Anda di halaman 1dari 15

Grave

Disease
A M A N D A WA R D O N O

10100120192
Grave Disease
Grave disease adalah penyakit autoimmune yang dapat menyebabkan hyperthyroidism. Dimana sel
limfosit B (sel plasma) memproduksi thyroid stimulating anti-bodies yang dapat berikatan dengan
reseptor TSH pada kelenjar tiroid.
Etiologi, Epidemiologi, dan Faktor Risiko
Satu-satunya etiologi dari Grave Disease ini adalah autoimun yang belum terlalu jelas diketahui
penyebab pastinya. Pada data kejadian yang lebih luas, perempuan 5x lipat lebih rentan terkena
penyakit Grave Disease daripada laki-laki. Kasus yang sering terjadi menyerang kelompok usia 20-40
tahun.

Faktor Risiko : Genetik, Jenis kelamin (Wanita lebih berisiko), infeksi, stress, obat-obatan, kehamilan,
terpapar radiasi.
Diagnostic Test
Anamnesis : Tanyakan keluhan tentang kondisi vital sign (respiratory rate, blood pressure, heart rate,
temperature), tanyakan apa mudah Lelah/tidak.

Pemeriksaan Fisik : goiter (Pembesaran kelenjar tiroid). Pemeriksaan mata (terdapat exopthalmus),
vital sign ( sulit bernapas/dsypnea, tachycardia).
Pemeriksaan Penunjang
1. Thyroid Function Test : Dilakukan pemeriksaan kadar T3, T4, dan TSH dalam plasma darah.

2. Radioactive Iodine Uptake : Menentukkan seberapa banyak iodine yang diserap oleh kelenjar
tiroid.

3. Uji Autoantibodi (terutama immunoglobulin) : Didapatkan adanya Thyroid Stimulating


Immunoglobulin (TSI) , Thyroid Growth Stimulating Immunoglobulin (TGI), TSH binding
inhibitor immunoglobulin (TBII), Thyroid Peroxidase (TPO), antibody, Anti TSH receptor
antibody.
Tanda dan Gejala
❖ Pada individu yang lebih muda o Penurunan berat badan
tanpa kehilangan nafsu
o Jantung berdebar
makan
o Gugup o Pembesaran tiroid
o Tanda mata tirotoksik
o Mudah lelah
o Takikardia ringan
o Hyperkinesia o Kelemahan otot dan
kehilangan massa otot pada
o Diare pasien yang kronis
o Berkeringat berlebihan

o intoleransi terhadap panas,

dan preferensi untuk dingi


❖ Pada pasien di atas usia 60

o Kardiovaskular dan miopati

mendominasi

o Palpitasi

o Dispnea saat aktivitas

o Tremor

o Gugup

o Penurunan berat badan


Treatment
A. CARBIMAZOLE

Dimetabolisme dalam tubuh menjadi metimazole “Obat dengan fungsi sebagai penetralisir jumlah hormon tiroid yang melebihi batas
normal dalam tubuh (hiperparatiroid)”. Merupakan obat golongan tionamid.

• Mechanism Of Action (Cara Kerja) Carbimazole: Di metabolism terlebih dahulu menjadi methimazole, lalu menghambat sintesis hormon
tiroid dengan cara menghambat pengikatan iodium pada tirosin di tiroglobulin Dan menghambat penggabungan diioditirosin (DIT).
Farmakokinetik Carbimazole: 1. diabsorpsi secara lengkap di usus 2. di distribusikan ke seluruh tubuh 3. metabolisme bersama atau tanpa
makanan 4. eksresi lambat melalui urin dan ASI 5. bisa menembus barrier plasenta & terpusat di tiroid fetus sehingga tidak baik digunakan
pada trisemester pertama kehamilan.

• Dosis : Dewasa 20 mg dan anak anak 5 mg

• Efek samping : o sakit tenggorokan o Demam tinggi o Kelelahan o Perdarahan

• Indikasi : terapi hyperthyroidism Mengatasi gejala dan sebelum operasi

•Kontra indikasi : tidak untuk ibu hami


PROPHYLTHIOURACIL (PTU)
• Mechanism Of Action (cara kerja)

Menggagu coupling iodide dengan menghambat enzim peroxidase. Dan menghambat konversi
T4→T3

• Dosis ; 300-450 mg/ hari

• Efek sampig : Ruam, Sakit kepala, Mual, Leukopenia ( WBC turun), Agranulositosis

• Indikasi : hyperthyroid & grave’s disease


PROPANOLOL (Beta-Blockers)
Propranolol adalah antagonis prototipe b-adrenoreseptor.

- Memiliki efek antihipertensi yang lambat untuk mengembangkan. B-adrenoreseptor antagonis diserap dengan baik setelah
pemberian oral.

- Antagonis kompetitif di b1- dan b2- reseptor.

- Obat ini digunakan untuk mengobati supraventricular dan ventrikel aritmia.

- 90% terikat pada protein plasma.

- Lebih sering digunakan pada trisemester pertama kehamilan


• Dosis : 20 mg ¾ x perhari

• Indikasi : hipertensi dan migrain

• Kontra indikasi : penderita asma, asidosis metabolik


Vitamin B Kompleks
1. Thiamin (B1)

2. Riboflavin (B2)

3. Niacin (B3)

4. Panthothenic acid (B5)

5. Piridoksin (B6)

6. Biotin (B7)

7. Kolin

Fungsi : Vitamin B Kompleks secara umum diberikan untuk menjadi Koenzim dari metabolisme. Pada pasien
diberikan Vitamin B kompleks untuk kompensasi terhadap meningkatnya laju metabolisme.
Terapi Iodin Radioaktif
Menggunakan obat iodin radioakti secara oral.

• Indikasi:

o Kelenjar thyroid membsar

o Kadar T4 meningkat

o Kadar TSI meningkat

• Kontra indikasi

o Ibu hamil
Thyroidectomy
Pengangkatan kelenjar tiroid sebagian atau seluruhnya.

• Indikasi :

o Kelenjar tiroid terlalu besar

o Multinodular goiter

o Alergi obat anti-tiroid

o Menolak radioaktif

*2 minggu sebelum operasi diberikan larutan potassium iodide (kalium iodide) sebanyak 5 tetes sehari
untuk mengurangi vaskularisasi ke kelnjar tiroid*
Prognosis
Gejala berkurang seiring pemberian obat anti-tiroid dan fungsi tiroid dapat kembali normal, namun
bisa juga menjadi hypothyroid. Maka harus adanya follow-up seumur hidup
References
1. In Gardner, D. G., In Shoback, D. M., & Greenspan, F. S. (2018). Greenspan's basic & clinical
endocrinology.

2. In Melmed, S., In Polonsky, K. S., In Larsen, P. R., & In Kronenberg, H. (2016). Williams textbook
of endocrinology.

3. Sherwood, L., & Ward, C. (2016). Human physiology: From cells to systems.

4. K Sembulingam Essentials Of Medical Physiology, 6th Edition

Anda mungkin juga menyukai