Anda di halaman 1dari 14

RESUME KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN


PADA PASIEN Ny. T DENGAN STEMI DI IGD RSD K.R.M.T
WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun oleh:

Hafizh Hibatullah Zuhdii


P1337420119039

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022
Tanggal Pengkajian: Selasa, 24 Mei 2022 (13.00 WIB)

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Umur : 79 tahun
Alamat : Semarang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 24 Mei 2022
Diagnosa Medis : Stemi, Infark Miokard

B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Pasien gelisah dan terlihat meringis karena adanya nyeri dada sejak kemarin
P : Nyeri saat berbaring dan bertambah saat beraktivitas
Q : Seperti tertindih
R : Pada bagian dada kiri
S : Skala 6
T :Hilang timbul

C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Pasien dirujuk dari RS PKU Cepu, pasien pucat dan merasa lemas ketika sampai
di ruang IGD pada tanggal 24 Mei 2022 pukul 13.00 WIB. Pasien mengatakan
mulai nyeri dada sejak kemarin. Pasien mengatakan sedikit sesak nafas. Pasien
mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan hiperglikemi sebelumnya.
Pemeriksaan tanda-tanda vital (Tekanan Darah : 140/90 mmHg, Nadi 123
x/menit, RR 26 x/menit, Suhu : 36,6°C SPO2 : 98%). Pemeriksaan GDS: 165 g/dl
darah. Setelah itu dilakukan rontgen thorax dengan mendapati hasil dengan kesan:
Kardiomegali LVH, Kalsifikasi arkus aorta, Gambaran BRPN, Efusi Pleura
Dupleks. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan EKG yang memperoleh hasil
terdapat elevasi gelombang ST pada V1-V5 yang menunjukkan terdapat STEMI.
D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Primary Survey
a. Airway
Tidak terdapat sumbatan pada jalan napas pasien, bicara jelas, merasakan
agak sesak, sianosis (-), gurgling (-), snoring (-), jejas di leher (-).
b. Breathing
Inspeksi : RR 26 x/menit, teratur, tidak terdapat batuk, napas sesak, tidak
terlihat menggunakan otot bantu pernapasan, terpasang O2 Nassal Kanul 3
lpm, tidak ada jejas
Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, tidak terdengar suara tambahan
wheezing dan ronchi
Palpasi : Vocal fremitus kanan kiri redup, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara redup pada lapang paru kiri dan kanan
c. Circulation
Tekanan Darah : 140/90 mmHg, Nadi 123 x/menit, Nadi teraba kuat,
sianosis (-), mukosa pucat, akral hangat.
d. Disability
Kesadaran: Composmentis
GCS:15
E= 4, V=5, M=6
e. Eksposure
Terlihat meringis menahan nyeri, Jejas (-), sensori pada kedua ekstremitas
inferior (+), edema (+) pada ekstremitas bawah, turgor >2 detik, Terpasang
infus RL 10 TPM pada tangan kiri.
f. Folley Cateter
Terpasang kateter DC
2. Secondary Survey
Allergi : tidak ada alergi
Medication : sisa obat saat dirawat dari RS PKU Muhamadiyah (CPG 4
tab, aspillet 2 tab, novorapid)
Past medical history : Memiliki riwayat hiperglikemia, Hipertensi, dan pernah
dirawat di RS karena penyakit jantung.
Last meal eaten :-
Event :-
3. Kolaborasi Tim Kesehatan
a. Terapi/advis dokter
Nama Obat Fungsi
Nitrogliserin 1,2 NTG adalah obat yang mengandung Glyceryl trinitrate, diproduksi
cc/jam oleh Ferron. NTG diindikasikan untuk penyakit jantung, angina
(nyeri dada) akut.
Arixtra 2,5 mg/0,5 Arixtra adalah obat yang digunakan untuk mengobati terjadinya
ml pembekuan darah pada kaki dan paru-paru.
Furosemid 40 mg Furosemide adalah obat golongan diuretik yang bermanfaat untuk
mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh melalui urine..
Aspillet 80 mg ASPILET adalah obat pereda nyeri yang efektif untuk penderita
infark miokard atau serangan jantung, angina pektoris, dan nyeri
lainnya
Atorvastatin 40 mg Obat ini digunakan sebagai tambahan diet untuk menurunkan
peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, apo-B & trigliserida
pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer, hiperlipidemia
kombinasi (campuran) & hiperkolesterolemia familial heterozigot
& homozigot bila respons terhadap diet & tindakan
nonfarmakologis lainnya tidak adekuat
Clopidogrel 75 mg Obat anti platelet golongan thienopyridine. Obat ini memiliki efek
anti agregasi platelet (keping darah atau trombosit) dan
menghambat pembentukan trombus (penggumpalan darah yang
terbentuk pada dinding pembuluh darah arteri dan vena).
Ringer Lactat 500ml RL berfungsi menambah elektrolit tubuh untuk mengembalikan
10 Tpm keseimbangan cairan tubuh

4. Pemeriksaan Penunjang

Hasil Laboratorium

KdLIS Nama Hasil Satuan HrNormal

BAS Basophil 0,3 % 0 -1


CALC Calcium 1,25 mmol/L 1,00 – 1,15

CREA Creatinin 0,8 Mg/dl 0,5-0,8

EOS Eusinofil 0,3 % 2–4

GS Glukosa Darah Sewaktu 125 mg/dL 70 – 110

HB Hemoglobin 11,4 g/dL 11,7 – 15,5


HCT Hematocrit 35,60 % 35 – 47
HFLC HFLC 0,2 % 0,0 – 1,4
IG Immature Granulositik 0,3

K Kalium 4,10 mmol/L 3,550 – 5,0


LYMP Limfosit 21,4 % 25,0 – 40,0

LYMP, Limfosit Absolut (ALC) 0,2 10^3/ul

MCH MCH 28,9 pg 26 – 34


MCHC MCHC 32,0 % 32 – 36

MCV MCV 90,1 fL 80 – 100


MONO Monosit 7,0 % 2,0 – 8,0
NA Natrium 138,0 mmol/L 135,0 – 147,0

NEU Netrofil 71% % 50,0 – 70,0


EKG
Terdapat elevasi gelombang ST pada V1-V5 (STEMI)
Foto Rontgen Thorax
Kardiomegali LVH, Kalsifikasi arkus aorta, Gambaran BRPN, Efusi Pleura
Dupleks.
E. MASALAH KEPERAWATAN
Data Fokus Problem Etilogi

DS: Nyeri Akut ( D. 0077 ) Agen Pencidera Fisiologis


Pasien mengeluhkan nyeri
dada sejak kemarin
P : Nyeri saat berbaring dan
bertambah saat beraktivitas
Q : Seperti tertindih
R : Pada bagian dada kiri
S : Skala 6
T : Hilang timbul

DO:
 Pasien tampak meringis
 Tampak gelisah
 Nadi : 123 x/menits
 RO Thorax: Kardiomegali
LVH, Kalsifikasi arkus
aorta
 EKG : elevasi gelombang
ST pada V1-V5 yang
menunjukkan terdapat
STEMI
DS: Pasien mengatakan lemas Penurunan Curah Jantung perubahan konduksi
saat tiba di IGD (D.0008) elektrikal
DO:
 Terlihat pucat
 Nadi 123 x/menit, RR 26
x/menit, SPO2 : 98%
 Rontgen thorax : elevasi
gelombang ST pada V1-V5
yang menunjukkan
terdapat STEMI

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencidera Fisiologis ( D. 0077 )
b. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan konduksi
elektrikal (D.0005)

G. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Intervensi

Nyeri Akut Setelah dilakukan Observasi:


berhubungan tindakan keperawatan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan Agen 1x4jam maka nyeri akut frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Pencidera dapat menurun dengan - Identifikasi respon nyeri non verbal
Fisiologis ( D. kriteria: - Identifikasi faktor yang memperberat
0077 )  Keluhan nyeri dan memperingan nyeri
menurun Terapeutik:
 Gelisah menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat
 Meringis menurun rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antianginal
untuk meredakan nyeri dada
Penurunan Setelah dilakukan PERAWATAN JANTUNG AKUT
Curah Jantung tindakan keperawatan (I.02076)
berhubungan 1x4 jam maka curah
Observasi
dengan jantung meningkat
perubahan dengan kriteria :
- Identifikasi karakteristik nyeri
konduksi  Dispnea menurun
dada (meliputi faktor pemicu dan
elektrikal  takikardi menurun dan pereda, kualitas, lokasi,
(D.0008)  kelelahan menurun radiasi, skala, durasi dan
frekuensi)

- Monitor EKG 12 sadapan untuk


perubahan ST dan T

- Monitor Aritmia( kelainan irama


dan frekuensi)

- Monitor elektrolit yang dapat


meningkatkan resiko aritmia( mis.
kalium, magnesium serum)

- Monitor enzim jantung (mis. CK,


CK-MB, Troponin T, Troponin I)

- Monitor saturasi oksigen

- Identifikasi stratifikasi pada


sindrom koroner akut(mis. Skor
TIMI, Killip, Crusade)

Terapeutik

- Pertahankan tirah baring minimal


12 jam
- Pasang akses intravena

- Puasakan hingga bebas nyeri

- Berikan terapi relaksasi untuk


mengurangi ansietas dan stres

- Sediakan lingkungan yang


kondusif untuk beristirahat dan
pemulihan

- Siapkan menjalani intervensi


koroner perkutan, jika perlu

- Berikan dukungan spiritual dan


emosional

Edukasi

- Anjurkan segera melaporkan


nyeri dada

- Anjurkan menghindari manuver


Valsava (mis. Mengedan sat BAB
atau batuk)

- Jelaskan tindakan yang dijalani


pasien

- Ajarkan teknik menurunkan


kecemasan dan ketakutan

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
antiplatelat, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
antiangina(mis. Nitrogliserin, beta
blocker, calcium channel bloker)
 Kolaborasi pemberian morfin,
jika perlu
 Kolaborasi pemberian inotropik,
jika perlu
 Kolaborasi pemberian obat untuk
mencegah manuver Valsava
(mis., pelunak, tinja, antiemetik)
 Kolaborasi pemberian trombus
dengan antikoagulan, jika perlu
 Kolaborasi pemeriksaan x-ray
dada , jika perlu

H. Tindakan keperawatan

Hari, Dx Implementasi Respon Pasien


tanggal
Selasa, 1 - Menanyakan DS :
24 Mei keluhan utama Pasien mengeluhkan nyeri dada
2022 terkait nyeri sejak kemarin
13.00 P : Nyeri saat berbaring dan
bertambah saat beraktivitas
Q : Seperti tertindih
R : Pada bagian dada kiri
S : Skala 6
T : Hilang timbul
DO :
Pasien Nampak meringis dan
gelisah
1& - Memonitor keadaan DS :
13.10 2 umum dan TTV Pasien bersedia dilakukan tindakan,
pasien pasien merasakan sesak
- Memasang bed site DO :
monitor - Composmentis GCS:15
- Memonitor pola - Tekanan Darah : 140/90 mmHg,
napas Nadi 123 x/menit, RR 26
- Monitor saturasi x/menit, Suhu : 36,6°C SPO2 :
oksigen 98%).
- Memberikan - Tidak terdapat bunyi nafas
Oksigen abnormal
menggunakan NRM - Dipasangkan O2 NRM 10 lpm
10 lpm - Tidak terdapat tanda aritmia
- Memonitor adanya
13.15 aritmia
1& - Memasangkan DS :
2 syringe pump Pasien bersedia dilakukan tindakan
melalui IV line : DO :
Nitrogliserin 1,2 Terpasang syringe pump
cc/jam Nitrogliserin 1,2 cc/jam
- Memberikan obat Keluarga telah membantu pasien
per oral : meminum obat peroral Aspillet 80
Aspillet 80 mg mg, Atorvastatin 40 mg, dan
Atorvastatin 40 mg Clopidogrel 75 mg
Clopidogrel 75 mg

14.00
1& Memonitor KU dan DS :
2 TTV pasien Pasien bersedia dilakukan tindakan,
rasa sesak berkurang, namun masih
Memonitor Nyeri merasa Lelah saat berbaring
Rasa nyeri berkurang
Memonitor pola nafas P : Nyeri saat berbaring dan
pasien bertambah saat beraktivitas
Q : Seperti tertindih
Memonitor kelelahan R : Pada bagian dada kiri
S : Skala 3
T : Hilang timbul

DO :
- TD : 130/60 mmHg
- RR : 24 x/menit
- SPO2: 98 %
- Suhu: 36 oC
- Nadi : 117 x/ menit
I. EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT

No. Diagnosa Evaluasi Hasil

1. Nyeri Akut S:
berhubungan dengan Rasa nyeri berkurang
Agen Pencidera P : Nyeri saat berbaring dan bertambah saat
Fisiologis ( D. 0077 ) beraktivitas
Q : Seperti tertindih
R : Pada bagian dada kiri
S : Skala 3
T : Hilang timbul

O:
 Pasien tampak meringis
 Tampak gelisah
 Nadi : 117 x/menit

A : Nyeri Akut belum teratasi


P:
 Monitor nyeri
 Monitor nadi
 Monitor terkait kolaborasi pemberian
antianginal (SPNTG 1,2 cc/ jam)
2. Penurunan curah S:
jantung berhubungan Pasien mengatakan masih lemas dan lelah,
dengan perubahan keluhan sesak nafas berkurang
konduksi elektrikal O:
(D.0005)  Tidak terdapat bunyi nafas abnormal
 Telah terpasang O2 NRM 10 lpm
 RR 24 x/menit
 SPO2 : 98%.
 Nadi : 117 x/menit
 TD: 130/60

A : penurunan curah jantung belum teratasi


P:
 Monitor hasil thorax lebih lanjut
 Monitor adanya sesak
 Monitor SPO2
 Pastikan untuk selalu dalam posisi semi-
fowler
 Bantu pemenuhan ADL
 Edukasi ke keluarga yang menunggu
terkait pemindahan ruangan

Anda mungkin juga menyukai