Anda di halaman 1dari 40

Analisis

Kartu Catatan Obat Pasien


Disusun Oleh:
Atikah Hapsari
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kelompok 1 Mahasiswa PKPA


Periode Okt-Des 2017
RSUD. Dr. Soetomo
Kasus

• IDENTITAS PASIEN
• Nama Pasien : Tn. Tatag Budi Santoso
• No. RM : 12611863
• Ruang : ICCU
• BB / TB : 58kg / 163cm
• Diagnosa : PJK (Penyakit Jantung Koroner) -
TVD (Triple Vessel Disease) cro di prox
(Proximal) RCA (Right Coronary Artery)
Definisi
• PJK (Penyakit Jantung Koroner)

PJK merupakan kondisi yang kompatibel dengan


iskemik miokardial akut atau infark miokardial
yang biasa terjadi akibat reduksi mendadak pada
aliran darah koroner (AHA, 2014).
Pasien dengan resiko tinggi penyakit jantung
koroner (PJK) menurut skor risiko Framingham
atau terdapat salah satu faktor resiko mayor PJK
antara lain: diabetes, hipertensi, dislipidemia,
menopause, perokok, pria usia >40 tahun, dan
factor keturunan PJK (PERKI,2015).
Definisi
• Arteri Koroner

Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau


penyumbatan arteri atau arteri yang memasok
darah ke otot jantung. Penyempitan ini disebabkan
oleh plak, yaitu kumpulan kolesterol di dinding
pembuluh darah, sehingga terjadi penebalan arteri
jantung yang abnormal dan bertahap (suatu
kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis).
Penyempitan biasanya berkembang perlahan
selama bertahun-tahun (NHCS).
Etiologi
• PJK (Penyakit Jantung Koroner)
Etiologi PJK dapat disebabkan oleh
berkurangnya aliran darah koroner menyebabkan
iskemia miokardium. Pasokan oksigen yang
berhenti selama kurang-lebih 20 menit
menyebabkan miokardium mengalami nekrosis
(infark miokard). Infark miokard tidak selalu
disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah
koroner. Obstruksi subtotal yang disertai
vasokonstriksi yang dinamis dapat menyebabkan
terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan otot
jantung atau miokard. (PERKI, 2015)
Patofisiologi
• PJK (Penyakit Jantung Koroner) atau Sindrom Koroneri Akut
(SKA)
Sebagian besar SKA adalah manifestasi akut dari plak ateroma
pembuluh darah koroner yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan
dengan perubahan komposisi plak dan penipisan tudung fbrus yang
menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses
agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah
trombus yang kaya trombosit (white thrombus). Trombus ini akan
menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik secara total
maupun parsial; atau menjadi mikroemboli yang menyumbat
pembuluh koroner yang lebih distal. Selain itu terjadi pelepasan zat
vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga memperberat
gangguan aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah koroner
menyebabkan iskemia miokardium. Pasokan oksigen yang berhenti
selama kurang-lebih 20 menit menyebabkan miokardium
mengalami nekrosis (infark miokard). (Perki, 2015)
Algoritme terapi
PJK

(AHA:2014)
Perki 2015 : 25
Terapi awal PJK
• Aspilet 1x80mg
• Statin 1x1
• Terapi disesuaikan dengan faktor resiko pasien

(PPK Perki : 12)


Data Klinik Pasien

Tanggal 4/9

TD (mmHg) 120-140 / 80-100


SUHU (◦C) 36 - 37

NADI (x/menit) 80-100

RR (x/menit) 20
Terapi Pasien pada tanggal 5/9
Jam
No Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
Pemberian

Arixtra
1 (Fondaparinux SC 2,5 mg 1x1 20.00
Na)

2 Acetosal 100 mg 1x1 08.00

3 Clopidogrel 75 mg 1x1 08.00

4 Atorvastatin 20 mg 1x1 20.00

IV 500mL /
5 NaCl 0,9% 500ml 08.00
Drip 24jam
Analisis Terapi
1. Arixtra (Fondaparinux Na) 1x2,5mg sub
kutan
Terapi PJK dengan menggunakan antikoagulan
parenteral sangat direkomendasikan (IA) (AHA,
2014). Arixtra (Fondaparinux) merupakan anti-
faktor dari Xa inhibitor. Fondaparinux merupakan
agen antikoagulan yang selektif menghambat
aktifitas faktor Xa. Pada terapi PJK NSTEMI
maupun STEMI digunakan Fondaparinux yang
bekerja dengan menghambat faktor Xa secara tidak
langsung (Dipiro:296).
Kelebihan menggunakan fondaparinux yaitu
diabsorbsi dengan baik melalui subkutan, dengan
T ½ 17jam (AHA, 2014 : 24). Efektifitas dari
penggunaan fondaparinux dengan enoxafarin
sama untuk mengurangi resiko iskemik dalam
penggunaan 9 hari, akan tetapi resiko terjadinya
perdarahan pada fondaparinux lebih rendah
daripada enoxafarin (AHA, 2014 : 24) selain itu,
fondaparinux juga mampu menurunkan mortilitas
dan morbiditas (OASIS-5, 2006) . Sehingga, pada
kasus ini pemilihan fondaparinux sudah tepat.
Dosis fondaparinux yang digunakan untuk terapi
PJK yaitu 2,5mg 1xsehari secara subkutan
(Dipiro:290).
Dipiro :
290 &
296

(OASIS-5, 2006)
(AHA, 2014 : 24)
Analisis Terapi
Monitoring Arixtra (Fondaparinux Na)
1x2,5mg sub kutan
Monitoring yang perlu dilakukan dalam
penggunaan fondaparinux yaitu pemeriksaan sel
darah lengkap untuk menghindari terjadinya
perdarahan. Fondaparinux harus dihentikan
apabila ClCr pasien turun hingga 30mL/menit
(Dipiro:377).

Kontraindikasi  Apabila ClCr pasien


<30mL/menit, BB<50kg, terjadi perdarahan,
endocarditis, trombositopenia (DIH 17th).
Dipiro : 371

(DIH 17th)
Dipiro : 377
2. Acetosal 100mg 1x1
Asetosal (aspirin) diberikan pada pasien ini
sebagai tindakan umum pada terapi awal diagnostik
PJK (Perki 2015:23). Penggunaan aspirin sangat
direkomendasikan (IA) (AHA, 2014) dan juga dapat
menurunkan mortalitas (Dipiro:294). Sehingga,
pada kasus ini, terapi dengan aspirin sudah tepat.
Pemberian aspirin pada terapi awal
direkomendasikan dengan dosis 160-320mg 1x1
pada hari pertama, lalu dilanjutkan dengan dosis
75-162mg 1x1 pada hari kedua dan selanjutnya
(Dipiro:290).
2. Acetosal 100mg 1x1
Pada KCO tidak tertera tanggal MRS pasien,
sehingga dosis aspirin yang diberikan 100mg
karena sudah bukan hari pertama pemberian
aspirin, diperkirakan pasien sudah mendapatkan
aspirin selama beberapa hari.

Perlu dilakukan monitoring untuk mencegah


terjadinya perdarahan akibat penggunaan aspirin.
Kontraindikasi  hipersensitif, asma, kelainan
pendarahan, terjadi defisiensi faktor VII & IX
(DIH 17th)
AHA, 2014

Dipiro : 294
PPK Perki : 23
PPK Perki : 24

PPK Perki : 12
Dipiro : 290

(DIH 17th)
(DIH 17th)
3. Clopidogrel 75mg 1x1

Kombinasi terapi antara clopidogrel dan aspirin


pada pasien PJK terbukti dapat mengurangi
mortalitas dan reinfraksi, serta dapat
menurunkan resiko terjadinya infark miokardial
dan stroke sebanyak 20% (Dipiro : 295).
Penggunaan clopidogrel dan aspirin secara
bersamaan diperbolehkan, karena mekanisme
kerja dari kedua obat berbeda. Selain itu,
penggunaan aspirin & clopidogrel memiliki efek
yang superior dalam mengurangi insiden
kematian akibat kardiovaskular, infark miocard,
atau stroke (AHA, 2014:22).
Jika dibandingkan antara clopidogrel dan ticagrelor, terdapat
perbedaan yaitu ticagrelor memiliki T ½ yang lebih rendah,
sehingga efeknya cepat hilang dan membutuhkan pemberian
obat dengan frekuensi yang lebih sering dari clopidogrel (AHA,
2014). Selain itu, dipilih clopidogrel karena efeknya lebih
superior jika dikombinasi dengan aspirin.
Dosis clopidogrel untuk PJK adalah 300mg untuk hari
pertama di RS, dilanjutkan dengan dosis 75mg 1xsehari
(Dipiro : 290).
Penggunaan aspirin&clopidogrel secara bersamaan,
dibutuhkan monitoring ketat untuk mencegah terjadinya
perdarahan.

Kontraindikasi clopidogrel  Terjadi perdarahamn, peptic


ulcer disease (PUD), kelainan koagulasi darah (DIH 17th).
Dipiro
: 295
Dipiro : 290

(DIH 17th)
(DIH 17th)
(DIH 17th)
MEKANISME ASA DAN CLOPIDOGREL
ASPIRIN
Irreversibly inhibits cyclooxygenase-1 and 2 (COX-1
and 2) enzymes, via acetylation, which results in
decreased formation of prostaglandin precursors;
irreversibly inhibits formation of prostaglandin
derivative, thromboxane A2, via acetylation of platelet
cyclooxygenase, thus inhibiting platelet aggregation;
has antipyretic, analgesic, and anti-inflammatory
properties

CLOPIDOGREL
Requires in vivo biotransformation to an active thiol
metabolite. The active metabolite irreversibly blocks
the P2Y12 component of ADP receptors on the
platelet surface, which prevents activation of the
GPIIb/IIIa receptor complex, thereby reducing platelet
aggregation. Platelets blocked by clopidogrel are
affected for the remainder of their lifespan (~7-10
days).
33
Opie & Gersh. 2013. Drugs for Heart. 2013
4. Atorvastatin 20mg 1x1
Golongan statin direkomendasikan untuk terapi
awal pada pasien PJK (PPK Perki : 12). Keuntungan
penggunaan statin yaitu dapat mencegah
pembentukan arteroskelresis, menurunkan resiko
infark miokardial, menurunkan kejadian stroke,
menghambat oksigen radikal bebas, serta mampu
memperbaiki dinding endotelial pada vaskuler,
sehingga kerja dinding akan meningkat (Mishra,
2008).
Dosis atorvastatin yang direkomendasikan untuk
PJK yaitu 20mg 1xsehari (PPK Perki : 12).
Kontraindikasi  pasien dengan gangguan fungsi
hati, hamil (DIH 17th).
PPK Perki : 12

(DIH 17th)
(Liao James K.. Laufs Ulrich. 2009)
5. NaCl 0,9% 500mL/jam
NaCl 0,9% merupakan cairan elektrolit yang
digunakan untuk menjaga keseimbangan
elekktrolit dalam tubuh pasien.

Kontraindikasi  Hipersensitifitas terhadal


NaCl, hipertonik uterus, hipernatremia, dan
udem (DIH 17th)
Interaksi Obat
• Fondaparinux + Clopidogrel  saling
meningkatkan efek farmakodinamik secara sinergis.
Penggunaan secara bersamaan akan mempertinggi
resiko terjadinya perdarahan. Direkomendasikan
untuk menggunakan alternatif lain. Apabila tetap
menggunakan kedua obat, beri jeda waktu pemberian
(Medscape).
Interaksi Obat
• Fondaparinux + Aspirin  dapat
meningkatkan resiko terjadinya perdarahan.
Perlu monitoring secara ketat saat digunakan
bersama (Medscape).
Daftar Pustaka
AHA/ACC. 2014. Guideline for the Management of Patients With Non–ST-
Elevation Acute Coronary Syndromes. American College of Cardiology
Foundation.
American Pharmacists Association, Drug Information Handbook, 22nd Edition,
Lexi-comp Inc, America.
Dipiro, J.T., 2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 7 Edition,
New York: McGraw-Hill.
Liao James K.. Laufs Ulrich. 2009. Pleiotropic Effects of Statin. NIH Public
Access.
Opie, Lionel H. and Gersh, Bernard J. 2013. Drugs for the Heart eighth edition.
Elsevier Saunders.
Perki, 2015. Pedoman penatalaksanaan Fibrilasi Atrium. Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovakuler Indonesia : Jakarta.
The Fifth Organization to Assess Strategies in Acute Ischemic Syndromes
Investigators. 2006. Comparison of Fondaparinux and
Enoxaparin in Acute Coronary Syndromes. The New England Journal of
Medicine.

Anda mungkin juga menyukai