TINJAUAN PUSTAKA
Ada bukti bahwa insulin dan insulin-like growth factors-I (IGF-I) dan –II
mempunyai peranan dalam pengaturan pertumbuhan janin dan penambahan berat
badan. Insulin disekresikan oleh sel beta pankreas janin pada trimester kedua dan
dipercaya merangsang pertumbuhan sel dan adiposa. IGF, secara struktural
dibentuk oleh polipeptida yang mirip proinsulin, yang dihasilkan oleh hampir
semua organ janin mulai dari permulaan perkembangan dan merupakan stimulator
yang poten untuk pembelahan sel dan diferensiasi. Verhaeghe dkk telah
menemukan bahwa IGF-I dan IGF-II dan insulin janin pada sirkulasi umbilikal
berhubungan dengan pertumbuhan janin dan penambahan berat badan, tetapi IGF-
I lebih berperan dalam berat badan lahir. Insulin secara utama berhubungan
dengan pertumbuhan yang berlebihan pada janin (makrosomia), dimana IGF-
binding protein merupakan penghambat pertumbuhan. Holmes Dkk menemukan
bahwa tingkat IGF-I ibu rendah pada wanita dengan janin yang mengalami
gangguan pertumbuhan dan menghambat tranfer melalui plasenta. (6,8,10)
Jadi secara garis besar IUGR dibagi menjadi dua bagian besar. Menurut
Renfield (1975) menjadi Tipe I (Simetris, Proposional) dan Tipe II (Asimeris,
Disproposional). Kedua tipe ini terjadi akibat perbedaan saat mulai timbul dan
lamanya kejadian yang menyebabkan pertumbuhan tersebut mengalami retriksi.
Sedangkan Tipe Intermediet (tipe campuran) merupakan gabungan dari kedua
tipe di atas.(1,9,11)
Klasifikasi yang terbaru pada IUGR yaitu, Janin kecil normal – tidak
mempunyai struktur yang abnormal, mempunyai arteri umbilikalis dan cairan
amnion yang normal tetapi mempunyai berat badan yang kurang dari seharusnya.
Janin ini tidak berisiko dan tidak memerlukan perawatan khusus. Janin kecil
yang abnormal – mempunyai anomali kromosom atau malformasi struktur.
Kasus ini sebaiknya diterminasi karena tidak ada yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya. Janin dengan pertumbuhan yang terhambat – berhubungan
dengan berkurang atau terganggunya fungsi plasenta. Penatalaksanaan yang
sesuai dan tepat pada waktunya dapat meningkatkan harapan hidup.(6,7,8)
Pada ibu yang secara genetik kecil pada umumnya akan mempunyai bayi
yang kecil juga, jika wanita mulai hamil dengan berat badan kurang dari 100 pon
atau 50 kg, resiko untuk terjadinya bayi dengan berat badan kecil untuk usia
kehamilan meningkat dua kali lipat, pernyataan ini menurut Simpson dan kawan-
kawan. Pada suatu data penelitian longitudinal pada semua kelahiran dalam
jangka waktu 1 minggu pada tahun 1958 di Inggris, Wales, dan Scotlandia
memperlihatkan bahwa adanya efek antar generasi pada pengaruhnya terhadap
berat badan yang diturunkan dari ibu. Pada suatu penelitian lain juga didapatkan
bahwa pada ibu dengan berat badan lahir yang kurang, maka bila ibu tersebut
akan mempunyai anak maka resiko untuk terjadinya berat badan yang rendah akan
meningkat. Bagaimana pun juga hubungan antara ibu yang kecil dengan bayi yang
kecil juga masih belum jelas. Pada suatu penelitian menganalisa 62 kelahiran
setelah pemberian donor ovum, untuk mencari hubungan antara berat badan donor
dan resipien. Pada penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa keadaan
lingkungan yang diberikan oleh ibu lebih memegang peranan dari pada pengaruh
genetik yang diturunkan oleh ibu terhadap berat badan bayi.(7,10)
Peranan gizi yang buruk dan penambahan berat badan ibu yang jelek
merupakan peranan yang penting dalam terjadinya berat badan lahir yang rendah
dan terjadinya IUGR. Pada ibu dengan penambahan berat badan yang rata-rata
atau rendah selama kehamilan mungkin berhubungan dengan terjadinya
pertumbuhan janin yang terhambat. Rendahnya penambahan berat badan lahir
selama trimester kedua sangat berpengaruh terhadap penurunan berat badan lahir.
Jika ibu besar dan sehat maka penambahan berat badan dibawah rata-rata tanpa
adanya penyakit dari ibu tidak berhubungan dengan pertumbuhan janin
terhambat.(8,9,10)
Ketika terpapar pada suatu lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah
dan berlangsung lama, beberapa janin mengalami penurunan berat badan. Pada
suatu penelitian mengatakan bahwa para wanita yang hidup didaerah tinggi
cenderung mempunyai anak dengan berat badan lebih dibandingkan dengan ibu
yang tinggal didaerah rendah. Pada penelitian lain pada wanita yang hidup di
Peruvian yang terletak di ketinggian 10.000 kaki diatas permukaan laut,
mempunyai perbedaan berat badan lahir dengan bayi yang lahir di daerah pantai,
perbedaan yang terjadi kurang lebih 250 gram. Dan juga pada ibu dengan
penyakit jantung sianotik, cenderung mempunyai anak gangguan pertumbuhan.
(7,1)
Galbraith dkk menyelidiki faktor resiko pada 395 bayi yang mengalami
restriksi pertumbuhan didapatkan sekitar 122 bayi (31%) tidak ada faktor
resikonya. Walaupun demikian ibu-ibu yang tidak mempunyai faktor resiko
terkadang mempunyai karakteristik medik yang menonjol. Lebih lanjut, Galbraith
dkk menemukan adanya faktor resiko tambahan untuk IUGR. Faktor resiko yang
berarti menurut presentasi mereka dapat terlihat pada Tabel 1(Adanya komplikasi
pada kehamilan lampau), Tabel 2 (Adanya komplikasi medik pada ibu), Tabel 3
(Adanya komplikasi obstetrik) untuk IUGR. (8)
Kematian perinatal dengan IUGR adalah 55,7 per 100 dari 395 bayi yang
mengalami IUGR. Dimana pada mereka yang tidak beresiko angka rata-rata
motalitinya 32,8 per 1000 (4 kematian ) dan meningkat pada yang beresiko yaitu
65,9 per 1000 (18 kematian). (8)
Pada ibu-ibu yang tidak mempunyai faktor resiko tetapi melahirkan bayi
IUGR mungkin disebabkan oleh penurunan berat badan maternal, penurunan
perolehan berat badan maternal, merokok, adanya peninggian insiden pada
kehamilan terdahulu, dan tinggi fundus uteri yang kecil pada kehamilan.(8,9)
Tabel 1
Insidensi IUGR Dengan adanya
Komplikasi kehamilan lampau (8)
IUGR 384 77 20
Recurrent abortion 91 10 11
Preterm 260 23 8
Hypertension
Severe 9 4 44.0
Renal
Nephritis 24 5 21.0
Other 79 4 5.0
Urinary tract
Cardiopulmonary 73 11 15.0
Tabel 3
Insidensi IUGR Pada Kehamilan Dengan
Komplikasi Obstetrik (8)
Banyak masalah yang timbul pada janin dengan IUGR, yaitu asfiksia,
hipoglikemia, polisitemia, penurunan konsumsi dari oksigen, hipotermia, dan
adanya kelainan morfologi. Oleh karena itu diperlukan penegakkan diagnosis
sedini mungkin.(1)
3.8 Anamnesis
Dari anamnesis perlu diketahui antara lain yaitu usia kehamilan janin yang
dapat diperkirakan secara tradisional dengan menghitung hari pertama haid
terakhir (HPHT). Namun sekitar 20-40% ibu hamil HPHT-nya tidak dapat
dipercaya, misalnya karena : 1) lupa, 2) riwayat oligomenore atau metroragi, 3)
perdarahan akibat AKDR, 4) perdarahan nidasi 5) riwayat penggunaan
kontrasepsi oral. Perlu juga mencari faktor-faktor resiko seperti hipertensi,
penyakit jantung sianotik, penyakit paru kronis, pemakaian obat-obat, merokok,
adanya infeksi., dan riwayat pertumbuhan janin terhambat sebelumnya.
22-28 24-28
28 26.7
30 29.5-30
32 29.5-30
34 31
36 32
38 33
40 37.7
Pengukuran ganda dari BPD diperoleh dari umur kehamilan yang berbeda
yang memenuhi kategori dari pola spesifik pertumbuhan kepala. Pemeriksaan
pertama diperoleh antara 20-26 minggu dan pemeriksaan kedua diperoleh antara
30-33 minggu usia kehamilan. Pada BPD pengukuran pertama tidak akan
membedakan janin dengan ukuran-ukuran BPDnya (besar, sedang atau kecil),
karena itu ditentukan sebuah rata-rata umur kehamilan berdasarkan asumsi pola
pertumbuhan BPD dan janin. Pada pemeriksaan kedua BPD identifikasi spesifik
dari pola tipe pertumbuhan. Sebagai contoh, jika pemeriksaan BPD kedua, pola
pertumbuhan janin pada tingkat sedang akan terletak diantara 10 dan 9 persentil,
yang diperkuat dengan penetapan umur kehamilan dari pemeriksaan BPD
pertama. Pertumbuhan BPD pada keadaan kecil untuk umur kehamilan akan
mengikuti pola pertumbuhan lambat dan pada pemeriksaan kedua akan lebih
rendah dari atau sama dari 10 persentil dari umur kehamilan yang ditentukan dari
pemeriksaan kedua. Sejak pemeriksaan BPD pertama gagal untuk mengenali pola
pertumbuhan kecil dan meramalkan terlalu rendah dari umur kehamilan,
pemeriksaan kedua dapat memperkirakan umur kehamilan yang menjadi dasar
pola pertumbuhan BPD. Beberapa janin dengan pola pertumbuhan lambat akan
mempunyai umur kehamilan 1 minggu lebih maju pada waktu pemeriksaan BPD
kedua, sama halnya dengan janin yang mempunyai besar untuk usia kehamilan
dengan pemeriksaan BPD kedua, penurunan usia kehamilan diperkirakan 1
minggu jika hasil pemeriksaan BPD kedua lebih besar atau sama dari 90 persentil.
Penggunaan GASA telah dilaporkan adanya peningkatan ketelitian dari penilaian
umur kehamilan dengan pemeriksaan BPD sampai kurang lebih 3-5 hari.(8)
Secara normal lingkar kepala lebih besar daripada lingkar perut sampai
kehamilan mencapai usia kurang lebih 32 minggu. Pada usia antara 32 dan 36
minggu, kedua lingkaran tersebut sama besarnya. Setelah kehamilan 36 minggu,
lingkar perut biasanya melampaui lingar kepala. (7,3)
Tetapi, dalam mendiagnosis IUGR yang simetris, rasio ini tidak dapat
digunakan karena dalam hal ini ukuran janin semuanya berkurang. Selanjutnya,
pemakaian rasio ini digunakan pada umur kehamilan yang sesuai, sebab hasil
rasio ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi pada prematus.(7,3)
Seperti halnya dengan pertumbuhan janin, yang ideal adalah bahwa setiap
populasi hendaknya mempunyai normogram sendiri yang dapat digunakan untuk
menentukan usia kehamilan secara USG.
Gambar 5. USG pengukuran BPD, AC,dan FL(3)
Karena banyaknya masalah serius yang dapat timbul pada janin dengan IUGR,
maka beberapa kehamilan membutuhkan penanganan oleh tenaga perinatal yang
ahli. Penanganan pada kehamilan ini bergantung dari prinsip-prinsip umum ini,
yaitu deteksi dini, gizi yang baik, menghilangkan faktor-faktor yang mendukung
(seperti merokok,obat-obatan, dan diet), meningkatkan aliran darah pada uterus,
pemantauan serial pada janin (Non Stress test yang dilakukan setiap minggu,
oksitoksin contraction test, UGS, pemeriksaan aliran darah dengan menggunakan
doppler), dan yang terakhir adalah terminasi kehamilan pada tempat perinatal
yang baik. (9)
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat pada ibu, bisa digunakan
untuk mencari faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan IUGR. Pemeriksaan
ini termasuk masalah yang sering terjadi seperti hipertensi, autoimmun dan
collagen vaskular disease, dan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan ibu
seperti merokok dan minum alkohol. (9)
Non Stress Test (NST). Pada NST, akselerasi denyut jantung janin terjadi
sebagai respon terhadap adanya gerakan janin. NST dipakai untuk memantau
kesejahteraan janin antenatal. NST disebut reaktif / normal bila terdapat paling
sedikit 2 akselerasi denyut jantung janin, paling sedikit 15 denyut/menit yang
berlangsung selama 15 detik dalam setiap periode 20 menit atau dalam waktu 40
menit. Denyut jantung janin basal antara 120-160 kali/menit. Tidak ada deselerasi.
NST disebut non reaktif bila terdapat kurang dari 2 akselerasi denyut jantung
janin atau akselerasi yang tidak adekuat (kurang dari 15 denyut/menit) pada
periode 20 menit atau dalam waktu 40 menit. Adanya spontan deselerasi pada
kontraksi Braxton Hicks atau spontan variabel deselerasi dapat menunjukkan
gambaran yang tidak baik. (9,7,1)
Ketika diagnosis IUGR ditegakkan pada janin yang secara anatomi normal
pada umur kehamilan kurang atau sama dengan 34 minggu, dan volume cairan
amnion dan pengawasan janin yang normal, maka diperlukan observasi pada janin
tersebut. Perlu juga dilakukan skrining untuk toksoplamosis, rubela,
cytomegalovirus, herpes, dan infeksi lain. Selama pertumbuhan janin berlanjut
dan pemantauan janin normal, maka kehamilan diteruskan sampai cukup bulan.
Pada beberapa kasus, amniosintesis diperlukan untuk menilai kematangan dari
paru-paru. Walaupun oligohidramion dihubungkan dengan adanya kegagalan
pertumbuhan janin, tetapi keadaan volume amnion yang normal dapat juga
disertai dengan gangguan pertumbuhan. (9,1)
Pada restriksi pertumbuhan yang jauh dari aterm, tidak ada terapi yang
spesifik untuk memperbaiki kondisinya, walaupun demikian bed rest dapat
dianjurkan untuk memacu pertumbuhan janin. Beberapa klinikus menganjurkan
suatu cara istirahat dengan tidur miring, dimana cardiac output ibu dan perfusi
plasenta maksimal. Dapat juga dilakukan pemberian kalori sebanyak 2100 – 2300
kalori perhari untuk mempertahankan kebutuhan kalori yang dibutuhkan untuk
perkembangan dan pertumbuhan janin, dan juga dianjurkan pemberian protein
1,3-1,5 gram/KgBB per hari. Pemberian tambahan suplemen-suplemen, terapi
oksigen, obat-obat antihipertensi, heparin, dan aspirin telah terbukti efektif.
Pemberian kortikosteroid juga dapat diberikan pada umur kehamilan yang jauh
dari aterm. (9,1)
Para wanita hamil juga harus dianjurkan untuk berhenti merokok yang
minim-minuman alkohol selama kehamilan. Jika pasien merupakan pengguna
obat-obatan terlarang, maka dia harus di rehabilitasi. Dan juga pekerjaan yang
mendatangkan stress serta aktifitas fisik yang berat harus dihindarkan pada wanita
hamil dengan sistim vaskular yang buruk yang disebabkan oleh adanya
hipertensi.(9)
3.12 Prognosis
IUGR
Umur kehamilan
- USG
- NST/OCT
- Biophysical profile
gawat janin normal
evaluasi ulang tiap 1 minggu