mg 1x1. Dokter mendiagnosa pasien mengalami stroke iskemik setelah
melihat hasil CT Scan pasien menunjukkan adanya infark.
Resep yang diterima Bapak WB saat ini adalah :
 
R/ Alteplase IV 80 mg
R/ thrombo aspilet 80 mg tab No. XX
S 1 dd 1
R/ piracetam 200 mg infuse
S 3 dd 1
R/ amlodipine 5 mg tab No. XXX
S 1 dd 1
R/ Atorvastatin 10 mg tab No. X
S 1 dd 1
S (Subject) O (Object) A (Assasment) P (Planning)

• 1,5 jam yang lalu Alteplase IV 80 mg (Tepat indikasi + tetap Lanjutkan terapi
terjatuh di rumah dosis)
• mengalami paralisis sebagai fibrinolitik untuk penanganan akut
(kelumpuhan) yang bekerja cepat
anggota gerak 0,9mg x 86 kg = 77,4mg < 90mg (DIH,17 th
bagian kanan dan Edition)
• kesulitan berbicara
selama kurang lebih thrombo aspilet 80 mg tab (Tepat indikasi + • Minum thrombo aspilet
25 menit tetap dosis) 24-48 jam setelah
sebagai pencegahan sekunder agar tidak penggunaan alteplase.
Riwayat : terjadi trombosis pasca stroke. (ISO • monitoring tanda-
Farmakoterapi) tanda pendarahan
• Merokok 1 50-325 mg/daily (or 50-100 mg/daily; • Beri jeda waktu antara
bungkus/hari usual dose: 81 mg once daily (DIH ed.17) pemberian aspirin dan
• Tidak pernah amlodipin
olahraga Interaksi X amlodipin Aspirin dapat
• Riwayat hipertensi mengurangi efek antihipertensi dari
sejak 9 tahun yang golongan CCB.
lalu dan pengobatan
piracetam 3x200 mg infuse Lanjutkan terapi
dengan Amlodipin 1
meningkatkan deformabilitas eritrosit-
x 5mg
>mempermudah aliran darah ke otak yang
• Riwayat penyakit ibu
kecil sehingga memperbaiki keadaan iskemia
meninggal karena
(Praja, dkk 2013).
PJK
amlodipine 5 mg tab (tepat indikasi + dosis) • monitoring TD
terapi pasca iskemik stroke denganTD • setelah fase iskemik
sistole masih dibawah 180 mmHg. Diberikan struk akut
pada fase stroke iskemik akut ( 7 hari) rekomendasikan ke
Tepat dosis. Dosis awal 5 mg sampai dokter menggunakan
Hasil CT Scan terdapat maksimal 10 mg 1x sehari ACEi dan diuretik
lesi hipodens diagnosa Oral: Initial dose: 5 mg once daily; thiazide (Dipiro 9th
Stroke Iskhemik maximum dose: 10 mg once daily. Usual Edition)
dosage range (JNC 7): 2.5-10 mg once daily.
(DIH ed. 7)
Apt. Tri Utami
Atorvastatin 10 mg tab (tepat indikasi + • Atorvastatin diminum
dosis) malam hari
mengobati pasien stroke iskemik, dan • Monitoring nilai kadar
mengurangi LDL untuk pencegahan stroke lipid darah
sekunder (Dipiro ed.9th)
INTERAKSI OBAT
 Aspirin dan Alteplase = Moderate
Aspirin dapat meningkatkan resiko pendarahan saat,
sebelum, atau selama diberikan terapi trombolitik.
Monitoring: Penggunaan aspirin 24 jam setelah perawatan
trombolisis. Pemantauan terhadap tanda-tanda pndarahan.

 Aspirin dan Amlodipine = Moderate


Aspirin dapat mengurangi efek antihipertensi dari
golongan CCB. Mekanisme ini terkait dengan perubahan
nada vaskular yang bergantung kepada prostacycline dan
prostanoid vasodilatasi lainnya
Monitoring: pemberian jeda antara aspirin dan amlodipin
KASUS STROKE 4

Seorang pasien Laki-laki berusia 46 tahun


datang ke rumah sakit dengan keluhan
kelemahan anggota gerak sebelah kanan,
sesak nafas, batuk dan demam 1 hari. Pasien
diketahui memiliki riwayat penyakit terdahulu
yaitu Asam Urat, Hipertensi, DM, Stroke 2 kali
tahun 2016.
No
Data Pasien
.
1 Nama Pasien Tn. A

2 No RM 9XXXX6

3 Tanggal Lahir 13 – 10 – 1973

4 Berat Badan  90 kg

5 Tinggi Badan  164 cm

6 Jenis Kelamin Laki-laki

7 Tanggal Masuk RS  13 Maret 2019

8 Tanggal Awal Pantau  15 Maret 2019

9 Tanggal Terakhir Pantau  18 Maret 2019 

10 DPJP dr. Agus Waluyo, SpAn


Kelemahan anggota gerak sebelah kanan, sesak nafas,
11 Anamnesa 
batuk dan demam 1 hari
12 Riwayat Penyakit terdahulu  Asam Urat, Hipertensi, DM, Stroke 2 kali tahun 2016

13 Riwayat Penyakit Keluarga Hipertensi dan DM

14 Riwayat Alergi Tidak ada

15 Riwayat Pengobatan Mengkonsumsi Amlodipin


Stroke NonHemorragic, Acute Lung Oedema, Acute
16 Diagnosa
Kidney Injury, HT
DATA SUBJEKTIF

Tanggal Keluhan Pasien


15 Maret 2019 Pasien tidak ada keluhan
16 Maret 2019 Pasien mengeluh mual dan
muntah
17 Maret 2019 Pasien mengeluh mual dan
muntah
18 Maret 2019 Pasien mengatakan batuk
berdahak dan dahak sulit
keluar
DATA OBJEKTIF

Parameter Perkembangan Tanda – Tanda Vital Pasien

Tgl 15 /03 / 19 16/ 03 / 19 17 /03 / 19 18 /03 / 19

TD 130 / 90 131 / 94 120 / 70 137 / 98

Nadi 80 84 90 90

Suhu 36,5 36,0 36,5 36,5

RR 21 21 21 21

Nyeri - - - -
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Laboratorium
Jenis
Nilai Rujukan 13 / 3 / 2019 18 / 3 / 2019
Pemeriksaan

HEMATOLOGI
Hemoglobin 13,0 – 18,0 g/dL 17,2 16,4

Hematokrit 40 – 52 % 51 52

Eritrosit 4,3 – 6,0 juta/µL 58 56

Leukosit 4,800 – 10,800/ µL 13040 13800*

Trombosit 150,000 – 400,000 / µL 368000 485000*

Basofil 0–1% 0

Eusinofil 1–3% 1

Neutrofil 50 – 70 % 73*

Limfosit 20 – 40 % 17

Monosit 2–8% 9*

MCV 80 – 96 fL 87 92

MCH 27 – 32 pg 30 29

MCHC 32 – 36 g/dL 34 32

RDW 11,5 – 14, 5 % 13,5


DATA PENGOBATAN PASIEN
No. Nama Obat Rute 15/03 16/03 17/03 18/03

1 Furosemide IV 5 mg / 5 mg / 5 mg / jam
jam jam STOP

2 Ceftriaxone IV 24:00 24:00 24:00 24:00


2 gram

3 Levofloxacin IV 750 mg/ 48 jam


750 mg

4 Citicholin IV 12:00 , 12:00 , 12:00 , 12:00 , 24:00


500 mg 24:00 24:00 24:00

5 Tramadol IV 12:00 , 12:00 , 12:00 , 12:00 , 20:00 , 04:00


100 mg 20:00 , 20:00 , 20:00 , 04:00
04:00 04:00

6 Omeprazole IV 18:00 , 18:00 , 18:00 , 06:00 18:00


40 mg 06:00 06:00

7 Candesartan Oral 18:00 18:00 18:00 20:00


32 mg
8 Amlodipine Oral 05:00 05:00 05:00 06:00
10 mg
DATA PENGOBATAN PASIEN
No. Nama Obat Rute 15/03 16/03 17/03 18/03
9 HCT 25 mg Oral 06:00 06:00 06:00
05:00

10 Simvastatin Oral 22:00 22:00 22:00


20 mg 22:00

11 Clopidogrel Oral 20:00 20:00 18:00


75 mg 18:00

12 Sucralfate Oral 12:00 , 12:00 , 18:00 , 12:00 , 18:00 ,


syr 18:00 , 24:00 , 06:00 24:00 , 06:00
STOP
24:00 ,
06:00
13 Combivent Inhal 12:00 , 12:00 , 20:00 , 12:00 , 12:00 ,
nebu asi 20:00 , 04:00 20:00 , 20:00 ,
04:00 04:00 04:00
14 Clonidine Oral 12:00,
0,15 mg 20:00,
04:00
SOAP TANGGAL 18/03/19
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANT

Pasien TD : 137/98 Ceftriaxon 2 gram • Kadar leukosit


mengatakan Nadi = 90 • Tidak tepat obat  krna tinggi  lakukan uji
batuk berdahak Suhu = 36,5 leukosit tdk mengalami resistensi antibiotik
dan dahak sulit RR = 21 penurunan dan ganti antibiotik
keluar Leukosit = 13.800>4,800 – • Ceftriaxone digunakan untuk
10,800/ µL mengobati berbagai jenis
Trombosit = 485.000>150,000 –  infeksi bakteri
400,000 / µL • Dosis literatur :
1 hingga 2 g IV sekali sehari
(atau dalam dosis yang dibagi
dua kali sehari) Lama terapi: 4
hingga 14 hari

Levofloxacin  • Dilakukan terapi


• Tepat obat / tidak tepat obat  selama 7 hari 
cek kadar leukosit  jika tdk • Dilihat kondisi batuk
turun maka tdk tepat obat sudah membaik
• digunakan untuk mengobati atau belum
berbagai jenis infeksi bakteri • Dipantau kadar leuk
• Dosis literatur : osit pasien
750 mg oral atau IV setiap 24 • Kadar leukosit
jam selama 7 hingga 14 hari tinggi  lakukan uji
• Dosis yang diberikan : 750 resistensi antibiotik
mg/48 jam dan ganti antibiotik
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANT
Citicholin 500 mg  • lanjutkan
• Tepat obat
• Tepat dosis 100 mg sampai
500 mg, 1 – 2 kali sehari
(Brosur citicholin)
• Masuk kedalam kategori
vitamin dan suplemen

Tramadol 100 mg 3x sehari • Tidak ada keluhan


• Tidak tepat obat  pasin tdk nyeri  evaluasi
mengeluh nyeri pemberian
• Tepat dosis  50 - 100 mg tramadol
per oral setiap 4 hingga 6 • Monitoring penggunaan
jam sesuai kebutuhan (DIH tramadol dengan
17th ) levofloxacin
• Interaksi dengan
Levofloxacin peningkatan
resiko kejang.

Omeprazole 40 mg  • Merekomendasikan


• Tidak tepat obat  terlalu untuk menurunkan
banyak interaksi mayor dosis  40 mg
• Tidak tepat dosis  40 mg / /hari
hari • PPI direkomendasikan
• Tidak tepat regimen  jika mendapatkan
penggunaan dalam resep 2x antiplatelet ganda
sehari • Rekomendasi 
• Interaksi dengan clopidogrel gol. H2 bloker
mengurangi efek • Melapor kepada dokter
kardioprotektif clopidogrel. jika pasien mengalami
• Omeprazol >< simvastatin keluhan
 kadar simvastatin dalam
darah tinggi
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANT
Candesartan 32 mg • Evaluasi penggunaan
• untuk mengobati tekanan karna pasien memiliki
darah tinggi (hipertensi) penyakit gagal ginjal
• Tepat dosis  4 – 32 mg (DIH
17th)
• Tepat regimen
Amlodipine 10 mg/hari • Dosis simvastatin tidak
• Melebarkan pembuluh darah boleh melebihi 20 mg
dan meningkatkan aliran setiap hari bila
darah digunakan dalam
• Tepat dosis  max 10 kombinasi dengan
mg/hari (DIH 17th ) amlodipine.
• Tepat regimen • Monitoring penggunaan
• Interaksi obat : amlodipin
Amlodipin >< simvastatin 
meningkatkan kadar
simvastatin  toksisitas
muskuloskeletal
HCT 25 mg • Pemantauan kadar
• Tepat obat  magnesium
direkomendasikan u/ stroke
iskemik (dipiro 2015)
• hipertensi ringan sampai
sedang
• Tepat dosis  12,5 – 25 mg /
hari
(DIH 17th )
• Tepat regimen
• Interaksi obat :
HCT >< Omeprazol 
hipomagnesia
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANT

Simvastatin 20 mg • Dosis simvastatin


• Tepat obat  (dipiro 2015) tidak boleh melebihi
• Tepat dosis  20 mg / hari 20 mg setiap hari
(DIH 17th) bila digunakan dalam
kombinasi dengan
• Tepat regimen
amlodipine.
• Monitoring penggunaan
• Interaksi obat : simvastatin
Amlodipin >< simvastatin 
meningkatkan kadar simvastatin
 toksisitas muskuloskeletal
Clopidogrel 75 mg
• Tepat obat  (dipiro 2015)
• Tepat dosis  75 mg / hari
(DIH 17th )
• Tepat regimen

Combivent nebu • Monitoring penggunaan


• 3 mL every 6 hours (DIH 17th ) combivent dengan
levofloxacin
Interaksi obta : • Monitoring penggunaan
Albuterol >< levofloxacin  combivent dengan
perpanjangan terkait interval QT tramadol
dan a dan kehilangan kalium • Monitoring penggunaan
Albuterol >< tramadol  dengan HCT
perpanjangan terkait interval QT
dan a dan kehilangan kalium
Albuterol >< HCT  hipokalemik
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANT
Clonidine 0,15 mg • Monitoring
• Tepat dosis  0,1 mg 2x penggunaan clonidin
dan tramadol
sehari (max. 2,4 mg/hari)
(DIH 17th )
• Tdak tepat regimen 
diberikan 3x sehari
• Interaksi obat :
Clonidin >< tramadol  efek
sistem saraf pusat atau
Apt. Tri Utami
pernapasan

Terdapat duplikasi penggunaan obat kardiovaskular :


    candesartan
    amlodipine
    hidroklorotiazid
    simvastatin
    Clonidine ER (clonidine)
Terdapat duplikasi penggunaan obat hipertensi :
    candesartan
    amlodipine
    Clonidine ER (clonidine)

Anda mungkin juga menyukai