Anda di halaman 1dari 18

Halaman Judul

Isi:
Anamnesis
Identitas Pasien
Nama : Nn. Bunga
Usia : 23 tahun
Alamat : Kaliurang
Pekerjaan : Mahasiswa

Keluhan Utama:
Mengeluhkan adanya benjolan dileher.

RPS
Benjolan di leher terasa sudah beberapa bulan terakhir. Benjolan tidak membesar dengan cepat
dan tidak ada rasa nyeri. Pasien merasakan benjolan hanya ada disebelah kanan leher. Saat
pasien makan, terutama makanan padat, pasien sedikit kesulitan untuk menelan. Pasien tidak
merasakan adanya keluhan lain.

RPD
Pasien tidak punya riwayat penyakit lain sebelumnya. Pasien mengaku baru pertama kali
merasakan ada benjolan pada lehernya dan tidak pernah di mondok. Selama ini tidak
mengkonsumsi suplemen tambahan maupun vitamin. Pasien tidak punya alergi obat dan
makanan.

RPK
Ayah pernah punya gejala yang sama dengan pasien. Ibu pasien mempunyai riwayat hipertensi.

Riwayat Lingkungan Sosial


Pasien menyangkal punya kebiasaan merokok dan minum alkohol. Sehari-hari pasien adalah
seorang mahasiswa dan bekerja paruh waktu di kafe. Tempat tinggal pasien dekat gunung.
Pasien mengaku banyak tetangga pasien yang mengalami keluhan yang sama. Pasien jarang
mengkonsumsi makanan laut, seperti ikan atau udang. Karena ibu mempunyai riwayat tekanan
darah tinggi, pasien juga sangat membatasi konsumsi garam karena takut menderita tekanan
darah tinggi juga. Biasanya pasien hanya makanan yang dikukus dan direbus. Pasien sangat
menyukai ubi dan kentang. Pasien jarang berolahraga.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak lelah


Kesadaran : GCS 15
Antropometri :
- Berat Badan : 70 Kg (meningkat dalam waktu cepat)
- Tinggi Badan : 160 cm
Vital Sign
● Suhu Tubuh : 35,7 derajat celcius
● Tekanan Darah : 110/100
● Frekuensi Respirasi : 17 kali/menit
● Denyut Nadi : 55 kali/menit (bradikardia)

Pemeriksaan Lokalis Regio Leher


● Inspeksi : Inspeksi kelenjar tiroid dilakukan dari posisi depan untuk menilai
apakah terdapat pembesaran kelenjar tiroid, derajat pembesaran tiroid, dan tanda
inflamasi. Pada pasien goiter ditemukan benjolan
● Palpasi : . Pemeriksaan dari depan, tiroid dipalpasi adakah pembesaran
atau tidak. Kemudian pasien diminta menelan ludah untuk menilai apakah kelenjar tiroid
teraba atau tidak, bergerak atau tidak. Bila terjadi pembesaran tiroid, dinilai ukurannya,
konsistensi, permukaan (noduler/difus), nyeri tekan, mobilitasnya. Pemeriksaan kelenjar
tiroid dari belakang, pasien diminta duduk, pemeriksa berada di belakang kemudian
diraba dengan jari-jari kedua tangan. Penilaian kelenjar tiroid sama seperti pemeriksaan
dari depan. Dalam kondisi normal: tidak terlihat atau teraba.
● Auskultasi : Auskultasi pada kelenjar tiroid dapat mendeteksi bising sistolik
yang mengarahkan adanya penyakit Graves.

Head to Toe
● Kepala dan Leher
- Konjungtiva : Merah muda (dalam batas normal)
- Sklera : Putih (dalam batas normal)
- Hidung : Tidak ada deviasi, tidak ada sekret
- Kelenjar Getah Bening: dalam batas normal
- Rambut : Rontok
- Leher : Teraba benjolan dengan konsistensi keras, Saat menelan kelenjar
tiroid tampak terangkat ke arah kranial
● Thorax
● Inspeksi : Dinding dada simetris, tidak ada luka, tidak ada edema
● Auskultasi : Terdengar pericardial rub
● Palpasi : Taktil Fremitus normal
● Perkusi : Sonor
● Abdomen
- Inspeksi : tidak terdapat distensi
- Auskultasi : bising usus normal 5x/menit
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan limfa
- Perkusi : dullnes

● Eksremitas
- Pucat
- Akral teraba dingin
- Kulit kering
Referensi:
- Mayo Clinic. (2022). Hypothyroidism (Underactive Thyroid). Link:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypothyroidism/symptoms-causes/syc-
20350284
- Patil, N., Rehman, A., Jialal, I. (2022). Hypothyroidism. NCBI: StatPearls. Link:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519536/

Diagnosis Banding
a. Goiter et causa defisiensi iodium: Yodium atau iodium adalah komponen yang
digunakan oleh kelenjar tiroid untuk membuat hormon tiroid. Kekurangan yodium atau
defisiensi yodium adalah penyebab utama terjadinya hiotiroid. Defisiensi yodium
berkaitan erat dengan kondisi geografis yang kekurangan yodium.
b. Euthyroid sick syndrome: bukan sindrom yang sebenarnya, tetapi merupakan
perubahan signifikan pada aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid pada sekitar 75% pasien
rawat inap. Kondisi ini sering terlihat pada pasien dengan penyakit kritis yang parah,
kekurangan kalori, dan setelah menjalani operasi besar. Pola hormon yang paling umum
pada sindrom sakit eutiroid adalah kadar T3 total dan T3 bebas yang rendah dengan kadar
T4 dan hormon perangsang tiroid yang rendah atau normal..
c. Thyroid lymphoma: Limfoma adalah kanker padat dan kohesif dari sel-sel limfatik.
Pada limfoma tiroid, sel kanker limfoid di tiroid ini menyebabkan kelenjar membesar.
Pasien mungkin mengalami berbagai gejala akibat disfungsi dan pembesaran kelenjar
tiroid; atau gejala seperti demam, keringat malam, dan penurunan berat badan akibat
limfoma itu sendiri.

Pemeriksaan Penunjang
● Thyroid Ultrasound
Potongan Axial non kontras Potongan Coronal non kontras

Potongan Sagittal non kontras

Hasil:
Pembesaran tiroid difus, lobus kanan lebih besar dari kiri. Lobus kanan berukuran 3,7 x
4,9 x 6,6 cm (TR x AP x CC), 56 g. Lobus kiri berukuran 2,1 x 3,3 x 5,1 cm (TR x AP x
CC), 17 g. Lobus kanan digantikan oleh nodul hipodens berukuran 5,1 x 3,6 cm. Ekstensi
retroklavikula. Tidak ada ekstensi retrosternal. Deviasi trakea kiri ringan. Tidak ada
penyempitan lumen.
● Thyroid Stimulating Hormone Test

Hasil:
-Kadar hormon T4 (Tiroksin) didapatkan rendah, kadar hormon T3 (Triiodotironina)
Masih dalam batas normal, Kadar TSH (Thyroid Stimulating Hormone) sangat tinggi
dibandingkan kadar normal. Temuan TSH tinggi dan FT4 rendah menunjukkan
hipotiroidisme primer akibat penyakit pada kelenjar tiroid. Seperti hashimoto disease
yaitu penyakit autoimun di mana, sel imun menyerang sel tiroid sehingga kelenjar tiroid
mengalami peradangan/Inflamasi sehingga produksi hormon tiroid menjadi terganggu.
Penyakit thyroiditis dan Kongenital Hypothyroidism juga dapat menyebabkan penurunan
kadar hormon tiroid dan peningkatan kadar TSH.

● Radioactive Iodine Uptake test


Gambar 1 Gambar 2

Keterangan (Gambar 1):


Pengambilan yodium radioaktif (RAIU) tes menunjukkan pembesaran lobus tiroid kanan,
dan tiroid kanan lebih besar dibandingkan lobus tiroid kiri.

Keterangan (Gambar 2):


Pengambilan dan pemindaian thyroid scan mencerminkan kutub atas lobus kanan
mengandung area fotopenia yang konsisten dengan nodul dingin/ Cold Nodule.

Gambar Perbandingan Tampakan Tiroid


● Aspirasi Jarum Halus
Sistem Bethesda untuk Melaporkan Sitopatologi Tiroid: Kategori Diagnostik yang
Direkomendasikan*

Sistem Bethesda untuk Pelaporan Sitopatologi Tiroid: Risiko Keganasan Tersirat dan
Manajemen Klinis yang Direkomendasikan

Diagnosis Kerja
- Goiter et causa defisiensi iodium

Tatalaksana Non Farmako


● Mencukupi Kebutuhan Yodium
Untuk mencukupi kebutuhan yodium, WHO merekomendasikan asupan iodium sebesar 90 mikrogram
(mcg) per hari untuk anak usia 0-5 tahun, 120 mcg per hari untuk anak 6-12 tahun, 150 mcg per hari
untuk anak 12 tahun ke atas dan dewasa, serta 250 mcg per hari untuk ibu hamil dan menyusui.

Tatalaksana Farmakologis
- Rujuk spesialis penyakit dalam
- Untuk mengobati hipotiroidnya dapat diberikan Levothyroxine tablet 100mcg

Edukasi
- Goiter merupakan pembesaran pada kelenjar tiroid. Kondisi yang dialami disebabkan
karena kurangnya konsumsi garam yang beryodium. Sehingga pasien perlu
mengkonsumsi garam beryodium yang cukup, jangan terlalu membatasi garam karena
takut terkena hipertensi. Dapat mengkonsumsi juga makanan tinggi yodium seperti ikan
laut. Penggunaan yang dianjurkan yaitu untuk menambahkan garam meja beryodium
setelah memasak untuk mencegah kehilangan akibat suhu panas, serta menyimpan dalam
ruangan tertutup, suhu ruangan, dan jauh dari sinar matahari. Perhatikan juga konsumsi
seimbang makanan beryodium dan bahan pangan penghambat penyerapan Yodium
seperti singkong. Penggunaan dan konsumsi yang baik dan benar diharapkan dapat
mencegah terjadinya defisiensi yodium..
- Pembesaran kelenjar tiroidnya akan kita evaluasi selama 3 bulan kedepan apakah
benjolannya membesar atau tidak karena ditakutkan akan mengganggu jalan nafas.
- Efek samping levothyroxine dapat berupa rasa lelah, kenaikan nafsu makan, penurunan
berat badan, intoleransi terhadap panas, demam, atau keringat berlebihan.
- Konsumsi levothyroxine tablet saat perut kosong, misalnya 30–60 menit sebelum
sarapan. Telan tablet utuh dengan bantuan segelas penuh air putih. Konsumsi obat pada
waktu yang sama setiap harinya.
- Prognosis : Terapi hipotiroid yang inadekuat berhubungan dengan timbulnya gagal
jantung, koma, hingga kematian. Sebaliknya, penderita hipotiroid dengan terapi yang
adekuat umumnya menunjukkan prognosis yang baik dan gejala berangsur berkurang
dalam beberapa minggu atau bulan

Referensi

-Babu V, Multinodular goiter. Case study, Radiopaedia.org (Accessed on 05 Apr 2023)


https://doi.org/10.53347/rID-61916
-Weerakkody Y, Yap J, Sharma R, et al. Colloid nodule (thyroid). Reference article,
Radiopaedia.org (Accessed on 05 Apr 2023) https://doi.org/10.53347/rID-29723
-Onyiriuka, Alphonsus & Olaniyi, Olufemi. (2019). Case report: Overt acquired primary
hypothyroidism in a ten-year-old girl with perinatally-acquired HIV infection on
HAART: A rare association. Bangladesh Journal of Medical Science. 18. 406-410.
10.3329/bjms.v18i2.40716.
-Patil N, Rehman A, Jialal I. Hypothyroidism. In: StatPearls [Internet]. StatPearls
Publishing; 2020. Updated August 10, 2020. Accessed January 5, 2021.
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519536
-Khan, Zahid & afifi, waleed & Muhammad, Syed & warrier, vinod. (2022).
Carbimazole-Induced Agranulocytosis in a Previously Stable Patient: A Case Report and
Literature Review. Cureus. 14.
-Lacy, Mary & Utzschneider, Kristina. (2015). Cocaine Intoxication and Thyroid Storm:
Similarity in Presentation and Implications for Treatment. Journal of investigative
medicine high impact case reports. 2. 2324709614554836. 10.1177/2324709614554836.
-Cibas, E. S., & Ali, S. Z. (2009). The Bethesda system for reporting thyroid
cytopathology. American Journal of Clinical Pathology, 132(5), 658–665.
https://doi.org/10.1309/AJCPPHLWMI3JV4LA
-Helfand M, Crapo LM. Screening for thyroid disease. Ann Intern Med. 1990;112:840-9.
-Kemenkes RI. (2017). Surveilans Untuk Mengatasi Gangguan Akibat Kekurangan Iodium.
- Pearson, S., Donnellan, C., Turner, L., Noble, E., Seejore, K., Murray, R., D. (2017). Endemic
Goitre and Hypothyroidism in an Adult Female Patient Dependent on total parenteral nutrition.
Endocrinology Diabetes Metabolism Case Report, 17-0030. doi: 10.1530/EDM-17-0030
Identitas Pasien
1. ANAMNESIS Nama : Nn. Bunga
Usia : 23 tahun
Alamat : Kaliurang
Pekerjaan : Mahasiswa

Keluhan Utama:
Mengeluhkan adanya benjolan dileher.

RPS
Seorang wanita berusia 23 tahun datang dengan keluhan benjolan
di leher terasa sudah beberapa bulan terakhir. Awalnya benjolan
hanya kecil, tetapi perlahan mulai membesar. Keluhan nyeri
disangkal pasien. Pasien merasakan benjolan hanya ada disebelah
kanan leher. Saat pasien makan, terutama makanan padat, pasien
sedikit kesulitan untuk menelan. Keluhan lain pasien: sering
kelelahan, tidak tahan dengan udara dingin, berat badan
meningkat tanpa sebab, serta kulit kering.

RPD
Pasien tidak punya riwayat penyakit lain sebelumnya. Pasien
mengaku baru pertama kali merasakan ada benjolan pada
lehernya dan tidak pernah di mondok. Selama ini tidak
mengkonsumsi suplemen tambahan maupun vitamin. Pasien tidak
punya alergi obat dan makanan.

RPK
Ayah punya riwayat gejala yang sama dengan pasien. Ibu pasien
mempunyai riwayat hipertensi.

Riwayat Lingkungan Sosial


Pasien menyangkal punya kebiasaan merokok dan minum
alkohol. Sehari-hari pasien adalah seorang mahasiswa dan
bekerja paruh waktu di kafe. Tempat tinggal pasien dekat
gunung. Pasien mengaku banyak tetangga pasien yang
mengalami keluhan yang sama. Pasien jarang mengkonsumsi
makanan laut, seperti ikan atau udang. Karena ibu mempunyai
riwayat tekanan darah tinggi, pasien juga sangat membatasi
konsumsi garam karena takut menderita tekanan darah tinggi
juga. Biasanya pasien hanya makanan yang dikukus dan direbus.
Pasien sangat menyukai ubi jalar dan kentang. Pasien jarang
Keadaan Umum : Tampak lelah
2. Kesadaran : GCS 15
PEMERIKSAAN Antropometri :
FISIK - Berat Badan : 70 Kg (meningkat dalam waktu
cepat)
- Tinggi Badan : 160 cm
Vital Sign
● Suhu Tubuh : 35,7 derajat celcius
● Tekanan Darah : 110/100
● Frekuensi Respirasi : 17 kali/menit
● Denyut Nadi : 55 kali/menit (bradikardia)

Pemeriksaan Status Lokalis Regio Leher

● Inspeksi :
- Terlihat benjolan
- Tidak ada tanda inflamasi
● Palpasi :
- Benjolan teraba
- Konsistensi keras
- Ukuran sekitar 6 cm
- Permukaan difus
- Tidak nyeri tekan

● Auskultasi :
- Tidak terdengar bising

Pemeriksaan Status Generalis


● Kepala dan Leher
- Konjungtiva : Merah muda (dalam batas normal)
- Sklera : Putih (dalam batas normal)
- Hidung : Tidak ada deviasi, tidak ada sekret
- Kelenjar Getah Bening: dalam batas normal
- Rambut : Rontok
 Leher : Teraba benjolan dengan konsistensi keras,
● Thorax
- Inspeksi : Dinding dada simetris, tidak ada
luka, tidak ada edema
- Auskultasi : Vesikuler
- Palpasi : Taktil Fremitus normal
- Perkusi : Sonor
● Abdomen
- Inspeksi : tidak terdapat distensi
- Auskultasi : bising usus normal 5x/menit
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, asites, tidak
ada pembesaran hepar dan limfa
- Perkusi : dullnes
● Eksremitas
- Pucat
- Akral teraba dingin
- Kulit kering

Diagnosis Kerja
3. DIAGNOSIS Goiter et causa defisiensi iodium: Yodium atau iodium adalah
DAN komponen yang digunakan oleh kelenjar tiroid untuk membuat
DIAGNOSIS hormon tiroid. Kekurangan yodium atau defisiensi yodium adalah
BANDING penyebab utama terjadinya hiotiroid. Defisiensi yodium berkaitan
erat dengan kondisi geografis yang kekurangan yodium.
Diagnosis Goiter et causa defisiensi iodium ditegakkan dari
anamnesis dimana ditemukan gejala benjolan pada leher yang
disertai sering kelelahan, tidak tahan dengan udara dingin, berat
badan meningkat tanpa sebab, serta kulit kering, selain itu kondisi
geografis pasien pada daerah gunung dan pola diet yang jarang
mengkonsumsi makanan laut (tinggi iodium), membatasi
konsumsi garam, dan lebih sering mengkonsumsi umbi-umbian.
Dari pemeriksaan fisik juga ditemukan benjolan pada leher,
suhu tubuh rendah, tekanan darah rendah, dan hipotensi.
Pemeriksaan penunjang menegakkan diagnosis, yaitu
ditemukan pembesaran tiroid difus pada pemeriksaan ultrasound,
free T4 dan Free T3 rendah sedangkan TSH tinggi yang
menandakan penyebab pembesaran tiroid adalah kurangnya
iodium dan bukan karena kegagalan sekunder hipotalamus atau
hipofisis anterior.

Diagnosis Banding

a. Euthyroid sick syndrome: bukan sindrom yang


sebenarnya, tetapi merupakan perubahan signifikan pada
aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid pada sekitar 75% pasien
rawat inap. Kondisi ini sering terlihat pada pasien dengan
penyakit kritis yang parah, kekurangan kalori, dan setelah
menjalani operasi besar. Berbeda dengan goiter et causa
defisiensi iodium, pada sindrom sakit eutiroid kadar T3
total dan T3 bebas rendah Tetapi kadar T4 dan TSH yang
rendah atau normal (pada goiter et causa defisiensi iodium
TSH meningkat)
b. Thyroid lymphoma: Limfoma adalah kanker padat dan
kohesif dari sel-sel limfatik. Pada limfoma tiroid, sel
kanker limfoid di tiroid ini menyebabkan kelenjar
membesar. Pasien mungkin mengalami berbagai gejala
akibat disfungsi dan pembesaran kelenjar tiroid; atau
gejala seperti demam, keringat malam, dan penurunan
berat badan akibat limfoma itu sendiri. Yang
membedakan dengan Goiter et causa defisiensi iodium
adalah hasil pemeriksaan fungsi tiroid, dimana pada
limfoma tiroid tidak ditemukan abnormalitas kadar T3,
T4, maupun TSH.
4. ● Thyroid Ultrasound
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Hasil:
Pembesaran tiroid difus, lobus kanan lebih besar dari kiri. Lobus
kanan berukuran 3,7 x 4,9 x 6,6 cm (TR x AP x CC), 56 g. Lobus
kiri berukuran 2,1 x 3,3 x 5,1 cm (TR x AP x CC), 17 g. Lobus
kanan digantikan oleh nodul hipodens berukuran 5,1 x 3,6 cm.
Ekstensi retro klavikula. Tidak ada ekstensi retrosternal. Deviasi
trakea kiri ringan. Tidak ada penyempitan lumen.

● Thyroid Stimulating Hormone Test

Hasil:
-Kadar hormon T4 (Tiroksin) didapatkan rendah, kadar hormon
T3 (Triiodotironina) Masih dalam batas normal, Kadar TSH
(Thyroid Stimulating Hormone) sangat tinggi dibandingkan kadar
normal. Temuan TSH tinggi dan FT4 rendah menunjukkan
hipotiroidisme primer akibat penyakit pada kelenjar tiroid.
Seperti hashimoto disease yaitu penyakit autoimun di mana, sel
imun menyerang sel tiroid sehingga kelenjar tiroid mengalami
peradangan/Inflamasi sehingga produksi hormon tiroid menjadi
terganggu. Penyakit thyroiditis dan Kongenital Hypothyroidism
juga dapat menyebabkan penurunan kadar hormon tiroid dan
peningkatan kadar TSH.

● Radioactive Iodine Uptake test

Gambar 1 Gambar 2
Hasil:
Keterangan (Gambar 1):
Pengambilan yodium radioaktif (RAIU) tes menunjukkan
pembesaran lobus tiroid kanan, dan tiroid kanan lebih besar
dibandingkan lobus tiroid kiri.

Keterangan (Gambar 2):


Pengambilan dan pemindaian thyroid scan mencerminkan kutub
atas lobus kanan mengandung area fotopenia yang konsisten
dengan nodul dingin/ Cold Nodule.

● Aspirasi Jarum Halus

Sistem Bethesda untuk Melaporkan Sitopatologi Tiroid:


Kategori Diagnostik yang Direkomendasikan*
Sistem Bethesda untuk Pelaporan Sitopatologi Tiroid: Risiko
Keganasan Tersirat dan Manajemen Klinis yang
Direkomendasikan

5.
TATALAKSANA Non-Farmakologi :
FARMAKOLOGI
Mencukupi Kebutuhan Yodium
S & NON
Untuk mencukupi kebutuhan yodium, WHO merekomendasikan
FARMAKOLOGI
asupan iodium sebesar 90 mikrogram (mcg) per hari untuk anak usia 0-
S 5 tahun, 120 mcg per hari untuk anak 6-12 tahun, 150 mcg per hari
untuk anak 12 tahun ke atas dan dewasa, serta 250 mcg per hari untuk
ibu hamil dan menyusui.

Farmakologi :

Levothyroxine tablet 100 mcg per hari (untuk mengatasi


hipotiroid)
EDUKASI
Rujuk Spesialis Penyakit Dalam

● Goiter merupakan pembesaran pada kelenjar tiroid.


● Kondisi yang dialami disebabkan karena kurang konsumsi
garam yang beryodium.
● Perlu mengkonsumsi makanan tinggi yodium seperti
garam beryodium, ikan laut.
● Segera kembali ke dokter jika terdapat gejala kesulitan
bernafas / benjolan bertambah besar dengan cepat.
● Terapi hipotiroid yang inadekuat dapat menyebabkan
gagal jantung, koma, hingga kematian. Sebaliknya jika
terapi adekuat menunjukkan prognosis yang baik dan
gejala berangsur berkurang dalam beberapa minggu atau
bulan.

Anda mungkin juga menyukai