Anda di halaman 1dari 21

SINDROM KORONER AKUT

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan salah satu penyakit dimana terjadi
perubahan patologis atau kelainan dalam dinding arteri koroner yang dapat
menyebabkan terjadinya iskemik maupun infark miokardium. Sindrom Koroner
Akut merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, World Health
Organization (WHO) pada tahun 2015 melaporkan penyakit kardiovaskuler
menyebabkan 17,5 juta kematian atau sekitar 31% dari keseluruhan kematian
secara global dan yang diakibatkan sindrom koroner akut sebesar 7,4 juta
(Tumade dan Joseph, 2014).
Sindrom Koroner Akut dibagi menjadi:
 Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST segment elevation
myocardial infarction)
 Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: nonST segment
elevation myocardial infarction)
 Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris)
(Pedoman Tatalaksana Sindrom Kororner Akut, 2015)
STEMI: ST segment elevation myocardial
infarction
 ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan suatu
kondisi yang mengakibatkan kematian sel miosit jantung
karena iskemia yang ber-kepanjangan akibat oklusi
koroner akut.
 STEMI terjadi akibat stenosis total pembuluh darah
koroner sehingga menyebabkan nekrosis sel jantung yang
bersifat irreversible (Black dan Hawk, 2015)
Etiologi
Umur

Jenis kelamin : Laki-laki

Keturunan

Faktor yang dapat dimodifikasi seperti merokok, hipertensi,


diabetes mellitus, dis-lipidemia, dan obesitas
(Ghani et al, 2016).
Patogenesis
 Diagnosis nyeri ditegakkan dengan
anamnesis lengkap, kadang-kadang
dibantu pemeriksaan penunjang. Terdiri
dari menentukan sifat nyeri, berapa lama
nyeri berlangsung, factor yang memicu
dan meringankan dan adanya factor resiko
untuk penyakit jantung
 Infark Miokard/ STEMI biasanya muncul
berangsur-angsur dalam beberapa menit.
Walaupun mirip dengan angina, nyeri
terasa sangat berat, bisa berlangsung
selama 20 menit atau lebih serta tidak
berkurang dengan pemberian nitrat. Nyeri
sering disertai berkeringat, mual dan
muntah,dan secara umum adanya gejala
ini semakin menunjukkan bahwa nyeri
yang dirasakan mungkin disebabkan oleh
infark miokard, bukan angina (Patrick,
2006)
Penatalaksanaan Stemi
Gejala MI : Nyeri dada seperti
Pasien dating dengan gejala yang
ditekan menjalar ke lengan,
menujukkan sindrom coroner akut
leher, rahang berkeringat,
cemas, kulit lembab, sering
berefek ringan pada TD
Anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG, (Philip, 2010)
enzim jantung

Bila terlihat elevasi segmen ST


dan/atau enzim mlokardium, maka
obati sebagai MI akut

Pasien dating dengan gejala yang


menujukkan sindrom coroner akut
Terapi Farmakologi

Segera : Jangka panjang :


• Opiat (meredakan nyeri) • B-bloker
• Nitrovasodilator (mengurangi kerja • Aspirin
jantung, meredakan nyeri) • Inhibitor ACE
• Aspirin dan heparin (mencegah • Mengurangi resiko kardiovaskular
thrombosis lebih lanjut) • Revaskularisasi bila terdapat resiko
• Trombolitik (reperfusi membatasi tinggi untuk kejadian lebih lanjut
ukuran infark)
• B-bloker (membatasi ukuran infark,
mengurangi aritmia)
• Amiodaran, lidokain atau agen kelas 1
lain (mensuspensi atau mencegah
aritmia)
Analisis SOAP

S Subjective

O Objective

A Assesment

P Plan
Subjective
Nama Pasien : Tn. MM

Umur : 54 tahun

Keluhan Utama : Nyeri ulu hati dirasakan mulai


kemarin, dada terasa nyeri, tidak sesak

Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak diketahui

Diagnosa : Stemi

Riwayat Alergi : Tidak ada

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 1 Februari 2022


Catatan Perkembangan Pasien
Tanggal 1 :Pasien mengeluh nyeri dada
Tanggal 2 : Pasien mengeluh nyeri dada berkurang, skala 2
Tanggal 3 :Pasien mengeluh nyeri dada berkurang, skala 2

Tanggal 4 : Pasien mengeluh nyeri dada berkurang, skala 2

Tanggal 5 : Pasien mengeluh nyeri dada berkurang, skala 2


Tanggal 6 : Pasien mengeluh nyeri dada berkurang, skala 2
hilang timbul
Tanggal 7 : Pasien nyeri dada sudah berkurang, nyeri kadang-
kadang skala nyeri 2
Objective
Data Nilai 02/02/2022 03/02/2022 04/02/2022 05/02/2022 06/02/2022
Klinik Normal
P S M P S M P S M P S M P S M

Tekanan Darah 120/80 mg/dl 114 99/7 94/ 94/5 105/ 112/ 95/ 110/ 106/ 110/ 110/ 110 104/ 120/ 120/
/60 0 51 1 54 66 50 70 65 70 70 /70 70 70 100
Nadi 80-100/menit 94 102 87 78 69 75 74 80 84 70 70 70 70 81 76

RR 20/menit 19 26 20 19 21 20 20 20 20 20 22 20 20 20 20

Suhu 36-37℃ 35,8 35,8 36 36,5 36,4 36,3 36,4 36,3 36,5 36,6 - 36 36,2 35 -

SPO2 - 97 99 99 99 99 96 98 98 98 95 95 98 - - 98

Nyeri dada - ✅ ✅ ✅ ✅ Berkurang


Objective
Data Nilai 07/02/2022
Klinik Normal P S M

Tekanan Darah 120/80 mg/dl 96/ 110/ -


60 70
Nadi 80-100/menit 76 79 -

RR 20/menit 20 20 -

Suhu 36-37℃ 36 - -

SPO2 - - 98 -

Nyeri dada - Berkurang


Data Laboratorium
Data Lab Nilai Normal Hasil Pemeriksaan
Leukosit 4,0-10,0/ul 15,46

Neutrofil 50-70 % 78,2

Limfosit 20-40 % 17,8

Kreatinin 0,67-1,17 mg/dL 1,84

Clorida 98-100 m mol/L 108,0


Catatan Pengobatan Pasien
Nama Obat Dosis Rute Tanggal pemberian obat
2/2/22 3/2/22 4/2/22 5/2/22 6/2/22 7/2/22 7/2/22
O2 (Nasal Kanul) ✅ ✅ ✅ ✅
Inf. NS 0,9 % 20tpm/24jam iv ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
Arixtra 1x,5mg sc ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
Lanzoprasole 1x30mg iv ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
ISDN 3x5mg po ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
atorvastatin 1x40mg po ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
Alprazolam 0-0-1 po ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
Captopril 3x25mg po ✅ -stop-
Bisoprolol 1x5mg po ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
ASA 1x80mg po ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
Clopidogrel 1x75mg po ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅ ✅
Dobutamin 5 amp iv ✅ -stop-
NTG 5 amp iv ✅ -stop-
Corolan 2x70mg po ✅ -stop-
Lasix 1-0-0 iv ✅ -stop-
Problem Subjective Terapi Indikasi Analisis
Medis /Objective
O2 Oksigen harus diberikan pada pasien dengan sesak Suplementasi oksigen harus diberikan pada pasien
nafas, tanda gagal jantung, syok atau saturasi dengan saturasi oksigen arteri kurang 90 %. Pada
oksigen <95% (Mayes, P.A 2010) semua pasien stemi tanpa komplikasi dapat
diberikan oksigen selama 6 jam(Pedoman tata
laksana sindrom coroner akut)

NTG Pengobatan nyeri iskemia selama infark miokard Nitrogliserin tidak diberikan pada pasien dengan
IV 5 amp akut tekanan darah sistolik <90 mmHg, bradikardi,
S : Nyeri dada (kurang dari 50 kali permenit) takikardi lebih dari
Stemi O : SPO2 awal 100 kali permenit, atau dicurigai adanya RV
masuk 97 %, infark (ACC/AHA 2013)
Skala nyeri 2

NTG NTG selain untuk mengurangi nyeri dada juga untuk isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dipakai sebagai
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan pengganti (Jurnal : Penatalaksanaan Cairan
menurunkan preload dan meningkatkan suplai Perioperatif Pada Kasus Trauma)
oksigen miokard dengan cara dilatasi pembuluh
ISDN koroner yang terkena infark atau pembuluh
kolateral. NTG harus dihindari pada pasien dengan
tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau pasien yang
dicurigai mengalami infark ventrikel kanan. Jika
nyeri dada tidak hilang dengan satu kali pemberian,
dapat diulang setiap lima menit sampai maksimal
tiga kali.
(jurnal : Laki-laki 56 Tahun Datang Dengan Stemi
Anterior Inferior)
Problem Subjective/ Terapi Indikasi Analisis
Medis Objective
Sebagai trombolitik, Peluruhan bekuan Antikoagulan direkomendasikan pada
Arixtra darah pasien-pasien STEMI yang diobati dengan
(Fondaparinux) (Philip, 2010) fibrinolitik hingga revaskularisasi (bila
SC 1x2,5 mg dilakukan) atau selama dirawat di rumah
sakit hingga 5 hari (Pedoman tata
laksana sindrom coroner akut)
S : Nyeri dada ASA Aspirin merupakan tata laksana dasar Digunakan setelah MI untuk mencegah
O : SPO2 awal (Asam acetylsalisilat) pada pasien yang dicurigai STEMI. agregasi trombosit dan thrombosis lebih
Stemi masuk 97 %, Skala PO 1x80mg (Jurnal : Laki-laki 56 Tahun Datang lanjut pada arteri yang mengalami
nyeri 2 Dengan Stemi Anterior Inferior) infark/ yang menyebabkan storek
(Philip, 2010)

Bisoprolol Untuk mengobati hipertensi atau Obat ini mengurangi kebutuhan O2


PO 1x5mg tekanan darah tinggi, angina pectoris, dengan menurunkan laju denyut jantung
aritmia dan gagal jantung. dan mengurangi ketegangan dinding
ventrikel dengan menurunkan afterload ,
dengan demikian obat ini dapat
menurunkan iskemia dan ukuran infark
(Philip, 2010)

Clopidogrel Clopidogrel diindikasikan diberikan Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg


PO 1x75mg sebagai tambahan untuk aspirin dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan
(tatalaksana sindrom coroner akut) 75 mg/hari (pada pasien yang
direncanakan untuk terapi reperfusi
menggunakan agen fibrinolitik,
penghambat reseptor ADP yang
dianjurkan adalah clopidogrel)
Problem Subjective/ Terapi Indikasi Analisis
Medis Objective
Corolan Diindikasikan untuk mengobati gejala Ivabradin adalah obat pertama yang
(Ivabradine) angina stabil kronis pada pasien menghambat secara selektif dan spesifik.
PO 2x70mg penyakit jantung coroner Berkerja dengan memblokir kanal f
(Graha, 2018) menyebabkan penurunn arus sehingga
mengurangi depolarisasi diastolic
spontan (Graha, 2018)

Terapi ACEI Stemi S : Nyeri dada Captopril ACE inhibitor mulai diberikan dalam 24 ACE inhibitor harus dimulai dengan dosis
di hentikan O : TD 99/70 PO 3x25mg ‐ 48 jam pasca‐MI pada pasien yang rendah dan dititrasi naik sampai dosis
mmgHg telah stabil, dengan atau tanpa gejala tertinggi yang dapat ditoleransi.
SPO2 awal masuk gagal jantung (jurnal : Laki-laki 56 Kontraindikasinya hipotensi, gangguan
97 %, Skala nyeri 2 Tahun Datang Dengan Stemi Anterior ginjal, stenosis arteri ginjal bilateral,
Inferior) dan alergi ACE inhibitor.

Dobutamin Untuk hipotensi dengan tekanan darah Komplikasi infark jantung sangat ditakuti
Iv 5 amp 70-100 mmHg dan tanpa tanda-tanda karena sering berakibat fatal.
syok Pengobatan dilakukan dengan dobutamin
untuk menaikan volume-menit jantung
dan tekanan darah.
Problem Subjective/ Terapi Indikasi Analisis
Medis Objective
S : Nyeri ulu hati Lanzoprasole Untuk refluks esofagitis PPI terbukti paling efektif mengatasi
O : SPO2 awal iv/1x30mg gejala serta menyumbuhkan lesi
masuk 97 %, Skala esophagitis.
nyeri 2 Dosis tunggal umumnya diberikan pada
pagi hari sebelum makan pagi.
Sedangkan dosis ganda diberikan pagi
hari sebelum makan pagi dan malam hari
sebelum makan malam.
Inf. NS 0,9 % Sebagai pengganti cairan dalam tubuh Cairan kristaloid sedikit hipertonik,
iv 20tpm/24jam komposisi natrium dan kalium lebih
tinggi dari plasma. Cairan ini tidak
Terapi tambahan mengandung kalsium sehingga digunakan
yang di berikan untuk dilusi produk transfusi darah,
selama supaya tidak timbul kemungkinan
perawatan terjadinya gangguan dengan
antikoagulan sitrat (Jurnal :
Penatalaksanaan Cairan Perioperatif
Pada Kasus Trauma)
Alparzolam Untuk mengurangi kecemasan, gejala Digunakan sebagai obat ansiolitik Karena
po 0-0-1 depresi dan gangguan panik peran tambahannya sebagai antidepresan
sehingga alprazolam juga efektif untuk
terapi gangguan depresi (Chowdhury dkk,
2016)
Atorvastatin Semua pasien stemi tanpa Tanpa melihat nilai awal kolestrol LDL
PO 1x40mg kontraindikasi dan tanpa mempertimbangkan modifikasi
diet, inhibitor statin harus diberikan
pada semua penderita
UAP/Nstemi.dengan mengontrol
Plan
Problem Subjective/ Terapi Indikasi/ Analisis
Medis Objective Kontraindikasi
Rekomendasi S : Nyeri dada Morfin Morfin sangat efektif mengurangi nyeri dada Morfin diberikan dengan dosis 2 - 4 mg
terapi yang tidak O : SPO2 awal dan merupakan analgesik pilihan dalam tata dapat tingkatkan 2 - 8 mg IV serta dapat
di dapatkan masuk 97 %, Skala laksana nyeri dada pada STEMI (Antman, 2004, di ulang dengan interval 5 - 15 menit
nyeri 2 opie & gersh, 2005) (Antman, 2004, opie & gersh, 2005)
Monitoring efektifitas :
1. Keluhan nyeri dada berkurang
2. Keluhan nyeri ulu hati tidak dirasakan lagi
3. Memperbaiki kualitas hidup pasien

Monitoring efek samping :


4. Atorvastatin : perubahan fungsi ginjal (pantau kadar kreatinin)

Monitoring efek samping :


1. Penambahan opiat morfin sebagai anagesik pilihan dalam tatalaksana nyeri dada
pada STEMI

Anda mungkin juga menyukai