Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ASSESMENT DIABETES MELITUS

Disusun Oleh :
1. Mega Ambarsari (4171038)
2. Navietri Arum W. (4171039)
3. Nifa Tama D. (4171040)
4. Ninda Luciana M. P. (4171041)
5. Nirmala Celina D. (4171042)
6. Noor Anisa M. (4171043)
7. Novi Tri W. (4171044)
8. Novia Dewi P. (4171045)
9. Novitasari (4171046)
10.Nugroho Budi P. (4171047)
11.Nurul Istiqomah (4171048)
12.Oendita Rizky N. (4171049)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2019
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SJ
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Berat Badan : 80 Kg

II. SUBYEKTIF
2.1 Keluhan Utama
Pendarahan
2.2 keluhan Tambahan
Osteoarthritis
2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
DM tipe 2
Hipertensi
Dislipidemia
2.4 Riwayat Alergi
-
2.5 Riwayat Keluarga
Ayah : miokardial pada usia 52 tahun
2.6 Riwayat Sosial
Minum bir 3-4 kali seminggu
Merokok setengah bungkus sehari
Malas olahraga

III. OBYEKTIF
3.1 Tanda vital
Angka Satuan Normal
BP (Blood 142 / 94 mmHg 120 / 80 mmHg
Preassure)
BMI 30,2
3.2 Kondisi Klinis Lain
Nyeri 4/10
3.3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Angka Normal
Cl 102 97-110
HCO3 24 22-26
BUN 18 8-25
SCr 1,2 0,6-1,1
A1C 6,8 % < 7%
FPG 124 65-109
Na 142 135-145
K 4,1 3,5-4,9
TC 191 <200
LDL 122 430
HDL 41 40
TG 138 <160

IV. ASSESMENT

Subjektif/
Probem DRP’ Rekomenda-
Objektif Terapi Analisis Monitoring
Medik s si
Pasien
Metfor- Obat yang digunakan - Terapi Penurunan
min untuk menurunkan kadar metformin kadar gula
850mg gua darah yang meningkat tetap dalam
PO 3x pada penderita diabetes. dilanjutkan darah.
sehari Obat ini bekerja dengan
cara meningkatkan
efektifitas tubuh dalam
menggunakan insulin
untuk menekan
peningkatan kadar gula
darah. Obat ini tidak dapat
diberikan pada penderita
DM type 1 yang organ
pankreasnya sudah tidak
memproduksi insulin.
Obat ini mempunyai efek
utama mengurangi
produksi glukosa hati,
disamping juga
memperbaiki ambilan
glukosa perifer, dan
terutama dipakai pada
pasien DM gemuk.
Lisinopr- Lisinopril adalah obat - Terapi Penurunan
il 40mg yang digunakan untuk lisinopril tekanan
PO 1x mengobati tekanan darah dilanjutkan darah atau
sehari tinggi. Lisinopril obat tekanan
yang termasuk dalam darah
golongan penghambat menjadi
enzim, pengubah normal
angiostensin. Mekanisme
kerja dengan menghambat
kerja enzim sehingga
menurunkan senyawa
senyawa tertentu yang
dapat mengencangkan
pembuluh darah, sehingga
aliran darah lebih lancer
dan jantung dapat
memompa darah lebih
efisien (AHFS,2016)
Simvast- Simvastatin digunakan Tidak Simvastatin Penurunan
atin untuk mengobati perlu dihentikan, kadar LDL
40mg PO hiperkolesteremia primer diber- kadar LDL dan TG
1x sehari (hyperlipidemia tipe II A), ikan dan TG
pada pasien yang tidak simv- sudah normal
cukup memberikan respon astatin
terhadap diet dan tindakan
tindakan lain yang sesuai
(IONI, 2017). Kolesterol
berlebih dapat memicu
terjadinya penyempitan
pembuluh darah (Setiawan
D, 2014). Pada dosis tiggi
simvastatin juga dapat
menurunkan kadar
trigliserida, statin berkerja
dengan menghambat
sintesis kolesterol dalam
hati, dengan menghambat
enxim MHG-KoA
reductase mengkatalisis
HMG KoA menjadi
mevalonate yang penting
dalam pembentukan
kolesterol ( Tjahjono,
2014).
Ezetimi- Ezetimibe merupakan obat Terapi Penurunan
be 10mg penurun lipid yang dapat dihentikan kadar LDL
PO menghambat kolesterol
setiap tanpa mempengaruhi
sore absorbs nutrisi yang larut
dalam lemak dan
merupakan pilihan yang
tepat untuk meningkatkan
efektivitas terapi yang
direkomendasikan dengan
statin (Dipiro et al, 2015)
Ibuprof- Ibu profen termasuk obat Pem- Ibu profen Penurunan
en golongan non-steroid anti berian diganti nyeri pada
400mg inflamatory drug Ibup- dengan obat osteoartrithi
3x sehari (NSAID). Ibu profen rofen lain s.
dapat digunakan untuk dihen-
mengurangi nyeri ringan tikan
sampai sedang khususnya
nyeri karena inflamasi.
Mekanisme kerja
ibuprofen melalui inhibisi
sintesa prostaglandin dan
menghambat
siklooksigenase-I (COX I)
dan siklooksigenase-II
(COX II). Dalam
pengobatan dengan
ibuprofen, terjadi
penurunan pelepasan
mediator dari granulosit,
basofil dan sel mast,
terjadi penurunan
kepekaan terhadap
bradikinin dan histamin,
mempengaruhi produksi
limfokin dan limfosit T,
melawan vasodilatasi dan
menghambat agregasi
platelet (Stoelting, 2006).
Omepraz Omeprazole adalah obat Terapi Mengurangi
ole yang digunakan untuk dilanjutkan. kelebihan
menurunkan jumlah asam produksi
dilambung, obat ini asam
digunkan untuk mengobati lambung.
gejala penyakit
gastroesophageat Reflux
(GERD) dan sindrom
zollunger- Ellison.
Omeprazole bekerja
dengan cara menghalangi
produksi asam lambung,
sehingga dapat membantu
mengobati gastritis dan
penyakit lain yang
berhubungan dengan asam
lambung. Hal ini
dilakaukan omeprazole
dengan cara menghalangi
kerja bagian-bagian sel
yang menghasilkan
asam.(Bestari, 2011)

V. PEMBAHASAN
Ny. SJ (56 tahun) mengalami pendarahan di gastro intestinal, dengan riwayat
medis pasien DM tipe II, hipertensi, dislipidemia, osteoarthritis dengan PUD (-) Pylori.
Diberikan terapi pengobatan Metformin, lisinopril, simvastatin, ezetimibe, ibuprofen, dan
omeprazol. Dokter menyarankan berhentinya obat NSAID (ibuprofen) dan pasien
mengeluhkan takut osteoarthritisnya kambuh. Hasil pemeriksaan laboratorium dihasilkan
kadar Cl 102 ,HCO3 24 (dengan kadar normal 22-26), BUN 18 (dengan kadar normal 8-
25), SCr 1,2 (dengan kadar normal 0,6-1,1), AlC 6,8% (dengan kadar normal <7%), FPG
124 (normal 65-109), Na 142 (normal 35-145), K 4,1 (normal 3,5-4,5), Cl 102 (normal
97-150), TC 191 (normal <200), LDL 122 (normal 40), HDL 41 (normal 40), TG 138
(normal <160).

Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh


gangguan pengaturan gula darah. Itu kenapa diabetes juga sering disebut sebagai penyakit
gula atau kencing manis. Diabetes tipe II adalah tipe penyakit gula yang paling banyak
terjadi. Angka kejadiannya mencapai 90-95 persen dari semua kasus kencing manis di
dunia. Kondisi ini disebut dengan adult-onset diabetes karena lebih sering terjadi pada
orang dewasa. Penderita tipe 2 tetap memproduksi insulin tapi tidak mencukupi.
Penyebab persis mengapa muncul tipe 2 belum pasti, tapi para ahli percaya bahwa
kombinasi faktor genetik dan lingkungan berperan dalam memicu terjadinya penyakit
gula ini,. Kelebihan berat badan adalah pemicu utama penyakit gula, tapi tidak semua
pasien diabetes melitus tipe 2 kelebihan berat badan.

Gangguan gula darah dapat disebabkan oleh berbagai hal yang meliputi:

 Kurangnya produksi insulin oleh pankreas


 Kurangnya respon tubuh terhadap insulin
 Adanya pengaruh hormon lain yang menghambat kinerja insulin.

Gejala khas penyakit diabetes melitus:

 Sering merasa haus


 Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut poliuria
 Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
 Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau
saluran kemih

Gejala yang lebih jarang terjadi:

 Mual atau muntah


 Pada wanita sering terjadi infeksi vagina
 Infeksi jamur atau sariawan
 Mulut kering
 Luka sulit sembuh

Tujuan terapi pada DM :

 mengurangi simtom hiperglisemia


 mengurangi onset dan perkembangan komplikasi mikrovaskular dan
makrovaskular
 mengurangi mortalitas, dan meningkatkan kualitas hidup

Dalam program pencegahan diabetes di Amerika, strategi terapi diabetes melitus yang
efektif adalah modifikasi gaya hidup dan antidiabetik oral (ADO). Perubahan gaya hidup
menjadi pilihan pertama dalam pencegahan DM tipe 2. Walaupun antidiabetik oral dapat
mencegah DM, namun efeknya tidak sebesar perubahan gaya hidup. Oleh karena itu, obat-obatan
ditempatkan sebagai tambahan terhadap perubahan gaya hidup (Elvina, 2002). Berdasarkan
penelitian United Kingdom Prospective Diabetes Study DM tipe 2 merupakan penyakit progresif
dengan terapi awal secara monoterapi (De Fronzo, 1999). Jika pasien baseline tingkat A1C

Strategi terapi yang diberikan pada pasien diabetes militus tipe 2 didasarkan pada :
1. Tipe diabetes yang dialami pasien,yaitu diabetes tipe 2
Pada pasien diabetes militus (DM) tipe 2, terdapat dua strategi terapi yaitu terapi tanpa
obat dan dengan obat, terapi yang dipilih bergantung pada tingkat keparahhan pasien
DM. Terapi dengan obat. Berdasarkan riwyat yang tertulis dalam laporan maka terapi
pasien dilakukan dengan pengaturan diet dan olah raga, pengendalian kadar glukosa
darah.
2. Waktu terapi
Pasien Diabetes yang sudah diberikan obat pengontrol gula darah selama 3-6 bulan,
namun kadar gula darah saat cek rutin masih terus berada di atas 200 mm/dL (baik cek
gula darah puasa atau setelah makan), ini dapat menandakan pasien mengalami resistensi
atau gagal obat sehingga butuh pakai insulin.

Terapi pada penyakit diabetes melitus adalah dengan pemberian terapi suportif. Terapi
suportif adalah strategi yang sangat berguna yang memainkan peranan penting dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan dari terapi suportif adalah membantu pasien
memberi dukungan dan kekuatan sehingga mereka mampu beradaptasi dan mempertahankan
kehidupannya dengan penyakit diabetes melitus. Terapi suportif merupakan salah satu terapi
berbasis percakapan yang berfokus pada peningkatan harga diri pasien, ketrampilan adaptif dan
fungsi psikologis sehinnga terapi dapat menilai secara langsung pola respon emosional dan
perilaku pasien.

Anda mungkin juga menyukai