Septianika
N 111 22 095
◦ Tirotoksikosis adalah keadaan klinis yang terjadi akibat peningkatan produksi hormon tiroid
Definisi
- kelompok usia 0-11 tahun dilaporkan sebanyak 0,44 kasus per 1000 populasi,
Jika ditemukan umumnya disebabkan karena Graves’ disease (GD) dengan jumlah kira kira 1%-5% kasus
pada anak
3. Pada penderita dengan pembesaran tiroid simetris disertai dengan kelainan mata (orbitopathy), sangat mungkin penyakit
Grave sehingga tidak perlu mencari penyebab lebih lanjut.
Tanda dan Gejala Hipertiroid pada neonatus
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
Umumnya Pasien Dengan Hipertiroid Akan - Penyakit Graves: adanya pembesaran
Terapi simptomatik :
propanolol: 0.5 – 2 mg/kg/hari
Yodium Radioaktif
Tindakan Bedah
Tatalaksana Hipertiroid pada Neonatus
◦ Hipertiroid pada neonatal (bayi) merupakan self limiting disease sehingga bersifat sementara, dan
pengobatan dilakukan dengan prinsip titrasi untuk menjadikan bayi dalam keadaan eutiroid. Dapat
menggunakan Propiurasil (PTU) dengan dosis 5-10 mg/kgBB/hari atau Metimazol (MMI) dengan
dosis 0,2-0,5 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi 3.
◦ Jika gejalanya sangat hebat bisa ditambahkan larutan lugol dengan dosis 1-3 tetes/hari eszjuntuk
menghambat pelepasan hormon tiroid.
Yodium Radioaktif Pembedahan
oleh kadar uptake iodine dan jumlah tiroid dalam jaringan. pasein dengan oftalmopati Graves yang progresif dan berat.
Namun bila terlalu banyak jaringan tiroid yang ditinggalkan
-Cara kerja obat ini adalah ketika iodium diserap oleh sel
, dikhawatirkan akan terjadi relaps (kambuh). Kebanyakan
tiroid, sel tersebut akan mati akibat faktor radioaktif yang
ahli bedah menyisakan 2-3 gram jaringan tiroi d
dibawa oleh iodium. Matinya sel tiroid akan menyebabkan
produksi hormon tiroid menurun
Prognosis
• DUBIA AD BONAM
• Tetapi pada anak yang lebih tua, prognosis penyakit Graves dapat lebih buruk. Walaupun penyakit
Graves neonatus dapat diobati dengan baik, tetapi komplikasi kraniosinostosis dan keterlambatan
perkembangan masih dapat terjadi.
RERLEKSI KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. Brilla Athalia Mokodongan
Alamat : Morowali
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan tangan dan jari-jari sering bergetar bahkan disaat beristirahat dan
memberat jika kecapean dan tegang disertai rasa berdebar-debar baik pada saat istirahat dan berkerja sejak 2 bulan yang lalu. Sering
berkeringat, gelisah dan tidak bisa tidur. Sulit tidur sejak empat bulan yang lalu karena merasa gelisah dan pasien sering merasa
kepanasan walau berada di tempat ber AC, bisa 4x ganti baju karena berkeringat. Berkeringat dirasakan saat istirahat dan bertambah
pada saat bekerja. Lelah letih lesu dirasakan walaupun tidak bekerja berat, menghilangkan rasa lelahnya pasien hanya istirahat. Mata
lebih menonjol dan kering, serta rambut yang sering rontok.
BB turun banyak sejak 3 bulan yang lalu tepatnya saat nafsu makan meningkat BB awal 52 kg menjadi 48 kg. Pasien tidak ada
program diet dan makan 4 sehat 5 sempurna. Nafsu makan meningkat sejak ada rasa lelah letih dan lesu. Makan 4-5x + banyak
ngemil. Frekuensi minum air biasa saja yaitu 2,5 liter air dalam sehari dan BAK normal. BAB dalam sehari bisa antara 2-3 kali
sejak 3 bulan yang lalu bersama dengan nafsu makan yang meningkat dan feses lebih cair dari biasanya. Sebelum BB turun pasien
merasa ingin terus bekerja dan bergerak (hiperaktif) namun sering bertengkar dengan rekan kerja (emosi labil).
Untuk siklus haid tidak teratur, bisa sebulan sekali bisa tiga bulan sekali, perdarahan mens-nya kadang banyak kadang sedikit,
namun cenderung sedikit. Pasein merasa ada benjolan kira-kira seperti buah cherry. Saat pertama kali muncul bentuknya bulat hanya
menonjol sedikit dan sullit menelan (1x), merasa tidak nyaman. Sejak 3 bulan yang lalu teraba lunak dan tidak bisa di gerakkan dari
dasarnya dan nyeri (-). Suara serak (+) dan kadang suara tidak keluar, frekuensi hilang timbul. 2x sesak nafas dalam 2 bulan
terakhir penyebab tidak di ketahui. Sesak timbul tiba-tiba dan tidak disertai rasa nyeri dada dan lebih nyaman dalam posisi tegak.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
- Sianosis : -
- Lebam : -
Pemeriksaan Fisik
Kepala - Mulut
- Bentuk : Normocephal ◦ Sianosis : Tidak ada
- Mata ◦ Bibir kering : Tidak ada
◦ Kongjungtiva : Anemis (-/-) ◦ Lidah kotor : Tidak ada
◦ Palpebra : Edema (-/-) ◦ Stomatitis : Tidak ada
◦ Ikterus : Tidak ada ◦ Lainnya : Tidak ada
◦ Cekung : Tidak ada - Telinga
◦ Lain nya : orbitopathy ◦ Otorrhea : Tidak ada
- Hidung ◦ - Leher
◦ Rhinorrhea : Tidak ada ◦ Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
- Pergerakan dinding dada : Simetris bilateral (+) - Kelainan dinding abdomen : Tidak ada
USG Leher :
- Kedua thyroid membesar inhomogen dengan color doppler yang sangat prominent disertai penebalan pada
isthus
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sakit sedang dengan kesadaran compos mentis (E6M4V5).
Berat badan pasien 56 kg, tinggi badan 156 cm. Status gizi pasien termasuk dalam kategori obesitas. Pada pemeriksaan
TTV I dapatkan nadi : 80 x/menit, respirasi : 20 x/menit, suhu badan: 36,7 ℃, Spo2 : 96%. Pada pemeriksaan fisik mata
Eksoftalmus (+), konjungtiva anemis (-/-), palpebra edema (-/-), ikterus (-), cekung (-). Pemeriksaan leher kgb (-), leher
kelenjar tiroid (+). Pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak datar, massa (-). Perkusi tympani (+) pada seluruh
region abdomen. Peristaltic usus (+) kesan normal. Pada pemeriksaan fisik sistem pernapasan sianosis (-), Apnea (-),
Retraksi (-), Pergerakan dinding dada simetris bilateral, auskultasi Vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-). Pada
pemeriksaan laboratorium serologi/imunologi pada tanggal 20 Desember 2022 didapatkan FT4 meningkat.
DIAGNOSIS
“HIPERTIROID”
Terapi
• Gambaran klinis hipertiroid disebabkan karena efek berlebihan hormon tiroid. Gejala
dapat berupa palpitasi, mudah berkeringat, intoleransi panas, diare, kulit kemerahan dan
hangat, tremor, eksoftalmus, dan lain-lain.
• Pengobatan hipertiroid yang digunakan adalah PTU 5-7 mg/kgBB/hari dalam dosis
terbagi 3 dan MMI 5-10% dari dosis PTU dalam dosis terbagi 2 atau sekali sehari.
TERIMA KASIH