Anda di halaman 1dari 41

PEMANTAUAN TERAPI OBAT

“PASIEN CHF RIWAYAT STROKE”


DI RUANG MARWAH ATAS

OLEH
NAMA : WANDA CUMALA SAFITRIANA,S.Farm
PEMBIMBING : AFRIANI NAIDZA NURDIANTI,S.Farm.,Apt

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945, JAKARTA


PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
2017
CHF

Gagal jantung kongesif adalah sindrom


klinis progesif yang disebabkan oleh
ketidakmampuan jantung dalam
memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh (Dipiro et
al., 2015).
Gagal Jantung
 Gagal Jantung Akut
adalah serangan cepat dari gejala-
gejala atau tanda-tanda akibat fungsi  Gagal Jantung Kronik
jantung yang abnormal. Gagal jantung didefinisikan sebagai sindroma
akut dapat berupa acute de novo klinik yang komplek disertai keluhan
(serangan baru dari gagal jantung akut gagal jantung berupa sesak, fatiq
tanpa ada kelainan jantung baik dalam keadaan istirahat
sebelumnya) atau dekompensasi akut maupun beraktifitas.
dari gagal jantung kronik. Disfungsi
yang terjadi pada gagal jantung dapat
berupa disfungsi sistolik atau disfungsi
diastolik.

(Yancy dkk, 2013)


Manifestasi klinis CHF

(Asnelia Devicaesaria, 2014)


PENATALAKSANAAN (Asnelia Devicaesaria, 2014)

HIPERTENSI URGENSI HIPERTENSI EMERGENSI


CAPTOPRIL : Golongan angiostensi-converting enzyme (ACE) inhibitor
dengan onset mulai 15-30 menit. Captopril dapat diberikan 25 mg
sebagai dosis awal kemudian tingkatkan dosis nya 50-100 mg setelah 90-
120 menit.

NICARDIPINE : Golongan calcium chanel blocker (CCB) yang sering


digunakan pada pasien hipertensi urgensi. Penggunaan dosis oral
biasanya 30 mg dan dapat diulang setiap 8 jam hingga tercapai tekanan
darah yang diinginkan.

LABETALOL : Gabungan antara a 1 dan ß-adrenergic blocking dan


memiliki waktu kerja mulai antara 1-2 jam.secara umum labetalol dapat
diberikan mulai dari dosis 200 mg secara oral dan dapat diulangi setiap
3-4 jam kemudian.
CLONIDINE : obat-obatan golongan simpatolitik sentral (a2-
adrenergicreceptor agonist)yang memiliki mula kerja antara 15-30 menit
dan puncaknya antara 2-4 jam.dosis awal bisa diberikan 0,1-0,2 mg
kemudian berikan 0,05-0,1 mg setiap jam sampai tercapainya tekanan
darah yang diinginkan,dosis mak adalah 0,7 mg.
NIFEDIPINE : Golongan calcium chanel blocker yang memiliki puncak
kerja antara 10-20menit. Nifedipine kerja cepat tidak dianjurkan
oleh FDA untuk terapi hipertensi urgensi karena
dapat menurunkan tekanan darah yang mendadak
dan tidak dapat diprediksikan sehingga
berhubungan dengan kejadian stroke.
ALGORITME HIPERTENSI JNC 8
STROKE

Merupakan penurunan sistem syaraf utama


secara tiba tiba yang berlangsung selama 24
jam dan diperkirakan berasal dari pembuluh
darah. (iso farmakoterapi ,2009)
MANIFESTASI KLINIS

 HEMIDEFISIT MOTORIK/ GERAKAN :kelemahan anggota gerak sesisi,tangan, dan kaki bisa
berbeda kekuatannya dan kelemahan otot pada wajah seperti lidah mencong.
 HEMIDEFISIT SENSORIK / RABA ATAU RASA :pada anggota gerak sesisi dan pada wajah
sesisi,bisa berupa rasa tebal-tebal/mati rasa atau kesemutan dan terasa panas.
GANGGUAN PERILAKU : tampak gelisah,hipersensitivitas,depresi.
GANGGUAN KESADARAN : tampak mengantuk terus,menurun(tidak ada respon jika diajak
bicara atau rangsangan nyeri,koma.
 GANGGUAN KESEIMBANGAN : jatuh kesatu sisi jika berdiri,disertai pusing berputar/vertigo

GANGGUAN PENGLIHATAN : Hemianopsia Homonim (kehilangan lapangan pandang satu sisi


dikedua mata
 GANGGUAN BICARA DAN BAHASA : tidak bisa berbicara, tidak bisa memahami pembicaraan,
pelo (suara menjadi sengau), lupa bahasa
PENYEBAB
Bisa dikendalikan Potensial bisa dikendalikan Tidak bisa dikendalikan
Hipertensi Diabetes melitus umur
Penyakit Jantung hiperhomosisteinemia Jenis kelamin
Fibrilasi atrium Hipertrofi vertikal kiri herediter
endokarditis Ras dan etnis
Stenosis mitralis
Infark jantung
merokok
Anemia sel sabit
Transient ischemik attack (TIA)
PENATALAKSANAAN

Stroke Iskemik
Ditujukan untuk reperfusi dengan
•Pemberian antiplatelet seperti aspirin dan anti koagulan , atau
•Trombolitik rt-PA (Recombinant Tissue Plasminogen Activator, agen
neuroproteksi, yaitu sitikolin atau piracetam

o Stroke Hemoragik
•Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat vasodilator dan
• tindakan bedah yang mempertimbangkan usia dan letak perdarahan.
STATUS PASIEN
Nama : Ny. BHW
Nama dokter : dr. NKA
Jenis kelamin : Laki-laki
Penjamin : BPJS
No. RM pendaftar : 009xxxxx
Keluhan : Sesak nafas ± 3 hari
Diagnosa utama : CHF CAD HHD
Riwayat penyakit : Stroke 2 tahun yang lalu
Riwayat alergi :-
Umur : 56 tahun
BB/TB : 80 kg / 165 cm
Tanggal masuk : 23 Oktober 2017
Ruangan : Marwah Atas
DATA SUBJEKTIF
TANGGAL 23/10/2 24/10/2017 25/10/2017 26/10/2017 27/10/2 28/10/2
017 017 017
WAKTU 06 07 15 23 07 15 23 07 23 07
SKOR NYERI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 -

LOKASI NYERI KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA

DURASI / HILANG HILANG HILANG HILANG HILANG HILANG HILANG HILANG HILANG -
FREKUENSI TIMBUL TIMBUL TIMBUL TIMBUL TIMBUL TIMBUL TIMBUL TIMBUL TIMBUL
NYERI
DATA OBJEKTIF
PEMERIKS NORMAL 23/10/20 24/10/20 24/10/20 25/10/20 26/10/20 27/10/20 28/10/20
AAN 17 17 17 17 17 17 17
SUHU 36- 36 36 36 36 36 36 36
37,5°C
TD TARGET 100/70 110/80 140/90 130/90 130/80 120/80 120/80
TD
< 140/90
mmHg
NADI 60-100 80 80 80 80 80 80 80
(x/menit)

NAFAS 22 22 22 22 22 22 22
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
23 OKTOBER 2017
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 12,7 g/dl 13,2 – 17,3
Jumlah leukosit 6,14 10³/ µL 3,80 – 10,60
Hematokrit L 37 % 40 – 52
Jumlah trombosit 249 10³/µL 150 - 440
Eritrosit 4,39 10³/µL 4,40 - 5,90
MCV/ VER 84 fL 80 - 100
MCH/ HER 29 pg 26 - 34
MCHC/ KHER 35 g/dL 32 - 36

Terjadi penurunan hematokrit pada pasien. Penurunan hematokrit biasanya terjadi pada pasien yang mengalami
kehilangan darah akut, anemia, defisiensi vitamin B dan C, kehamilan dan ulkus peptikum (Sutedjo, 2009)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
KIMIA KLINIK
FAAL GINJAL

Ureum Darah 21 mg/dL 10 - 50


Kreatinin Darah 1,5 mg /dL < 1.4
ELEKTROLIT
Natrium (Na) Darah L 135 mEq/L 135 - 147
Kalium (K) Darah 3.5 mEq/L 3.5 – 5.0
Klorida (Cl) Darah 105 mEq/L 94 - 111
DIABETES
Glukosa Darah 196 mg/dL 70 - 200
Sewaktu

Terjadi
KEBUTUHAN KALIUM
RUMUS :

Kebutuhan Kalium = 0,3 x BB x delta K ( 4,5 – Nilai K )

Kebutuhan Kalium = 0,3 X 80 X ( 4,5 – 3,5 )


= 24 mEq
Obat yang diberikan di IGD :
27 september 2017
TINDAKAN / TERAPI JAM PEMBERIAN

INFUS ASERING
REKONSILIASI OBAT
OBAT ORDERAN PERTAMA

NAMA OBAT ATURAN PAKAI

CPG 1 x 1 malam
Aspilet 1 x 1 malam

Lasix 2 x 2 ampul

Ranitidin 2x1
TERAPI OBAT
Nama Obat 23/10/2017 24/10/2017 25/10/2017 26/10/2017 27/10/2017 28/10/2017

Regimen

Rute
P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Letonal 1 x 25 mg PO
Digoxin 1x1 PO 12 12 12
(siang)
Nitrokaf 2 x 25 mg PO 6 18 6 18 6 18 6 18 6
CPG 1x1 PO 18 6 6 6 6
Aspilet 1x1 PO 18 6 6 6 6
Canderin 1 x 8 mg PO 6 6 6 6 6
Atorvastatin 1x1 PO 22 22 22 22
Lasix 2x2 Iv 18 6 18 6 18 6 18 6 18
ampul
Ranitidin 2x1 Iv 18 6 18 6 18 6 18 6 18
Omeprazole 2x1 Iv 16 5 17 5 17 5 17
V-Block 1x1 po 6
KESESUAIAN DOSIS OBAT DAN DOSIS LAZIM
Nama Obat Rute Indikasi Dosis lazim Dosis Resep Keterangan
LANJUTAN
Nama Obat Rute Indikasi Dosis Lazim Dosis Resep keterangan
Capsul - campuran
TELAAH RESEP
ASPEK YA TIDAK
Tepat pasien Ya
Tepat obat Ya
Tepat dosis Ya
Tepat frekuensi Ya
Tepat pemberian Ya
Duplikasi Tidak
Interaksi obat Ya
Kontraindikasi Tidak
Alergi obat Tidak
WAKTU PARUH
NAMA OBAT WAKTU PARUH
DRUG RELATED PROBLEM (DRP)
NO KATEGORI DRP ADA/TIDAK PENILAIAN
1. Indikasi yang tidak ditangani ada

2. Gagal menerima obat Tidak Tidak ada


3. Pilihan obat yang kurang tepat ada

4 Penggunaan obat tanpa indikasi Tidak Tidak ada

5. Dosis terlalu besar Tidak Tidak ada


6. Dosis terlalu kecil Tidak Tidak ada
7. Reaksi obat yang tidak diinginkan Tidak Tidak ada

8. Interaksi obat Ya Terlampir


INTERAKSI OBAT
INTERAKSI OBAT LEVEL EFEK INTERAKSI REKOMENDASI

OBAT A OBAT B

OMEPRAZOLE CLOPIDOGREL SERIUS Omeprazole turunkan efek Gunakan terapi alternative


clopidogrel lain
OMEPRAZOL DIGOXIN SERIUS Omperazole meningkatkan Gunakan terapi alternative
level atau efek digoxin lain
CANDERIN FUROSEMIDE MONITOR Canderin meningkatkan Monitoring serum kalium
sedangkan furosemide
menurunkan serum Kalium
CANDERIN DIGOXIN MONITOR Keduanya meningkkatkan Monitoring serum kalium
serum Kalium
CANDERIN ASPILET MONITOR Keduanya meningkatkan Monitoring serum kalium
serum Kalium
CANDERIN LETONAL MONITOR Keduanya meningkatkan Monitoring serum kalium
serum Kalium

LASIX DIGOXIN MONITOR Furosemid meningkatkan efek Pemberian jeda waktu


digoxin secara
farmakodinamik
ATORVASTAIN DIGOXIN MONITOR Atorvastatin meningktakan Monitoring serum kalium
efek digoxin
INTERAKSI OBAT LEVEL EFEK INTERAKSI REKOMENDASI
OBAT A OBAT B
ASPILET CLOPIDOGREL MONITOR Kerja sinergis, meningkatkan
toksisitas keduanya
ASPILET LASIX MONITOR Aspirin meningkatkan dan Monitoring serum kalium
furosemide menurnkan serum
Kalium
ASPILET DIGOXIN MONITOR Keduanya meningkatkan Monitoring serum kalium
serum Kalium
LETONAL LASIX MONITOR Spironolakton meningkatkan Monitoring serum kalium
dan furosemide menurunkan
serum Kalium
LETONAL DIGOXIN MONITOR Spironolakton meningkatkan
level atau efek dari digoxin
LETONAL ATORVASTATIN MONITOR Spironolakton meningkatkan
level atau efek dari
atorvastatin
LETONAL ASPILET MONITOR Keduanya meningkatkan Monitoring serum kalium
serum Kalium
SOAP FARMASI 23/10/2017
S Mengeluh sesak napas, dada berdebar-debar.

O TD : 100/70 mmHg , suhu : 36 °C, nadi : 68 x/menit, nafas : 22


terapi pengobatan : CPG 1 x 1 malam, Aspilet 1 x 1 malam, Lasix 2 x 2
ampul, Ranitidin 2 x 1
LANJUTAN
A - Nilai Kreatinin pasien melebihi ambang normal
- Interaksi obat
- Aspilet X Clopidogrel
- Aspilet X Lasix

P - Pemantauan kondisi ginjal selama terapi


- Monitoring level serum Kalium selama pemberian obat-obat yang terjadi interaksi tersebut
SOAP FARMASI 24/10/2017
S Keluhan sesak napas pasien berkurang

O TD : 100/70 mmHg , suhu : 36 °C, nadi : 80 x/menit, nafas : 22


terapi pengobatan : nitrokaf 2 x 25 mg, Canderin 1 x 8 mg pagi, Lasix 2 x 2
ampul, Ranitidin 2 x 1, omeprazole 1 x 1 sore hari
LANJUTAN
A -Tidak ada interaksi obat yang terjadi untuk pemakaian obat pada tanggal 24 Oktober 2017

P Melanjutkan pengobatan untuk keluhan yang dialami pasien


SOAP FARMASI 25/10/2017
S Pasien kembali mengeluh sesak napas pada pagi hari, namun pada pemeriksaan malam hari keluhan
sudah berkurang

O TD : 100/70 mmHg , suhu : 36 °C, nadi : 80 x/menit, nafas : 22


terapi pengobatan : digoxin 1 x 1 siang, atorvastatin 1 x 1 malam, nitrokaf 2
x 25 mg, CPG 1 x 1 pagi, Aspilet 1 x 1 pagi, canderin 1 x 1 pagi, Lasix 2 x 2
ampul, Ranitidin 2 x 1, omeprazole 2 x 1
LANJUTAN
A -Interaksi Obat
digoxin vs canderin
Aspilet v Clopidogrel
Aspilet v Lasix
Aspilet v digoxin
Canderin v digoxin
Canderin v Aspilet
Omeprazol vs clopidogrel

P - Pemantauan kondisi ginjal selama terapi


- Monitoring level serum Kalium selama pemberian obat-obat yang terjadi interaksi tersebut
SOAP FARMASI 26/10/2017
S Keluhan sesak pasien berkurang

O TD : 100/70 mmHg , suhu : 36 °C, nadi : 80 x/menit, nafas : 22


terapi pengobatan : digoxin 1 x 1 siang, atorvastatin 1 x 1 malam, nitrokaf 2
x 25 mg, CPG 1 x 1 pagi, Aspilet 1 x 1 pagi, canderin 1 x 1 pagi, Lasix 2 x 2
ampul, Ranitidin 2 x 1, omeprazole 2 x 1
LANJUTAN
A --Interaksi Obat
digoxin vs canderin
Aspilet v Clopidogrel
Aspilet v Lasix
Aspilet v digoxin
Canderin v digoxin
Canderin v Aspilet
Omeprazol vs clopidogrel

P - Pemantauan kondisi ginjal selama terapi


- Monitoring level serum Kalium selama pemberian obat-obat yang terjadi interaksi tersebut
SOAP FARMASI 27/10/2017
S

O TD : 100/70 mmHg , suhu : 36 °C, nadi : 80 x/menit, nafas : 22


terapi pengobatan : digoxin 1 x 1 siang, atorvastatin 1 x 1 malam, nitrokaf 2
x 25 mg, CPG 1 x 1 pagi, Aspilet 1 x 1 pagi, canderin 1 x 1 pagi, Lasix 2 x 2
ampul, Ranitidin 2 x 1, omeprazole 1 x 1 pagi
LANJUTAN
A --Interaksi Obat
digoxin vs canderin
Aspilet v Clopidogrel
Aspilet v Lasix
Aspilet v digoxin
Canderin v digoxin
Canderin v Aspilet
Omeprazol vs clopidogrel

P - Pemantauan kondisi ginjal selama terapi


- Monitoring level serum Kalium selama pemberian obat-obat yang terjadi interaksi tersebut
SOAP FARMASI 28/10/2017
S Gejala sesak pasien berkurang

O TD : 100/70 mmHg , suhu : 36 °C, nadi : 80 x/menit, nafas : 22


terapi pengobatan : nitrokaf 2 x 25 mg, CPG 1 x 1 pagi, Aspilet 1 x 1 pagi,
canderin 1 x 1 pagi, v-bloc 1 x 1 pagi
LANJUTAN
A --Interaksi Obat
digoxin vs canderin
Aspilet v Clopidogrel
Aspilet v Lasix
Aspilet v digoxin
Canderin v digoxin
Canderin v Aspilet
Omeprazol vs clopidogrel

P - Pemantauan kondisi ginjal selama terapi


- Monitoring level serum Kalium selama pemberian obat-obat yang terjadi interaksi tersebut
OBAT PULANG
Nama Obat Aturan Pakai
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Devicaesaria ,Asnelia. 2014. Hipertensi kritis. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Diakses pada 17 september 2017 : http
://LEADING_ARTICLE_Hipertensi_Kritis. pdf.
Iso farmakoterapi . 2009. Jakarta
jnc-8-hypertension-guidelines-an-in-depth-guide.,2014.
www.medscape.com

Anda mungkin juga menyukai