Anda di halaman 1dari 4

Nama : Firman Adi Saputro

Nim : 1904026152
Kelas : Apoteker 33 Sore

Rangkuman
Pedoman Disiplin dan Kode Etik Apoteker

Kode Etik terbagi 2 yaitu:


1. TTK : Kode etik 573 tahun 2008
2. Apoteker : Kode etik yang di keluarkan oleh IAI pada tahun 2005 dan direvisi atau di
tambahkan pada tahun 2009 terkait implementasinya.

MDAI dan MDTK :


MDAI (Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia) dan MDTK (Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan)
keduanya sama-sama memiliki tugas yang berwenang dalam meneliti dan menentukan ada tidaknya
kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
(MDTK) maupun apoteker (MDAI).

Standar terkait Profesi Apoteker :


– Standar Kompetensi
– (Kode Etik)
– Standar Pelayanan/ Produksi
– Standar Pendidikan
– Standar / Pedoman Praktik Apoteker

Seven Star Pharmacist Plus:


1. Care-Giver : Seorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan yg peduli, dalam
wujud nyata memberi pelayanan kefarmasian kepada pasien dan masyarakat luas, berinteraksi
secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik, sesuai dengan peraturan yang
berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan obat, memberi PIO (Pelayanan Informasi
Obat) dll.
2. Decision-Maker : Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan/
menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan dispensing,
penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, pengantian obat jika ditemukan bahaya yg
signifikan dll.
3. Communicator : Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi komunikator yang baik,
sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi kepada pasien, masyarakat, dan tenaga kesehatan
berjalan dengan baik, misalnya menjadi komunikator yang baik dalam PIO (Pelayanan Informasi
Obat) dll.
4. Manager : Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang manajer dalam aspek kefarmasian
non klinis, kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik, contoh sebagai
Farmasis manajer (APA) di apotek , Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit, harus mampu
mengelola perbekalan farmasi dan mengelola karyawan agar dapat melayani dg optimal dan
produktif dalam hal kinerja & profit. contoh lainnya sebagai Pedagang Besar Farmasi/PBF),
manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dan lain lain.
5. Leader : Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi seorang pemimpin, mempunyai visi
dan misi yang jelas, dan dapat mengambil kebijakan yg tepat untuk memajukan institusi atau
perusahaan atau lembaga yang dipimpin, misalnya sebagai Rektor, Dekan, Direktur Rumah
Sakit, Direktur Utama di industri farmasi, Direktur marketing, Direktur bagian produksi dll.
6. Life-Long Learner : Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semnangat belajar sepanjang
waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi) terus
berkembang pesat dari waktu ke waktu, sehingga kita perlu meng-update pengetahuan dan
kemampuan agar tidak ketinggalan.
7. Teacher : Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat menjadi pendidik/akademisi/edukator bagi
pasien, masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu farmasi dan kesehatan, baik
menjadi guru, dosen, ataupun sebagai seorang farmasis/apoteker yg menyampaikan informasi
kepada pasien masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan informasi.
8. Research : Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam penemuan
dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik. disamping itu farmasi juga dapat meneliti aspek
lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula, penemuan sediaan
baru (obat, alat kesehatan, dan kosmetik).
Sepuluh area standar kompetensi apoteker indonesia (persyaratan praktik/ entry level)
meliputi:
1. Praktik kefarmasian secara professional dan etik
2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. Formulasi dan produksi sediaan farmasi
6. Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
7. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
8. Komunikasi efektif
9. Ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal
10. peningkatan kompetensi diri

Tujuan
• Menjunjung tinggi martabat Profesi.
• Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota.
• Meningkatkan pengabdian anggota.
• Meningkatkan mutu Profesi.
• Meningkatkan layanan kepada pengguna jasa.
• Untuk menentukan standard sendiri.

Fungsi :
1. Kewibawaan profesi  makin mantap substansi etis yang diatur & prosedurnya, makin
kredibel
2. Parameter normatif  tolok ukur perlindungan etis klien/pasien  makin
altruis/deontologis makin luhur
3. Self regulating  self disciplining utk akuntabilitas profesi  berani memanggil,
menyidangkan & menjatuhkan sanksi
4. Merupakan “map” dalam berpraktik profesi (terutama bagi yang baru lulus)
5. Sebagai pedoman setiap anggota dalam menjalankan profesinya.
6. Sebagai sarana kontrol bagi masyarakat atas pelaksanaan profesi tersebut.
7. Mencegah campur tangan pihak luar organisasi tentang hubungan etika / disiplin dan
keanggotaan organisasi.

Prinsip :
1. Bersikap objektif pada saat adanya kebebasan memilih atau memutuskan, karena
Apoteker tahu pilihan yang terbaik.
2. Selalu memenuhi hak klien untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap
keterangan tentang manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam pelayanan yang
dilakukan sesuai kompetensi Apoteker,
3. Selalu melakukan penilaian yang adil dan etis untuk menjaga rahasia kefarmasian
terkait praktik maupun klien
4. Apoteker selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik dan sekaligus berusaha
menghindari adanya peluang kesalahan
5. Setiap saat loyal, tidak membedakan, adil dan bersahabat terhadap klien.
6. Selalu memenuhi hak klien untuk dihargai atau dipenuhi kebutuhannya

Apoteker dalam berpraktik harus sesuai moral/etika, disiplin & legal, tugas / beban terukur yang
dipikul dan melaksanakan :
– kepercayaan yang diberikan
– kewajiban yang dibebankan
– peraturan, standar & prosedur yang ditetapkan

kode etik apoteker Indonesia kewajiban ( & larangan) perilaku terhadap :


1. Diri Sendiri
2. Teman Sejawat
3. Penerima Jasa
4. Provider / Nakes Lain

Anda mungkin juga menyukai