Anda di halaman 1dari 12

A.

Data Pasien
Nama : Ny. YP (49 Tahun)
Tanggal MRS : 05/10/2018 (05.00)
Keluhan Masuk : Berdebar setelah minum Oskadon (Parasetamol
dan kafein), Demam selama 3 hari (sebelum
MRS), Pusing, Mual.
Diagnosa Masuk : AF Rapid + CHF + Cardiomegali
Alergi Obat : Ampicilin
Riwayat Penyakit : Gastritis
Riwayat Penelusuran : Pasien mengaku pernah mengkonsumsi antasida
Pengobatan (Promag) untuk mengatasi tukak lambung yang
dibeli secara swamedikasi. Pasien juga
mengatakan pernah mengkonsumsi obat yang
diperoleh dari dokter tetapi pasien lupa nama dan
indikasi obatnya. Dan pasien lupa membawa obat
tersebut.
B. Data Laboratorium
Pemeriksaan 06/10/2018
Nilai Normal 05/10/2018
Laboratorium

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 123


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

Gula darah puasa


76-110 mg/dL 108
(mg/dL)

Gula darah 2JPP (mg/dL) 80-125 mg/dL 178

Cholesterol (mg/dL) 150-250 mg/dL 160

Trigliserida (mg/dL) 50-200 mg/dL 111

HDL-C (mg/dL) 45-65 mg/dL 54

LDL-C (mg/dL) 65-175 mg/dL 77

Uric Acid (mg/dL) 2,4-5,7 mg/dL 7.3

Natrium (mmol/L) 136-145 mmol/L 133

Kalium (mmol/L) 3,5-5,1 mmol/L 3.83

Chlorida (mmol/L) 97-111 mmol/L 101.1

C. Tanda-Tanda Vital

Oktober ‘18 05/10 06/10 07/10 08/10 09/10 10/10

TD (mmHg) 180/85 170/80 130/90 180/110 150/80 130/90

Nadi (x/menit) 176 90 90 87 73 82

Suhu (C) 36 36 38 36 36 36

RR (x/menit) 28 20 22 22 20 18

SpO2 (%) 98 100 98 96 97 96

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 124


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

D. Kondisi Klinik
Parameter 08/10 09/10 10/10

Sesak ++ + -

Demam + - -

Batuk ++++ +++ ++

E. Terapi
Nama Obat Aturan 05/10 06/1 07/1 08/10 09/10 10/10
Pakai 0 0
Cordaron 600mg 12 jam √ STO
(Amiodaron) (iv P
drip)
Digoxin 0,25mg (0-1-0) √ √ √ STO
Tab P
Bisoprolol 5mg Tab (0-1-0) √ √ √ √ √ √

Ramipril 2,5mg 1x1 √ STO


Tab P
Spironolakton 1x1 √ √ √ √ √ √
25mg Tab
Ambroxol 30mg 3x1 √ √ √ √ √ STOP
Tab
Candesartan 8mg (0-0-1) √ √ STOP
Tab
Candesartan 16mg (0-0-1) √ √
Tab
Ciprofloxacin 3x1 √ √ √ √

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 125


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

500mg Tab
Pamol tab 3x1 √ √ √
(Paracetamol)
Codein 10mg Tab 3x1 √
(diberikan
pada siang
hari, dan STOP

dihentikan
pada malam
hari)
Inj. Lasix 2x1 √ √ √ √ √ √
(Furosemid) amp
Vitamin B1 tab 3x1 √ √ √ √ √

Kapsul Batuk 3x1 √ ( diberikan √


(Codein, pada malam
Salbutamol, Metil hari)
Prednisolon, CTM,
GG)

F. Analisa SOAP
Asassment yang kami lakukan menggunakan beberapa guidline, karena
keterbatasan mengakses PPK (Pedoman Penatalaksanaan Klinis) di Rumah Sakit
dr. Ramelan.

Problem
Tgl S O A P
Medis

05/10/ AF Jantung TD: • Tekanan darah Saran Apoteker:


18 Rapid + berdebar, 185/85 belum terkontrol Pemantauan terapi

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 126


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

IGD CHF batuk kering, mmHg (Pada pasien AF cordaron


panas sudah 3 Nadi: dengan hipertensi (Amiodaron):
hari, sesak, 176X/mnt target tekanan -Efektivitas:
pusing, dan SPO2: darah pasien 1. Nadi: 80 - <110
mual. 98% 130/80 mmHg) x/menit
RR: (ESC, 2016) (hasil:87x/menit)
28X/menit Amiodaron dapat
memperlambat irama
jantung 10-12 bpm
setelah pemberian 8-12
jam. (ESC, 2016)
-Efek Samping:
1. amiodaron (600
mg/12 jam) : hipotensi,
pusing, kelelahan.
(koda kimble,2012
p511)

Pemantauan
penggunaan
Bisoprolol dan
Digoxin:
-Efektivitas:
1. Nadi: 80 - <110
x/menit
2. TD: ≤130/80 mmHg
-Efek Samping
potensial:
1. Digoxin (rentang

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 127


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

dosis 0.0625-0,25mg) :
mual, muntah,
gangguan penglihatan
(warna), anoreksia,
bradikardia
2. Bisoprolol (rentang
dosis 2,5-10mg) :
bradikardia, depresi,
kelelahan. (ACCF,
2013); (Canadian,2014)

Pemantauan terapi
Ramipril:
-Efektivitas:
1. Nadi: 80 - <110
x/menit
(hasil:87x/menit)
2. TD: ≤130/80 mmHg
-Efek Samping:
*Aktual :
-Ramipril: Batuk kering
(7-8%)

08/10/ AF Badan TD: • Terapi Saran apoteker:


18 Rapid + meriang, 180/110 ambroxol tablet Diberikan codein 10mg
CHF batuk, sesak mmHg belum efektif untuk mengatasi batuk ,
berkurang Nadi: dalam mengatasi Pasien juga mengalami
87x/menit keluhan batuk sesak sehingga perlu

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 128


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

SPO2: pasien menambahkan


96% • Tekanan darah salbutamol (Codein
RR: pasien belum 10mg + Salbutamol
22x/menit terkontrol 2mg)
• Pasien menolak
menggunakan Pemantauan terapi
kateter karena lasix(furosemid)
haid efektivitas: melihat
kondisi edema pasien,
tidak dapat melihat
output urin, karena
pasien menolak
menggunakan kateter.
Efek samping potensial:
peningkatan kadar asam
urat (40%)
(ESC,2016)
- Pemantauan terapi :
Nadi 80 - <110
Tekanan darah <130-
80mmHg
(ESC, 2016)

09/10/ AF Badan TD:  Terapi Saran apoteker: dapat


18 Rapid + meriang, 150/80 ambroxol belum diberikan codein 10mg
CHF + batuk kering mmHg efektif dalam , pada siang hari dokter
Batuk (semakin Nadi: mengatasi mengganti ambroxol
Kering mengganggu) 73x/menit keluhan batuk dengan codein 10mg.

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 129


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

, tidak bisa SPO2: kering pasien Setelah pemberian


tidur, sesak 97%  Pemberian codein pasien
berkurang RR: candesartan 8 mg merasakan perbaikan
20x/menit belum mencapai pada batuk nya, namun
kadar tunak, pasien masih
sehingga mengalami sesak
pemberian terapi sehingga perlu
tetap dilanjutkan menambahkan
salbutamol (Codein
10mg + Salbutamol
2mg)
Saran Apoteker:
Terapi candesartan 8
mg dilanjutkan sampai
mencapai kadar tunak,
diperoleh hasil:

T99%: 33,25 jam dihitung


dari pemberian awal
pada tanggal 7 yaitu jam
20.00 sehingga pada hari
ke-3 baru diperoleh
kadar tunak yang
dibuktikan dengan
menurunnya tekanan
darah menjadi 150/80
mmHg sehingga terapi
dapat dilanjutkan.

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 130


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

- Pemantauan terapi :
Nadi 80 - <110
(ESC, 2016)

- Pemantauan Efek
Samping
*Potensial:
-Codein: konstipasi
(American journal
gastroenterology,2011)

10/10/ AF Batuk kering TD:  Tidak ada • Konseling terkait


18 Rapid + sudah lebih 130/90 masalah terkait penggunaan obat yang
CHF berkurang, mmHg pengobatan dibawa pulang oleh
tidak ada Nadi: pasien.(ACC, pasien.
sesak, sudah 82x/menit 2017) • Efek samping dari
bisa tidur dan SPO2: Diuretik
tidak ada 96% *Potensial:
demam RR: -Inj. Lasix: peningkatan
18x/menit kadar asam urat (40%)
• Antibiotik
Ciprofloksasin harus
dihabiskan.

G. Pembahasan Kasus I
Congestive heart failure (CHF) yaitu ketidakmampuan jantung
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrien. Keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan serta terjadi penurunan

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 131


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

curah jantung yang menyebabkan cardiac remodeling pada gagal jantung


kongesti disertai timbulnya edema cairan karena ginjal akan mengaktivasi
RAAS sehingga kelenjar adrenal mensekresi hormon aldosteron yang
dapat meningkatkan retensi garam dan air di ginjal.
Ny.YP masuk rumah sakit pada tanggal 5 Oktober 2018, dari hasil
pemeriksaan pasien di diagnosa AF Rapid dan CHF dengan nilai Nadi 176
x/menit, RR 28x/menit, dan TD 180/85mmHg yang disertai Cardiomegali.
Diketahui sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami sesak setelah
melakukan aktivitas (menyapu lantai), kemudian pasien merasa pusing dan
minum Oskadon (parasetamol dan kafein), dimana kafein yang terkandung
dalam oskadon dapat memicu terjadinya takikardi (Daniel J,2011.The
American journal of Medicine), setelah itu pasien merasa pusing tidak
hilang, jantung berdebar, sesak , dan demam. Dilihat dari kondisi pasien
dapat dikategorikan berada pada CHF kelas III berdasarkan NYHA.

Gambar 4.17. Klasifikasi NYHA

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 132


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

Pemberian bisoprolol dan ramipril sebagai terapi untuk CHF pasien ,


terapi yang diberikan sudah tepat, Pemberian bisoprolol dan ramipril dapat
menurunkan beban kerja jantung sehingga CHF tidak semakin parah. Ramipril
dapat berfungsi sebagai anti cardiac remodeling. Selain itu diberikan terapi
Cordaron/Amiodaron (saat di IGD) yang kemudian diganti menjadi Digoxin (saat
masuk bangsal), terapi ini diberikan pada pasien AF Rapid pasien untuk
menurunkan ritme jantung pasien. Pemberian anti aritmia (digoxin) dengan
ACE/ARB dapat menurunkan kejadian AF berulang. Penggunaan Bisoprolol
dengan rentang dosis (2,5-10mg) dan Digoxin (0,0625-0,25 mg) dapat
meningkatkan resiko bradikardi sehingga perlu monitoring efeksamping dengan
melihat tanda-tanda vital pasien seperti Nadi (ACCF, 2013); (Canadian,2014).

Gambar 4.18.Pilihan Terapi


Pada tanggal 5 Oktober, pasien juga diberi antibiotik Ciprofloxacin
500mg dengan aturan pakai 3x1 tablet. Dilihat dari tanda-tanda vital, pasien
masuk kedalam kriteria SIRS dimana kriteria SIRS yaitu: Temperatur >38/36
ºC ,HR:.90/menit, RR: 20/menit, PaCo2 <4,27 KPa, Leukosit >12000/ neutrofil
immature >10%. Pasien yang dikategorikan dalam definisi SIRS adalah pasien
yang memenuhi minimal 2 dari kriteria SIRS tersebut sehingga pasien ini masuk

Laporan Program Profesi Apoteker Mayor Klinis| 133


Laporan Praktek Kerja Profesi di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Program Studi Apoteker
01 Oktober-23 November 2018

kedalam kategori SIRS dimana mempunyai tanda-tanda vital (Temperatur:


36ºC;RR: 28 x/menit; Nadi: 176 x/menit) yang memerlukan terapi Antibiotik.
(Paul E.Marik, 2017. SIRS qSOFA sepsis Definition).

Pada tanggal 8 Oktober 2018 pasien mengeluhkan batuk, pasien


telah diberikan Ambroxol tablet untuk mengatasi batuk tetapi belum ada
perbaikan klinis, sehingga Dokter memberikan tambahan terapi codein 10 mg 3x1
untuk mengatasi keluhan batuk pasien. Pemberian codein sudah efektif, namun
pasien masih mengalami sesak sehingga perlu menambahkan salbutamol (Codein
10mg + Salbutamol 2mg).
Pada tanggal 9 pemberian Candesartan 8 mg dihentikan dan
ditingkatkan menjadi 16 mg pada malam hari. Peningkatan dosis Candesartan 16
mg kurang tepat dikarenakan pemberian Candesartan 8 mg belum mencapai kadar
tunak terhitung saat pemberian pertama pada tanggal 7 pukul 20.00 sehingga

berdasarkan perhitungan T99% didapatkan kadar tunak 33,25 jam yaitu 3 hari
pukul 05.00 pagi yang dibuktikan dengan penurunan tekanan darah 150/80
mmHg.

Anda mungkin juga menyukai