Anda di halaman 1dari 33

PENYUSUNAN RENCANA ASUHAN

KEFARMASIAN PADA PASIEN


CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

Oleh:
Monia Agni Wiyatami
NIM 20140350015
Prodi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY
Pendahuluan
Gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrien.
Penamaan gagal jantung kongestif yang
sering digunakan kalau terjadi gagal jantung
sisi kiri dan sisi kanan (Mansjoer, 2001).
Epidemiologi
Menurut data WHO 2013 17,3 juta orang
meninggal akibat gangguan kardiovaskular
pada tahun 2008 dan diperkirakan lebih dari
23 juta orang akan meninggal setiap tahun
dengan gangguan kadiovaskular (WHO,
2013).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013,
prevalensi gagal jantung di Indonesia sebesar
0,3%.
Studi Framingham menunjukkan peningkatan
prevalensi gagal jantung, mulai 0,8% untuk
usia 50-59 tahun hingga 2,3% untuk usia 60-
Etiologi
Peradangan & Kebiasaan yang
Kelainan otot penyakit tak sehat ex
jantung miokardium merokok, konsumsi
degeneratif alkohol

Aterosklerosis Penyakit jantung


Kurang olahraga
koroner lain

Faktor sistemik
- Hipoksia &
Hipertensi sistemik anemia
Obesitas
atau pulmonal - Asidosis
respiratorik/
metabolik
Patofisiologi
Gagal jantung kongestif diawali dengan ggn otot
jantung yang tidak bisa berkontraksi secara normal
(ex infark miokard, ggn tekanan hemodinamik,
overload volume, cardiomiopathy).
Respon hemodinamik yang tidak normal adalah
preload (tekanan pengisian dari jantung) jantung
mengkompensasi dengan tujuan vol darah, vol
ruang jantung, tahanan PD perifer & hipertrofi otot
jantung penimbunan air & garam oleh ginjal &
aktivitas sistem saraf adrenergik TD ,
kontraktilitas jantung gagal jantung.
Tanda & gejala

Gejala paru Gejala Gejala SSP


Dyspnea sistemik Insomnia
Orthopnea Cepat lelah Sakit kepala
Paroxysmal Oliguri Mimpi buruk
nocturnal Nokturi sampai delirium
dyspnea Mual & muntah
Asites
Hepatomegali
Edema perifer
Klasifikasi CHF* NYHA
Kelas I : tidak ada simptom akibat aktivitas fisik & tidak
ada pembatasan dalam kegiatan fisik biasa (berjalan, naik
tangga)

Kelas II : aktivitas fisik sedikit dibatasi karena dyspnea


(naik tangga, jalan mendaki)

Kelas III : aktivitas fisik sangat dibatasi dyspnea


(dilarang berjalan jauh dan naik tangga)

Kelas IV : istirahat total / keterbatasan aktivitas dyspnea


saat istirahat (tidak dapat melakukan aktivitas fisik)
Tujuan & Sasaran terapi
Tujuan terapi:
1. Meringankan gejala dan tanda
2. Meningkatkan kapasitas aktifitas fisik
3. Memperbaiki kualitas hidup
4. Memperpanjang usia harapan hidup
5. Mengurangi kebutuhan rawat inap
6. Memperlambat progresi perburukan jantung

Sasaran terapi:
7. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
8. Meningkatkan kekuatan & efisiensi kontraksi jantung
dengan bahan farmakologis
9. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan
dengan terapi diuretik
Tata laksana terapi
Non farmakologi:
Diet rendah garam (asupan NaCl dibatasi 2-3 g Na/
hari, atau <2 g Na/hari untuk pasien gagal jantung
sedang-berat)
Mengurangi berat badan
Mengurangi stres psikis
Hentikan rokok
Olahraga teratur, seperti jalan/ sepeda dianjurkan
untuk pasien gagal jantung stabil
Istirahat yang cukup
Restriksi cairan 1,5 2 L/hari dipertimbangkan
terutama pada pasien dengan gejala berat yang
disertai hiponatremia
Farmakologi:
ACEi (obat pilihan CHF)
Mekanisme : menghambat pembentukan Ang II yang merupakan
vasokonstriktor kuat. Penghambatan ACE dpt mengurangi volume &
tekanan pengisisan ventrikel kiri & curah jantung.
Beta blocker
Beta Bloker menghambat pengaruh epineprin frekuensi denyut
jantung menurun
Beta bloker meningkatkan supply O2 miokard perfusi
subendokard meningkat
Antagonis aldosteron (ex spironolakton)
Mekanisme: memblok reseptor mineralkortikoid yang merupakan
target aldosteron. Pada ginjal menghambat reabsorbi Na dan eksresi
K.
ARB
Mekanisme: menghambat angiotensin II pada reseptor AT 1, dimana
jika tidak dihambat akan menyebabkan Vasokontriksi sehingga TD
. Angiotensin II pada Reseptor AT 2 tidak dihambat karena reseptor
ini memberi efek vasodilatasi sehingga TD .
Vasodilator (hydralazin , isosorbid dinitrat)
Mekanisme: hydralazin sbg arteriodilator sedangkan ISDN
sbg venodilator.
Digoksin
Punya 3 peran dalam otot jantung yakni ionotropik + (
kontraksi miokard), kronotropik (memperlambat denyut
jantung), dromotropik (mengurangi hantaran sel jantung).
Diuretik
Mekanisme: menghilangkan retensi Na, dengan
menghambat reabsorbsi Na/ Cl di tubulus ginjal.
Inhibitor fosfodiesterase (ex amrinon)
Mekanisme: Ca intrasel & kontraktilitas jantung.
Skenario
Bapak W (65 tahun, BB= 78 kg) datang ke rumah
sakit tanggal 12 september 2012, dengan keluhan
badan lemas, kaki bengkak, sesak nafas saat
beraktivitas. Bapak W adalah penderita penyakit
jantung sejak 5 tahun yang lalu dan tidak rutin
melakukan kontrol.

Hasil pemeriksaan fisik


TD: 120/ 80 mmHg
subyektif: lemas HR: 80x/ menit
Kesadaran: CM (Compos Mentis)
RR: 22x / menit
Gizi: cukup
Suhu: afebris
Cardiomegali: +
Pemeriksaan lab hari ke 1
BUN: 15,2 mg/Dl (normal 15-40 mg/dL)
Na: 143 mg/dL (normal 135-145 mg/dL)
Asam urat: 6,4 mg/dL (normal 3-7 mg/dL)
Kreatinin: 1,05 mg/dL (normal 0,1-1,5 mg/dL)
K: 3,0 mg/dL (normal 3,5-5 mg/dL)

Diagnosis
CHF Grade II; konstipasi

Hari ke 3 udem mulai berkurang dan kembali normal hari


ke 5

Hari ke 6 pemeriksaan pasien mengeluh diare 5x sehari.


Hasil pemeriksaan feses bakteri negatif
Jadwal pemberian terapi dan pemantauan tanda- tanda vital

Tanggal pemberian hari ke-


Nama
No Dosis
obat
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Inj
1 furosemi 1 amp/ 12jam v v v v v v v v v v
d
Captopril
2 2x6,25 mg v v v v v v v v v v
tab

3 Laxadin 2xCII v v v v v v v v v

4 Ranitidin 2x1 tab v v v v v v v v v v

5 Aspirin 2x80 mg v v v v v v v v v v

Carbo
6 3x1 tab - - - - - - v v v v
adsorben

7 KSR 2x1 tab - - - v v v v v v v

36, 36,
Suhu (C) 37 37 36,5 37 36,5 37 37 37
5 5

110/ 110/ 110/ 110 110/ 110/


120 120/ 120/ 110/
TD (mmHg) 60 60 61 /60 60 60
/80 80 80 60
Subjective
Nama : Bp. W
Umur : 65 tahun
BB : 78 Kg
Keluhan : badan lemas, kaki bengkak,
sesak nafas saat beraktivitas
Riwayat penyakit terdahulu: penderita
penyakit jantung 5 tahun yang lalu
dan tidak rutin melakukan kontrol
Objective
Kesadaran : CM ( Compos Mentis )
Gizi : Cukup
Suhu : Afebris
Cardiomegali : +
Oedem : Ekstremitas Bawah ++
HR : 80x/menit
RR : 22x/menit
TD : 120/80 mmHg
Diagnosis : CHF Grade II, Konstipasi

*hari ke-3 perawatan edema mulai berkurang & kembali


normal hari ke-5
*hari ke-6 pemeriksaan pasien mengeluh diare 5x sehari
*hasil pemeriksaan feses bakteri negatif
Parameter (Hari ke-1) Nilai Normal
BUN : 15,2 mg/dL 8 25 mg/dL
Kreatinin : 1,05 mg/dL 0,5 1,5 mg/dL
Asam Urat : 6,4 mg/dL 3,4 7 mg/dL
Na :143 mg/dL 135 145 mg/dL
K : 3,2 mg/dL 3,5 5 mg/dL
()
Parameter (Hari ke-3) Nilai Normal
BUN : 10 mg/dL 8 25 mg/dL
Kreatinin : 0,9 mg/dL 0,5 1,5 mg/dL
Asam Urat : 6,4 mg/dL 3,4 7 mg/dL
Na :140 mg/dL 135 145 mg/dL
K : 3,0 mg/dL 3,5 5 mg/dL
()
Analisis obat Dosis
Dosis
N Nama yang
Indikasi Mekanisme Rekomend ESO
o Obat diberika
asi
n
1. Furosem Edema Menghambat penyerapan kembali 1 amp/12 1 amp/12 Hipokalemi
id Inj natrium oleh sel tubuli ginjal. jam jam a,
Furosemid juga meningkatkan hiponatrem
pengeluaran air, natrium, klorida, ia
kalium.

2. KSR Tab Supplemen Kalium Kalium Eksogen 2x1 Tab 2x1 Tab Hiperkalem
ia
3. Captopri Vantricular Menghambat konversi AT 1 menjadi 2x 6,25 3x 6,25 mg Batuk
l Tab Remodelling AT 2 mg kering

4. Laxadin Konstipasi Merangsang gerakan peristaltik usus 2 x CII 1 x CII Diare,


besar, menghambat reabsorbsi air mual,
dan melicinkan jalannya feses muntah

5. Aspirin Mencegah COX inhibitor hambat Tromboxan 2 x 80 2 x 80 mg Bleeding


Agregasi platelet A2 mg
6. Ranitidi Mencegah Stress Antagonis reseptor H2 yang 2 x 1 Tab 2 x 1 Tab Pusing
n Ulcer menghambat kerja histamin secara
kompetitif pada reseptor H2 di
lambung

7. Carbo Diare Adsorbsi air dan toxin 3 x 1 Tab 3 x 1 Tab Muntah,


Adsorbe konstipasi
n
Assesment
PM S/O Terapi Analisis DRP Ref
CHF Lemas KSR 2x1 tab Sudah tepat. - Dipiro
grade II Sebagai terapi
hipokalemia
Cardiomeg Captoril tab Sudah tepat. Underdo Perki
ali + 2x6,25 mg Sebagai terapi se
remodelling
jantung tapi
underdose
Udem Inj Sudah tepat. - -Perki
ekstremita furosemid 1 Sebagai terapi -AHA
s bawah + amp/12 jam udem 2013
+
Konstipasi Konstipasi Laxadin Sudah tepat untuk Overdos ISO
2xCII terapi konstipasi e
tapi overdose shg
ESO diare
Diare Diare 5x Carbo Sudah tepat untuk - Dipiro
(stlh 6 sehari adsorben terapi diare
Aspirin Tidak diberikan Ada obat, American
2x80 mg karena aspirin tidak Heart
lebih efektif tepat Journal
untuk indikasi
pengobatan IHD
& aterosklerosis
Ranitidin Tidak perlu Tidak -
diberikan pada tepat
pasien CHF obat
Algoritma CHF menurut PERKI
2013 ACCF/AHA Guideline for the
Management of Heart Failure
Bisoprolol

2013 ACCF/AHA Guideline for the


Management of Heart Failure
Furosemid
Captopril
Laxadin
Aspirin
Ranitidin
Plan
Inj Furosemid 1 amp/24 jam untuk
udem
Captopril tab 3x6,25 mg untuk
remodelling ventrikel
Ditambah obat golongan beta bloker
Bisoprolol 1,25mg mg 1x sehari
Ksr 2x1 tab untuk supplemen kalium
Carbo adsorben 3x1 tab untuk atasi
diare
Monitoring pasien
Kontol tekanan darah pasien
Monitoring udem pada ekstremitas
Evaluasi kadar elektrolit serum

KIE
Captopril digunakan a.c 1 jam
Diet rendah garam
Hentikan rokok (bila iya)
Olahraga teratur (jalan, sepeda *NYHA kelas II-III)
Istirahat yang cukup
Referensi
Guidline:
Perki
ISO
American Heart Journal (AHA)
ASHP
NYHA
AHA
Dipiro 9th

Anda mungkin juga menyukai