Anda di halaman 1dari 42

Leni Puspita Sari, S.

Ked
 Hipertensi
merupakan peningkatan tekanan
pembuluh darah yang persisten ditandai
dengan tekanan sistolik ≥140 mmHg dan/atau
tekanan diastolik ≥90 mmHg.
1. Hipertensi esensial atau primer

2. Hipertensi sekunder
 Tidak jelas penyebabnya (multifaktor)

 95% kasus

5
 5% kasus
 Macam :
1. Gagal ginjal kronik
2. Peny. Renovaskuler
3. Coartasio aorta
4. Aldosteronisme primer
5. Cushing’s syndrome
6. Pheochromocytoma

6
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan tambahan

7
1. Lama dan klasifikasi HT
2. Pola hidup
3. Faktor resiko peny. Kardiovaskuler
4. Keluhan
5. Pemakaian obat yang meningkatkan TD

8
 HT
 Merokok
 Dislipidemia
 Umur (Laki-laki > 55 th, dan perempuan 65 th)
 Riwayat keluarga peny. Kardiovaskuler
 Obesitas
 Kurang aktifitas fisik
 Diabetes Mellitus
 Mikroalbuminuria atau LFG < 60 ml/mt

9
 Sering sakit kepala, terutama bagian
belakang kepala
 Keluhan cardio : berdebar, dada terasa berat,
sesak
 Keluhan lain : sulit tidur, migrain, mudah
marah
 Sering tanpa keluhan

10
 Kortikosteroid
 Obat flu (dekongestan, mis efedrin)
 Kontrasepsi oral
 NSAID
 Simpatomimetik
 Antidepresan

11
 Pengukuran TD pada 2-3 x kunjungan, posisi
terlentang, duduk dan berdiri, pada lengan
kanan dan kiri
 Pemeriksaan TB & BB
 Pemeriksaan jantung : pembesaran, gallop,
murmur dll
 Pemeriksaan leher, abdomen, extremitas
 Pemeriksaan reflex saraf

12
 Sebaiknya periksa TD pada kedua lengan
 Fundus okuli
 Menghitung BMI (perlu juga mengukur
lingkar perut)
 Auskultasi bruit arteri karotis, abdominalis,
dan femoralis
 Palpasi kelenjar tiroid

13
 Pemeriksaan jantung dan paru
 Pemeriksaan Abdomen: pembesaran ginjal,
massa, dan pulsasi aorta yang abnormal
 Ekstremitas bawah: edema dan pulsasi
 Pemeriksaan Neurologis

14
 Darah lengkap
 Urinalisis
 Fungsi ginjal : BUN, SC
 Gula darah : BSN, 2 JPP
 Profil lemak : cholesterol, trigliserida, HDL,
LDL
 Elektrolit : K / Na
 Asam urat

15
1. Funduscopy, untuk mencari retinopati kw I – IV
2. EKG, untuk mengetahui adanya :
 Hipertrofi ventrikel kiri
 Iskemi
 Infark miokard
3. Thorax foto, untuk melihat :
 Cardiomegali / configurasi HT
 Congestif / edema paru
4. Echocardiografi

16
 Tujuan:
1. Target tekanan darah: < 140/90 mmHg,
dan untuk pasien beresiko tinggi (DM,
Penyakit ginjal proteinuri) < 130/80
mmHg
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas
peny kardiovaskuler
3. Menghambat laju penyakit ginjal
proteinuri
4. Pengobatan terhadap faktor resiko atau
kondisi penyerta lainnya
1. Non farmakologis

2. Farmakologis

18
 Menurunkan berat badan
 Olahraga teratur
 Mengurangi asupan garam (< 6 gram /hari)
 Mengurangi asupan lemak / kolesterol
 Mmeningkatkan konsumsi buah dan sayur
 Menghindari rokok, alkohol
 Relaxasi
 Mengurangi stres psikososial

19
 Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, gajih).
 Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium
(biscuit, crackers, keripikdan makanan keringyangasin).
 Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned,
sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
 Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon,
ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
 Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging
merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam)
 Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus
sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada
umumnya mengandunggaram natrium.
 Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti
durian, tape.
1. Diuretika
2. Betabloker
3. Kalsium antagonis
4. ACE inhibitor
5. Angiotensin-2 reseptor bloker
6. Alfa bloker
7. Alfa-2 agonis

21
 Rekomendasi 1:
 Pada populasi umum
tekanan darah sistolik ≥150 mmHg atau jika
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg pada
 usia ≥60 tahun dengan target terapi adalah
tekanan darah sistolik <150 mmHg dan
tekanan darah diastolik <90 mmHg.
 Rekomendasi 2:
 usia < 60 tahun
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg →
tekanan darah diastolik <90 mmHg (untuk
kelompok usia 30-59 tahun)
 Rekomendasi 3:
 usia <60 tahun
 tekanan darah sistolik ≥140 mmHg →
tekanan darah sistolik <140 mmHg.
 Rekomendasi 4:
usia ≥18 tahun dengan gagal ginjal kronis
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg →
tekanan darah sistolik <140 mmHg dan
tekanan darah diastolic <90 mmHg.
 Rekomendasi 5:
 usia ≥18 tahun dengan diabetes melitus
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg →
tekanan darah sistolik <140 mmHg dan
tekanan darah diastolic <90 mmHg
 Rekomendasi 6:
bukan kulit hitam, termasuk penderita diabetes
melitus, terapi inisial dapat menggunakan
diuretik-thiazide, penghambat kanal kalsium,
angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI)
atau angiotensin receptor blocker (ARB)
 Rekomendasi 7:
 kulit hitam, termasuk penderita diabetes melitus
terapi inisial dapat menggunakan diuretik-
thiazide atau penghambat kanal kalsium.
 Rekomendasi 8:
 usia ≥18 tahun dengan gaga ginjal kronis terapi
antihipertensi harus menggunakan ACEI atau ARB
untuk memperbaiki outcome pada ginjal. (Terapi
ini berlaku untuk semua pasien gagal ginjal
kronis dengan hipertensi tanpa memandang ras
ataupun penderita diabetes melitus atau bukan.
 Rekomendasi 9:
 Apabila target tekanan darah tidak
 tercapai setelah 1 bulan pengobatan maka dosis
obat harus ditingkatkan atau ditambahkan
dengan obat lainnya dari golongan yang sama
(golongan diuretic- thiazide, CCB, ACEI, atau
ARB).
 Jika target tekanan darah masih belum dapat
tercapai setelah menggunakan 2 macam obat
maka dapat ditambahkan obat ketiga (tidak
boleh menggunakan kombinasi ACEI dan ARB
bersamaan).
 Apabila target tekanan darah belum tercapai
setelah menggunakan obat yang berasal dari
rekomendasi 6 karena ada kontraindikasi atau
diperlukan >3 jenis obat untuk mencapai target
tekanan darah maka terapi antihipertensi dari
golongan yang lain dapat digunakan.
 Sleep apnea
 Obat
 CKD
 Primary aldosteronism
 Penyakit Renovascular
 Penggunaan steroid kronis
 Cushing’s syndrome
 Pheochromocytoma
 Coarctation of the aorta
 Penyakit Thyroid atau parathyroid
29
 Pengukuran Tekanan Darah yang salah
 Intake sodium berlebihan
 Terapi diuretik inadekuat
 Obat
 Dosis inadekuat
 Efek dan interaksi obat:
 NSAIDs, simpatomimetik, OCP
 Obat bebas dan herbal
 Minum alkohol

30
 Steroids  Ketamine
 Estrogens  Desflurane
 NSAIDS  Carbamazepine
 Phenylpropanolamin  Bromocryptine
es  Metoclopramide
 Cyclosporine/tacrolim  Antidepressants
us  Venlafaxine
 Erythropoietin
 Buspirone
 Sibutramine
 Clonidine
 Methylphenidate
 Ergotamine

31
1. Keuntungan
 Mempunyai efek sinergis
 Mempunyai sifat aditif
 Saling mengisi
 Efek samping masing-masing obat diminimalkan

2. Kombinasi yang rasional


 ACE inhibitor dengan diuretik
 ACE inhibitor dengan kalsium antagonis
 Beta bloker dengan kalsium antagonis
 Beta bloker dengan diuretik

32
1. Tanpa komplikasi
2. Menjadi accelerated – malignant
3. Kerusakan target organ :
a. Penyakit jantung
 Hipertrofi ventrikel kiri
 Infark miokard
 Gagal jantung
b. Stroke : iskemi / perdarahan
c. Aneurisma / aorta diseksi
d. Nefrosklerosis / GGK
e. Retinopati

33
 Perubahan dinding pembuluh darah yang
menyebabkan trauma pemb darah dan
arteriosklerosis di sepanjang vasculature
 Komplikasi timbul karena disfungsi dan
kegagalan “target organ”
 Kerusakan pembuluh darah dapat dilihat
dengan fundoscopy.

35
a. Ginjal : Glomerulonefritis,
Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor
b. Vascular :
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneuri
sma, Emboli kolestrol, Vaskulitis
c. Kelainan endokrin :
DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
d. Saraf : Stroke, Ensepalitis
e. Obat – obatan : Kortikosteroid
 CVS (Jantung dan Pembuluh Darah)
 Ginjal
 Sistem saraf
 Mata

37
 Hipertrofi Ventricular, disfungsi dan
kegagalan
 Aritmia
 Coronary artery disease, Acute MI
 Arterial aneurysm, dissection, and rupture.

38
 Glomerular sclerosis menyebabkan kegagalan
fungsi ginjal dan akhirnya end stage kidney
disease.

 Ischemic kidney disease terutama bila terjadi


renal artery stenosis adalah penyebab
hipertensi

39
 Stroke,
intracerebral dan subaracnoid
hemorrhage.

 Cerebral atrophy dan dementia

40
 Retinopathy, retinal hemorrhages dan
gangguan penglihatan
 Vitreous hemorrhage, retinal detachment
 Neuropathy of the nerves leading to
extraoccular muscle paralysis and
dysfunction

41

Anda mungkin juga menyukai