Anda di halaman 1dari 30

HIPERTIROID PADA ANAK

Septianika
N 111 22 095

Pembimbing : dr. Kartin Kune, Sp.A


Pendahuluan
◦ Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan karena peningkatan kadar T3
(Triiodothyronine) dan T4 (Thyroxine) bebas.

◦ Tirotoksikosis adalah keadaan klinis yang terjadi akibat peningkatan produksi hormon tiroid
Definisi

Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan


disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan
sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam
darah.
Epidemiologi
◦ Insidensi

- kelompok usia 0-11 tahun dilaporkan sebanyak 0,44 kasus per 1000 populasi,

- kelompok usia 12 – 17 tahun sebanyak 0,59 kasus per 1000 populasi

Jika ditemukan umumnya disebabkan karena Graves’ disease (GD) dengan jumlah kira kira 1%-5% kasus
pada anak

Lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan laki-laki


Etiologi

- Penyebab autoimun tersering ialah Graves’ disease.

- Penyebab non autoimun ialah adenoma tiroid, tiroidisitis


akut, tiroiditis kronik, peningkatan produksi TSH, ingesti
iodine yang berlebihan.
Patofisiologi
Limfosit T diaktifkan oleh antigen dalam kelenjar tiroid 🡪 merangsang limfosit
B 🡪 menghasilkan antibodi terhadap tiroid, seperti immunooglobulin
perangsang tiroid (Thyroid-Stimulating Immunoglobulin), thyroid
peroksidase antibodies (TPO), TSH reseptor antibodies (TRAbs) yang
bekerja menyerupai TSH di membran sel folikel tiroid 🡪 thyroid-stimulating
immunoglobulin (TSI) yang berikatan dan menstimulasi [TSH reseptor
antibody (TRAb)] pada permukaan membrane sel tiroid menyebabkan
pertumbuhan sel-sel folikular, peningkatan vaskularisasi, dan sintesis serta
sekresi hormone tiroid yang berlebihan.
Manifestasi Klinis Hipertiroid pada Anak
1. Riwayat penyakit autoimun pada penderita dan keluarga.
2. Tanda dan Gejala

3. Pada penderita dengan pembesaran tiroid simetris disertai dengan kelainan mata (orbitopathy), sangat mungkin penyakit
Grave sehingga tidak perlu mencari penyebab lebih lanjut.
Tanda dan Gejala Hipertiroid pada neonatus
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
Umumnya Pasien Dengan Hipertiroid Akan - Penyakit Graves: adanya pembesaran

Mengeluhkan Adanya kelenjar tiroid yang bersifat difus dan


- Kecemasan padat, kadang dapat terdengar bising dan
- tremor berdenyut.
- napas cepat
- Tiroiditis subakut: palpasi kelenjar
- tidak tahan terhadap suhu panas
tiroid didapatkan pembesaran dan nyeri
- penurunan berat badan tanpa sebab yang
tekan.
jelas
Indeks Wayne dapat digunakan untuk melakukan diagnosa penyakit hipertiroid. Indeks Wayne sendiri
merupakan suatu checklist yang berisi ada atau tidaknya gejala-gejala.Untuk meningkatkan akurasi
diagnosa telah dirancang penilaian indeks Wayne, di mana skor diberikan untuk kehadiran atau
ketidakhadiran berbagai gejala dan tanda-tanda penyakit tiroid.

Skor tertinggi adalah +45 dan terendah adalah -25.


Hipertiroidisme : >19
Eutiroid : 11-18
Hipotiroid :<11
Akurasi dalam membantu penegakan diagnosis ialah 85%.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan radiologi


- Kadar T4/FT4 dan T3/FT3 meningkat, kadar – Skintigrafi: Uptake iodium meningkat.
TSH menurun, dan TRAb positif. – USG (colour doppler): Penilaian aliran darah
- pemeriksaan darah lengkap : terdapat tiroid dan dapat membedakan PG dan tiroiditis
leukopenia dan trombositopenia destruktif
Tatalaksana Hipertiroid pada Anak
Methimazole (MMI): dosis 0,2 – 0,5
mg/kg/ hari
Obat Antitiroid
PTU (propiltiourasil) dengan dosis awal
5-7mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis

Terapi simptomatik :
propanolol: 0.5 – 2 mg/kg/hari

Yodium Radioaktif

Tindakan Bedah
Tatalaksana Hipertiroid pada Neonatus
◦ Hipertiroid pada neonatal (bayi) merupakan self limiting disease sehingga bersifat sementara, dan
pengobatan dilakukan dengan prinsip titrasi untuk menjadikan bayi dalam keadaan eutiroid. Dapat
menggunakan Propiurasil (PTU) dengan dosis 5-10 mg/kgBB/hari atau Metimazol (MMI) dengan
dosis 0,2-0,5 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi 3.

◦ Jika gejalanya sangat hebat bisa ditambahkan larutan lugol dengan dosis 1-3 tetes/hari eszjuntuk
menghambat pelepasan hormon tiroid.
Yodium Radioaktif Pembedahan

– Yodium radioaktif yang paling banyak dipakai ialah I131


­ Pembedahan tiroidektomi dilakukan pada penderita yang
-Tujuan terapi radioiodine ialah untuk mencapai status
mengalami kegagalan dengan anti-tiroid dan goiter yang
hipotiroid. Pada terapi radioiodine untuk anak tidak diberikan
sangat besar.
untuk mencapai status eutiroid karena hal ini menyebabkan
terjadinya iritasi parsial pada kelenjar tiroid yang dapat ­ Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada
penderita dengan struma yang besar.
memacu terjadinya keganansan tiroid. Pada terapi
radioiodine, potensial destruksi glandula tiroid dipengaruhi ­ Tiroidektomi total biasanya tidak dianjurkan, kecuali pada

oleh kadar uptake iodine dan jumlah tiroid dalam jaringan. pasein dengan oftalmopati Graves yang progresif dan berat.
Namun bila terlalu banyak jaringan tiroid yang ditinggalkan
-Cara kerja obat ini adalah ketika iodium diserap oleh sel
, dikhawatirkan akan terjadi relaps (kambuh). Kebanyakan
tiroid, sel tersebut akan mati akibat faktor radioaktif yang
ahli bedah menyisakan 2-3 gram jaringan tiroi d
dibawa oleh iodium. Matinya sel tiroid akan menyebabkan
produksi hormon tiroid menurun
Prognosis
• DUBIA AD BONAM
• Tetapi pada anak yang lebih tua, prognosis penyakit Graves dapat lebih buruk. Walaupun penyakit
Graves neonatus dapat diobati dengan baik, tetapi komplikasi kraniosinostosis dan keterlambatan
perkembangan masih dapat terjadi.
RERLEKSI KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. Brilla Athalia Mokodongan

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Morowali

Usia : 17 tahun, 7 bulan, 26 hari

Tgl Pemeriksaan : 02 Mei 2023 (kontrol)


Anamnesis
Keluhan datang : Tremor

Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan tangan dan jari-jari sering bergetar bahkan disaat beristirahat dan
memberat jika kecapean dan tegang disertai rasa berdebar-debar baik pada saat istirahat dan berkerja sejak 2 bulan yang lalu. Sering
berkeringat, gelisah dan tidak bisa tidur. Sulit tidur sejak empat bulan yang lalu karena merasa gelisah dan pasien sering merasa
kepanasan walau berada di tempat ber AC, bisa 4x ganti baju karena berkeringat. Berkeringat dirasakan saat istirahat dan bertambah
pada saat bekerja. Lelah letih lesu dirasakan walaupun tidak bekerja berat, menghilangkan rasa lelahnya pasien hanya istirahat. Mata
lebih menonjol dan kering, serta rambut yang sering rontok.

BB turun banyak sejak 3 bulan yang lalu tepatnya saat nafsu makan meningkat BB awal 52 kg menjadi 48 kg. Pasien tidak ada
program diet dan makan 4 sehat 5 sempurna. Nafsu makan meningkat sejak ada rasa lelah letih dan lesu. Makan 4-5x + banyak
ngemil. Frekuensi minum air biasa saja yaitu 2,5 liter air dalam sehari dan BAK normal. BAB dalam sehari bisa antara 2-3 kali
sejak 3 bulan yang lalu bersama dengan nafsu makan yang meningkat dan feses lebih cair dari biasanya. Sebelum BB turun pasien
merasa ingin terus bekerja dan bergerak (hiperaktif) namun sering bertengkar dengan rekan kerja (emosi labil).

Untuk siklus haid tidak teratur, bisa sebulan sekali bisa tiga bulan sekali, perdarahan mens-nya kadang banyak kadang sedikit,
namun cenderung sedikit. Pasein merasa ada benjolan kira-kira seperti buah cherry. Saat pertama kali muncul bentuknya bulat hanya
menonjol sedikit dan sullit menelan (1x), merasa tidak nyaman. Sejak 3 bulan yang lalu teraba lunak dan tidak bisa di gerakkan dari
dasarnya dan nyeri (-). Suara serak (+) dan kadang suara tidak keluar, frekuensi hilang timbul. 2x sesak nafas dalam 2 bulan
terakhir penyebab tidak di ketahui. Sesak timbul tiba-tiba dan tidak disertai rasa nyeri dada dan lebih nyaman dalam posisi tegak.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada


Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : 15 / Compos mentis Tanda-tanda vital

Denyut jantung : 80 x / menit


Berat Badan : 48 kg
Suhu : 36,9 ◦C
Tinggi Badan : 157 kg
Respirasi : 20 x / menit
Status Gizi :
SpO2 : 96 %
BB/U = 87% (BB baik)
Kulit
TB/U = 96% (TB normal)
- Ruam : -

BB/TB = 100% (gizi buruk) - Petekie : -

- Sianosis : -

- Turgor : < 2 detik

- Lebam : -
Pemeriksaan Fisik
Kepala - Mulut
- Bentuk : Normocephal ◦ Sianosis : Tidak ada
- Mata ◦ Bibir kering : Tidak ada
◦ Kongjungtiva : Anemis (-/-) ◦ Lidah kotor : Tidak ada
◦ Palpebra : Edema (-/-) ◦ Stomatitis : Tidak ada
◦ Ikterus : Tidak ada ◦ Lainnya : Tidak ada
◦ Cekung : Tidak ada - Telinga
◦ Lain nya : orbitopathy ◦ Otorrhea : Tidak ada
- Hidung ◦ - Leher
◦ Rhinorrhea : Tidak ada ◦ Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

◦ Epitaksis : Tidak ada ◦ Kelenjar tiroid : Ada pembesaran


Pemeriksaan Fisik
◦ Sistem Pernafasan ◦ Sistem Kardiovaskuler

- Sianosis : Tidak ada - Bunyi jantung : SI dan SII Murni regular

- Apnea : Tidak ada - Murmur : Tidak ada

- Retraksi : Ada ◦ Sistem Gastrointestinal

- Pergerakan dinding dada : Simetris bilateral (+) - Kelainan dinding abdomen : Tidak ada

- retraksi dinding dada (-) - Muntah : Tidak ada

- Bunyi pernafasan : Vesikular (+/+) - Diare : Tidak ada

- Bunyi tambahan : Wheezing (-/-), - Residu lambung : Tidak ada


Ronkhi (-/-) - Organomegali : Tidak ada

- Bising usus : (+) ada

- Peristaltik : (+) Normal


Pemeriksaan Fisik
◦ Sistem Genitalia ◦ Pemeriksaan Lain

- Saluran Kencing :Lancar - Ekstremitas:

- Lainnya :Tidak ada ◦ Atas : Akral hangat(+/+), udema(-/-)

◦ Sistem Neurologi ◦ Bawah : Akral hangat(+/+), udema(-/-)


- Aktivitas : Aktif ◦ Turgor : <2detik

- Kesadaran : Compos Mentis

- Kejang : Tidak ada

- Tonus otot : Normal


Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
•Serologi/Imunologi

No. Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Endoktrin

1. FT4 6.99 * ng/dL 0.93-1.71

2. TSH <0.002* uIU/mL 0.4-6.2


Pemeriksaan Penunjang Radiologi

USG Leher :

- Kedua thyroid membesar inhomogen dengan color doppler yang sangat prominent disertai penebalan pada
isthus

- Tidak tampak pembesaran KGB regional cervical

- Kesan Gambaran Graves disease


Resume
Seorang anak perempuan berusia 17 tahun 7 bulan 26 hari datang ke rumah sakit dengan tremor (+), palpitasi (+), keringat
(+), gaelisah (+), sulit tidur (+), kepanasan (+), mata menonjol (+) dan kering (+), rambut rontok (+), penurunan BB (+),
lelah letih lesuh, BAB sering feses cair dan BAK dalam batas normal, hiperaktif dan emosi labil.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sakit sedang dengan kesadaran compos mentis (E6M4V5).
Berat badan pasien 56 kg, tinggi badan 156 cm. Status gizi pasien termasuk dalam kategori obesitas. Pada pemeriksaan
TTV I dapatkan nadi : 80 x/menit, respirasi : 20 x/menit, suhu badan: 36,7 ℃, Spo2 : 96%. Pada pemeriksaan fisik mata
Eksoftalmus (+), konjungtiva anemis (-/-), palpebra edema (-/-), ikterus (-), cekung (-). Pemeriksaan leher kgb (-), leher
kelenjar tiroid (+). Pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak datar, massa (-). Perkusi tympani (+) pada seluruh
region abdomen. Peristaltic usus (+) kesan normal. Pada pemeriksaan fisik sistem pernapasan sianosis (-), Apnea (-),
Retraksi (-), Pergerakan dinding dada simetris bilateral, auskultasi Vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-). Pada
pemeriksaan laboratorium serologi/imunologi pada tanggal 20 Desember 2022 didapatkan FT4 meningkat.
DIAGNOSIS

“HIPERTIROID”
Terapi

Anti tiroid : Methimazole (MMI): dosis 0,2 – 0,5 mg/kg/ hari

PTU (propiltiourasil) dengan dosis awal 5-7mg/kgBB/hari dibagi 3


dosis

Terapi simptomatik : propanolol: 0,5 – 2 mg/kg/hari


Kesimpulan
• Keadaan hipertiroid yang sering terjadi pada anak paling banyak disebabkan oleh
penyakit Graves, suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan adanya imunoglobulin
TSI yang menyebabkan peningkatan kadar hormon tiroid.

• Gambaran klinis hipertiroid disebabkan karena efek berlebihan hormon tiroid. Gejala
dapat berupa palpitasi, mudah berkeringat, intoleransi panas, diare, kulit kemerahan dan
hangat, tremor, eksoftalmus, dan lain-lain.

• Pengobatan hipertiroid yang digunakan adalah PTU 5-7 mg/kgBB/hari dalam dosis
terbagi 3 dan MMI 5-10% dari dosis PTU dalam dosis terbagi 2 atau sekali sehari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai